Jun 1, 2024

Optimisme, adalah Sikap Muslim Sejati

 


Untuk background kali ini SettiaBlog gunakan bunga Mawar Juliet Rose. Tadi kan bertepatan tanggal 1 Juni, ndak ada salahnya SettiaBlog gunakan background bunga Mawar yang merupakan simbol bulan Juni.
“The optimist sees the rose and not its thorns; the pessimist stares at the thorns, oblivious to the rose.”
(Orang optimis melihat mawar dan bukan durinya; si pesimis menatap duri, dan melupakan mawarnya.)

Video klip di atas ada sketsa Bonsai yang SettiaBlog buat dengan mencoret - coret di kertas lalu SettiaBlog robek di bagian tepinya. SettiaBlog thu ada 2 pohon Waru lokal udah lumayan lama SettiaBlog tanam di pot. Pengen SettiaBlog tata untuk Bonsai. Setelah itu SettiaBlog kasih lagu "don't cry" milik GnR yang udah di cover. Enak ya, kalau pas lagi bengong sendirian malem - malem gini. Terus istri SettiaBlog menyentuh dari belakang lalu bilang don't you cry tonight...! he... he... pasti pada sewot kalau SettiaBlog bilang gitu. Udah ya, kita lanjut ke bahasan.

Pernahkah Anda mendapat nasehat dari orang lain? "Mengapa harus pesimis?" Pesimis sendiri dapat dinalogikan sebagai kecenderungan berpikir negatif. Seseorang yang pesimis mungkin akan mengidentifikasi dan fokus pada pandangan yang negatif, atau justru merugikan, dari situasi berkonsentrasi pada apa yang benar-benar terjadi. Pesimis adalah kebalikan dari sifat optimis, orang yang pesimis pasti sering menganggap diri sendiri merasa gagal dan justru curiga saat hal yang telah dikerjakan berjalan dengan baik. Berbeda dengan orang yang optimis, ia selalu berharap yang terbaik dari yang dikerjakan dan bisa mengambil hikmah ketika hal yang dikerjakan ndak sesuai harapan.

Optimisme (Sikap Optimis) merupakan keyakinan diri dan salah satu sikap baik yang dianjurkan dalam Islam. Dengan sikap optimistis, seseorang akan bersemangat dalam menjalani kehidupan, baik demi kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat kelak. Allah SWT telah berfirman:
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ 
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.  (QS Ali Imran [3]: 139)

Optimisme merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap manusia, khususnya seorang Muslim. Karena dengan optimistis, seorang Muslim akan selalu berusaha semaksimal mungkin mencapai cita-cita dengan penuh keikhlasan karena Allah SWT. Rasulullah SAW pun dalam hal ini juga pernah bersabda:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ 
Mukmin (orang yang beriman) yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Pada diri masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; 'Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu'. Tetapi katakanlah; 'lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata 'lau' (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan setan.  (Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 56, hadits no. 6945)

Dari ayat dan hadis tersebut di atas, kita harus yakin, mantap, dan ndak ragu atau bimbang jika mempunyai keinginan yang kuat untuk melaksanakan segala cita-cita yang sesuai dengan jalan-Nya. Allah SWT ndak menyukai orang-orang yang berputus asa atau lemah, karena sikap yang demikian itu berpeluang untuk “membuka pintu bujuk rayu setan.”

Akan tetapi, harus juga diingat, bahwa (sikap) optimistis tanpa perhitungan dan pertimbangan yang tepat, juga merupakan sebuah ‘kekonyolan’ (sesuatu yang ndak dapat dibenarkan), yang dalam beberapa hal sangat dibenci oleh Allah SWT. Tetapi, pada prinsipnya, sikap pesimistis merupakan halangan utama bagi seseorang untuk menerima tantangan. Orang yang (bersikap) pesimistis hampir bisa dipastikan selalu merasa bahwa hidupnya penuh dengan kesulitan. Ia selalu merasa berada dalam ketidakberdayaan dalam menghadapi masa depan, Dan sikap seperti inilah sangat dibenci oleh Allah SWT.

Ketika kita sudah yakin, bahwa apa yang kita perjuangkan dalam hidup ini adalah ‘benar’, maka kita ndak boleh surut untuk memerjuangkannya sampai titik darah penghabisan. Dan, sebagai seorang yang mengaku beriman, kita ndak boleh sekejap pun merasa bimbang dan ragu untuk berusaha meraihnya. Allah SWT berfirman,
الْحَقُّ مِن رَّبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.  (QS al-Baqarah [2]: 147)

Optimisme hingga kapan pun sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari, guna mencapai sebuah kesuksesan dan keberhasilan dalam hidup di dunia dan di akhirat. Dengan adanya sikap optimistis dalam diri setiap Muslim, kinerja untuk beramal akan meningkat dan persoalan yang dihadapi insyâallâh dapat kita selesaikan dengan sebaik-baiknya. Sementara itu, kita harus yakin, bahwa do'a, ikhtiar, dan tawakal harus senantiasa mengiringinya, kerena hanya dengan ‘ridha-Nya’, apa pun yang kita harapkan dapat terwujud. Sebagai seorang yang mengaku beriman, kita harus selalu optimis dalam menghadapi segala macam persoalan hidup kita. Dan, dalam hal ini. Di bawah ada beberapa hal yang bisa kita upayakan untuk dapat membangkitkan optimisme dalam kehidupan kita.

🌹 Pertama, temukan hal-hal positif dari pengalaman masa lalu.

🌹 Kedua, tatalah kembali target yang hendak kita capai.

🌹  Ketiga, pecahkan target besar menjadi target-target kecil yang segera dapat dilihat keberhasilannya.

 🌹 Keempat, bertawakal (berserah diri)-lah kepada Allah SWT setelah melakukan ikhtiar (usaha).

🌹 Kelima, ubahlah pandangan diri kita terhadap kegagalan.

🌹 Keenam, yakinlah bahwa Allah SWT akan menolong dan memberi jalan keluar pada diri kita, dalam hal apa pun, kapan pun dan di mana pun.





Untuk video klip yang ini ada "yesterday" yang di cover Ilona, salah satu maestro gitar klasik. Jadi ingat saat masih belajar main gitar dulu, ya menggunakan gitar klasik. Gitar klasik itu yang senarnya dari nylon itu lho. Untuk backgroundnya SettiaBlog kasih bunga Mawar Jawa.

Pesimis itu pada dasarnya manusiawi dan normal kok, karena pesimis itu merupakan suatu mekanisme berfikir yang fungsinya adalah untuk melindungi diri dan mempersiapkan diri mengantisipasi jika hal buruk datang, adanya keburukan, dan hal-hal yang dianggap akan menyakiti diri. Yang menjadi tantangan terbesar adalah rasa pesimis seringkali hadir tanpa permisi dan tanpa kita sadari, sehingga rasa pesimis mendominasi dan mengendalikan diri kita. Akibatnya, sikap-sikap pesimis banyak hadir dihari-hari kita membuat jadi menarik diri, menghindari tantangan, menolak hal baru, mengkritik tanpa solusi, mengkerdilkan kemampuan diri maupun orang lain, bahkan menghujat orang lain yang berusaha membuat perubahan. Dari sini dapat kita lihat bahwa semestinya kitalah yang mengendalikan rasa pesimisme, bukan rasa pesimis yang mengendalikan hidup kita.

Udah ya, ndak usah di masukkan hati bahasan SettiaBlog.

No comments:

Post a Comment