Jul 16, 2024

Jangan Terjebak Pada Persepsi Orang Lain, jika Ingin Sukses

 



Aku terus melawan suara-suara di dalam pikiranku yang mengatakan bahwa aku tidak layak

Setiap kebohongan yang mengatakan padaku aku tidak akan pernah berhasil
Apakah aku bukan apa-apa?

Ingatkan aku sekali lagi, siapa aku karena aku perlu tau.

Kau katakan aku dicintai saat aku tidak bisa merasakan apa-apa.

Kau katakan aku kuat saat aku pikir aku lemah.

Kau katakan aku bertahan saat aku gagal.

Saat aku tidak pantas Kau katakan aku adalah milik-Mu.

Dan aku percaya, oh aku percaya. Apa yang Kau katakan tentangku, aku percaya.

Video klip di atas ada "you say" milik Lauren Daigle dan di marquee di atas ada sedikit terjemahan liriknya. Disadari atau tidak, sering kan ya perkataan orang lain akan mempengaruhi kehidupan kita. Ada lho perkataan yang memiliki dampak negatif, bahkan bisa memicu kegagalan dalam hidup. Kayak misalnya kata tidak mungkin, kata-kata ini sering keluar tanpa disadari, hal ini akan berdampak pada keraguan akan potensi diri. Secara ndak sadar perkataan tersebut menunjukkan kelemahan diri. Dengan mengatakan ‘tidak mungkin’ dapat berarti juga ndak percaya dan meragukan, jika orang lain mampu melakukannya. Tidak Bisa, dengan mengatakan ‘tidak bisa’ maka kita sedang menutup pikiran untuk berhenti mencari solusi. Talenta dan kemampuan dipadamkan oleh diri sendiri. Pintu kemampuan tertutup untuk mencari jalan keluar atau alternatif lain saat menemukan satu kegagalan. Sudah tahu, bersikap seolah-olah sudah tahu ini juga menyebabkan hilangnya keinginan untuk mempelajari dan mencari hal-hal baru. Sehingga kita ndak akan pernah mengalami perubahan dalam hidup yang terus berkembang. Dinamika kehidupan berjalan dengan ritme yang amat cepat. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Perlu disadari bahwa setiap kehidupan kita memang terbebas dari apapun namun terkadang kita masih terikat oleh persepsi dan ekspetasi orang lain, padahal hidup kita yang menjalani namun orang lain tetap saja membebani kita dalam banyak hal. Penilaian orang lain menjadi satu pedoman yang kita gunakan untuk mengambil sebuah keputusan. Contoh saja cara kita berwirausaha dagang, keputusan mau dagang apa jadi sangat dipengaruhi oleh sebuah persepsi dan opini yang ada di masyarakat.

Tahukah Anda? Persepsi orang lain merupakan salah satu penghambat dari kesuksesan. Ketika mengambil sebuah keputusan bukan benar-benar berasal dari diri kita melainkan karena opini orang lain. Pada titik inilah kita berjalan dalam sebuah penjara persepsi orang lain, sedangkan masalah terbesar kita sulit memahami mana yang benar-benar keinginan kita dan mana yang merupakan pengaruh persepsi dari orang lain. Ketika menjalani hidup dengan batasan dan persepsi orang lain kita akan mengalami beberapa kerugian.

Pertama kita ndak akan menjalani kehidupan kita sendiri melainkan menjadi orang lain, kedua potensi terbaik yang dimiliki sulit untuk dimunculkan. Kita ndak akan ada semangat juang yang tinggi, ketika menemukan suatu kebosanan, rasa malas, lelah dan semangat yang sangat rendah. Kondisi tersebut sangat mungkin terjadi karena mengambil putusan atas persepsi orang lain.

Pengaruh-pengaruh tersebut sangat merugikan. Lalu bagaimana cara melepaskan persepsi orang lain dalam pikiran kita? Caranya yaitu dengan menentukan apa tujuan kita, apa yang menjadi keunggulan dan kekurangan kita dan renungi apakah pilihan tersebut benar-benar pilihan kita atau hanya sekedar persepsi orang lain saja.

Untuk memahami diri kita tentu bukan perkara yang mudah karena membutuhkan waktu yang tepat untuk menilai siapa diri kita. Jika sudah telanjur terjebak dalam persepsi orang lain, masih ada kemungkinan kita untuk mengubahnya dengan cara menerima persepsi tersebut sebagai pilihan sadar namun harus mampu menimbang sebagai putusan yang benar-benar sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Persepsi-persepsi orang lain terkadang hanya membingungkan diri kita dalam mengambil sebuah keputusan. Misal saja, ada kata-kata motivasi tentang kesuksesan yang mungkin sering kita dengar, seperti Orang sukses selalu berpikir positif, itulah yang membedakannya dengan yang lain atau Hidup itu harus selalu merasa bahagia, lalu tinggalkanlah hal-hal yang membuat kita ndak bahagia, buatlah semuanya seperti seolah-olah, bercerminlah, lalu tersenyum betapa cantiknya diri kita.

Kata-kata di atas adalah contoh dari persepsi atau cara pandang kita terhadap sesuatu, baik buruknya sesuatu karena diawali dari sebuah persepsi itu. Kadang-kadang persepsi itu juga di pengaruhi dan dilatarbelakangi oleh faktor budaya, sehingga terkadang orang itu akan menilai orang Jawa akan beda dengan orang Sunda dan orang Padang, dan seringkali penilaian terhadap latar belakang itulah yang membuat seseorang bisa salah paham, karena ada faktor dari karakter serta didikan dari lingkungannya.

Cara pandang diri Anda  terhadap hidup Anda  tergantung dari persepsi,, sedikit gambaran tentang persepsi adalah penilaian (Value), hati-hati dengan persepsi karena sering kali ia membuat seseorang salah paham,,jika kita berpersepsi baik maka baiklah ia Selain itu persepsi juga ada kaitannya dengan positif thinking. Jika persepsi kita mengenai sesuatu itu baik maka akan melahirkan energy positif dan begitupun sebaliknya jika persepsi itu buruk maka hal yang kita khawatirkan biasanya akan benar-benar terjadi.

Faktor yang memengaruhi persepsi biasanya tergantung dari stimulus yang di berikan individu atau seseorang terhadap sesuatu, apakah persepsi itu akan di nilainya sebagai sebuah tantangan, ancaman atau tuntutan dan biasanya jika stimulus yang kita terima negatif hal ini akan menimbulkan gejala stres, makanya dalam ilmu psikologi di bahas tentang mekanisme pertahanan diri, artinya yaitu agar diri kita terlindungi dari gejala stres tersebut.





Maaf in SettiaBlog ya, kayak bahasan di atas ini juga hanya persepsi yang tentu ndak memiliki kebenaran yang mutlak, karena kebenaran mutlak itu milik Sang Maha Benar (Q.S.2:147). Meski demikian, kita ndak perlu khawatir karena sesungguhnya Ia juga telah mengakui bahwa tiap-tiap hambaNya mempunyai cara pandang masing-masing dalam menangkap citra kebenaran dariNya (Q.S.2:148). Hal itu justru sebagai rahmat. Maka sudah selayaknya kita mensyukuri dengan berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.

Kebenaran itu ibarat seperti cermin yang ndak sengaja terjatuh hingga pecah berkeping-keping. Kemudian tiap-tiap kita memungut satu pecahan. Tentunya satu pecahan cermin bila untuk berkaca belum bisa menampilkan gambaran yang utuh. Nah, usaha yang efektif untuk mendapatkan gambaran yang utuh adalah kita harus mengumpulkan atau meminjam serpihan pecahan cermin yang ditemukan oleh tiap-tiap kita dan kemudian menggabungkannya. Dengan demikian pantulan gambaran akan lebih mendekati sempurna. Begitu juga dengan kebenaran, langkah efektif untuk mendapatkan kebenaran yang nyaris sempurna adalah harus rajin-rajin melakukan passing over   terhadap pemahaman orang yang berbeda dengan kita. Dengan begitu kebenaran kita akan semakin komplit. Karena bisa jadi pemahaman yang kita yakni saat ini ndak sepenuhnya benar dan sebaliknya pemahaman orang yang berbeda dengan kita bisa jadi ndak sepenuhnya salah. Sebagaimana menurut Ibnu Arabi (1240) apabila terdapat satu juta manusia yang berusaha memahami Islam, maka akan ada satu juta potensi kebenaran pula. Dengan catatan orang tersebut ndak mengikuti nafsunya (kepentingan pribadi atau kelompok).

No comments:

Post a Comment