Gambar pada klip di atas itu tumpukan bunga kamboja kuning dan beberapa kamboja red-purple yang jatuh berserakan di jalan setapak dan SettiaBlog kumpulkan. Secantik kamu kan Selena. Meskipun sudah berjatuhan dan layu, bunga kamboja ini tetap cantik dan wangi. Lagunya SettiaBlog ambil "fifteen" milik Taylor Swift. Dalam lagu ini ada potongan lirik.
When all you wanted was to be wanted
Wish you could go back and tell yourself
what you know now
Kita tidak mungkin kembali ke masa muda, waktu terus berjalan. Namun self-reflection (mengingat perbuatan yang pernah kita lakukan di masa lalu) dalam rangka introspeksi diri perlu di lakukan. Dalam hidup, Anda tentu pernah melakukan kesalahan, meski hanya kecil sekalipun. Agar tidak mengulangi kesalahan yang sama, introspeksi diri sendiri tentu dibutuhkan. Jangan buru-buru menyalahkan orang lain. Misalnya Anda sering di khianati suami, lihat (ingat-ingat) dulu, apa saja yang pernah Anda lakukan di masa lalu. Anda sering di bohongi atau sering kehilangan, lihat (ingat-ingat) dulu, apa saja yang pernah Anda lakukan di masa lalu. Hukum sebab-akibat akan selalu mengiringi kehidupan kita semua. Apakah Anda sudah memahami dengan benar apa sebenarnya introspeksi diri itu? Apa manfaat dan kapan tindakan ini harus dilakukan?
Introspeksi diri adalah berpikir serius dan cermat atau merenungkan tentang karakter, perilaku, emosi, dan motif yang ada pada diri Anda sendiri. Saat melakukan introspeksi, Anda akan melihat ke belakang mengenai hal-hal yang Anda lakukan pada masa lalu, yang merefleksikan hidup Anda hingga saat ini. Tindakan ini memberi kesempatan kepada otak untuk berhenti sejenak dari berbagai pemikiran yang kacau. Selama beristirahat, Anda akan memilah-milah berbagai pengalaman yang pernah terjadi serta mengevaluasi pengalaman tersebut. Evaluasi inilah yang kemudian menjadi pembelajaran bagi Anda untuk menentukan pola pikir dan perilaku yang baik di masa depan. Adapun ini merupakan salah satu cara untuk memahami dan berdamai dengan diri sendiri serta memperbaiki atau meningkatkan hubungan dengan orang lain. Tak hanya itu, ini juga menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan di semua bidang kehidupan.
Banyak orang yang enggan untuk melakukan introspeksi karena merasa tindakan ini tidak memberi efek apapun. Padahal, tindakan ini justru mendatangkan banyak manfaat bagi dirinya sendiri dan juga orang di sekitarnya. Berikut adalah berbagai manfaat yang bisa Anda peroleh jika melakukan introspeksi diri:
Meningkatkan kepercayaan diri Introspeksi diri artinya Anda mencoba memahami diri sendiri pada tingkat yang lebih dalam. Ini termasuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa yang berhasil pada diri Anda dan yang tidak, serta kelebihan dan kekurangan diri Anda. Pada gilirannya, hal ini memungkinkan Anda untuk membuat keputusan dan mengubah tindakan menjadi lebih baik. Adapun tindakan tersebut dapat membangun kepercayaan diri dan harga diri Anda.
• Memunculkan ide atau perspektif baru Introspeksi memungkinkan Anda untuk melihat sesuatu dari sudut pandang yang berbeda. Pada akhirnya, ini akan memunculkan ide baru dalam bersikap atau membuat keputusan yang lebih baik.
• Mengurangi stres Terus menerus melakukan aktivitas dan berpikir tentu akan menguras energi serta menyebabkan stres dan frustasi. Oleh karena itu, beristirahat sejenak untuk melakukan introspeksi bisa membantu mengurangi stres pada diri Anda. Ini juga menjadi jalan bagi Anda untuk mengubah tindakan yang dulu kerap membuat Anda stres.
• Meningkatkan empati pada orang lain Saat melakukan introspeksi diri, Anda mencoba memahami perlakuan apa pada diri Anda yang kurang tepat terhadap orang lain. Ini dapat membantu Anda lebih berempati pada orang lain serta meningkatkan hubungan dengannya.
• Membantu Anda menemukan kebahagiaan Ketika berintrospeksi, Anda dapat menemukan berbagai tindakan yang mungkin membuat Anda tertekan dan tidak bahagia. Oleh karena itu, tindakan ini bisa menjadi cara untuk Anda meningkatkan kebahagiaan.
Introspeksi diri adalah hal yang tidak sulit dilakukan. Hanya saja, dibutuhkan kesadaran, komitmen, dan dedikasi waktu agar mendapatkan manfaat seperti yang disebutkan di atas. Adapun waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi bisa kapanpun. Anda bisa melakukannya setiap tahun baru untuk mengevaluasi berbagai pikiran, emosi, dan perilaku selama setahun ke belakang. Namun, Anda juga bisa membuat jadwal rutin sendiri sesuai kebutuhan Anda, seperti sebulan sekali, setiap ulang tahun Anda, atau bahkan setiap hari.
Tak hanya itu, introspeksi juga bisa dilakukan setiap Anda merasa kehilangan motivasi, stres, tidak bahagia, atau ketika memiliki masalah dengan keluarga, teman, atau rekan kerja Anda. Intinya, semakin Anda bisa menjadikan introspeksi diri sebagai bagian dari kebiasaan dan rutinitas, semakin besar efeknya yang akan Anda rasakan.
Langkah sederhana untuk melakukan introspeksi diri
1. Identifikasi pertanyaan penting
Sebelum memulai introspeksi, Anda bisa menyiapkan beberapa pertanyaan penting yang akan membantu Anda selama proses perenungan ini dilakukan. Misalnya, apa yang berhasil dan tidak pada diri Anda, apa pencapaian atau kesuksesan Anda, apa harapan dan tujuan Anda apa yang patut Anda syukuri, bagaimana Anda meningkatkan kehidupan, serta tindakan apa yang dapat saya lakukan.
2. Pilih metode yang sesuai
Ada beragam cara introspeksi diri sendiri yang bisa Anda lakukan. Anda dapat melakukannya sambil berjalan, duduk santai, berlari, atau menuliskannya di jurnal.
3. Tetapkan waktu
Selain waktu untuk melakukan introspeksi, Anda juga perlu menetapkan lamanya waktu yang bisa Anda terapkan. Bagi Anda yang baru memulai tindakan ini, Anda bisa melakukannya selama 10 menit. Namun, Anda pun bisa melakukannya lebih lama, bahkan hingga satu jam jika dibutuhkan.
Setiap orang pasti menginginkan keselamatan dan kebahagiaan di akhirat kelak. Untuk itu, Allah SWT mengingatkan manusia untuk muhasabah. Inti muhasabah adalah introspeksi, mawas diri, melihat, memeriksa, melakukan perhitungan, dan mengoreksi diri sendiri secara jujur. Mawas diri merefleksikan kesadaran akan esensi diri yang tidak sempurna serta eksistensinya di dunia yang sementara. Sedangkan diri abadi adalah diri yang berada dalam kehidupan akhirat, yaitu kehidupan di masa depan sekaligus hari esok sebagai tujuan akhir perjalanan kehidupan manusia di dunia.
Mawas diri juga menggambarkan kesadaran akan pentingnya membawa bekal dalam perjalanan kehidupan agar sampai akhir tujuan dengan selamat dan bahagia. Bekal yang baik adalah amal saleh yang melahirkan keridhaan-Nya dan terbebasnya dari dosa yang dapat menyelamatkan dari murka-Nya. Memerhatikan bekal artinya sadar untuk menimbang dengan cermat amal saleh pribadi yang telah dilakukan untuk mendatangkan keridhaan-Nya. Menyadari dan menghitung dosa-dosa yang telah dilakukan, yang boleh jadi akan jadi penghalang mendapatkan kebahagiaan di akhirat kelak.
Pertimbangan dan perhitungan yang cermat akan melahirkan rasa syukur bila telah melakukan amal saleh dan terdorong kembali melakukan amal saleh yang lain. Sedangkan kesadaran akan dosa yang telah diperbuat akan melahirkan tobat, upaya pembersihan diri, dan selanjutnya melakukan perbaikan perilaku (ishlah). Sikap cermat, hati-hati, mawas diri, dan motivasi untuk selalu berupaya melakukan berbagai amal kebaikan dan menghindar dari perbuatan dosa, lahir dari ketakwaan kepada Allah SWT. Sementara, sikap abadi dan pembangkangan pada Allah SWT pada hakikatnya menggambarkan tercerabutnya kesadaran mawas diri, yang pada gilirannya akan mengarahkan pada perbuatan dosa yang mencelakakan diri sendiri.
Seseorang perlu mengingatkan dirinya bahwa amal kebaikan yang telah dilakukan, semata atas petunjuk dan kasih sayang- Nya. Karena itu, pada dasarnya tidak ada prestasi pribadi. Dan pada hakikatnya, seorang yang mawas diri adalah yang mampu menempatkan diri secara proporsional di alam jagat raya ini.
No comments:
Post a Comment