Video klip di atas ada "over you" milik Miranda Lambert. SettiaBlog gunakan video klip ini karena SettiaBlog ambil potongan liriknya.
Weather man said it's gonna snow
Ramalan cuaca mengatakan akan turun salju
By now I should be used to the cold
Sekarang aku terbiasa dalam dingin
Bagaimanapun keadaan cuaca hari ini kita kan harus bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan keadaan. Lalu apa c kemampuan adaptasi itu? Perkembangan teknologi saat ini semakin cepat. Sebagai seorang pekerja, kemampuan adaptasi adalah bekal agar dapat bertahan dalam persaingan. Mampu beradaptasi dengan lingkungan dan proses kerja yang berubah akan membuat Anda lebih tahan banting di dunia kerja. Selain itu, kemampuan komunikasi dan kemampuan interpersonal Anda juga akan lebih berkembang dengan skill tersebut. Seperti apa sebenarnya skill adaptasi itu?
Kemampuan adaptasi di tempat kerja sebagai serangkaian keterampilan yang mencakup kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan perubahan di lingkungan mereka. Mampu beradaptasi berarti mampu merespons perubahan dengan cepat dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan. Beradaptasi juga berarti memiliki kemampuan komunikasi, berpikir kreatif dan problem solving. Adapun contoh kasus dari kemampuan ini di tempat kerja adalah sebagai berikut.
❖ Ketika ada perubahan terhadap proses, prosedur, atau praktik operasional dalam pekerjaan, Anda meminta penjelasan ke rekan kerja atau atasan. Hal ini dengan tujuan supaya Anda bisa membangun rencana untuk menghadapi perubahan tersebut.
❖ Anda meminta kesempatan mengerjakan suatu hal di luar pekerjaan utama dengan tujuan mempersiapkan diri ketika akan mendapat tanggung jawab baru.
Saat Anda sering merasa gugup untuk membagikan ide, Anda membuat goals bagi diri sendiri supaya bisa berkontribusi dalam rapat bersama tim.
❖ Untuk menyiapkan diri dalam menghadapi transisi pekerjaan, Anda menyimpan dan mengorganisir seluruh dokumen serta informasi seputar proyek-proyek yang dikerjakan.
❖ Anda mau mengubah rencana yang telah dipilih untuk mengerjakan suatu proyek karena ada situasi yang dapat menghambat proses dari proyek tersebut.
Mampu beradaptasi di tempat kerja penting agar Anda dapat menerapkan pendekatan berbeda untuk melakukan pekerjaan Anda. Ada beberapa kemampuan adaptasi yang bisa Anda terapkan,
1. Kemampuan komunikasi
Kemampuan beradaptasi dapat bergantung pada seberapa efektif komunikasi Anda dengan rekan tim dan atasan. Mampu berkomunikasi dengan baik menunjukkan keinginan Anda untuk berkembang dalam pekerjaan. Kemampuan mendengar aktif dan bentuk komunikasi lain seperti komunikasi nonverbal adalah aspek adaptasi yang sama pentingnya. Mendengarkan secara aktif menunjukkan bahwa Anda memiliki perhatian dalam bekerja. Sementara itu, keterampilan komunikasi nonverbal dapat membantu Anda mengatasi perubahan dalam hubungan tim atau dinamika di tempat kerja.
2. Kemampuan Interpersonal
Mirip dengan komunikasi efektif, kemampuan interpersonal berperan penting dalam kemampuan adaptasi Anda. Mampu berinteraksi dengan orang lain dengan baik dapat membantu Anda menghindari kesalahpahaman dalam kerja.
3. Kemampuan problem solving
Beradaptasi dengan perubahan juga dapat bergantung pada kemampuan problem solving. Anda dapat menggunakan kemampuan ini untuk menemukan solusi yang menghambat pekerjaan Anda. Selain itu, kemampuan ini membuat Anda mengamati dan menganalisis masalah dan seperti apa solusinya yang efektif. Jadi, Anda dapat melakukan penyesuaian atau perbaikan pada pekerjaan Anda agar lebih baik.
4. Kemampuan kerja sama tim
Kemampuan kerja sama tim penting untuk melakukan adaptasi dengan kepribadian dan dinamika kerja yang berbeda. Hal ini terutama jika Anda bekerja dalam tim yang terdiri atas berbagai latar belakang yang berbeda. Mampu bekerja dalam tim yang beragam serta menangani konflik, perbedaan ide, dan dinamika lainnya akan menunjukkan seberapa adaptif Anda dalam lingkungan tersebut.
5. Kemampuan resourceful
Sering kali, Anda mengetahui apa yang akan dikerjakan tetapi ndak memiliki sumber yang cukup. Untuk itulah kemampuan resourceful diperlukan. Jika Anda mudah beradaptasi, Anda akan dapat mencari sumber daya dan teknik baru yang belum pernah digunakan sebelumnya. Hal ini akan membuat Anda dapat bertahan dalam kondisi kerja apapun.
6. Kemampuan organisasi
Skill organisasi diperlukan agar Anda dapat beradaptasi di dunia kerja. Hal ini termasuk dalam mengatur dan menjaga area kerja Anda tetap rapi selama berkerja. Saat Anda mempertahankan area kerja, dokumen dan aspek lain dari pekerjaan Anda dengan teratur, Anda dapat lebih siap ketika dibutuhkan dalam keadaan mendesak.
7. Rasa ingin tahu
Jika Anda memiliki kemampuan adaptasi yang baik, perubahan tidaklah menakutkan untuk Anda. Sebaliknya, perubahan akan menggelitik rasa ingin tahu Anda. Apa pun yang menonjol atau berbeda akan membuat Anda penasaran. Ketika Anda merasa penasaran, Anda jadi terdorong untuk mempelajarinya. Anda juga ndak takut dengan ide, saran, atau kritik yang membangun.
Sekarang, Anda sudah mengetahui seberapa pentingnya kemampuan ini di tempat kerja. Nah, berikut ini ada beberapa cara mengembangkan kemampuan adaptasi.
❑ Menyadari akan adanya perubahan dalam lingkungan kerja Anda
❑ Mengembangkan growth mindset
❑ Meningkatkan kemampuan problem solving
❑ Menentukan goals untuk diri sendiri
❑ Meminta feedback ke atasan
❑ Menerima perubahan ketika hal tersebut terjadi
❑ Melakukan berpikir kritis ketika mencoba memahami perubahan yang terjadi
❑ Mendorong diri untuk keluar dari zona nyaman
❑ Fokus pada hal yang terjadi di masa sekarang
Perkembangan teknologi dan industri saat ini yang semakin cepat membuat perusahaan mendorong karyawannya untuk memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Sebagai pekerja, Anda bisa meningkatkan kemampuan adaptasi Anda dengan menambah pengetahuan Anda. Mmm... , salah satu caranya adalah dengan membaca beragam artikel yang ada di Settia Blog. He... he.... ndak... ndak... bercanda. Maafin SettiaBlog ya. SettiaBlog percaya, semua ngerti kok maksud bahasan ini.
Weather man said it's gonna snow
Ramalan cuaca mengatakan akan turun salju
By now I should be used to the cold
Sekarang aku terbiasa dalam dingin
Bagaimanapun keadaan cuaca hari ini kita kan harus bisa menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan keadaan. Lalu apa c kemampuan adaptasi itu? Perkembangan teknologi saat ini semakin cepat. Sebagai seorang pekerja, kemampuan adaptasi adalah bekal agar dapat bertahan dalam persaingan. Mampu beradaptasi dengan lingkungan dan proses kerja yang berubah akan membuat Anda lebih tahan banting di dunia kerja. Selain itu, kemampuan komunikasi dan kemampuan interpersonal Anda juga akan lebih berkembang dengan skill tersebut. Seperti apa sebenarnya skill adaptasi itu?
Kemampuan adaptasi di tempat kerja sebagai serangkaian keterampilan yang mencakup kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan perubahan di lingkungan mereka. Mampu beradaptasi berarti mampu merespons perubahan dengan cepat dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan. Beradaptasi juga berarti memiliki kemampuan komunikasi, berpikir kreatif dan problem solving. Adapun contoh kasus dari kemampuan ini di tempat kerja adalah sebagai berikut.
❖ Ketika ada perubahan terhadap proses, prosedur, atau praktik operasional dalam pekerjaan, Anda meminta penjelasan ke rekan kerja atau atasan. Hal ini dengan tujuan supaya Anda bisa membangun rencana untuk menghadapi perubahan tersebut.
❖ Anda meminta kesempatan mengerjakan suatu hal di luar pekerjaan utama dengan tujuan mempersiapkan diri ketika akan mendapat tanggung jawab baru.
Saat Anda sering merasa gugup untuk membagikan ide, Anda membuat goals bagi diri sendiri supaya bisa berkontribusi dalam rapat bersama tim.
❖ Untuk menyiapkan diri dalam menghadapi transisi pekerjaan, Anda menyimpan dan mengorganisir seluruh dokumen serta informasi seputar proyek-proyek yang dikerjakan.
❖ Anda mau mengubah rencana yang telah dipilih untuk mengerjakan suatu proyek karena ada situasi yang dapat menghambat proses dari proyek tersebut.
Mampu beradaptasi di tempat kerja penting agar Anda dapat menerapkan pendekatan berbeda untuk melakukan pekerjaan Anda. Ada beberapa kemampuan adaptasi yang bisa Anda terapkan,
1. Kemampuan komunikasi
Kemampuan beradaptasi dapat bergantung pada seberapa efektif komunikasi Anda dengan rekan tim dan atasan. Mampu berkomunikasi dengan baik menunjukkan keinginan Anda untuk berkembang dalam pekerjaan. Kemampuan mendengar aktif dan bentuk komunikasi lain seperti komunikasi nonverbal adalah aspek adaptasi yang sama pentingnya. Mendengarkan secara aktif menunjukkan bahwa Anda memiliki perhatian dalam bekerja. Sementara itu, keterampilan komunikasi nonverbal dapat membantu Anda mengatasi perubahan dalam hubungan tim atau dinamika di tempat kerja.
2. Kemampuan Interpersonal
Mirip dengan komunikasi efektif, kemampuan interpersonal berperan penting dalam kemampuan adaptasi Anda. Mampu berinteraksi dengan orang lain dengan baik dapat membantu Anda menghindari kesalahpahaman dalam kerja.
3. Kemampuan problem solving
Beradaptasi dengan perubahan juga dapat bergantung pada kemampuan problem solving. Anda dapat menggunakan kemampuan ini untuk menemukan solusi yang menghambat pekerjaan Anda. Selain itu, kemampuan ini membuat Anda mengamati dan menganalisis masalah dan seperti apa solusinya yang efektif. Jadi, Anda dapat melakukan penyesuaian atau perbaikan pada pekerjaan Anda agar lebih baik.
4. Kemampuan kerja sama tim
Kemampuan kerja sama tim penting untuk melakukan adaptasi dengan kepribadian dan dinamika kerja yang berbeda. Hal ini terutama jika Anda bekerja dalam tim yang terdiri atas berbagai latar belakang yang berbeda. Mampu bekerja dalam tim yang beragam serta menangani konflik, perbedaan ide, dan dinamika lainnya akan menunjukkan seberapa adaptif Anda dalam lingkungan tersebut.
5. Kemampuan resourceful
Sering kali, Anda mengetahui apa yang akan dikerjakan tetapi ndak memiliki sumber yang cukup. Untuk itulah kemampuan resourceful diperlukan. Jika Anda mudah beradaptasi, Anda akan dapat mencari sumber daya dan teknik baru yang belum pernah digunakan sebelumnya. Hal ini akan membuat Anda dapat bertahan dalam kondisi kerja apapun.
6. Kemampuan organisasi
Skill organisasi diperlukan agar Anda dapat beradaptasi di dunia kerja. Hal ini termasuk dalam mengatur dan menjaga area kerja Anda tetap rapi selama berkerja. Saat Anda mempertahankan area kerja, dokumen dan aspek lain dari pekerjaan Anda dengan teratur, Anda dapat lebih siap ketika dibutuhkan dalam keadaan mendesak.
7. Rasa ingin tahu
Jika Anda memiliki kemampuan adaptasi yang baik, perubahan tidaklah menakutkan untuk Anda. Sebaliknya, perubahan akan menggelitik rasa ingin tahu Anda. Apa pun yang menonjol atau berbeda akan membuat Anda penasaran. Ketika Anda merasa penasaran, Anda jadi terdorong untuk mempelajarinya. Anda juga ndak takut dengan ide, saran, atau kritik yang membangun.
Sekarang, Anda sudah mengetahui seberapa pentingnya kemampuan ini di tempat kerja. Nah, berikut ini ada beberapa cara mengembangkan kemampuan adaptasi.
❑ Menyadari akan adanya perubahan dalam lingkungan kerja Anda
❑ Mengembangkan growth mindset
❑ Meningkatkan kemampuan problem solving
❑ Menentukan goals untuk diri sendiri
❑ Meminta feedback ke atasan
❑ Menerima perubahan ketika hal tersebut terjadi
❑ Melakukan berpikir kritis ketika mencoba memahami perubahan yang terjadi
❑ Mendorong diri untuk keluar dari zona nyaman
❑ Fokus pada hal yang terjadi di masa sekarang
Perkembangan teknologi dan industri saat ini yang semakin cepat membuat perusahaan mendorong karyawannya untuk memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Sebagai pekerja, Anda bisa meningkatkan kemampuan adaptasi Anda dengan menambah pengetahuan Anda. Mmm... , salah satu caranya adalah dengan membaca beragam artikel yang ada di Settia Blog. He... he.... ndak... ndak... bercanda. Maafin SettiaBlog ya. SettiaBlog percaya, semua ngerti kok maksud bahasan ini.
Untuk video klip kedua ada "space in my heart" milik Enrique Iglesias.
"Sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita membenahi akidah menuju iman yang lurus. Bersungguh-sungguh memohon ampunan dari Allah Maha Bijaksana, berlindung kepada-Nya, sebagai satu-satunya tempat mengadu dan mencurahkan segala kesusahan hati."
Apakah Anda pernah berpikir bahwa mungkin masalah yang kita hadapi ndak besar? Bisa saja hati kitalah yang terlalu sempit, sehingga masalah berdesak-desakan membuat dada terasa penuh dan sesak. Ya! Andai kita mau berupaya melapangkan ruang di hati, agar menjadi lebih luas lagi. Mungkin hati kita bisa menampung beban, di mana orang lain pun mampu. Lalu, kita pun mampu berkiprah di tengah masyarakat. Penuh keberanian melewati berbagai kenyataan pahit, berupa masalah yang datang silih berganti. Lantas, apa yang harus kita lakukan untuk meluaskan hati? Bagaimana caranya agar kita kuat menghadapi terpaan masalah dan tetap berkiprah di tengah masyarakat dengan percaya diri?
Setiap Manusia Sama
Setiap manusia sejatinya sama, memiliki naluri yang melahirkan potensi yang sama pula. Karenanya, masing-masing manusia memiliki kepekaan hati yang sama, yang dengannya mampu menampung kapasitas masalah yang sama pula. Karena manusia memiliki naluri dan potensi yang sama, maka yang harus kita lakukan juga sama. Seperti pendahulu kita dan para salaf saleh lainnya yang mencontohkan bagaimana sikap bijaksana dalam menjalani kehidupannya. Maka, kita pun sejatinya mampu mengembangkan sikap yang mencerminkan kebijaksanaan pula. Kita bisa belajar dari mereka yang melekat padanya sifat-sifat mulia. Manusia pertama yang bisa kita jadikan teladan tentunya Rasulullah SAW., kemudian dilanjutkan para sahabat, berikutnya para ulama. Mereka adalah cerminan agungnya sikap manusia yang mampu tetap berkarya dan berkiprah di tengah umat di tengah berbagai ujian yang menyertainya. Nabi dan para sahabat ini memiliki kapasitas hati yang sama dengan kita. Bedanya mereka kuat menghadapi masalah, namun kita ndak. Karena mereka senantiasa bekerja dengan dorongan iman, memiliki tujuan yang jelas, dan percaya bahwa Allah SWT menciptakan setiap manusia dengan segala keistimewaan yang ada pada dirinya masing-masing.
Layaknya Pohon
Setiap manusia memiliki cita-cita dan harapan yang ingin dicapai dalam hidupnya. Katakan saja harapan yang digantung setinggi-tingginya itu layaknya pohon yang tinggi menjulang, akar yang kuat sangat dibutuhkan. Pohon harapan ini, ndak masalah jika tiba-tiba badai menerpa dan menggoyahkan batang dan cabang-cabangnya. Akar yang kokoh akan menopang pohon agar ndak tumbang. Nah, akar ini layaknya iman yakni fondasi seorang muslim untuk terus meningkatkan ketaatan. Keimanan yang mendorong muslim memahami bahwa ujian adalah bagian dari kehidupan yang harus dihadapi dengan rida, qanaah, dan penuh kesabaran bahwa Allah SWT ndak akan menguji di luar kesanggupan. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 286,
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya, dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya."
Isi Hati dengan Iman
Jika pohon harapan itu suatu hari berbuah amal kebajikan, maka keimanan adalah sumber kekuatan dan fondasi dalam amalannya. Iman akan terus menutrisi pohon kebajikan untuk menghasilkan amal-amal hebat yang berbuah lebat, dan tentunya bermanfaat untuk orang lain. Iman kepada Allah SWT dan segala yang disyariatkan-Nya, jika ditanamkan dalam benak setiap muslim, lalu dibarengi dengan sistem manajemen diri yang baik, yakni meletakkan tujuan yang jelas (rida Allah) dan sikap mencintai apa pun kekurangan dan kelebihan yang kita miliki, akan membentuk kepribadian ideal bagi setiap muslim. Hidup penuh rasa syukur dan mencintai diri sendiri, yang karenanya ia ndak akan tinggi hati bila dipuji, ndak pula tumbang bila dicaci. Karena itu, Rasulullah SAW dan para salaf saleh terdahulu senantiasa melapangkan hati sebesar-besarnya untuk menerima setiap qada dari Allah SWT. Hati yang lapang bukan untuk diisi dengan masalah. Sebaliknya, diisi dengan rasa syukur yang disertai keyakinan, bahwa hadirnya masalah bukan untuk mematahkan semangat, melainkan sebagai batu loncatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Begitulah, ruang besar di hati itu ndak diisi dengan masalah. Melainkan dengan iman, keridha-an, qanaah, kesabaran, serta sikap mencintai diri. Karenanya, seorang muslim ndak akan melakukan hal bodoh, semisal menyalahkan diri sendiri, atau bahkan menyalahkan Allah SWT atas derita yang ia alami. Ridha dengan ketentuan yang Allah SWT tetapkan, tentunya ndak datang begitu saja tanpa dibarengi dengan keimanan yang benar, serta akidah yang lurus. Yakni keimanan yang hanya dicapai setelah kita memahami tujuan keberadaan kita sebagai insan. Yaitu untuk merealisasikan diri sebagai hamba terbaik. Allah SWT telah menjelaskan tujuan setiap hamba diciptakan, ndak lain untuk beribadah kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT di surah Az-Zariyat ayat 56 yang artinya,
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
Bukan Sekularisme
Jelas, tujuan ini sangat bertentangan dengan konsep sekularisme yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat hari ini. Ide pemisahan agama dari kehidupan ini telah membuat manusia menjadi kerdil dan bersikap egoistis yang hanya mementingkan keuntungan diri sendiri dan abai pada masalah orang lain. Pada faktanya, ide sekularisme inilah yang membuat manusia terjebak dengan kehidupan yang penuh konflik. Konflik terhadap sesama, juga konflik dengan diri sendiri. Akibat menjauhkan agama dari kehidupan, konsep kehidupan muslim telah berubah menjadi kemanfaatan, bukan lagi iman dan ketakwaan. Saat kita hidup jauh dari agama, maka tujuan hidup adalah memenuhi hawa nafsu dan keinginan syahwat belaka. Dunia kita pun menjadi sempit, baik pemikiran, juga hati. Pemikiran yang sempit akan suka membesarbesarkan masalah. Hati yang sempit, ndak akan mampu menampung masalah, bahkan yang tergolong kecil. Karenanya konsep iman dan takwa yang menjadi cita-cita setiap muslim takkan pernah sejalan dengan paham sekularisme yang menjauhkan agama dari kehidupan. Karenanya, asas dalam kehidupan inilah yang wajib terlebih dahulu kita perbaiki. Campakkan pemikiran sesat, adopsi asas Islam sepenuhnya. Jelas, sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita membenahi akidah menuju iman yang lurus. Bersungguh-sungguh memohon ampunan dari Allah Maha Bijaksana, berlindung kepada-Nya, sebagai satu-satunya tempat mengadu dan mencurahkan segala kesusahan hati. Mari kita memohon kepada-Nya untuk dikuatkan iman di tengah berbagai petaka yang lahir dari sistem sekuler yang menafikkan keberadaan agama sebagai petunjuk dalam kehidupan kita, hari ini. Sembari berupaya sekuat tenaga mengembalikan sistem Islam sebagai landasan kehidupan bernegara. Yakni sistem yang mampu melahirkan jiwa-jiwa yang kuat, beriman yang ndak patah saat dicaci, namun ndak tinggi hatinya saat dipuji.
Apakah Anda pernah berpikir bahwa mungkin masalah yang kita hadapi ndak besar? Bisa saja hati kitalah yang terlalu sempit, sehingga masalah berdesak-desakan membuat dada terasa penuh dan sesak. Ya! Andai kita mau berupaya melapangkan ruang di hati, agar menjadi lebih luas lagi. Mungkin hati kita bisa menampung beban, di mana orang lain pun mampu. Lalu, kita pun mampu berkiprah di tengah masyarakat. Penuh keberanian melewati berbagai kenyataan pahit, berupa masalah yang datang silih berganti. Lantas, apa yang harus kita lakukan untuk meluaskan hati? Bagaimana caranya agar kita kuat menghadapi terpaan masalah dan tetap berkiprah di tengah masyarakat dengan percaya diri?
Setiap Manusia Sama
Setiap manusia sejatinya sama, memiliki naluri yang melahirkan potensi yang sama pula. Karenanya, masing-masing manusia memiliki kepekaan hati yang sama, yang dengannya mampu menampung kapasitas masalah yang sama pula. Karena manusia memiliki naluri dan potensi yang sama, maka yang harus kita lakukan juga sama. Seperti pendahulu kita dan para salaf saleh lainnya yang mencontohkan bagaimana sikap bijaksana dalam menjalani kehidupannya. Maka, kita pun sejatinya mampu mengembangkan sikap yang mencerminkan kebijaksanaan pula. Kita bisa belajar dari mereka yang melekat padanya sifat-sifat mulia. Manusia pertama yang bisa kita jadikan teladan tentunya Rasulullah SAW., kemudian dilanjutkan para sahabat, berikutnya para ulama. Mereka adalah cerminan agungnya sikap manusia yang mampu tetap berkarya dan berkiprah di tengah umat di tengah berbagai ujian yang menyertainya. Nabi dan para sahabat ini memiliki kapasitas hati yang sama dengan kita. Bedanya mereka kuat menghadapi masalah, namun kita ndak. Karena mereka senantiasa bekerja dengan dorongan iman, memiliki tujuan yang jelas, dan percaya bahwa Allah SWT menciptakan setiap manusia dengan segala keistimewaan yang ada pada dirinya masing-masing.
Layaknya Pohon
Setiap manusia memiliki cita-cita dan harapan yang ingin dicapai dalam hidupnya. Katakan saja harapan yang digantung setinggi-tingginya itu layaknya pohon yang tinggi menjulang, akar yang kuat sangat dibutuhkan. Pohon harapan ini, ndak masalah jika tiba-tiba badai menerpa dan menggoyahkan batang dan cabang-cabangnya. Akar yang kokoh akan menopang pohon agar ndak tumbang. Nah, akar ini layaknya iman yakni fondasi seorang muslim untuk terus meningkatkan ketaatan. Keimanan yang mendorong muslim memahami bahwa ujian adalah bagian dari kehidupan yang harus dihadapi dengan rida, qanaah, dan penuh kesabaran bahwa Allah SWT ndak akan menguji di luar kesanggupan. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 286,
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya, dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya."
Isi Hati dengan Iman
Jika pohon harapan itu suatu hari berbuah amal kebajikan, maka keimanan adalah sumber kekuatan dan fondasi dalam amalannya. Iman akan terus menutrisi pohon kebajikan untuk menghasilkan amal-amal hebat yang berbuah lebat, dan tentunya bermanfaat untuk orang lain. Iman kepada Allah SWT dan segala yang disyariatkan-Nya, jika ditanamkan dalam benak setiap muslim, lalu dibarengi dengan sistem manajemen diri yang baik, yakni meletakkan tujuan yang jelas (rida Allah) dan sikap mencintai apa pun kekurangan dan kelebihan yang kita miliki, akan membentuk kepribadian ideal bagi setiap muslim. Hidup penuh rasa syukur dan mencintai diri sendiri, yang karenanya ia ndak akan tinggi hati bila dipuji, ndak pula tumbang bila dicaci. Karena itu, Rasulullah SAW dan para salaf saleh terdahulu senantiasa melapangkan hati sebesar-besarnya untuk menerima setiap qada dari Allah SWT. Hati yang lapang bukan untuk diisi dengan masalah. Sebaliknya, diisi dengan rasa syukur yang disertai keyakinan, bahwa hadirnya masalah bukan untuk mematahkan semangat, melainkan sebagai batu loncatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Begitulah, ruang besar di hati itu ndak diisi dengan masalah. Melainkan dengan iman, keridha-an, qanaah, kesabaran, serta sikap mencintai diri. Karenanya, seorang muslim ndak akan melakukan hal bodoh, semisal menyalahkan diri sendiri, atau bahkan menyalahkan Allah SWT atas derita yang ia alami. Ridha dengan ketentuan yang Allah SWT tetapkan, tentunya ndak datang begitu saja tanpa dibarengi dengan keimanan yang benar, serta akidah yang lurus. Yakni keimanan yang hanya dicapai setelah kita memahami tujuan keberadaan kita sebagai insan. Yaitu untuk merealisasikan diri sebagai hamba terbaik. Allah SWT telah menjelaskan tujuan setiap hamba diciptakan, ndak lain untuk beribadah kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah SWT di surah Az-Zariyat ayat 56 yang artinya,
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
Bukan Sekularisme
Jelas, tujuan ini sangat bertentangan dengan konsep sekularisme yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat hari ini. Ide pemisahan agama dari kehidupan ini telah membuat manusia menjadi kerdil dan bersikap egoistis yang hanya mementingkan keuntungan diri sendiri dan abai pada masalah orang lain. Pada faktanya, ide sekularisme inilah yang membuat manusia terjebak dengan kehidupan yang penuh konflik. Konflik terhadap sesama, juga konflik dengan diri sendiri. Akibat menjauhkan agama dari kehidupan, konsep kehidupan muslim telah berubah menjadi kemanfaatan, bukan lagi iman dan ketakwaan. Saat kita hidup jauh dari agama, maka tujuan hidup adalah memenuhi hawa nafsu dan keinginan syahwat belaka. Dunia kita pun menjadi sempit, baik pemikiran, juga hati. Pemikiran yang sempit akan suka membesarbesarkan masalah. Hati yang sempit, ndak akan mampu menampung masalah, bahkan yang tergolong kecil. Karenanya konsep iman dan takwa yang menjadi cita-cita setiap muslim takkan pernah sejalan dengan paham sekularisme yang menjauhkan agama dari kehidupan. Karenanya, asas dalam kehidupan inilah yang wajib terlebih dahulu kita perbaiki. Campakkan pemikiran sesat, adopsi asas Islam sepenuhnya. Jelas, sebagai seorang muslim sudah sepatutnya kita membenahi akidah menuju iman yang lurus. Bersungguh-sungguh memohon ampunan dari Allah Maha Bijaksana, berlindung kepada-Nya, sebagai satu-satunya tempat mengadu dan mencurahkan segala kesusahan hati. Mari kita memohon kepada-Nya untuk dikuatkan iman di tengah berbagai petaka yang lahir dari sistem sekuler yang menafikkan keberadaan agama sebagai petunjuk dalam kehidupan kita, hari ini. Sembari berupaya sekuat tenaga mengembalikan sistem Islam sebagai landasan kehidupan bernegara. Yakni sistem yang mampu melahirkan jiwa-jiwa yang kuat, beriman yang ndak patah saat dicaci, namun ndak tinggi hatinya saat dipuji.
No comments:
Post a Comment