Untuk background kali ini SettiaBlog menggabungkan banyak warna, nampaknya sederhana tapi sebenarnya cukup rumit. Untuk video klip nya SettiaBlog kasih " I Started a Joke” milik Bee Gees yang di cover Karolina Protsenko. Kayaknya perkembangan Karolina ini cukup pesat, mulai biola, gitar sampai vokal, dia benar - benar belajar di jalan. Tapi bisa Anda lihat kondisi jalannya juga nyaman jadi enak buat belajar. Liriknya c mengeksplorasi tema ironi dan dampak tindakan serta persepsi kita terhadap diri sendiri dan orang lain. Menggambarkan skenario yang dimulai dari sesuatu yang sepele—sebuah lelucon—yang secara ndak terduga menyebabkan kesedihan yang luas. Namun, mereka ndak menyadari bahwa sebenarnya merekalah subjek dari lelucon tersebut, yang mengimplikasikan kurangnya kesadaran diri atau sebuah putaran nasib yang ironis. Secara keseluruhan, liriknya menggambarkan introspeksi mendalam tentang sifat tindakan dan konsekuensinya, ketidakpastian tentang bagaimana orang lain bereaksi terhadap perilaku kita, dan perjalanan yang terkadang menyakitkan menuju kesadaran diri serta pemahaman tentang dampak yang kita miliki terhadap dunia dan orang-orang di sekitar kita.
Untuk itu kita di tuntut untuk belajar pengendalian diri (self control) . Pengendalian diri adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengontrol emosi yang ada pada dirinya. Oleh sebab itu, sangatlah penting dalam membangun pengendalian diri dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk pengendalian tingkah laku yang ndak kita inginkan dan membuat tujuan yang ingin kita capai menjadi lebih terarah.
Pengendalian diri atau self-control merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki setiap individu untuk memiliki kehendak atau keinginan dalam mengatur tingkah laku dirinya sendiri serta menekan atau melawan tingkah laku impulsif yang dapat memberikan dampak negatif, dan mengarahkannya pada konsekuensi yang lebih baik atau positif.
Pengendalian diri terbagi menjadi lima aspek. Pengendalian diri sebagai kontrol personal. Berikut tiga aspek pengendalian diri yang terdiri dari kontrol perilaku atau behavioral control, kontrol kognitif atau cognitive control, mengontrol kepuasan atau decisional control, Informasi kontrol diri atau informational control, serta kontrol retrospektif atau retrospective control.
1. Kontrol Perilaku atau Behavioral Control
Aspek yang pertama yaitu, kontrol perilaku merupakan sebuah kesiapan atau ketersediaan sebuah respon yang secara langsung dapat mempengaruhi serta memodifikasi suatu keadaan yang seringkali tidak menyenangkan. Kemampuan dalam mengontrol perilaku ini sendiri dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu regulated administration serta stimulus modifiability.
Regulated Administration atau kemampuan untuk mengatur pelaksanaan merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki individu untuk menentukan siapa yang dapat mengendalikan sebuah keadaan, baik dirinya sendiri ataupun segala aspek yang ada di luar dirinya.
Stimulus Modifiability atau kemampuan untuk mengatur stimulus merupakan kemampuan yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana dan juga kapan stimulus yang ndak dikehendaki harus dilawan.
2. Kontrol Kognitif atau Cognitive Control
Aspek yang kedua yaitu, kontrol kognitif sendiri merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki seorang individu yang digunakan untuk mengelola informasi ndak diinginkan melalui berbagai cara seperti, menginterpretasikan suatu hal, menilai serta menggabungkan suatu keadaan yang terjadi ke dalam sebuah kerangka kognitif yang merupakan sebuah bentuk adaptasi psikologis dengan tujuan guna mengurangi tekanan. Kemampuan kognitif ini dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu memperoleh sebuah informasi serta melakukan penilaian.
Dengan memperoleh informasi mengenai hal atau keadaan yang kurang menyenangkan, seorang individu dapat melakukan antisipasi keadaan tersebut dengan melakukan berbagai hal yang menjadi pertimbangan.
Dengan melakukan penilaian tersebut, menandakan seorang individu sedang berusaha untuk menafsirkan atau menilai suatu keadaan dengan cara memperhatikan berbagai segi positif yang ada secara subjektif.
3. Mengontrol Keputusan atau Behavioral Control
Aspek yang ketiga yaitu, kontrol keputusan merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki individu dalam memilih suatu tindakan melalui berbagai hal yang dirinya yakini dan setujui.
4. Kontrol Informational atau Informational Control
Aspek yang keempat yaitu, kontrol informational merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki individu untuk mengurangi tekanan melalui meningkatkan kemampuan seseorang untuk memprediksi serta mempersiapkan apa yang akan terjadi melalui mengurangi rasa takut yang sering dimiliki oleh individu tentang hal yang ndak dapat di duga.
5. Kontrol Retrospektif atau Retrospective Control
Aspek yang kelima yaitu, kontrol retrospektif merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki individu untuk meyakinkan tentang apa serta siapa yang menjadi penyebab tekanan yang ada tersebut terjadi.
Dan ada beragam faktor yang dapat mempengaruhi pengendalian diri terbagi menjadi yaitu, faktor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor pertama yang menjadi pengaruh dari pengendalian diri adalah faktor internal. Faktor internal yang dimaksud dalam hal ini ada usia, dimana dengan seiring bertambahnya umur seseorang, maka semakin baik pula orang tersebut dalam mengontrol dirinya.
2. Faktor Eksternal
Faktor kedua yang menjadi pengaruh dari pengendalian diri adalah faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksud dalam hal ini diantaranya adalah lingkungan keluarga. Yang dimaksud dari lingkungan keluarga adalah orang tua, dimana merupakan seseorang yang dapat menentukan kedisiplinan terhadap anaknya.
Dengan orang tua menerapkan kedisiplinan sejak dini secara konsisten dengan konsekuensi yang nyata, maka dengan begitu sikap konsisten yang ditekuninya akan tertanam dalam diri anaknya sehingga mampu mengendalikan diri dengan baik. Terdapat beberapa faktor lain yang dapat menjadi pengaruh dalam pengendalian diri atau kontrol diri, sebagai berikut.
1. Orientasi Religius
Faktor pertama yang dapat mempengaruhi pengendalian diri adalah orientasi religius seseorang. Orientasi religius sebagai faktor pengendalian diri memiliki berbagai konsekuensi yang bersifat positif termasuk variabel kepribadian. Berikut beberapa contohnya seperti kecemasan, kontrol diri, keyakinan irrasional, depresi hingga sifat kepribadian lainnya. Orientasi religius sendiri juga berkorelasi secara positif dengan pengendalian diri.
2. Pola Asuh Orang Tua
Faktor kedua yang dapat mempengaruhi pengendalian diri adalah pola asuh orang tua. Dimana, dengan adanya sikap disiplin yang diterapkan orang tua merupakan suatu hal penting karena dapat menanamkan serta mengembangkan nilai kontrol diri pada seseorang. Dengan begitu, seseorang dapat mempertanggungjawabkan segala tindakan yang diperbuatnya baik positif maupun negatif.
3. Faktor Kognitif
Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi pengendalian diri adalah faktor kognitif. Hal ini dikarenakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan dirinya sendiri seringkali dipengaruhi berbagai perencanaan untuk melakukan sebuah tindakan akan sesuatu.
Cara Mengendalikan Diri
1. Mengatur Irama Pernapasan
Cara pertama yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah mengatur irama pernapasan. Menurut penelitian yang ada, agar neurokimia dapat memutar kembali posisi kimia yang ada di otak menjadi normal hanya membutuhkan waktu 90 detik saja. Dengan melakukan pengaturan irama pernapasan sebagai cara untuk mengendalikan emosi yang ada dalam diri, Anda dapat mengistirahatkan pikiran sejenak.
Caranya pun sangatlah mudah, Anda hanya perlu untuk menarik napas yang dalam serta perlahan, kemudian rasakan kenikmatan pada setiap hembusan yang dikeluarkan sebelum melanjutkan aktivitas keseharian. Melakukan hal ini dapat membantu Anda untuk menjernihkan pikiran dengan rentang waktu yang singkat. Dengan mengatur irama pernapasan Anda sudah masuk ke dalam langkah awal untuk mengendalikan diri lebih baik.
2. Menahan Amarah serta Mengendalikan Diri
Cara kedua yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah dengan menahan amarah. Ketika Anda berada di situasi dimana emosi amarah sulit diatur, cobalah untuk tetap tenang dan mencoba menahan amarah yang keluar saat itu.
Siklus agresi yang merupakan siklus kemarahan yang terbentuk karena adanya eskalasi, eksplosi, serta pasca-eksplosi. Dengan memiliki pengendalian diri, maka aggression cycle menjadi ndak teratur dan ndak terjadi. Jika Anda dapat mengendalikan diri maka pikiran Anda akan lebih tenang dan dapat berpikir lebih logis.
3. Mengontrol Tingkat Kesadaran Diri
Cara ketiga yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah dengan mengontrol tingkat kesadaran diri. Hal ini sangat penting dikarenakan ketika Anda emosi seringkali seseorang kehilangan kesadaran akan tindakan yang dilakukannya. Dalam berekspresi sendiri, kita harus mengetahui waktu dan tempat yang tepat untuk menuangkannya.
Menunjukkan emosi bukanlah hal yang buruk apalagi jika terjadi suatu peristiwa ekstrim seperti berpisah orang yang dicintai, ataupun kehilangan barang berharga. Namun, yang penting adalah memiliki kesadaran untuk mengendalikan situasi.
Ndak peduli seberapa frustasi maupun emosi yang ada terbentung, membanting barang ataupun meneriaki orang yang ingin membantu kita ndak akan membantu permasalahan selesai dan malah menambahkan beban bagi diri sendiri. Kesadaran diri sangatlah penting agar Anda bisa belajar kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkan perasaan dan kapan harus memendamnya dan menyalurkannya ke hal lain.
4. Melakukan Aktivitas yang Disukai Guna Mengalihkan Pikiran
Cara keempat yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah dengan melakukan aktivitas yang Anda sukai seperti bermain, menonton, olahraga, ataupun belanja. Jika Anda membutuhkan waktu sejenak, maka carilah cara untuk mengatur waktu agar ndak ada urusan yang terbengkalai.
5. Mengubah Sudut Pandang
Cara kelima yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah dengan mengubah sudut pandang tentang suatu masalah. Anggaplah jika terjadi sesuatu, maka setiap perbuatan akan ada hikmahnya baik itu positif maupun negatif. Setidaknya dengan kejadian tersebut terjadi, Anda menjadi belajar sehingga kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi dan menghindari masalah yang dapat merugikan diri sendiri.
6. Membayangkan Setiap Harinya Sebagai Hari Terakhir
Cara keenam yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah membayangkan setiap harinya sebagai hari terakhir dengan begitu Anda akan lebih tenang karena Anda ingin menjadi orang yang lebih baik, dengan begitu emosi yang ada menjadi mereda perlahan.
7. Bersikap Bijak Ketika Melakukan Tindakan
Cara ketujuh yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah bersikap bijak setiap mengambil sebuah tindakan dan ndak tergesa-gesa karena memiliki alasan ingin menyelesaikan masalah secepat mungkin. Karena perbuatan tersebut, bisa saja membuat permasalahan yang ada menjadi lebih fatal dan rumit. Hal yang dibutuhkan adalah, ketenangan serta ketepatan dalam memutuskan sebuah pilihan dengan pemikiran yang bijak.
8. Mampu Saling Memaafkan
Cara kedelapan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah mampu saling memaafkan, walaupun untuk memaafkan orang lain merupakan hal yang sulit. Namun, untuk dapat mengendalikan diri lebih baik, sikap memaafkan merupakan bagian yang penting dengan begitu Anda terhindar dari berbagai pemikiran negatif.
9. Ndak Membesarkan Sebuah Masalah
Cara kesembilan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah dengan ndak membesarkan sebuah masalah, dengan begitu kamu bisa terhindar dari adanya tekanan dalam diri. Seringkali permasalahan yang ada ndak sebesar yang Anda kira, Anda harus berpikir jernih terlebih dahulu, agar dapat melihat masalah yang ada secara objektif dan memutuskan apa yang harus dilakukan dengan baik.
10. Memikirkan Dampak yang Bisa Terjadi
Cara kesepuluh yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah dengan memikirkan dampak yang dapat terjadi jika membiarkan emosi memegang kendali. Munculnya emosi yang meluap bukanlah yang buruk dan normal jika terjadi. Seperti contohnya ketika apa yang Abda inginkan benar-benar terjadi, ataupun ketika suatu keadaan menjadi sangat buruk, ataupun ketika Anda kehilangan barang berharga.
Namun, ketika emosi yang ada sudah diluar kendali diri sendiri dapat menyebabkan berbagai hal seperti konflik pada sebuah hubungan baik pertemanan maupun percintaan, kesulitan untuk membangun hubungan lain, terjadinya masalah di lingkungan sekitar seperti tempat kerja maupun perkuliahan, adanya dorongan untuk menggunakan obat terlarang untuk menekan emosi, atau bahkan terjadinya ledakan emosi yang dapat berdampak buruk.
Dengan adanya emosi yang tidak terkendali dapat mempengaruhi aktivitas serta keadaan sehari-hari. Solusi yang tepat dari hal ini adalah menemukan akar masalah yang membuat Anda menjadi emosi dan mencari solusi yang tepat.
11. Mengidentifikasi Perasaan yang Dimiliki
Cara kesebelas yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah mengidentifikasi emosi diri. Dengan meluangkan waktu sejenak Anda dapat melihat atau memeriksa keadaan serta perasaan hati Anda saat itu. Ketika emosi secara tiba-tiba datang, seringkali seseorang melakukan berbagai hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan juga orang lain.
Seperti merusak barang ataupun melukai yang berada disekitarnya. Anda dapat menenangkan diri dengan cara menanyakan pada diri sendiri, apa yang sedang Anda rasakan saat itu, masalah apa yang menyebabkan hal ini terjadi, dan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi saat ini. Dengan memikirkan berbagai hal yang menjadi bahan pertimbangan tersebut, Anda dapat mengurangi reaksi negatif yang berlebihan dan berpikir lebih objektif akan suatu masalah.
12. Membuat Tulisan Mengenai Situasi Hati
Cara kedua belas yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah dengan membuat tulisan yang dapat membantu Anda merefleksikan diri dan keadaan yang terjadi. Dengan menuangkannya pada sebuah kertas, Anda dapat merenungkan perasaan yang Anda miliki dengan lebih dalam sehingga dapat melacak kembali kondisi mental yang ada pada pikiran saat itu. Kenali masalah yang membuat emosi tersebut terjadi, dengan begitu memungkinkan menemukan cara untuk mengubah emosi menjadi sesuatu yang lebih positif.
13. Melakukan Meditasi
Cara ketiga belas yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah melakukan meditasi untuk meredam emosi yang berlebihan. Dengan bermeditasi dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kesadaran akan segala perasaan maupun pengalamannya. Ketika melakukan meditasi, Anda akan berusaha untuk memahami segala perasaan yang muncul, sehingga dapat menyadari apa yang membuatnya menjadi rumit tanpa menyalahkan segala hal pada diri sendiri dan mau berusaha untuk mengubah dan menghilangkannya dari pikiran.
Udah ya, maaf in SettiaBlog lho ya.
Untuk itu kita di tuntut untuk belajar pengendalian diri (self control) . Pengendalian diri adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mengontrol emosi yang ada pada dirinya. Oleh sebab itu, sangatlah penting dalam membangun pengendalian diri dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk pengendalian tingkah laku yang ndak kita inginkan dan membuat tujuan yang ingin kita capai menjadi lebih terarah.
Pengendalian diri atau self-control merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki setiap individu untuk memiliki kehendak atau keinginan dalam mengatur tingkah laku dirinya sendiri serta menekan atau melawan tingkah laku impulsif yang dapat memberikan dampak negatif, dan mengarahkannya pada konsekuensi yang lebih baik atau positif.
Pengendalian diri terbagi menjadi lima aspek. Pengendalian diri sebagai kontrol personal. Berikut tiga aspek pengendalian diri yang terdiri dari kontrol perilaku atau behavioral control, kontrol kognitif atau cognitive control, mengontrol kepuasan atau decisional control, Informasi kontrol diri atau informational control, serta kontrol retrospektif atau retrospective control.
1. Kontrol Perilaku atau Behavioral Control
Aspek yang pertama yaitu, kontrol perilaku merupakan sebuah kesiapan atau ketersediaan sebuah respon yang secara langsung dapat mempengaruhi serta memodifikasi suatu keadaan yang seringkali tidak menyenangkan. Kemampuan dalam mengontrol perilaku ini sendiri dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu regulated administration serta stimulus modifiability.
Regulated Administration atau kemampuan untuk mengatur pelaksanaan merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki individu untuk menentukan siapa yang dapat mengendalikan sebuah keadaan, baik dirinya sendiri ataupun segala aspek yang ada di luar dirinya.
Stimulus Modifiability atau kemampuan untuk mengatur stimulus merupakan kemampuan yang dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana dan juga kapan stimulus yang ndak dikehendaki harus dilawan.
2. Kontrol Kognitif atau Cognitive Control
Aspek yang kedua yaitu, kontrol kognitif sendiri merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki seorang individu yang digunakan untuk mengelola informasi ndak diinginkan melalui berbagai cara seperti, menginterpretasikan suatu hal, menilai serta menggabungkan suatu keadaan yang terjadi ke dalam sebuah kerangka kognitif yang merupakan sebuah bentuk adaptasi psikologis dengan tujuan guna mengurangi tekanan. Kemampuan kognitif ini dapat dibagi menjadi dua komponen, yaitu memperoleh sebuah informasi serta melakukan penilaian.
Dengan memperoleh informasi mengenai hal atau keadaan yang kurang menyenangkan, seorang individu dapat melakukan antisipasi keadaan tersebut dengan melakukan berbagai hal yang menjadi pertimbangan.
Dengan melakukan penilaian tersebut, menandakan seorang individu sedang berusaha untuk menafsirkan atau menilai suatu keadaan dengan cara memperhatikan berbagai segi positif yang ada secara subjektif.
3. Mengontrol Keputusan atau Behavioral Control
Aspek yang ketiga yaitu, kontrol keputusan merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki individu dalam memilih suatu tindakan melalui berbagai hal yang dirinya yakini dan setujui.
4. Kontrol Informational atau Informational Control
Aspek yang keempat yaitu, kontrol informational merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki individu untuk mengurangi tekanan melalui meningkatkan kemampuan seseorang untuk memprediksi serta mempersiapkan apa yang akan terjadi melalui mengurangi rasa takut yang sering dimiliki oleh individu tentang hal yang ndak dapat di duga.
5. Kontrol Retrospektif atau Retrospective Control
Aspek yang kelima yaitu, kontrol retrospektif merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki individu untuk meyakinkan tentang apa serta siapa yang menjadi penyebab tekanan yang ada tersebut terjadi.
Dan ada beragam faktor yang dapat mempengaruhi pengendalian diri terbagi menjadi yaitu, faktor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor pertama yang menjadi pengaruh dari pengendalian diri adalah faktor internal. Faktor internal yang dimaksud dalam hal ini ada usia, dimana dengan seiring bertambahnya umur seseorang, maka semakin baik pula orang tersebut dalam mengontrol dirinya.
2. Faktor Eksternal
Faktor kedua yang menjadi pengaruh dari pengendalian diri adalah faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksud dalam hal ini diantaranya adalah lingkungan keluarga. Yang dimaksud dari lingkungan keluarga adalah orang tua, dimana merupakan seseorang yang dapat menentukan kedisiplinan terhadap anaknya.
Dengan orang tua menerapkan kedisiplinan sejak dini secara konsisten dengan konsekuensi yang nyata, maka dengan begitu sikap konsisten yang ditekuninya akan tertanam dalam diri anaknya sehingga mampu mengendalikan diri dengan baik. Terdapat beberapa faktor lain yang dapat menjadi pengaruh dalam pengendalian diri atau kontrol diri, sebagai berikut.
1. Orientasi Religius
Faktor pertama yang dapat mempengaruhi pengendalian diri adalah orientasi religius seseorang. Orientasi religius sebagai faktor pengendalian diri memiliki berbagai konsekuensi yang bersifat positif termasuk variabel kepribadian. Berikut beberapa contohnya seperti kecemasan, kontrol diri, keyakinan irrasional, depresi hingga sifat kepribadian lainnya. Orientasi religius sendiri juga berkorelasi secara positif dengan pengendalian diri.
2. Pola Asuh Orang Tua
Faktor kedua yang dapat mempengaruhi pengendalian diri adalah pola asuh orang tua. Dimana, dengan adanya sikap disiplin yang diterapkan orang tua merupakan suatu hal penting karena dapat menanamkan serta mengembangkan nilai kontrol diri pada seseorang. Dengan begitu, seseorang dapat mempertanggungjawabkan segala tindakan yang diperbuatnya baik positif maupun negatif.
3. Faktor Kognitif
Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi pengendalian diri adalah faktor kognitif. Hal ini dikarenakan kemampuan seseorang dalam mengendalikan dirinya sendiri seringkali dipengaruhi berbagai perencanaan untuk melakukan sebuah tindakan akan sesuatu.
Cara Mengendalikan Diri
1. Mengatur Irama Pernapasan
Cara pertama yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah mengatur irama pernapasan. Menurut penelitian yang ada, agar neurokimia dapat memutar kembali posisi kimia yang ada di otak menjadi normal hanya membutuhkan waktu 90 detik saja. Dengan melakukan pengaturan irama pernapasan sebagai cara untuk mengendalikan emosi yang ada dalam diri, Anda dapat mengistirahatkan pikiran sejenak.
Caranya pun sangatlah mudah, Anda hanya perlu untuk menarik napas yang dalam serta perlahan, kemudian rasakan kenikmatan pada setiap hembusan yang dikeluarkan sebelum melanjutkan aktivitas keseharian. Melakukan hal ini dapat membantu Anda untuk menjernihkan pikiran dengan rentang waktu yang singkat. Dengan mengatur irama pernapasan Anda sudah masuk ke dalam langkah awal untuk mengendalikan diri lebih baik.
2. Menahan Amarah serta Mengendalikan Diri
Cara kedua yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah dengan menahan amarah. Ketika Anda berada di situasi dimana emosi amarah sulit diatur, cobalah untuk tetap tenang dan mencoba menahan amarah yang keluar saat itu.
Siklus agresi yang merupakan siklus kemarahan yang terbentuk karena adanya eskalasi, eksplosi, serta pasca-eksplosi. Dengan memiliki pengendalian diri, maka aggression cycle menjadi ndak teratur dan ndak terjadi. Jika Anda dapat mengendalikan diri maka pikiran Anda akan lebih tenang dan dapat berpikir lebih logis.
3. Mengontrol Tingkat Kesadaran Diri
Cara ketiga yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah dengan mengontrol tingkat kesadaran diri. Hal ini sangat penting dikarenakan ketika Anda emosi seringkali seseorang kehilangan kesadaran akan tindakan yang dilakukannya. Dalam berekspresi sendiri, kita harus mengetahui waktu dan tempat yang tepat untuk menuangkannya.
Menunjukkan emosi bukanlah hal yang buruk apalagi jika terjadi suatu peristiwa ekstrim seperti berpisah orang yang dicintai, ataupun kehilangan barang berharga. Namun, yang penting adalah memiliki kesadaran untuk mengendalikan situasi.
Ndak peduli seberapa frustasi maupun emosi yang ada terbentung, membanting barang ataupun meneriaki orang yang ingin membantu kita ndak akan membantu permasalahan selesai dan malah menambahkan beban bagi diri sendiri. Kesadaran diri sangatlah penting agar Anda bisa belajar kapan waktu yang tepat untuk mengeluarkan perasaan dan kapan harus memendamnya dan menyalurkannya ke hal lain.
4. Melakukan Aktivitas yang Disukai Guna Mengalihkan Pikiran
Cara keempat yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah dengan melakukan aktivitas yang Anda sukai seperti bermain, menonton, olahraga, ataupun belanja. Jika Anda membutuhkan waktu sejenak, maka carilah cara untuk mengatur waktu agar ndak ada urusan yang terbengkalai.
5. Mengubah Sudut Pandang
Cara kelima yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah dengan mengubah sudut pandang tentang suatu masalah. Anggaplah jika terjadi sesuatu, maka setiap perbuatan akan ada hikmahnya baik itu positif maupun negatif. Setidaknya dengan kejadian tersebut terjadi, Anda menjadi belajar sehingga kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi dan menghindari masalah yang dapat merugikan diri sendiri.
6. Membayangkan Setiap Harinya Sebagai Hari Terakhir
Cara keenam yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah membayangkan setiap harinya sebagai hari terakhir dengan begitu Anda akan lebih tenang karena Anda ingin menjadi orang yang lebih baik, dengan begitu emosi yang ada menjadi mereda perlahan.
7. Bersikap Bijak Ketika Melakukan Tindakan
Cara ketujuh yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah bersikap bijak setiap mengambil sebuah tindakan dan ndak tergesa-gesa karena memiliki alasan ingin menyelesaikan masalah secepat mungkin. Karena perbuatan tersebut, bisa saja membuat permasalahan yang ada menjadi lebih fatal dan rumit. Hal yang dibutuhkan adalah, ketenangan serta ketepatan dalam memutuskan sebuah pilihan dengan pemikiran yang bijak.
8. Mampu Saling Memaafkan
Cara kedelapan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah mampu saling memaafkan, walaupun untuk memaafkan orang lain merupakan hal yang sulit. Namun, untuk dapat mengendalikan diri lebih baik, sikap memaafkan merupakan bagian yang penting dengan begitu Anda terhindar dari berbagai pemikiran negatif.
9. Ndak Membesarkan Sebuah Masalah
Cara kesembilan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah dengan ndak membesarkan sebuah masalah, dengan begitu kamu bisa terhindar dari adanya tekanan dalam diri. Seringkali permasalahan yang ada ndak sebesar yang Anda kira, Anda harus berpikir jernih terlebih dahulu, agar dapat melihat masalah yang ada secara objektif dan memutuskan apa yang harus dilakukan dengan baik.
10. Memikirkan Dampak yang Bisa Terjadi
Cara kesepuluh yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah dengan memikirkan dampak yang dapat terjadi jika membiarkan emosi memegang kendali. Munculnya emosi yang meluap bukanlah yang buruk dan normal jika terjadi. Seperti contohnya ketika apa yang Abda inginkan benar-benar terjadi, ataupun ketika suatu keadaan menjadi sangat buruk, ataupun ketika Anda kehilangan barang berharga.
Namun, ketika emosi yang ada sudah diluar kendali diri sendiri dapat menyebabkan berbagai hal seperti konflik pada sebuah hubungan baik pertemanan maupun percintaan, kesulitan untuk membangun hubungan lain, terjadinya masalah di lingkungan sekitar seperti tempat kerja maupun perkuliahan, adanya dorongan untuk menggunakan obat terlarang untuk menekan emosi, atau bahkan terjadinya ledakan emosi yang dapat berdampak buruk.
Dengan adanya emosi yang tidak terkendali dapat mempengaruhi aktivitas serta keadaan sehari-hari. Solusi yang tepat dari hal ini adalah menemukan akar masalah yang membuat Anda menjadi emosi dan mencari solusi yang tepat.
11. Mengidentifikasi Perasaan yang Dimiliki
Cara kesebelas yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah mengidentifikasi emosi diri. Dengan meluangkan waktu sejenak Anda dapat melihat atau memeriksa keadaan serta perasaan hati Anda saat itu. Ketika emosi secara tiba-tiba datang, seringkali seseorang melakukan berbagai hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan juga orang lain.
Seperti merusak barang ataupun melukai yang berada disekitarnya. Anda dapat menenangkan diri dengan cara menanyakan pada diri sendiri, apa yang sedang Anda rasakan saat itu, masalah apa yang menyebabkan hal ini terjadi, dan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi saat ini. Dengan memikirkan berbagai hal yang menjadi bahan pertimbangan tersebut, Anda dapat mengurangi reaksi negatif yang berlebihan dan berpikir lebih objektif akan suatu masalah.
12. Membuat Tulisan Mengenai Situasi Hati
Cara kedua belas yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah dengan membuat tulisan yang dapat membantu Anda merefleksikan diri dan keadaan yang terjadi. Dengan menuangkannya pada sebuah kertas, Anda dapat merenungkan perasaan yang Anda miliki dengan lebih dalam sehingga dapat melacak kembali kondisi mental yang ada pada pikiran saat itu. Kenali masalah yang membuat emosi tersebut terjadi, dengan begitu memungkinkan menemukan cara untuk mengubah emosi menjadi sesuatu yang lebih positif.
13. Melakukan Meditasi
Cara ketiga belas yang dapat dilakukan untuk mengendalikan diri adalah melakukan meditasi untuk meredam emosi yang berlebihan. Dengan bermeditasi dapat membantu seseorang untuk meningkatkan kesadaran akan segala perasaan maupun pengalamannya. Ketika melakukan meditasi, Anda akan berusaha untuk memahami segala perasaan yang muncul, sehingga dapat menyadari apa yang membuatnya menjadi rumit tanpa menyalahkan segala hal pada diri sendiri dan mau berusaha untuk mengubah dan menghilangkannya dari pikiran.
Udah ya, maaf in SettiaBlog lho ya.
Video klip kedua SettiaBlog kasih "with you" milik Dean Lewis.
Ada empat amalan yang paling sulit untuk dilakukan menurut Ali bin Abi Thalib RA:
1. Memaafkan saat marah:
Memaafkan orang yang telah membuat kesalahan ketika kita sedang marah adalah tindakan yang sangat sulit, namun sangat dianjurkan dalam Islam. Ali bin Abi Thalib Ra menekankan pentingnya memaafkan saat marah sebagai bentuk pengendalian diri dan akhlak yang mulia.
2. Berderma saat kekurangan:
Mengeluarkan harta untuk membantu orang lain, terutama ketika kita sendiri sedang mengalami kesulitan finansial, menunjukkan tingginya jiwa dan pengendalian diri terhadap keinginan untuk memprioritaskan kebutuhan sendiri. Ali bin Abi Thalib Ra mencontohkan sikap dermawan ini dalam berbagai kisah.
3. Tetap taat saat sendirian:
Berbuat baik dan taat kepada Allah SWT ketika ndak ada orang lain yang melihat adalah bentuk pengendalian diri yang sangat penting. Ini menunjukkan keimanan yang tulus dan ndak hanya bersifat formal.
4. Jujur kepada orang yang ditakuti:
Berkata jujur meskipun kepada orang yang berkuasa atau ditakuti, menunjukkan keberanian dan pengendalian diri yang kuat. Ini adalah ciri khas orang yang memiliki integritas tinggi.
Self-control is the chief element in self-respect, and self-respect is the chief element in courage.
Not to have control over the senses is like sailing in a rudderless ship, bound to break to pieces on coming in contact with the very first rock.
Ada empat amalan yang paling sulit untuk dilakukan menurut Ali bin Abi Thalib RA:
1. Memaafkan saat marah:
Memaafkan orang yang telah membuat kesalahan ketika kita sedang marah adalah tindakan yang sangat sulit, namun sangat dianjurkan dalam Islam. Ali bin Abi Thalib Ra menekankan pentingnya memaafkan saat marah sebagai bentuk pengendalian diri dan akhlak yang mulia.
2. Berderma saat kekurangan:
Mengeluarkan harta untuk membantu orang lain, terutama ketika kita sendiri sedang mengalami kesulitan finansial, menunjukkan tingginya jiwa dan pengendalian diri terhadap keinginan untuk memprioritaskan kebutuhan sendiri. Ali bin Abi Thalib Ra mencontohkan sikap dermawan ini dalam berbagai kisah.
3. Tetap taat saat sendirian:
Berbuat baik dan taat kepada Allah SWT ketika ndak ada orang lain yang melihat adalah bentuk pengendalian diri yang sangat penting. Ini menunjukkan keimanan yang tulus dan ndak hanya bersifat formal.
4. Jujur kepada orang yang ditakuti:
Berkata jujur meskipun kepada orang yang berkuasa atau ditakuti, menunjukkan keberanian dan pengendalian diri yang kuat. Ini adalah ciri khas orang yang memiliki integritas tinggi.
Self-control is the chief element in self-respect, and self-respect is the chief element in courage.
Not to have control over the senses is like sailing in a rudderless ship, bound to break to pieces on coming in contact with the very first rock.
No comments:
Post a Comment