Setiap manusia pasti pernah mengalami penyesalan. Baik penyesalan yang besar maupun penyesalan kecil. Jika mungkin, Anda pasti ingin kembali ke masa lalu dan mengulang kembali pengalaman hidup agar tidak menyesal di kemudian hari. SettiaBlog kan juga manusia pasti pernah mengalami penyesalan. Ceritanya itu gini, SettiaBlog pernah kenal satu keluarga, mereka sangat baik sama SettiaBlog. Setiap SettiaBlog di sana, biasanya SettiaBlog sempatkan shalat (tentunya saat waktu shalat) di musholanya, letaknya di lantai dua, ndak terlalu besar, hanya cukup 3 orang, rapi dan bersih, granitnya warna sage gray kombinasi merah maroon, terlihat sejuk. Sayang musholanya jarang di pakai. Memang rumahnya tergolong mewah, halaman yang luas, di halaman depan ada taman plus kolam ikan.
Pernah suatu hari SettiaBlog di suruh ke rumahnya, biasa, di ajak ngobrol. Saat lagi ngobrol santai di teras rumah, istrinya tiba-tiba cerita pa..n..jaaaang, lebih dari satu jam SettiaBlog hanya dengerin sambil sesekali bilang ya...ya...ya... Sampai selesai ceritanya, perempuan tadi tanya pada SettiaBlog, "mas...sampean bisu? (mas...apakah kamu bisu?) SettiaBlog hanya tersenyum simpul. Alasan kenapa SettiaBlog tidak menjawab atau menanggapi ceritanya. Yang pertama, perempuan itu hanya mengenakan tank top sama celana pendek sejengkal, semua lekukan tubuhnya kelihatan, Yang jelas SettiaBlog salah tingkah dan juga menghargai, suaminya juga ngerti SettiaBlog salah tingkah malah tertawa, paling sesekali SettiaBlog memandang jidadnya, apalagi dia sangat cantik dan seksi. Yang kedua, cerita perempuan itu, intinya menceritakan dirinya yang selalu di kejar-kejar laki-laki walaupun sudah punya anak dan suami, cuma ceritanya itu di samarkan menggunakan orang lain.
Kenyataan memang gitu, perempuan itu punya genda'an (lelaki lain, ya kayak poliandri gitu). Genda'annya salah satu pengusaha di kota SettiaBlog, sering juga saat SettiaBlog ke situ lelaki itu juga di situ, ya biasa, pokoknya kayak punya 2 suami, suaminya sendiri juga biasa. Sempat juga istri genda'an itu melabrak (marah-marah), kebetulan SettiaBlog pas lagi di situ, ya SettiaBlog hanya bengong liatin kejadian itu, rumit memang, tapi SettiaBlog orang luar ya hanya diam ae, toh itu juga bukan urusan SettiaBlog. Ya memang kalau pas SettiaBlog shalat di musholanya, SettiaBlog pasti do'a kan keluarga mereka, hanya itu yang bisa SettiaBlog lakukan.
Saat pulang haji pertama, pola kehidupannya sudah mulai berubah, cara berpakaian dan seluruh keluarganya sudah terlihat islami. Setelah haji kedua sudah total berubah. Pokoknya sudah islami luar dalam. Dan semenjak wabah Covid 19 SettiaBlog ndak pernah ke sana. Sekitar 3 bulan yang lalu tiba-tiba dia telepon SettiaBlog. Entah kenapa telepon dia ndak pernah SettiaBlog angkat, WA nya juga gitu ndak pernah SettiaBlog buka. Tiap mau buka WA atau angkat teleponnya, kayak buerat gitu. Ini ada apa dengan SettiaBlog? Ada dua mingguan SettiaBlog berpikir, ini kenapa? Tak berapa lama, SettiaBlog mendengar dia telah tiada. Inna lillahi wa inna ilayhi raji'un Katanya kena virus corona. SettiaBlog sebenarnya ndak percaya kalau dia benar-benar terkena virus corona. Mbak (ini panggilan SettiaBlog untuk perempuan tersebut), SettiaBlog benar-benar minta maaf! Karena mengabaikan telepon dan WA bapak waktu itu. SettiaBlog benar-benar menyesal dan ndak tahu harus bagaimana, terpaksa SettiaBlog menulisnya di blog, siapa tahu "mbak" membacanya. (maaf ya, ini bukan cerita sinetron, ini pengalaman nyata yang membuat SettiaBlog menyesal, jarak rumahnya sekitar 7km ke arah timur laut dari rumah SettiaBlog, ini bukan rekayasa cerita, biar ndak ada yang salah paham).
Sebenarnya cerita ini ndak pantas SettiaBlog ceritakan mbak, tapi ada yang membuat SettiaBlog kagum. Kesabaran bapak mendampingi mbak ketika mbak masih sedikit nakal dulu, perjuangan bapak dalam mengangkat saudara - saudara yang kurang mampu hingga semua hidup mapan, ternyata harta itu melalaikan semua ya mbak dan ini yang membuat paling kagum, di penghujung hidupnya bapak bisa mengembalikan keiman-an seluruh keluarga.
Namun penyesalan SettiaBlog ini sebenarnya belum seberapa, ada penyesalan lebih besar yang akan kita alami nantinya. Penyesalan terbesar yang dialami manusia bukanlah penyesalan akan apa yang telah ia lakukan. Tetapi, penyesalan atas apa yang tidak dilakukan.
Ketika diberi amanah bekerja di perusahaan, banyak yang tidak memberikan kontribusi terbaik. Bekerja seadanya, yang penting gajian setiap bulan. “Saat aku diberi pekerjaan menantang oleh perusahaanku, aku malah menghindar, andai kesempatan itu dulu aku ambil maka kehidupanku tidak akan seperti ini jadinya,” begitu salah satu keluhan biasa orang alami.
Ada juga yang menyesal, "Ketika kesempatan itu datang, aku begitu takut untuk mengambilnya. Aku terlalu kerdil.” Ya, memang banyak orang yang menyadari bahwa kesempatan yang sama jarang datang 2 kali. Tapi sayang, kesadaran itu muncul justeru saat mereka telah tua.
"Ketika orang-orang yang mencintaiku, pasangan hidupku, anak-anaku meminta perhatianku, aku begitu sibuk dengan diriku dan keberhasilanku sendiri, hingga akhirnya aku menyadari, aku telah kehilangan cinta mereka. Hidupku terasa kering. Bahkan aku tak lagi bisa menemukan makna kehadiran diriku di dunia ini"
Begitu juga ada yang menyesal tentang hubungannya dengan orang tua. “Saat aku diberi kesempatan merawat orang tuaku, aku malah menyia-nyiakannya. Aku justeru lebih banyak mengeluh, perhatianku tidak 100% kepada mereka. Bahkan kata-kataku sering menyakiti mereka. Saat orang tuaku meninggal, aku baru menyadari bahwa aku telah menjadi anak yang tidak tahu diri.”
SettiaBlog berharap, Anda dan Settia tidak termasuk orang yang menyesal saat ajal menjemput. Mengapa? Karena kita tidak menyia-nyiakan setiap kesempatan yang ada di depan mata. Kita tidak pernah menunda-nunda apa yang harus kita kerjakan. Kita tidak pernah menolak setiap kesempatan baik yang datang. Kita menjadi orang yang proaktif untuk berbuat positif. Kita tidak pernah berhenti melakukan berbagai kebaikan hingga ajal datang menghampiri kita.
Dan klip di atas mewakili bentuk penyesalan yang di tumpahkan dalam sebuah lagu. Mbak, ini bukan maksud SettiaBlog mengungkit-ungkit masa lalu atau sok tahu urusan keluarga orang. SettiaBlog belum pernah ikut campur urusan keluarga orang lain. Maaf ya mbak! Semoga amal kebaikan bapak di terima Allah SWT dan bisa mengilhami semua untuk merubah hidup menjadi lebih baik dan lebih baik. Jika mbak merasa tersinggung, jika suatu hari bertemu mbak boleh jewer telinga SettiaBlog.
No comments:
Post a Comment