Jun 2, 2025

Hidup Sederhana Membuat Orang Lebih Percaya Diri

 


Pada bahasa kali SettiaBlog gunakan background dengan pola mozaik.  Mozaik sendiri dalam konteks seni, adalah tentang bagaimana potongan-potongan kecil yang berbeda dapat disatukan untuk membentuk sebuah gambar atau pola yang utuh dan indah. Mozaik juga merupakan  representasi diversitas  dan keberagaman, hingga tentang bagaimana kesederhanaan dapat menciptakan sesuatu yang kompleks dan bermakna. 

Percaya diri dalam kesederhanaan adalah kekuatan yang langka lho, namun memesona. Seringkali, masyarakat memberi banyak perhatian pada kemewahan dan ketenaran, membuat orang merasa bahwa hanya dengan memiliki banyak harta atau prestise, mereka bisa merasa yakin. Namun, kepercayaan diri sejati sering ditemukan dalam kesederhanaan. Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh dengan tekanan, orang yang memahami kekuatan kesederhanaan menemukan kepercayaan diri yang ndak tergoyahkan. Pada bahasa kali ini SettiaBlog akan kasih  alasan mengapa seseorang bisa merasa percaya diri dalam kesederhanaan. Dari kepuasan batin hingga keberanian untuk menjadi diri sendiri, mari jelajahi bagaimana kesederhanaan menciptakan dasar yang kokoh untuk kepercayaan diri yang tulus.

1.Kepuasan batin yang ndak terpengaruh oleh materi

Seseorang yang percaya diri dalam kesederhanaan menemukan kepuasan batin yang ndak terpengaruh oleh materi. Mereka menghargai nilai-nilai inti seperti kebahagiaan, cinta, dan kepuasan pribadi daripada barang-barang mewah atau status sosial. Kesederhanaan memberi mereka kebebasan dari kebutuhan akan validasi eksternal, memungkinkan mereka merasa puas dengan siapa dan apa yang mereka miliki.

2.Kemampuan menghargai hal-hal kecil dalam hidup

Orang yang merasa percaya diri dalam kesederhanaan mampu menghargai keindahan dalam hal-hal kecil dalam hidup. Mereka melihat keajaiban dalam matahari terbenam, senyum seorang anak, atau aroma hujan segar. Kemampuan ini memberi mereka kebahagiaan yang tulus dan meningkatkan rasa syukur terhadap pengalaman hidup sehari-hari.

3. Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain

Kesederhanaan menciptakan penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Seseorang yang percaya diri dalam kesederhanaan ndak merasa perlu membandingkan diri mereka dengan orang lain atau bersaing dalam perlombaan status sosial. Mereka menerima diri mereka apa adanya dan menghargai keragaman dalam kehidupan manusia.

4.Keberanian untuk menjadi diri sendiri tanpa batasan

Orang yang merasa percaya diri dalam kesederhanaan memiliki keberanian untuk menjadi diri mereka sendiri tanpa batasan. Mereka ndak terjebak dalam ekspektasi sosial atau norma yang ndak sejalan dengan nilai-nilai mereka. Kesederhanaan memberi mereka kebebasan untuk mengekspresikan diri tanpa rasa takut atau ketidakpercayaan diri.

5.Penguatan hubungan sosial yang autentik

Kesederhanaan memperkuat hubungan sosial yang autentik. Orang yang hidup dengan sederhana cenderung menarik orang-orang yang menghargai nilai-nilai sejati dan keaslian. Hubungan yang dibangun di atas kesederhanaan dan ketulusan lebih mendalam dan bermakna, membantu memperkuat rasa percaya diri dalam konteks sosial.

6.Pemahaman akan keseimbangan dan prioritas hidup

Kesederhanaan membantu seseorang memahami pentingnya keseimbangan dan prioritas dalam hidup. Mereka memahami bahwa kebahagiaan sejati ndak ditemukan dalam harta benda melainkan dalam hubungan, kedamaian batin, dan kontribusi positif kepada dunia. Pemahaman ini memberi mereka kepercayaan diri untuk mengambil keputusan yang lebih bijaksana dan membangun hidup yang memiliki makna.

Dalam dunia yang terus berkembang dan sering kali membingungkan ini, kesederhanaan adalah benteng yang kokoh untuk kepercayaan diri yang tulus. Orang yang merasa percaya diri dalam kesederhanaan menemukan kebahagiaan yang mendalam dan kepuasan batin yang ndak tergoyahkan oleh tekanan eksternal. Mereka mengajarkan kepada kita semua bahwa kepercayaan diri sejati ndak terletak pada apa yang dimiliki atau apa yang orang lain pikirkan, tetapi dalam kemampuan untuk menghargai kehidupan dalam segala keindahannya, tanpa terpengaruh oleh dunia luar. Semoga kita semua dapat belajar dari kebijaksanaan dan menemukan kepercayaan diri yang mendalam dalam kesederhanaan.

Udah ya, maaf in SettiaBlog lho ya, SettiaBlog ngerti kok, pasti banyak yang ndak suka ketika SettiaBlog membuat bahasan kayak gini. Video klipnya SettiaBlog kasih "be alright" yang di cover Dean Lewis.


Untuk yang bawah ini backgroundnya SettiaBlog  kasih Ikebana. Ikebana sendiri merupakan simbol kesederhanaan dan keindahan alam.

Rasulullah SAW adalah makhluk terbaik sepanjang masa yang diciptakan dan diutus oleh Allah SWT  ke muka bumi. Perjalanan hidupnya yang penuh perjuangan selalu menyisakan hikmah yang berharga untuk umatnya. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, bahwa Rasulullah SAW adalah suri teladan yang baik. Allah SAW berfirman dalam Surat Al-Ahzab ayat 21:
  لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ  
“Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.”

  Salah satu keteladanan Rasulullah SAW  yang dapat diikuti ialah beliau memilih hidup dalam kesederhanaan. Dalam sejarahnya, Rasulullah  SAW bukan terpaksa hidup sederhana, keputusan itu semata-mata karena pilihan hati dan supaya menjadi teladan bagi umatnya. Disebutkan dalam sebuah riwayat, Allah SWT  pernah menawarkan kepada Rasulullah SAW, padang pasir Makkah yang tandus akan diubah menjadi hamparan surga yang berisi emas gemerlapan dan diberikan kepada Rasulullah SAW. Tetapi, Rasulullah SAW memutuskan untuk menolak dan memohon agar diberi kecukupan dan hidup sederhana. Hal ini disampaikan langsung oleh Rasulullah SAW dalam hadistnya, diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi,
  عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " ‌عَرَضَ ‌عَلَيَّ ‌رَبِّي ‌لِيَجْعَلَ ‌لِي ‌بَطْحَاءَ مَكَّةَ ذَهَبًا. فَقُلْتُ: لَا. يَا رَبِّ وَلَكِنْ أَشْبَعُ يَوْمًا وَأَجُوعُ يَوْمًا، أَوْ نَحْوَ ذَلِكَ، فَإِذَا جُعْتُ تَضَرَّعْتُ إِلَيْكَ وَذَكَرْتُكَ، وَإِذَا شَبِعْتُ حَمِدْتُكَ وَشَكَرْتُكَ
“Dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: ‘Tuhanku (Allah) telah menawarkan kepada diriku, bahwa Dia ingin menjadikan padang pasir Makkah sebagai emas. Kemudian aku menjawab: Jangan, wahai Tuhanku. Tetapi, aku hanya ingin kenyang untuk sehari dan lapar sehari di hari yang lain atau semacam keduanya. Apabila aku lapar, aku akan memohon kepadamu dan mengingatmu. Begitu pun ketika aku kenyang, aku akan memujimu dan lalu bersyukur.” (HR. Tirmidzi)  

Syekh Ali bin Sulthon Muhammad dalam kitab Mirqotul Mafatih menjelaskan hadits tersebut, bahwasanya Allah SWT mengajak Rasulullah SAW  bermusyawarah sekaligus menawarkan pilihan kepadanya untuk memperoleh kemegahan hidup atau menjalani kehidupan yang sederhana dan serba cukup di dunia. Allah SWT hendak menjadikan padang pasir yang ada di Makkah untuk Rasulullah SAW atau terkhusus bagi umatnya, yakni dengan mengubah batu dan pasirnya menjadi emas. Namun, tawaran tersebut ditolak langsung oleh Rasulullah SAW karena ia memillih untuk kenyang dalam satu waktu, lalu dengan kenyang tersebut ia bisa bersyukur. Kemudian lapar di waktu yang lain, lalu dengan lapar ini ia bisa bersabar.

Selanjutnya, Syekh Ali menjelaskan dan menafsirkan alasan Nabi Muhammad SAW memilih hidup cukup dan sederhana dalam haditsnya tersebut, ia mengungkapkan:
  فَإِذَا جُعْتُ تَضَرَّعْتُ إِلَيْكَ) أَيْ: بِعَرْضِ الِافْتِقَارِ عَلَيْكَ (وَذَكَرْتُكَ) أَيْ: بِسَبَبِهِ فَإِنَّ الْفَقْرَ يُورِثُ الذِّكْرَ، كَمَا فِي الْغِنَى يُوجِبُ الْكُفْرَ  وَإِذَا شَبِعْتُ حَمِدْتُكَ) أَيْ: بِمَا أَلْهَمَتْنِي مِنْ ثَنَائِكَ (وَشَكَرْتُكَ) : عَلَى إِشْبَاعِكَ وَسَائِرِ نَعْمَائِكَ
  “Sabda Nabi (Apabila aku lapar, aku akan memohon kepadamu) artinya, akan menampakkan kerendahan diriku terhadap-Mu (Allah). (lalu aku akan mengingat-Mu) yaitu, mengingat Allah sebab lapar. Sungguh, karena kefakiran itu bisa mewariskan dzikrullah. Sebagaimana halnya merasa kaya yang mewariskan kepada kufur nikmat. Kemudian sabda Nabi, (Apabila aku kenyang, aku akan memuji-Mu) maksudnya adalah memuji dengan apa yang telah dianugerahkan kepadaku dari kemahakuasaan-Mu, (Maka, aku akan bersyukur kepada-Mu) yakni, dengan kenyang yang Engkau berikan dan seluruh nikmat-Mu yang lain.”  (Ali bin Sulthon Muhammad, Mirqotul Mafatih, [Beirut: Darul Fikr, 2003] jilid VIII, halaman 3249-3250)  

Syekh Hasan bin Ali Al-Qahiri dalam kitab Fathul Qarib al-Mujib menjelaskan, ada seseorang bertanya terkait hikmah di balik keputusan Nabi Muhammad SAW saat diberi tawaran kemewahan hidup, sebagaimana penjelasan hadits tersebut. Syekh Hasan menyebutkan beberapa hikmah sekaligus menjawab pertanyaan tersebut, yaitu sebagaimana berikut: Jika Nabi Muhammad SAW hidup dalam kekayaan dan kemegahan, maka kaumnya akan menuduh bahwa dia adalah orang yang gila harta dan tamak. Untuk itu, Rasulullah SAW  memilih tetap hidup sederhana. Allah-lah yang menjadikan Nabi Muhammad SAW memilih tetap dalam kesederhanaan. Supaya hati orang fakir merasa ikut bahagia dengan kesederhanaan hidup (karena merasa senasib). Sebagaimana para orang kaya bergembira dengan harta.

Harta adalah benda yang ndak akan terlepas dari ikatan hukum halal dan haram. Keharamannya akan membawa kepada azab (siksaan), sedangkan halalnya akan dihisab (diminta pertanggungjawaban). Sehingga hisabnya akan menyibukkan Rasulullah SAW di hari kiamat nanti. Hal ini bisa menyebabkan waktu beliau terkuras dan terganggu untuk memberikan syafaat kepada umatnya. Karena inilah, Rasulullah SAW memilih hidup sederhana.

Kesederhanaan yang dipilih oleh Rasulullah SAW menjadi bukti, bahwa sederhana itu lebih berharga dibandingkan dengan kaya. Karena Rasulullah SAW sebagai makhluk terbaik, justru memilih hidup sederhana. (Syekh Hasan bin Ali Al-Qahiri, Fathul Qarib al-Mujib, [Riyadh, Maktabah Darussalam, 2018] halaman 4948, jilid 13)

  Rasulullah SAW rela memilih makan sehari dan lapar di hari yang lain ketika ditawarkan hidup yang penuh dengan kemewahan. Hal ini menjelaskan bahwa hidup sederhana itu adalah sebuah keistimewaan. Namun yang perlu ditekankan adalah kita perlu bersyukur dan bersabar dalam menjalani dinamika kehidupan ini, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

O ya, untuk video klip kedua ini SettiaBlog kasih 'hide away' milik Daya. Liriknya c tentang menemukan diri sendiri sebelum bisa menjalin hubungan yang sehat dan bermakna.   

No comments:

Post a Comment