May 19, 2025

Cara Mengobati Luka Emosional

 


 
   
Sebelum buat bahasan nyeruput kopi dulu ya, di luar ini juga lagi hujan. Lagu pada video klip di atas itu "tattoo" milik Loreen. Tema lagu c tentang perjalanan menuju pemulihan dari luka emosional dan penguatan diri. Luka emosional adalah penderitaan mental dan psikologis seseorang yang diakibatkan oleh pengalaman negatif, ndak menyenangkan, atau menimbulkan trauma. Rasa sakit tersebut bisa berlangsung terus-menerus, berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, jika lukanya cukup dalam. Setiap orang memiliki kondisi dan penyebab luka emosional yang berbeda-beda, dan dengan kadar toleransi yang berbeda pula. Luka emosional sendiri bisa dialami secara mengejutkan atau langsung akibat sebuah kejadian, atau perlahan dan ndak disadari karena pengalaman trauma masa lalu.

Penyembuhan emosional terjadi ketika Anda dapat mengakui, menerima, dan memproses emosi atau pengalaman yang sulit.  Hal ini mungkin melibatkan empati, pengaturan diri, belas kasihan diri, penerimaan diri, perhatian, dan integrasi. Semua orang akan membutuhkan penyembuhan emosional, terutama ketika mengalami tantangan dan emosi sulit yang perlu diproses.

Beberapa penyebab stres dalam hidup yang umum menyebabkan orang mencari penyembuhan emosional : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perpisahan, kehilangan pekerjaan, pelecehan (termasuk emosional, fisik, dan seksual)dan penyakit. Selain itu, kemarahan, kesedihan, atau kecemasan yang semakin intensif dan berkepanjangan yang dialami juga ikut berpengaruh. Perasaan ini dapat menyebabkan gangguan fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Penyembuhan emosional mungkin terlihat berbeda jika gejalanya menjadi kronis. Mengobati luka emosional tidaklah mudah, terutama ketika luka tersebut sangat dalam. Dibutuhkan lebih dari sekedar “pembalut luka” emosional untuk memperbaikinya. Di bawah ini ada  beberapa tip's yang bisa membantu Anda dalam menyembuhkan luka emosional:

1. Mulai dengan langkah kecil

Mencoba membuat terlalu banyak perubahan sekaligus bisa menjadi bumerang. Anda mungkin kewalahan atau merasa gagal jika menetapkan ekspektasi yang ndak realistis. Membuat perubahan kecil, dapat dikelola, dan bertahap akan menciptakan perasaan sukses, harapan, dan dorongan untuk membawa Anda melalui proses penyembuhan.

2. Jangan berekspektasi

Ingatlah bahwa Anda ndak harus langsung sembuh 100 persen untuk dapat kembali meningkatkan kualitas hidup Anda. Penyembuhan sekecil apa pun akan meningkatkan kualitas hidup Anda. Lakukan selangkah demi selangkah dan Anda akan melihat sedikit peningkatan pada suasana hati Anda.

3. Bersabarlah dan konsisten

Penyembuhan membutuhkan banyak proses. Anda perlu bersabar dan menyediakan waktu yang diperlukan untuk memperoleh wawasan dan keterampilan baru. Tetap konsisten meskipun keadaan menjadi sulit, bersedia mencoba pendekatan baru, dan menantang diri sendiri dengan cara baru.

4. Prioritaskan diri Anda

Prioritaskan self care  dan kasih sayang pada diri sendiri. Ketika meminta banyak pada diri sendiri, Anda juga perlu memberi banyak pada diri sendiri. Dan mengupayakan penyembuhan emosional membutuhkan banyak sekali energi, waktu, dan terkadang uang. Sehingga Anda perlu benar-benar memperhatikan perasaan dan sensasi fisik di tubuh Anda.

5. Minta bantuan

Mendapatkan bantuan saat akan menyembuhkan luka emosional memiliki banyak manfaat, dukungan emosional, bimbingan, dan kemampuan untuk menghilangkan rasa malu. Dan bantuan bisa bermacam-macam bentuknya tergantung kebutuhan Anda, namun pastikan untuk meminta bantuan yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda.

6. Jangan takut dengan masa lalu

Bersedialah untuk memproses perasaan Anda tentang masa lalu. Sebab, mencoba menghindari apa yang terjadi di masa lalu ndak akan berhasil. Perasaan-perasaan itu cenderung bertahan, kadang-kadang tertidur atau mati rasa untuk sementara waktu, namun pada akhirnya perasaan-perasaan itu muncul kembali. Anda perlu merasakannya dan memberinya ruang sebelum mereka kehilangan kekuasaan atas Anda dan benar-benar menjadi bagian dari masa lalu. 

Udah ya, maafin SettiaBlog lho ya. Untuk backgroundnya ini SettiaBlog mencampur beberapa warna kayak ice blue, silver, green, crimson dan beberapa warna lainnya dengan pola ndak beraturan.


 
       
         
Video klip kedua ini ada "the unforgiven" milik Metalica yang di cover Stefanie Heinzman.  unforgiven secara harfiah memiliki arti 'tak terampuni' (sulit memaafkan).  Jika di antara Anda ada yang sulit untuk memaafkan, SettiaBlog akan mengenalkan sedikit forgiveness therapy. Terdapat empat tahap dalam melakukan forgiveness therapy :

1. Tahap Mengungkapkan Kemarahan

Tahap mengungkapkan kemarahan merupakan tahap pertama dalam forgiveness therapy. Pada tahap ini Anda diminta untuk mengingat kembali peristiwa yang menimbulkan rasa marah atau kecewa di hati Anda. Anda bisa menuliskan perasaan-perasaan ini pada selembar kertas. Misalnya, Anda pernah mengalami kejadian pencopetan di angkutan umum. Setelah kejadian itu, Anda merasa takut untuk naik angkutan umum lagi karena Anda ndak ingin peristiwa yang sama terulang kembali.

2. Tahap Mengambil Keputusan untuk Memaafkan

Sering kali orang sulit untuk mengambil keputusan memaafkan karena mereka tahu bahwa mereka memiliki hak untuk merasa marah atau kecewa, sedangkan pihak yang telah merugikan ndak berhak dimaafkan oleh mereka. Mengambil keputusan untuk memaafkan berarti bersedia melepaskan semua kebencian yang ada dalam hati. Pada tahap ini Anda dapat menuliskan keuntungan dan kerugian jika seandainya Anda mengambil keputusan untuk memaafkan pihak yang telah menyakiti Anda.

3. Tahap Memaafkan

Selama tahap memaafkan Anda mulai belajar memahami pelaku dengan sudut pandang yang baru, yang memungkinkan timbulnya perasaan positif terhadap pelaku dan diri Anda sendiri. Namun, perlu ditekankan bahwa memahami ndak berarti memaafkan. Seseorang dapat memahami orang lain tanpa harus percaya bahwa tindakan yang dilakukan oleh orang lain itu memang pantas diterima. Pada tahap ini Anda bisa menuliskan pandangan Anda tentang latar belakang pelaku tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berikut. Kira-kira seperti apa kehidupan pelaku saat mereka tumbuh dewasa? Mungkinkah hal itu memengaruhi perilaku mereka? Seperti apa kehidupan pelaku saat mereka melakukan kesalahan kepada Anda?

4. Tahap Melepas Kemarahan

Selama tahap melepas kemarahan, Anda akan semakin mengurangi emosi negatif terkait dengan ketidakadilan yang pernah Anda alami. Anda mungkin menemukan hikmah dalam kejadian itu dan mengenali bahwa berkat kejadian itu Anda telah berkembang menjadi sosok yang lebih baik. Pada tahap terakhir ini Anda bisa mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut. Manfaat apa yang akan Anda dapatkan jika memaafkan pihak yang telah berbuat salah kepada Anda? Apakah kemarahan Anda menimbulkan perubahan perilaku Anda? Pertimbangkanlah sudah sejauh mana Anda menghabiskan waktu dan energi Anda untuk memikirkan kesalahan pelaku? Apakah Anda lebih kuat dari sebelumnya sebelum memutuskan untuk memaafkan? Bagaimana upaya Anda untuk memaafkan pelaku?

Harapan SettiaBlog c kita semua  bisa belajar memaafkan karena sejatinya memaafkan bukan memaksa kita untuk melupakan hal menyakitkan yang pernah kita alami. Memaafkan adalah sebuah cara kita untuk belajar sembuh dengan mengobati luka batin yang dirobek oleh pihak-pihak ndak bertanggung jawab yang pernah hadir dalam hidup kita. Kitalah yang peduli kepada diri kita sendiri. Memaafkan berarti kita membantu diri sendiri untuk membuka lembaran baru dalam hidup agar diri kita bisa bersinar lebih terang dari bintang mana pun yang ada di angkasa...he..he...

O ya, di bahasan sebelumnya SettiaBlog menyisipkan sedikit puisinya Wolfgang Goethe Über allen Gipfeln. Pasti banyak yang beranggapan SettiaBlog itu sok... Ya itu sebenarnya puisi klasik yang harus SettiaBlog tulis apa adanya biar ndak mengubah makna. Itu bagian dari masa lalu SettiaBlog. Dulu waktu masih sekolah SettiaBlog sering menulis cerpen dan puisi untuk di kirim ke majalah - majalah yang ada. Sebagai tambahan wawasan SettiaBlog sering baca puisi dan karya sastra klasik lainnya. Untuk membaca itu SettiaBlog harus pergi ke perpustakaan umum yang kebetulan memiliki banyak koleksi buku - buku sastra. Dan jeleknya SettiaBlog sering melakukan itu di saat jam pelajaran, ya diam - diam keluar kelas. Dan udah ndak terhitung SettiaBlog ketahuan guru lalu di hukum. Dan apakah di antara Anda ada yang di masa lalunya juga memiliki cerita - cerita yang konyol kayak gitu?  Ndak..... ada SettiaBlog.  O...ndak ada tho? Ya udah.

No comments:

Post a Comment