May 25, 2025

Mencemaskan Takdir, ‘Ndak Yakin sama Allah SWT?

 


Untuk bahasan kali ini SettiaBlog gunakan background onigiri, nasi kepal khas Jepang. Onigiri kebanyakan berbentuk segitiga, isinya biasanya ikan Salmon, Tuna, mayones dan luarnya di lapis nori. Dalam tradisi Jepang menyantap onigiri di anggap dapat mendatangkan keberkahan. Video klipnya, di situ ada sketsa cewek di pantai sedang memandang burung camar yang lagi berjuang mencari makan di lautan luas. Lagunya sendiri SettiaBlog kasih "tomorrow" miliknya Avril Lavigne, udah lama SettiaBlog ndak dengerin suaranya Avril Lavigne.
I don't know how I'll feel tomorrow and I don't know what to say tomorrow.
(Aku ndak tahu bagaimana perasaanku, esok hari dan aku ndak tahu apa yang harus kukatakan, esok hari)
Ya, memang pada dasarnya kita ndak akan pernah mengerti apa yang akan terjadi besok. Kita ndak punya kendali penuh atas masa depan, ada bayak faktor ndak terduga yang bisa terjadi. Dan yang jelas kita ndak perlu khawatir yang berlebihan tentang apa yang akan terjadi di masa depan.

Belakangan ini sering kita dengar  mental awareness  di kalangan anak muda terutama mengenai anxiety atau tentang kecemasan dan kegelisahan dalam diri yang ndak kunjung reda. Perasaan ini dapat dialami oleh siapa saja, ndak terkecuali pada anak kecil, remaja, dan orang dewasa sekalipun. Tentu saja masalah kecemasan ini mengacu pada situasi kondisi yang ragu, ndak tenang, ndak yakin terkait masa depan yang dirancang dan dirahasiakan oleh Sang Pencipta Maha Agung, Allah SWT. Lalu pertanyaannya, mengapa cemas? Mengapa gelisah? ‘Ndak yakin sama ketetapan Allah SWT?

Manusia adalah makhluk Allah SWT yang dianugerahi otak untuk berpikir dan bermuhasabah. Pikiran manusia sebenarnya ndak jauh-jauh dari masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Namun, masa depan ini yang kerap kali menghantui pikiran alam bawah sadar manusia. Ndak ada salahnya memikirkan masa depan, tetapi kenali batasan dan jangan berlebihan. Pasti tau kan ya, kenapa ‘ndak boleh berlebihan? Yap, karena berdampak negatif, terutama pada kesehatan mental diri.

Manusia tempatnya salah dan lupa. Tanpa disadari, mungkin kita sering mengeluh. Mengadu protes kepada Allah SWT, “Mengapa harus aku yang mengalami ini? Mengapa harus aku ya Allah?” Mungkin semua udah ngerti, perang terbesar selain berperang pada hawa nafsu adalah perang melawan perasaan diri kita sendiri. Kita sering kali merasa kurang, merasa ndak beruntung. Tetapi, pada hakikatnya manusia itu sifatnya ndak akan pernah puas dan akan terus-menerus seperti itu.

Boleh-boleh saja galau tentang masa depan. Tetapi jika sudah sampai tahap sangat cemas dan ragu akan takdir Allah SWT, maka cepatlah untuk bertaubat dan kembali lagi mengingat Allah SWT. Kerisauan akan masa depan yang ada pada manusia sama saja dengan meremehkan kebijaksanaan dan kemampuan Allah SWT yang menyediakan masa depan. Jika umat muslim harus khawatir tentang masa depan, hari penghakiman kelak adalah satu-satunya masa depan yang pantas dan selayaknya untuk dicemaskan. Manusia bisa berusaha mencegah hasil yang buruk dengan mengambil tindakan saat ini. Takutlah akan hukuman Allah SWT dan tinggalkan urusan masa depan kehidupan sesuai atas kehendak Allah SWT. Mari mengingat kembali pada penggalan salah satu ayat yang terkenal ini. Allah SWT berfirman,
وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
“Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”  (QS. Al-Baqarah [2]: 216).

Ayat Al-Quran ini mengingatkan kita untuk tetap husnuzon kepada Allah SWT dengan apapun keadaan kita. Sebagai manusia, pasti kita akan diberikan keadaan-keadaan sulit untuk menguji apakah kita layak naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Allah SWT menempatkan Anda di tempat Abda sekarang bukan karena kebetulan. Allah SWT telah menentukan jalan yang terbaik, Dialah yang sedang melatih Anda untuk menjadi kuat dan hebat. Manusia yang bermental kuat ndak dihasilkan melalui kemudahan, kesenagan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk dengan kesukaran, tantangan, dan air mata.

Mintalah yang terbaik kepada Allah SWT, berdo'alah yang khusyuk kepada Allah SWT. Sebaik-baik harapan adalah harapan yang langsung diharapkan hanya untuk meraih ridha dan restu dari Allah SWT. Sesungguhnya, Allah SWT menyukai orang-orang yang menggantungkan harapan kepada-Nya. Allah SWT berfirman,
اَللّٰهُ يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيَقْدِرُ ۗوَفَرِحُوْا بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا مَتَاعٌ
“Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki). Mereka bergembira dengan kehidupan dunia, padahal kehidupan dunia hanyalah kesenangan (yang sedikit) dibanding kehidupan akhirat.” (QS. Ar-Rad [13]: 26).

Sebenarnya maksud Allah SWT itu baik, kok. Pasti suatu saat ada hikmah baiknya. Nantinya untuk masa depan Anda, kalau Allah SWT udah memberikan jalan hidup Anda seperti itu, maka seperti itulah jalan hidup Anda. Ndak perlu berkecil hati karena ndak sesuai dengan apa yang Anda rencanakan sebelumnya. Ketahuilah, itu masih rencana yang disusun oleh diri Anda sendiri, hidup Anda yang sekarang inilah rencana yang disusun langsung oleh Allah SWT. Cukup jalani aja dengan hati yang lapang dan Ikhlas. Percayalah hanya pada-Nya. Allah SWT berfirman,
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ
“Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.”  (QS. Ali-Imran [3]: 139).
Allah SWT bilang gitu, lho! Ceritanya disemangatin sama Allah SWT langsung, nih. Jadi, jangan terlalu bersedih, terlalu cemas, terlalu gelisah, dan terlalu-terlalu lainnya, yaa! Bisa ‘kan? Ini bentuk rasa sayang kita terhadap hati, pikiran, jiwa, dan mental. Iya ‘ndak?

Maka dari itu, mulai sekarang jangan terlalu mencemaskan masa depan, lebih baik persiapkan aja masa depan itu. Sesungguhnya masa depan itu didapatkan dari apa yang mereka usahakan. Apa yang kau tanam, itu yang kau tuai. Namun, balik lagi dengan segala ketetapan Allah SWT. Takdir-Nya lah sebaik-baiknya takdir. Terima aja, yakinlah hanya kepada Allah SWT.

Meski setiap takdir-Nya ndak selalu seperti apa yang kita mau, tetapi semoga kita semua terus jatuh cinta dengan seluruh takdir yang sudah Allah SWT tetapkan. Karena bagaimanapun, hidup ini adalah tentang apa yang Allah SWT mau, bukan sekadar apa yang kita mau. Terakhir, ingatlah bahwa apa yang akan menjadi milik Anda, maka pasti akan menghapiri dan menjadi milik Anda.  Put your trust just to Allah and you’ll get over it! Barakallahu fii kum.

Udah ya, maaf in SettiaBlog lho ya.


Untuk video klip kedua ada " ujung aspal pondok gede" milik Iwan Fals yang di cover Regita. Backgroundnya SettiaBlog gunakan Chamchi Kimbap, kalau yang ini dari Korea, kebetulan isinya ikan Tuna jadinya Chamchi Kimbap. Thu kan, SettiaBlog itu sok banget kok. Lha wong di Indonesia banyak makanan kok backgroundnya pakai makanan asing. Bukannya sok ya, kayak onigiri itu praktis lho kalau di pakai bekal. Waktu dulu masih latihan kan sering pulangnya larut malam bahkan sampai pagi. SettiaBlog sering buat onigiri untuk bekal, cuma bungkusnya pakai daun pisang. Lebih awet ndak mudah basi. Kalau nenurut SettiaBlog porsi onigiri itu kan ndak terlalu banyak sehingga makanan yang tersisa dan terbuang ndak banyak, boleh di bilang semua akan termakan. Benar jika itu akan membawa berkah karena bener - bener menghargai makanan.

Sukses dalam Islam bukan hanya diukur dari keberhasilan materi, tetapi juga dari keberkahan hidup yang mencakup kesejahteraan spiritual, moral, dan sosial. Oleh karena itu, keberhasilan sejati adalah ketika seseorang mampu menjalani kehidupan yang berkah, sukses di dunia tanpa melupakan kehidupan akhirat.

Pertama, Niat yang Lurus dan Ikhlas. Segala amal yang dilakukan harus dimulai dengan niat yang lurus karena Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya” (HR. Bukhari dan Muslim). Niat yang ikhlas menjadikan setiap aktivitas bernilai ibadah, baik dalam pekerjaan, pendidikan, maupun kehidupan sosial. Dengan niat yang benar, seseorang akan memiliki motivasi yang lebih kuat dan ndak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang merusak integritasnya.

Kedua, Menjaga Ketaatan kepada Allah SWT. Sukses sejati hanya dapat diraih jika seseorang taat kepada Allah SWT. Menjalankan ibadah dengan baik, seperti shalat, puasa, dan sedekah, akan membawa keberkahan dalam hidup. Dalam Surah Al-Ankabut ayat 69, Allah SWT berjanji, “Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” Ketaatan ini ndak hanya mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga memberikan ketenangan jiwa dan menjauhkan dari kesulitan hidup.

Ketiga, Menuntut Ilmu sebagai Kunci Keberkahan. Ilmu adalah kunci untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga” (HR. Muslim). Ilmu yang bermanfaat membantu seseorang membuat keputusan yang benar, menghindari kebodohan, dan berkontribusi bagi umat. Dengan ilmu, seseorang dapat mengembangkan keterampilan yang membawa manfaat bagi dirinya dan masyarakat.

Keempat, Bekerja Keras dengan Etos Islami. Islam mengajarkan bahwa kerja keras adalah bagian dari ibadah. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik daripada hasil kerja tangannya sendiri” (HR. Bukhari). Namun, dalam bekerja, seorang Muslim harus tetap berpegang pada nilai-nilai kejujuran, amanah, dan ndak melakukan kecurangan. Keberkahan dalam rezeki hanya dapat diraih dengan cara yang halal dan penuh integritas.

Kelima, Menjalin Hubungan Sosial yang Baik. Kesuksesan ndak hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi juga tentang bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain. Rasulullah SAW mengajarkan pentingnya ukhuwah Islamiyah dan sikap tolong-menolong. Dalam Surah Al-Maidah ayat 2, Allah berfirman, “Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” Dengan membangun hubungan yang baik, seseorang akan mendapatkan dukungan moral dan sosial dalam mencapai keberhasilannya.

Keenam, Menghindari Maksiat dan Perbuatan yang Merugikan. Kesuksesan sejati ndak hanya tentang mengumpulkan kekayaan, tetapi juga bagaimana seseorang menjaga dirinya dari perbuatan yang mengundang murka Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya” (HR. Ahmad). Menghindari riba, korupsi, dan perbuatan haram lainnya adalah langkah penting agar hidup penuh keberkahan dan selamat di akhirat.

Ketujuh, Mensyukuri Nikmat yang Diberikan Allah SWT. Rasa syukur membuka pintu keberkahan dan menambah nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam Surah Ibrahim ayat 7, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.” Sikap syukur bukan hanya diungkapkan dengan kata-kata, tetapi juga dengan amal perbuatan, seperti berbagi dengan sesama, mempergunakan harta di jalan yang baik, dan tetap rendah hati meskipun telah mencapai kesuksesan.

Kedelapan, Berdoa dan Bertawakal kepada Allah SWT. Seorang Muslim harus selalu berusaha dan berikhtiar, namun pada akhirnya segala sesuatu bergantung kepada kehendak Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, “Jika engkau bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Allah akan memberimu rezeki sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung; ia pergi pagi dalam keadaan lapar dan pulang sore dalam keadaan kenyang” (HR. Tirmidzi). Tawakal bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan menyerahkan hasil akhir kepada Allah SWT setelah melakukan segala upaya yang maksimal.

Kesembilan, Menjadikan Akhirat sebagai Tujuan Utama. Keberhasilan di dunia akan terasa hampa jika seseorang mengabaikan akhirat. Allah SWT mengingatkan dalam Surah Al-Qashash ayat 77, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia.” Dengan menjadikan akhirat sebagai prioritas utama, seseorang akan lebih berhati-hati dalam bertindak dan memastikan bahwa seluruh pencapaiannya ndak hanya bermanfaat di dunia, tetapi juga menjadi bekal di akhirat.

No comments:

Post a Comment