Pada bahasan kali ini SettiaBlog kasih video klip "here come the sun" versinya Christina Perri. SettiaBlog suka tampilan foto - foto lama dengan berbagai pose. Liriknya sendiri juga bagus lho ini, ya berkaitan dengan adanya harapan untuk melewati masa yang sulit. Pada saat mengalami kesulitan, mungkin kita merasa masa tersebut berlangsung sangat lama. Bahkan sering juga merasa ndak ada kepastian dalam menjalani kehidupan ini. Hal itu diibaratkan dengan musim dingin yang panjang, sepi, dan tentunya dingin. Kedatangan matahari seakan-akan memberikan harapan bahwa masa sulit akan segera berakhir.
Para ahli Matematika bilang,
"Ketidakpastian adalah satu-satunya kepastian yang ada."
Mereka bilang kayak gitu tentu ada perhitungan yang matang, cuma agak susah c untuk dijelasinnya. Di lanjut aja ya. Cemas pada ketidakpastian akan sesuatu hal berdampak lebih besar bagi kesehatan daripada kesedihan ketika kita mengalami suatu hal itu sendiri. Misalnya, ketika ada yang sedang menunggu hasil wawancara kerja dalam jangka waktu yang cukup lama. Orang tersebut pasti merasa cemas karena ndak kunjung diberi kepastian. Cemas semacam inilah yang lebih mengganggu kesehatan dibandingkan kesedihan setelah mendengar hasil yang pasti jika gagal wawancara. Otak kita menganggap ambiguitas sebagai musuh. Makanya ketika situasi ndak pasti datang, otak kita berusaha untuk melakukan beragam cara agar bisa mendapat kepastian. Akan tetapi, ketidakpastian itu sudah menjadi bagian dari hidup kita. Oleh sebab itu, lebih efektif jika kita melatih diri untuk menerima ketidakpastian itu. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi ketidakpastian:
す. Jangan dilawan tapi cobalah untuk menerimanya
Rasa cemas dan khawatir seringkali menghambat langkah kita untuk maju. Sedangkan memikirkan ketidakpastian hampir ndak ada ujungnya. Daripada kita menyangkalnya, alangkah lebih baik kita belajar untuk menerimanya. Penerimaan yang dimaksud ialah memahami bahwa situasi sulit ini memang harus dialami. Karena setelah menerimanya, energi kita yang semula habis untuk mencemaskan ketidakpastian akan beralih melakukan hal lainnya yang lebih bermakna.
す. Mulai prioritaskan diri sendiri
Ini berbeda dengan menjadi egois yang berlebihan. Untuk bisa menghadapi situasi sulit, diri kita ibarat aset penting. Karena jika kita kuat, sebesar apapun hambatan yang datang akan bisa kita lalui. Di tengah situasi ndak menentu, kita harus lebih memperhatikan diri kita sendiri. Seperti menjaga kesehatan, pola makan teratur, serta istirahat yang cukup. Layaknya pepatah lama yang sering kita dengar, di balik tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat. Nah salah satu investasi penting yang bisa kita lakukan ke diri kita adalah dengan melakukan hal-hal menyenangkan. Tapi jangan sampai kita impulsif lalu malah menyakiti diri sendiri dengan tameng self healing. Bisa dari hal-hal kecil aja. Misalnya tidur siang sebentar. Menonton video-video lucu. Bercocok tanam. Atau apapun yang menjadi hobi. Ndak lupa juga untuk mengurangi intensitas bermain media sosial karena umumnya jika terlalu lama akan berdampak buruk.
す. Kurangi pemikiran negatif
Kita pasti sering memikirkan skenario terburuk akan suatu hal. Awalnya berniat untuk ndak terlalu berharap dan bersiap pada apapun hasilnya. Tapi, pikiran yang cenderung negatif ini bisa memicu stres kita, lho. Berpikir negatif membuat pikiran kita jadi sempit. Ndak leluasa menangkap peluang, timbul ketakutan-ketakutan berlebihan, sehingga menghambat produktivitas dan kreativitas. Sedangkan jika dialihkan pada pemikiran positif, kita bisa menemukan potensi tersembunyi yang bisa menjadi kesempatan baik. Kita jadi terdorong untuk berani mengambil tantangan dan menjadi lebih kuat dan tabah.
す . Berhenti mengandalkan orang lain
Memang akan menyenangkan rasanya jika ada orang lain yang perhatian hingga mau mengulurkan bantuan kepada kita. Namun hal ini bisa jadi jebakan untuk kita. Biasanya, saat ada orang lain yang diandalkan untuk membantu dalam situasi sulit, kita cenderung jadi ndak mandiri. Malah mungkin 'melarikan diri' dari masalah yang dihadapi. Sedangkan baiknya kita mampu memecahkan masalah itu sendiri. Mengurangi kebiasaan mengandalkan bisa dimulai dengan lebih berani untuk bertanggung jawab. Mengubah energi untuk mengeluh menjadi energi untuk memecahkan masalah tanpa harus merepotkan orang-orang di sekitar kita.
す. Tentukan tujuan besar
Harapan memegang peranan penting yang menadi penyemangat kita untuk terus bangkit. Harapan juga jadi pegangan kita supaya bisa tangguh mengarungi situasi yang penuh ketidakpastian. Langkah pertama menumbuhkan harapan yaitu dengan menentukan tujuan besar yang ingin dicapai. Bukan sekadar visi pribadi, tapi bagaimana tujuan ini memberi makna akan diri kita untuk lingkungan kita. Kalau kita sudah menyadari apa makna diri kita, maka situasi apapun ndak akan menggoyahkan langkah kita. Apapun tujuan besar kita.
Kalau SettiaBlog sendiri c ndak pernah berpikir yang terlalu ribet, karena SettiaBlog percaya, SettiaBlog di lahirkan ke dunia ini udah memiliki alur dan jalannya sendiri, tinggal menjalaninya dengan ikhlas dan sabar.
Lebih baik mempunyai kehidupan yang bermakna dan memberikan perbedaan dibandingkan hanya mempunyai umur yang panjang. Dan sesuatu akan terlihat berkesan jika hal tersebut dapat bermakna dan penuh warna.
Kalau prinsip SettiaBlog kayak gitu, yang ini ndak usah di tiru lho ya.
Para ahli Matematika bilang,
"Ketidakpastian adalah satu-satunya kepastian yang ada."
Mereka bilang kayak gitu tentu ada perhitungan yang matang, cuma agak susah c untuk dijelasinnya. Di lanjut aja ya. Cemas pada ketidakpastian akan sesuatu hal berdampak lebih besar bagi kesehatan daripada kesedihan ketika kita mengalami suatu hal itu sendiri. Misalnya, ketika ada yang sedang menunggu hasil wawancara kerja dalam jangka waktu yang cukup lama. Orang tersebut pasti merasa cemas karena ndak kunjung diberi kepastian. Cemas semacam inilah yang lebih mengganggu kesehatan dibandingkan kesedihan setelah mendengar hasil yang pasti jika gagal wawancara. Otak kita menganggap ambiguitas sebagai musuh. Makanya ketika situasi ndak pasti datang, otak kita berusaha untuk melakukan beragam cara agar bisa mendapat kepastian. Akan tetapi, ketidakpastian itu sudah menjadi bagian dari hidup kita. Oleh sebab itu, lebih efektif jika kita melatih diri untuk menerima ketidakpastian itu. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menghadapi ketidakpastian:
す. Jangan dilawan tapi cobalah untuk menerimanya
Rasa cemas dan khawatir seringkali menghambat langkah kita untuk maju. Sedangkan memikirkan ketidakpastian hampir ndak ada ujungnya. Daripada kita menyangkalnya, alangkah lebih baik kita belajar untuk menerimanya. Penerimaan yang dimaksud ialah memahami bahwa situasi sulit ini memang harus dialami. Karena setelah menerimanya, energi kita yang semula habis untuk mencemaskan ketidakpastian akan beralih melakukan hal lainnya yang lebih bermakna.
す. Mulai prioritaskan diri sendiri
Ini berbeda dengan menjadi egois yang berlebihan. Untuk bisa menghadapi situasi sulit, diri kita ibarat aset penting. Karena jika kita kuat, sebesar apapun hambatan yang datang akan bisa kita lalui. Di tengah situasi ndak menentu, kita harus lebih memperhatikan diri kita sendiri. Seperti menjaga kesehatan, pola makan teratur, serta istirahat yang cukup. Layaknya pepatah lama yang sering kita dengar, di balik tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat. Nah salah satu investasi penting yang bisa kita lakukan ke diri kita adalah dengan melakukan hal-hal menyenangkan. Tapi jangan sampai kita impulsif lalu malah menyakiti diri sendiri dengan tameng self healing. Bisa dari hal-hal kecil aja. Misalnya tidur siang sebentar. Menonton video-video lucu. Bercocok tanam. Atau apapun yang menjadi hobi. Ndak lupa juga untuk mengurangi intensitas bermain media sosial karena umumnya jika terlalu lama akan berdampak buruk.
す. Kurangi pemikiran negatif
Kita pasti sering memikirkan skenario terburuk akan suatu hal. Awalnya berniat untuk ndak terlalu berharap dan bersiap pada apapun hasilnya. Tapi, pikiran yang cenderung negatif ini bisa memicu stres kita, lho. Berpikir negatif membuat pikiran kita jadi sempit. Ndak leluasa menangkap peluang, timbul ketakutan-ketakutan berlebihan, sehingga menghambat produktivitas dan kreativitas. Sedangkan jika dialihkan pada pemikiran positif, kita bisa menemukan potensi tersembunyi yang bisa menjadi kesempatan baik. Kita jadi terdorong untuk berani mengambil tantangan dan menjadi lebih kuat dan tabah.
す . Berhenti mengandalkan orang lain
Memang akan menyenangkan rasanya jika ada orang lain yang perhatian hingga mau mengulurkan bantuan kepada kita. Namun hal ini bisa jadi jebakan untuk kita. Biasanya, saat ada orang lain yang diandalkan untuk membantu dalam situasi sulit, kita cenderung jadi ndak mandiri. Malah mungkin 'melarikan diri' dari masalah yang dihadapi. Sedangkan baiknya kita mampu memecahkan masalah itu sendiri. Mengurangi kebiasaan mengandalkan bisa dimulai dengan lebih berani untuk bertanggung jawab. Mengubah energi untuk mengeluh menjadi energi untuk memecahkan masalah tanpa harus merepotkan orang-orang di sekitar kita.
す. Tentukan tujuan besar
Harapan memegang peranan penting yang menadi penyemangat kita untuk terus bangkit. Harapan juga jadi pegangan kita supaya bisa tangguh mengarungi situasi yang penuh ketidakpastian. Langkah pertama menumbuhkan harapan yaitu dengan menentukan tujuan besar yang ingin dicapai. Bukan sekadar visi pribadi, tapi bagaimana tujuan ini memberi makna akan diri kita untuk lingkungan kita. Kalau kita sudah menyadari apa makna diri kita, maka situasi apapun ndak akan menggoyahkan langkah kita. Apapun tujuan besar kita.
Kalau SettiaBlog sendiri c ndak pernah berpikir yang terlalu ribet, karena SettiaBlog percaya, SettiaBlog di lahirkan ke dunia ini udah memiliki alur dan jalannya sendiri, tinggal menjalaninya dengan ikhlas dan sabar.
Lebih baik mempunyai kehidupan yang bermakna dan memberikan perbedaan dibandingkan hanya mempunyai umur yang panjang. Dan sesuatu akan terlihat berkesan jika hal tersebut dapat bermakna dan penuh warna.
Kalau prinsip SettiaBlog kayak gitu, yang ini ndak usah di tiru lho ya.
Untuk video klip kedua SettiaBlog kasih
girlband asal negara Jepang.
Bi-Ray dengan lagunya "Butterfly". Katanya c tiap personilnya memiliki tingkat oktaf berbeda dan di gabungkan. Secara vokal bagus kok. Lha kok malah membahas girlband ini gimana c? Sebentar.... tenang tho, sabar dikit...! Thu kan jadi lupa mau mengetik apa tadi, ya udah.
Hidup adalah tentang membuat keputusan. Setiap saat dalam sehari kita membuat keputusan, ada yang biasa aja dan ada yang sangat berarti. Di pagi hari, kita harus memutuskan apa yang akan dikenakan dan apa yang akan dimakan dan di sore hari kita mungkin harus memutuskan saham apa yang akan diinvestasikan atau bagaimana menanggapi krisis. Sebelum memutuskan tindakan apa pun, kita berharap dapat memastikan bahwa kita membuat keputusan terbaik.
Setiap orang tentu mendambakan kepastian dalam hidup. Kepastian memberi kita rasa aman dan perasaan bahwa kita memiliki kendali atas hidup. Itulah sebabnya kita memeriksa ramalan cuaca, ndak sabar menunggu hasil USG yang menunjukkan jenis kelamin anak kita, dan melakukan investasi dengan hasil yang paling stabil. Namun, meskipun terus-menerus mencari kepastian tentang apa yang akan terjadi di masa depan, ketidakpastian telah terjalin dalam jalinan alam semesta oleh kebijaksanaan Allah SWT yang ndak terbatas. Segala sesuatu dalam hidup ini akan berubah kecuali Allah SWT. Musim, warna pohon, emosi kita, anak-anak kita, dan bahkan kepribadian kita selalu berubah, semuanya dengan tingkat prediktabilitas yang berbeda-beda. Satu-satunya hal yang mutlak dan konstan di alam semesta adalah Allah SWT; seperti yang Dia katakan, "... Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah." (buka Al Qur'an surat Al-Qashash Ayat 88)
Allah SWT mengingatkan kita bahwa hanya Dia yang memiliki kepastian dan kendali atas urusan paling mendasar dalam hidup ini. “Sesungguhnya Allah memiliki pengetahuan tentang hari Kiamat, menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dia kerjakan besok. (Begitu pula,) tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti" (buka Al Qur'an surat Luqman Ayat 34)
Ayat ini mengingatkan kita ndak hanya tentang pengetahuan Allah SWT yang ndak terbatas tetapi juga bahwa bagi manusia hampir semuanya ndak pasti dan ndak pasti. Kapan dunia ini akan berakhir, di mana dan kapan hujan akan turun , nasib anak pada tahap awal dalam rahim, pekerjaan dan kekayaan kita, dan waktu kematian kita adalah semua hal yang ndak akan pernah kita capai kepastiannya terlepas dari kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Orang yang mampu menoleransi ketidakpastian dan merasa nyaman dengan ketidakpastian akan mampu berfungsi lebih baik dalam hidup daripada orang yang terus-menerus menginginkan kendali dan kepastian. Ini karena orang yang menerima ketidakpastian mengakui bahwa mereka ndak memiliki kendali penuh atas urusan mereka dan ndak stres atas apa yang ndak dapat mereka kendalikan. Sebaliknya, orang yang lari dari ketidakpastian dan mendambakan kendali atas detail kehidupan mereka akan menemukan "apa yang mereka tolak untuk dipertahankan." Mereka hanya akan menemukan ketidakpastian di mana-mana dan terus-menerus berada dalam keadaan khawatir, cemas, dan stres. Stres adalah respons langsung terhadap situasi di mana orang merasa ndak pasti dan merasa kurang kendali.
Ketidakpastian intoleransi dapat didefinisikan sebagai bias kognitif yang memengaruhi cara seseorang memandang, menafsirkan, dan menanggapi situasi yang ndak pasti pada tingkat kognitif, emosional, dan perilaku. Orang yang menunjukkan tingkat ndak toleransi terhadap ketidakpastian yang tinggi menganggap ndak dapat menerima bahwa suatu peristiwa negatif dapat terjadi, betapapun kecil kemungkinan terjadinya.
Penelitian mengenai kekhawatiran telah menunjukkan bahwa intoleransi terhadap ketidakpastian sebenarnya adalah akar penyebab kekhawatiran dan gangguan kecemasan secara umum. Kekhawatiran dan kecemasan kemudian menimbulkan ketakutan, dan ketakutan menyebabkan orang melebih-lebihkan risiko hasil negatif.
Hal ini menciptakan siklus umpan balik negatif yang melanggengkan kecemasan. Jadi, intoleransi ketidakpastian ndak hanya membuat kita khawatir tentang hari ini, melalui kecemasan dan ketakutan yang meningkat, kita membayangkan masa depan yang jauh lebih suram daripada yang sebenarnya. Hal ini menciptakan rasa putus asa dan pesimisme tentang masa depan, yang bertentangan dengan pandangan dunia Islam tentang harapan dan Optimisme. Pandangan dunia Islam mendorong kita untuk memfokuskan perhatian dan usaha kita pada hal yang lebih memungkinkan bagi kita dan mempercayakan urusan yang berada di luar kendali kita kepada Allah SWT.
Maka, kita kurangi ketidakpastian kita dengan bekerja keras untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam lingkup pengaruh kita, sembari merangkul satu-satunya kepastian dalam hidup: Allah, al-Haqq, Kebenaran yang kekal dan ndak pernah berubah.
Udah ya, maaf in SettiaBlog. Burung-burung sama sekali ndak yakin kapan, di mana, dan apa yang akan mereka tangkap saat meninggalkan sarang di pagi hari. Namun, ketidakpastian itu ndak melumpuhkan mereka, tetapi memotivasi mereka untuk melakukan satu-satunya hal yang dapat mereka lakukan: mencari tahu apa yang telah ditetapkan untuk mereka. Udah SettiaBlog...., dikit lagi.
Hidup adalah tentang membuat keputusan. Setiap saat dalam sehari kita membuat keputusan, ada yang biasa aja dan ada yang sangat berarti. Di pagi hari, kita harus memutuskan apa yang akan dikenakan dan apa yang akan dimakan dan di sore hari kita mungkin harus memutuskan saham apa yang akan diinvestasikan atau bagaimana menanggapi krisis. Sebelum memutuskan tindakan apa pun, kita berharap dapat memastikan bahwa kita membuat keputusan terbaik.
Setiap orang tentu mendambakan kepastian dalam hidup. Kepastian memberi kita rasa aman dan perasaan bahwa kita memiliki kendali atas hidup. Itulah sebabnya kita memeriksa ramalan cuaca, ndak sabar menunggu hasil USG yang menunjukkan jenis kelamin anak kita, dan melakukan investasi dengan hasil yang paling stabil. Namun, meskipun terus-menerus mencari kepastian tentang apa yang akan terjadi di masa depan, ketidakpastian telah terjalin dalam jalinan alam semesta oleh kebijaksanaan Allah SWT yang ndak terbatas. Segala sesuatu dalam hidup ini akan berubah kecuali Allah SWT. Musim, warna pohon, emosi kita, anak-anak kita, dan bahkan kepribadian kita selalu berubah, semuanya dengan tingkat prediktabilitas yang berbeda-beda. Satu-satunya hal yang mutlak dan konstan di alam semesta adalah Allah SWT; seperti yang Dia katakan, "... Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah." (buka Al Qur'an surat Al-Qashash Ayat 88)
Allah SWT mengingatkan kita bahwa hanya Dia yang memiliki kepastian dan kendali atas urusan paling mendasar dalam hidup ini. “Sesungguhnya Allah memiliki pengetahuan tentang hari Kiamat, menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dia kerjakan besok. (Begitu pula,) tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti" (buka Al Qur'an surat Luqman Ayat 34)
Ayat ini mengingatkan kita ndak hanya tentang pengetahuan Allah SWT yang ndak terbatas tetapi juga bahwa bagi manusia hampir semuanya ndak pasti dan ndak pasti. Kapan dunia ini akan berakhir, di mana dan kapan hujan akan turun , nasib anak pada tahap awal dalam rahim, pekerjaan dan kekayaan kita, dan waktu kematian kita adalah semua hal yang ndak akan pernah kita capai kepastiannya terlepas dari kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
Orang yang mampu menoleransi ketidakpastian dan merasa nyaman dengan ketidakpastian akan mampu berfungsi lebih baik dalam hidup daripada orang yang terus-menerus menginginkan kendali dan kepastian. Ini karena orang yang menerima ketidakpastian mengakui bahwa mereka ndak memiliki kendali penuh atas urusan mereka dan ndak stres atas apa yang ndak dapat mereka kendalikan. Sebaliknya, orang yang lari dari ketidakpastian dan mendambakan kendali atas detail kehidupan mereka akan menemukan "apa yang mereka tolak untuk dipertahankan." Mereka hanya akan menemukan ketidakpastian di mana-mana dan terus-menerus berada dalam keadaan khawatir, cemas, dan stres. Stres adalah respons langsung terhadap situasi di mana orang merasa ndak pasti dan merasa kurang kendali.
Ketidakpastian intoleransi dapat didefinisikan sebagai bias kognitif yang memengaruhi cara seseorang memandang, menafsirkan, dan menanggapi situasi yang ndak pasti pada tingkat kognitif, emosional, dan perilaku. Orang yang menunjukkan tingkat ndak toleransi terhadap ketidakpastian yang tinggi menganggap ndak dapat menerima bahwa suatu peristiwa negatif dapat terjadi, betapapun kecil kemungkinan terjadinya.
Penelitian mengenai kekhawatiran telah menunjukkan bahwa intoleransi terhadap ketidakpastian sebenarnya adalah akar penyebab kekhawatiran dan gangguan kecemasan secara umum. Kekhawatiran dan kecemasan kemudian menimbulkan ketakutan, dan ketakutan menyebabkan orang melebih-lebihkan risiko hasil negatif.
Hal ini menciptakan siklus umpan balik negatif yang melanggengkan kecemasan. Jadi, intoleransi ketidakpastian ndak hanya membuat kita khawatir tentang hari ini, melalui kecemasan dan ketakutan yang meningkat, kita membayangkan masa depan yang jauh lebih suram daripada yang sebenarnya. Hal ini menciptakan rasa putus asa dan pesimisme tentang masa depan, yang bertentangan dengan pandangan dunia Islam tentang harapan dan Optimisme. Pandangan dunia Islam mendorong kita untuk memfokuskan perhatian dan usaha kita pada hal yang lebih memungkinkan bagi kita dan mempercayakan urusan yang berada di luar kendali kita kepada Allah SWT.
Maka, kita kurangi ketidakpastian kita dengan bekerja keras untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam lingkup pengaruh kita, sembari merangkul satu-satunya kepastian dalam hidup: Allah, al-Haqq, Kebenaran yang kekal dan ndak pernah berubah.
Udah ya, maaf in SettiaBlog. Burung-burung sama sekali ndak yakin kapan, di mana, dan apa yang akan mereka tangkap saat meninggalkan sarang di pagi hari. Namun, ketidakpastian itu ndak melumpuhkan mereka, tetapi memotivasi mereka untuk melakukan satu-satunya hal yang dapat mereka lakukan: mencari tahu apa yang telah ditetapkan untuk mereka. Udah SettiaBlog...., dikit lagi.
No comments:
Post a Comment