Lagu kamu "Sad Serenade" ini mewakili perasaan SettiaBlog saat ini Selena. Beberapa hari ini SettiaBlog ada sedikit masalah di keluarga. Bukan masalah besar sebenarnya dan bukan SettiaBlog yang mengalami masalah secara langsung. Tapi yang namanya keluarga kan tetap satu kesatuan, yang satu kena masalah, saudara yang lain tetap ikut merasakan. Sebenarnya SettiaBlog merasa tidak enak Selena cerita masalah keluarga di blog. Tapi ini kayaknya sudah kembali normal. Memang dalam Al Quran sendiri sudah di jelaskan,
“Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanya sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (QS Al-Anfaal [8] : 28).
makanya pikiran SettiaBlog agak kalut Selena dan bahasan beberapa hari ini jadi tidak menentu. Sebenarnya ini masalah pertengkaran keponakan SettiaBlog dengan istrinya, sama-sama masih muda dan sama - sama mempertahankan ego. Yang anaknya SettiaBlog ceritakan beberapa hari yang lalu. Sore tadi kayaknya sudah normal kembali.
Keluarga itu kan menjadi salah satu kunci sebuah kesuksesan dalam kehidupan, apalagi keluarga juga penentu masa depan keturunannya kelak, apakah menjadi baik atau buruk. Namun keluarga juga tak luput dari yang namanya perselisihan, entah antara suami-istri, anak, ataupun dengan mertua dan orang tua. Untuk ke depannya SettiaBlog berharap mereka lebih bisa bersikap dewasa dan,
1. Saling Terbuka
Tentunya untuk membentuk keluarga yang bahagia dan sehat adalah rasa saling keterbukaan antar anggota keluarga. Anda tidak boleh menutupi setiap masalah yang ada. Dan sebaliknya, Anda juga harus mengajarkan kepada anak mengenai pentingnya rasa saling terbuka. Caranya cukup mudah, yaitu sedari dini Anda mengajarkan anak untuk diskusi dengan baik. Membawa pendapat anak dalam menyelesaikan masalah adalah hal yang penting. Anda tidak boleh egois hanya berpusat pada diri Anda sendiri sedangkan anak tidak dapat mengemukakan pendapatnya. Sedari dini mungkin harus mengajarkan pada anak pentingnya diskusi dengan keluarga apapun masalah yang hadapi. Gunakan jalur demokrasi dan voting dalam menyelesaikan masalah.
2. Tidak Saling Menyalahkan
Ternyata saling menyalahkan satu sama lain akan berbahaya bagi kesehatan mental seseorang loh. Hal ini dipengaruhi karena adanya gangguan psikis dan rasa kecemasan yang tinggi. Lebih baik masalah diselesaikan dengan cara kepala dingin dan saling introspeksi. Ajak semua anggota keluarga, khususnya suami-istri, untuk berdiskusi dan selesaikan dengan tenang tanpa harus mengeluarkan kata kasar atau keributan.
3. Fokus pada Inti Masalah
Anda harus tetap fokus pada satu masalah dan tidak boleh melebarkan ke masalah yang lain. Hal ini memberikan banyak aspek positif untuk Anda, apalagi ketika masalah terjadi bersama istri atau suami. Tentu yang terpenting tidak saling menyalahkan satu sama lainnya. Fokus ke inti permasalahan dan cara penyelesaiannya dengan benar dan baik, jangan terburu-buru mengambil keputusan, dan gunakan akal pikiran yang sehat dan jernih.
4. Pikirkan Masa Depan Keluarga
Hal yang utama dituju ketika berkeluarga adalah masa depan keluarga yang bahagia dan sejahtera. Apabila terdapat masalah dalam keluarga, khususnya masalah suami istri yang cukup besar untuk mengambil keputusan, Anda sangat perlu memikirkan masa depan anak-anak sampai mereka benar-benar lepas dari Anda. Anda tidak boleh mengutamakan ego masing-masing dan memilih jalan mencari solusi sendiri. Tetapi, lebih mengajak keluarga untuk berkumpul dan berpikir bersama dalam pemecahan masalah tersebut. Jangan sampai masalah keluarga berimbas pada masa depan anak Anda.
5. Saling Memaafkan
Ketika Anda dihadapkan kepada masalah keluarga yang sangat sulit diselesaikan dengan logika dan hati yang sinkron, hal utama yang bisa dilakukan hanyalah satu, yaitu saling memaafkan. Cara ini akan memberikan efek lega pada perasaan Anda. Setelah saling memaafkan, cobalah untuk introspeksi diri. Introspeksi adalah cara kedua untuk menangani sebuah masalah dalam keluarga. Anda harus memiliki komitmen bersama keluarga besar bahwa berlapang dada untuk saling mengikhlaskan segala masalah adalah cara terbaik untuk membawa keluarga yang bahagia. Semakin Anda kecewa dan gengsi untuk berkata maaf atau memaafkan maka semakin hati Anda akan merasa gusar dan pikiran pun tidak akan tenang. Jadi, kunci utama kebahagiaan keluarga adalah saling memaafkan.
6. Jadilah Pendengar
Pendengar yang baik begitu penting ketika sedang menyelesaikan masalah keluarga. Jika ada masalah, lebih baik salah satu dalam keluarga harus ada yang mengalah dan menjadi pendengar dari setiap masalah keluarga yang terjadi. Ketika semua anggota keluarga ingin berbicara dan tidak ada yang saling mendengar antara satu sama lain maka tidak akan terjadi pemecahan masalah dengan baik. Justru yang ada hanyalah terjadi pertengkaran satu sama lain. Untuk itu, jadilah keluarga yang mampu mendengar anggota keluarga yang lain, bukan hanya ingin didengar saja. Berikan dorongan dalam diri sendiri bahwa mendengar dan berbicara memiliki porsi yang sama, tidak ada prioritas yang utama kecuali memahami permasalah terlebih dahulu.
7. Kata Adalah Sebuah Kekuatan
Menurut Family Life Skill Program PALO Alto California menyatakan bahwa sebuah kata yang baik memiliki energi tersendiri dalam pemecahan masalah keluarga. Hal ini berkaitan dengan sugesti setiap orang dengan sebuah kata. Kata yang positif akan melahirkan lingkungan yang positif, sebaliknya kata yang negatif dan kecewa akan melahirkan orang-orang yang penuh dengan rasa pesimis. Jadi, untuk menyelesaikan sebuah masalah keluarga diperlukan sebuah kata yang membangun dan mampu membangkitkan semangat keluarga bahagia. Hindari kata "tidak" dan "jangan" atau sesuatu yang meragukan diri sendiri dan orang lain. Lebih baik ucapkan "maaf" disertai "terimakasih" dan bagikan kenangan masa lalu Anda yang positif dengan keluarga. Lakukan secara berulang, karena biasanya kenangan bersama keluarga yang bahagia dan positif akan meluluhkan hati seseorang.
8. Musyawarah
Musyawarah adalah budaya masyarakat Indonesia dalam berbagai hal, salah satunya menyelesaikan masalah. Anda tidak perlu takut akan dipojokan oleh anggota keluarga yang lain atau takut akan perdebatan. Anda cukup menyimak setiap jawaban dan pertanyaan antar anggota keluarga. Cari jalan tengah, bila perlu lakukan voting dalam memberikan penilaian atas setiap jawaban. Ambil seluruh kesimpulan untuk dijadikan jawaban terbaik dalam menyelesaikan masalah keluarga. Misalnya, masalah yang terjadi dalam keluarga adalah sering memainkan gadget ketika berkumpul bersama dan tidak pernah saling sapa karena sibuk dengan gadget masing-masing. Maka, hal yang tepat adalah berikan rules mengenai pemakaian gadget, baik untuk orang tua maupun anak.
No comments:
Post a Comment