Untuk background pada bahasan kali ini SettiaBlog buat cukup sederhana, daun pisang di depan matahari. Ini juga ndak sengaja membuat gambarnya. Ndak sengaja? Emangnya bisa tha Settia menggambar kok ndak sengaja? Ya, maksudnya tanpa perencanaan sebelumnya. Bicara sesuatu " yang ndak sengaja" biasanya kalau dalam bahasa Bojonegoro-an di tambahin awalan 'ke'. Kayak ketlingsut (lupa menaruh), kesengsem (tertarik kepada seseorang), kedodol (ketusuk benda tumpul). Makanya kita mengenal jajanan dodol, ya karena cara pembuatannya dulu dengan didodol menggunakan alu. Dodol sendiri sudah terdokumentasi pada kitab susastra dan beberapa prasasti di Ponorogo dari periode Kerajaan Medang (abad ke-9 dan abad ke-10). Kakawin Ramayana yang ditulis pada abad ke-9 pada era Kerajaan Medang dipimpin Dyah Balitung mencatat pada bagian 17.112 dalam bahasa Jawa Kuno.
"dwadwal anekawarṇa lakĕtan tape paṅisi len."
(dodol beraneka rupa, ketan, tapai, dan isian lainnya). Lha kok jadi ngomongin dodol c. Lanjut ke pembahasan ya. Kalau di atas itu ada video klip "Wonderful Life" milik Katie Melua.
Manusia kan ndak akan pernah terlepas dari salah. Sebagaimana adagium yang sering kita dengar, manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Karena itu manusia yang baik adalah bukan mereka yang ndak pernah melakukan kesalahan. Akan tetapi manusia yang baik yang mau mengakui kesalahan dan memperbaiki diri setelah melakukan kesalahan. Dalam salah satu hadis riwayat Ibnu Majah dijelaskan:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Rasulullah SAW bersabda: “Semua bani Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat.”
Berdasar hadis ini bisa disimpulkan bahwa semua manusia ndak akan pernah lepas dari salah, baik disengaja ataupun ndak disengaja. Bahkan Rasulullah SAW pun pernah “ditegur” oleh Allah SWT karena dianggap melakukan suatu hal yang ndak pantas dilakukan, walaupun hal ini ndak mengurangi sifat kemaksuman Rasulullah SAW karena Allah SWT langsung yang menjaga dan menegurnya. Misalnya teguran Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang tercatat dalam surat at Tahrim ayat 1:
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَآ اَحَلَّ اللّٰهُ لَكَۚ تَبْتَغِيْ مَرْضَاتَ اَزْوَاجِكَۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ – ١
“Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu? Engkau ingin menyenangkan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Oleh karena itu, jika manusia melakukan kesalahan maka hal tersebut bisa dimaklumi karena sulit sekali manusia terhindar dari kesalahan. Walaupun hal ini ndak boleh dijadikan alasan pembenar untuk melakukan kesalahan. Sebisa mungkin manusia menghindari kesalahan, dan juga menghindari hal-hal yang membuat orang lain menganggap kita melakukan kesalahan walaupun kenyataannya belum tentu benar. Jika ternyata melakukan kesalahan atau orang lain menyangka kita melakukan kesalah sehingga membuat suasana “gaduh”, maka lakukanlah beberapa hal berikut:
Pertama, Minta Maaf dan Bertaubat. Jika ternyata kita benar-benar melakukan kesalahan, maka cara terbaik yang harus dilakukan adalah meminta maaf dengan tulus, dan berusaha ndak mengulanginya lagi. Selain itu, perbanyak istighfar. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis di atas bahwa “paling baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah orang yang segera bertaubat dan berusaha tidak mengulanginya lagi."
Jika kesalahan itu belum pasti, atau bahkan kita yakin bahwa kita ndak melakukan kesalahan akan tetapi orang lain telah “terlajur” menganggap kita salah apalagi sampai viral dan membuat suasana menjadi gaduh, maka tetap meminta maaf adalah cara terbaik yang harus kita lakukan. Ketika kita yakin bahwa kita ndak melakukan kesalahan dan ternyata orang ahli pun setuju dengan keyakinan kita, maka konteks meminta maaf di sini dimaksudkan untuk meredam marah, memperkuat kembali ikatan tali silaturrahim, dan untuk mendinginkan suasana yang terlanjur “panas”.
Kedua, klarifikasi. Jika kita benar melakukan kesalahan, kita harus berbesar hati mengakui kesalahan yang telah diperbuat, dan sampaikan alasanya, misalnya karena tersulut emosi, ketidaksengajaan, “keseleo lidah”, atau alasan lainnya. Sampaikan pula bahwa kita akan berusaha melakukan yang lebih baik dan berusah tidak mengulang kesalahan serupa. Jika menurut keyakinan kita apa yang dilakukan ndak salah, tapi orang lain terlanjur menyalahkan karena ndak tahu hal yang sebenarnya, maka kita perlu menjelaskan apa adanya, dan apa latar belakang serta tujuan melakukannya. Jangan sampai orang karena ketidaktahuannya mengecap kita melakukan kesalahan padahal kita ndak melakukannya. Bisa jadi orang menyangka kita berbuat salah karena “termakan” berita bohong, atau karena ndak suka pada pribadi kita. Sampaikanlah kebenarannya dengan cara yang halus dan sopan sehingga dia betul-betul paham dan menyadari yang sebenarnya terjadi
Ketiga, Meminta kepada Allah SWT agar terus ditunjukkan jalan yang benar, dan isitiqmah dalam kebaikan. Kita perlu terus berdo'a dan merengunkan dalam-dalam salah satu do'a yang selalu kita baca ketika sholat yang disebutkan dalam surat al-Fatihah, yaitu “ihdinas siratal mustaqim (Ya Allah tunjukkanlah kami jalan yang lurus)
Keempat, Jangan baper (terbawa perasaan) dan terus bergerak. Jika cara di atas sudah dilakukan, selesai sudah tugas kita kaitannya dengan menjaga ikatan dengan sesama manusia. Kalaupun orang lain ndak memaafkan, ataupun dia pura-pura ndak menyadari kekeliruan yang telah menganggap orang lain salah padahal hal tersebut salah paham, ya itu urusannya sendiri. Selanjutnya, teruslah beraktifitas secara normal, jangan baper apalagi kepikiran terus, dan tetap istiqamah menebar kebaikan.
Yang jelas jangan pernah bosan untuk memaafin SettiaBlog. SettiaBlog sendiri sering sekali melakukan kesalahan, baik tindakan atau ucapan yang ndak enak di dengar. Seperti yang kita tahu, ketidaksadaran kita sering mengatur tindakan yang kita lakukan. Terkadang SettiaBlog sering setelah bicara yang enak gitu bertanya - tanya, kenapa tadi aku kok bicara gitu ya. Kalau ini pengalaman pribadi, biasanya cara bicara yang ndak enak didengar itu ndak jauh dari kriteria berikut ini :
⇒ Bicara terlalu cepat, terburu-buru, sehingga artikulasi pun ndak jelas. Biasanya penyebabnya karena isi kepala terlalu banyak, sehingga sekalinya buka mulut, langsung tumpah-ruah.
⇒ Ndak sistematis, mencla-mencle atau melebar ke mana-mana. Kebalikan dari poin nomor satu, biasanya yang ini penyebabnya adalah isi kepala terlalu sedikit, alias ndak menguasai topik yang dibicarakan.
⇒ Satu arah, ngomong terus tanpa mengijinkan lawan bicara berpartisipasi, berorientasi pada dirinya sendiri (semuanya tentang saya, saya, dan saya). Ini ada kaitannya dengan karakter. Orang yang berlaku seperti ini biasanya jarang didengarkan di lingkungan keluarganya. Atau justru terlalu dibanggakan oleh keluarganya, sehingga egonya tinggi, ndak mau berbagi spotlight dengan orang lain.
⇒ Nada tinggi, bertendensi menyerang atau melecehkan. Orang yang insecure
Untuk dapat berbicara yang enak didengar, harus terlebih dahulu menyadari kekurangan, yang mana di antara 4 poin di atas?
Karena kalau ndak sadar atau sadar namun denial, sampai kapan pun cara bicara akan terus-menerus ndak enak didengar.
Setelah tahu yang mana kekurangannya, baru bisa dilatih case by case.
‣ Poin nomor 1, bisa dilatih dengan membiasakan diri mengatur isi kepala, supaya ndak semuanya tumpah ruah saat buka mulut. Visualisasikan isi pikiran seperti ruangan arsip yang berisi ribuan laci. Tiap mau bicara, buka satu laci saja. Jangan buka semua laci sekaligus.
‣ Poin nomor 2, harus diatasi dengan menguasai materi atau topik yang dibicarakan.
‣ Poin nomor 3 agak sulit, karena terkait karakter yang sulit diubah. Tapi kalau sudah sadar bahwa kita punya tendensi seperti ini, bisa kok mulai memperbaikinya perlahan-lahan. Mulai dari berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu, atau melatih diri menjadi lebih humble.
‣ Untuk mengatasi poin nomor 4, cobalah mengatasi rasa takut dan khawatir yang berlebihan. Kalau lawan bicara mengajukan pertanyaan yang ndak Anda ketahui jawabannya, Anda ndak perlu marah atau malu. Jawab saja "ndak tahu", atau "Nanti aku cari tahu". Intinya, berhentilah merasa takut. Terlihat konyol di hadapan orang lain bukan berarti dunia berhenti berputar. Dan yang jelas hidup ini terasa indah karena adanya banyak perbedaan.
"dwadwal anekawarṇa lakĕtan tape paṅisi len."
(dodol beraneka rupa, ketan, tapai, dan isian lainnya). Lha kok jadi ngomongin dodol c. Lanjut ke pembahasan ya. Kalau di atas itu ada video klip "Wonderful Life" milik Katie Melua.
Manusia kan ndak akan pernah terlepas dari salah. Sebagaimana adagium yang sering kita dengar, manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Karena itu manusia yang baik adalah bukan mereka yang ndak pernah melakukan kesalahan. Akan tetapi manusia yang baik yang mau mengakui kesalahan dan memperbaiki diri setelah melakukan kesalahan. Dalam salah satu hadis riwayat Ibnu Majah dijelaskan:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Rasulullah SAW bersabda: “Semua bani Adam pernah melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang salah adalah yang segera bertaubat.”
Berdasar hadis ini bisa disimpulkan bahwa semua manusia ndak akan pernah lepas dari salah, baik disengaja ataupun ndak disengaja. Bahkan Rasulullah SAW pun pernah “ditegur” oleh Allah SWT karena dianggap melakukan suatu hal yang ndak pantas dilakukan, walaupun hal ini ndak mengurangi sifat kemaksuman Rasulullah SAW karena Allah SWT langsung yang menjaga dan menegurnya. Misalnya teguran Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang tercatat dalam surat at Tahrim ayat 1:
يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ لِمَ تُحَرِّمُ مَآ اَحَلَّ اللّٰهُ لَكَۚ تَبْتَغِيْ مَرْضَاتَ اَزْوَاجِكَۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ – ١
“Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan apa yang dihalalkan Allah bagimu? Engkau ingin menyenangkan hati istri-istrimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Oleh karena itu, jika manusia melakukan kesalahan maka hal tersebut bisa dimaklumi karena sulit sekali manusia terhindar dari kesalahan. Walaupun hal ini ndak boleh dijadikan alasan pembenar untuk melakukan kesalahan. Sebisa mungkin manusia menghindari kesalahan, dan juga menghindari hal-hal yang membuat orang lain menganggap kita melakukan kesalahan walaupun kenyataannya belum tentu benar. Jika ternyata melakukan kesalahan atau orang lain menyangka kita melakukan kesalah sehingga membuat suasana “gaduh”, maka lakukanlah beberapa hal berikut:
Pertama, Minta Maaf dan Bertaubat. Jika ternyata kita benar-benar melakukan kesalahan, maka cara terbaik yang harus dilakukan adalah meminta maaf dengan tulus, dan berusaha ndak mengulanginya lagi. Selain itu, perbanyak istighfar. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis di atas bahwa “paling baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah orang yang segera bertaubat dan berusaha tidak mengulanginya lagi."
Jika kesalahan itu belum pasti, atau bahkan kita yakin bahwa kita ndak melakukan kesalahan akan tetapi orang lain telah “terlajur” menganggap kita salah apalagi sampai viral dan membuat suasana menjadi gaduh, maka tetap meminta maaf adalah cara terbaik yang harus kita lakukan. Ketika kita yakin bahwa kita ndak melakukan kesalahan dan ternyata orang ahli pun setuju dengan keyakinan kita, maka konteks meminta maaf di sini dimaksudkan untuk meredam marah, memperkuat kembali ikatan tali silaturrahim, dan untuk mendinginkan suasana yang terlanjur “panas”.
Kedua, klarifikasi. Jika kita benar melakukan kesalahan, kita harus berbesar hati mengakui kesalahan yang telah diperbuat, dan sampaikan alasanya, misalnya karena tersulut emosi, ketidaksengajaan, “keseleo lidah”, atau alasan lainnya. Sampaikan pula bahwa kita akan berusaha melakukan yang lebih baik dan berusah tidak mengulang kesalahan serupa. Jika menurut keyakinan kita apa yang dilakukan ndak salah, tapi orang lain terlanjur menyalahkan karena ndak tahu hal yang sebenarnya, maka kita perlu menjelaskan apa adanya, dan apa latar belakang serta tujuan melakukannya. Jangan sampai orang karena ketidaktahuannya mengecap kita melakukan kesalahan padahal kita ndak melakukannya. Bisa jadi orang menyangka kita berbuat salah karena “termakan” berita bohong, atau karena ndak suka pada pribadi kita. Sampaikanlah kebenarannya dengan cara yang halus dan sopan sehingga dia betul-betul paham dan menyadari yang sebenarnya terjadi
Ketiga, Meminta kepada Allah SWT agar terus ditunjukkan jalan yang benar, dan isitiqmah dalam kebaikan. Kita perlu terus berdo'a dan merengunkan dalam-dalam salah satu do'a yang selalu kita baca ketika sholat yang disebutkan dalam surat al-Fatihah, yaitu “ihdinas siratal mustaqim (Ya Allah tunjukkanlah kami jalan yang lurus)
Keempat, Jangan baper (terbawa perasaan) dan terus bergerak. Jika cara di atas sudah dilakukan, selesai sudah tugas kita kaitannya dengan menjaga ikatan dengan sesama manusia. Kalaupun orang lain ndak memaafkan, ataupun dia pura-pura ndak menyadari kekeliruan yang telah menganggap orang lain salah padahal hal tersebut salah paham, ya itu urusannya sendiri. Selanjutnya, teruslah beraktifitas secara normal, jangan baper apalagi kepikiran terus, dan tetap istiqamah menebar kebaikan.
Yang jelas jangan pernah bosan untuk memaafin SettiaBlog. SettiaBlog sendiri sering sekali melakukan kesalahan, baik tindakan atau ucapan yang ndak enak di dengar. Seperti yang kita tahu, ketidaksadaran kita sering mengatur tindakan yang kita lakukan. Terkadang SettiaBlog sering setelah bicara yang enak gitu bertanya - tanya, kenapa tadi aku kok bicara gitu ya. Kalau ini pengalaman pribadi, biasanya cara bicara yang ndak enak didengar itu ndak jauh dari kriteria berikut ini :
⇒ Bicara terlalu cepat, terburu-buru, sehingga artikulasi pun ndak jelas. Biasanya penyebabnya karena isi kepala terlalu banyak, sehingga sekalinya buka mulut, langsung tumpah-ruah.
⇒ Ndak sistematis, mencla-mencle atau melebar ke mana-mana. Kebalikan dari poin nomor satu, biasanya yang ini penyebabnya adalah isi kepala terlalu sedikit, alias ndak menguasai topik yang dibicarakan.
⇒ Satu arah, ngomong terus tanpa mengijinkan lawan bicara berpartisipasi, berorientasi pada dirinya sendiri (semuanya tentang saya, saya, dan saya). Ini ada kaitannya dengan karakter. Orang yang berlaku seperti ini biasanya jarang didengarkan di lingkungan keluarganya. Atau justru terlalu dibanggakan oleh keluarganya, sehingga egonya tinggi, ndak mau berbagi spotlight dengan orang lain.
⇒ Nada tinggi, bertendensi menyerang atau melecehkan. Orang yang insecure
Untuk dapat berbicara yang enak didengar, harus terlebih dahulu menyadari kekurangan, yang mana di antara 4 poin di atas?
Karena kalau ndak sadar atau sadar namun denial, sampai kapan pun cara bicara akan terus-menerus ndak enak didengar.
Setelah tahu yang mana kekurangannya, baru bisa dilatih case by case.
‣ Poin nomor 1, bisa dilatih dengan membiasakan diri mengatur isi kepala, supaya ndak semuanya tumpah ruah saat buka mulut. Visualisasikan isi pikiran seperti ruangan arsip yang berisi ribuan laci. Tiap mau bicara, buka satu laci saja. Jangan buka semua laci sekaligus.
‣ Poin nomor 2, harus diatasi dengan menguasai materi atau topik yang dibicarakan.
‣ Poin nomor 3 agak sulit, karena terkait karakter yang sulit diubah. Tapi kalau sudah sadar bahwa kita punya tendensi seperti ini, bisa kok mulai memperbaikinya perlahan-lahan. Mulai dari berdamai dengan diri sendiri terlebih dahulu, atau melatih diri menjadi lebih humble.
‣ Untuk mengatasi poin nomor 4, cobalah mengatasi rasa takut dan khawatir yang berlebihan. Kalau lawan bicara mengajukan pertanyaan yang ndak Anda ketahui jawabannya, Anda ndak perlu marah atau malu. Jawab saja "ndak tahu", atau "Nanti aku cari tahu". Intinya, berhentilah merasa takut. Terlihat konyol di hadapan orang lain bukan berarti dunia berhenti berputar. Dan yang jelas hidup ini terasa indah karena adanya banyak perbedaan.
No comments:
Post a Comment