Untuk bahasan kali ini SettiaBlog akan tunjukkan, kalau yang SettiaBlog katakan di bahasan sebelumnya itu cerita apa adanya yang SettiaBlog lakukan, bukan sindiran atau rekayasa. Video klip di atas memperlihatkan handphone BB jadul yang SettiaBlog gunakan memutar musik dengan Spotify. Dan di sampingnya yang kecil itu Nokia E6 yang sering SettiaBlog gunakan mengetik. Perhatikan ya, di situ tertera 'documen.doc', berarti di Nokia E6 sudah ada Microsoft Office nya. Itu alasan SettiaBlog gunakan untuk mengetik. Kalau SettiaBlog gunakan Android biasanya SettiaBlog install Microsoft 365 dan SettiaBlog lengkapi dengan Launcher Microsoft sama Microsoft SwiftKey nya. Itu enak buat mengetik, cuma terkadang kalau panas
Virtual Keyboard nya ndak bisa cepat. Di samping itu terkadang juga muncul iklan. Semua pasti mengalaminya, itu alasan kenapa lebih nyaman mengetik gunakan Nokia E6 dan sejenisnya. Kalau untuk komunikasi, ya tetap gunakan Android atau IOS. Di keluarga lebih banyak memilih IOS, karena alasan kenyamanan dan keamanan. Udah ya ceritanya. Ini cerita beneran yang SettiaBlog gunakan. Sebenarnya ada pertanyaan yang selama ini mengganjal SettiaBlog. Kenapa ya Nokia sekarang kalah bersaing dengan handphone lain? Kalau mbah nya aja punya kemampuan seperti yang udah SettiaBlog tunjukkan di Nokia E6 ini, cucunya sekarang harusnya udah hebat dan unggul bersaing dengan handphone - handphone sekarang. Kok jadi kayak kita ya, sering membanggakan kehebatan leluhur dan nenek moyang. Lha terus kehebatan cucunya sekarang gimana? Hei... SettiaBlog itu gimana c, bahasannya itu lho mau di arahkan ke mana? Kok ngalor - ngidul ndak jelas. Sebentar tho, sabar.... SettiaBlog tak buat background dulu.
Lagu dalam video klip di atas "Just look up" milik Joe Satriani. Ariana Grande juga punya lagu dengan judul Just look up yang mencerita kan dua orang yang saling jatuh cinta tetapi memiliki banyak rintangan. Hayoo... SettiaBlog, mau yang aneh - aneh! Ndak... ndak..., ya wes... ya wes, langsung ke bahasan aja ya. Just look up itu apa tho artinya? Boleh ndak kalau di artikan hanya melihat ke atas? Boleh.... ya? Kalimat "lihatlah ke atas, tapi jangan lupa lihat ke bawah" mungkin sudah sering Anda dengar dalam keseharian Anda. Melihat ke atas secara ndak langsung akan memotivasi Anda untuk bekerja lebih keras dalam meraih kesuksesan. Sedangkan melihat ke bawah agar Anda ndak lupa sama kondisi Abda yang dulu ketika sebelum menjadi orang sukses. Tapi dalam praktiknya, Anda justru terlalu sering melihat ke atas yang secara otomatis memberikan dampak buruk bagi kehidupan Anda. Dampak buruk seperti apa yang mungkin Anda rasakan?
⚪ Membuat Anda kurang bersyukur atas banyak hal
Terlalu sering melihat ke atas nyatanya membuat Anda merasa serba kekurangan dalam hidup. Sudah punya rumah, misalnya, mau punya apartemen, tanah, ruko, semuanya kalau bisa diborong oleh Anda. Rasa serba kekurangan inilah yang akhirnya membuat Anda kurang bersyukur dalam hidup. Padahal kalau Anda membuka mata lebar-lebar, masih banyak orang yang hidupnya jauh di bawah Anda dan mereka masih bisa bersyukur. Sesekali cobalah lihat ke bawah agar Anda sadar kalau hidup Anda bisa dikatakan beruntung.
⚪ Anda dengan mudahnya meremehkan orang lain
Nyatanya, ndak semua orang yang hidupnya di atas berkelakuan baik. Ketika Anda terjerat di lingkungan mereka, sikap dan kelakuanmu pun akan ikut berubah ke arah negatif. Anda biasanya akan dengan mudahnya meremehkan orang-orang di bawah Anda karena memang lingkungan Anda melakukan hal sama dalam kesehariannya. Terkadang, penting untuk melihat ke bawah agar Anda ndak lupa sama kondisi Anda yang dulu. Anda ndak seharusnya berlagak superior cuma karena sudah sukses. Justru harus lebih rendah hati dan menghargai orang-orang di bawah karena Anda sudah pernah berada di posisi yang sama sebelumnya.
⚪ Segala sesuatunya terlalu gampang di mata Anda
Sama seperti kebanyakan kehidupan orang kalangan atas yang serba mudah karena uang. Anda yang terlalu melihat ke atas secara ndak langsung akan mengikuti gaya hidup mereka yang memudahkan segalanya dengan uang. Ketika hidup Anda bermasalah, uanglah yang bermain. Akibat segala sesuatunya terlalu gampang di mata Anda, Anda jadi kurang menghargai kerja keras orang lain. Bahkan mengira kalau apa yang mereka capai sejauh ini ndak lepas karena pengaruh uang.
⚪ Secara ndak langsung membuat Anda lupa sama orang di sekitar
Sudah pasti karena Anda terlalu sibuk melihat kehidupan orang-orang yang ada di atas Anda. Jadi, waktu dan energi yang dimiliki habis untuk mencari tahu apa saja yang berhasil orang lain dapatkan dalam hidupnya, lalu Anda mencoba bandingkan dengan diri Anda. Padahal, titik dimana Anda berada sekarang ndak lepas dari orang-orang di sekitar Anda. Do'a dan dukungan mereka jugalah yang membuat Anda bisa seperti sekarang. Jadi, sebaiknya jangan pernah melupakan mereka yang telah berjasa untuk Anda.
⚪ Muncul keinginan untuk bersaing secara ndak sehat
Secercah harapan untuk berada di posisi yang sama seketika muncul saat Anda sering melihat kehidupan orang di atas Anda. Dan ketika Anda ingin cepat-cepat mewujudkannya, maka muncullah keinginan untuk bersaing secara ndak sehat. Anda akan melakukan segala cara untuk menjatuhkan mereka agar posisi mereka digantikan oleh Anda. Padahal kalau dipikir-pikir, Anda pun bisa ada di posisi mereka. Ndak sekarang, tapi nanti dan tentunya melalui proses yang cukup panjang. Dengan kesabaran, ketekunan, dan kerja keras, Anda pasti bisa.
Lagu dalam video klip di atas "Just look up" milik Joe Satriani. Ariana Grande juga punya lagu dengan judul Just look up yang mencerita kan dua orang yang saling jatuh cinta tetapi memiliki banyak rintangan. Hayoo... SettiaBlog, mau yang aneh - aneh! Ndak... ndak..., ya wes... ya wes, langsung ke bahasan aja ya. Just look up itu apa tho artinya? Boleh ndak kalau di artikan hanya melihat ke atas? Boleh.... ya? Kalimat "lihatlah ke atas, tapi jangan lupa lihat ke bawah" mungkin sudah sering Anda dengar dalam keseharian Anda. Melihat ke atas secara ndak langsung akan memotivasi Anda untuk bekerja lebih keras dalam meraih kesuksesan. Sedangkan melihat ke bawah agar Anda ndak lupa sama kondisi Abda yang dulu ketika sebelum menjadi orang sukses. Tapi dalam praktiknya, Anda justru terlalu sering melihat ke atas yang secara otomatis memberikan dampak buruk bagi kehidupan Anda. Dampak buruk seperti apa yang mungkin Anda rasakan?
⚪ Membuat Anda kurang bersyukur atas banyak hal
Terlalu sering melihat ke atas nyatanya membuat Anda merasa serba kekurangan dalam hidup. Sudah punya rumah, misalnya, mau punya apartemen, tanah, ruko, semuanya kalau bisa diborong oleh Anda. Rasa serba kekurangan inilah yang akhirnya membuat Anda kurang bersyukur dalam hidup. Padahal kalau Anda membuka mata lebar-lebar, masih banyak orang yang hidupnya jauh di bawah Anda dan mereka masih bisa bersyukur. Sesekali cobalah lihat ke bawah agar Anda sadar kalau hidup Anda bisa dikatakan beruntung.
⚪ Anda dengan mudahnya meremehkan orang lain
Nyatanya, ndak semua orang yang hidupnya di atas berkelakuan baik. Ketika Anda terjerat di lingkungan mereka, sikap dan kelakuanmu pun akan ikut berubah ke arah negatif. Anda biasanya akan dengan mudahnya meremehkan orang-orang di bawah Anda karena memang lingkungan Anda melakukan hal sama dalam kesehariannya. Terkadang, penting untuk melihat ke bawah agar Anda ndak lupa sama kondisi Anda yang dulu. Anda ndak seharusnya berlagak superior cuma karena sudah sukses. Justru harus lebih rendah hati dan menghargai orang-orang di bawah karena Anda sudah pernah berada di posisi yang sama sebelumnya.
⚪ Segala sesuatunya terlalu gampang di mata Anda
Sama seperti kebanyakan kehidupan orang kalangan atas yang serba mudah karena uang. Anda yang terlalu melihat ke atas secara ndak langsung akan mengikuti gaya hidup mereka yang memudahkan segalanya dengan uang. Ketika hidup Anda bermasalah, uanglah yang bermain. Akibat segala sesuatunya terlalu gampang di mata Anda, Anda jadi kurang menghargai kerja keras orang lain. Bahkan mengira kalau apa yang mereka capai sejauh ini ndak lepas karena pengaruh uang.
⚪ Secara ndak langsung membuat Anda lupa sama orang di sekitar
Sudah pasti karena Anda terlalu sibuk melihat kehidupan orang-orang yang ada di atas Anda. Jadi, waktu dan energi yang dimiliki habis untuk mencari tahu apa saja yang berhasil orang lain dapatkan dalam hidupnya, lalu Anda mencoba bandingkan dengan diri Anda. Padahal, titik dimana Anda berada sekarang ndak lepas dari orang-orang di sekitar Anda. Do'a dan dukungan mereka jugalah yang membuat Anda bisa seperti sekarang. Jadi, sebaiknya jangan pernah melupakan mereka yang telah berjasa untuk Anda.
⚪ Muncul keinginan untuk bersaing secara ndak sehat
Secercah harapan untuk berada di posisi yang sama seketika muncul saat Anda sering melihat kehidupan orang di atas Anda. Dan ketika Anda ingin cepat-cepat mewujudkannya, maka muncullah keinginan untuk bersaing secara ndak sehat. Anda akan melakukan segala cara untuk menjatuhkan mereka agar posisi mereka digantikan oleh Anda. Padahal kalau dipikir-pikir, Anda pun bisa ada di posisi mereka. Ndak sekarang, tapi nanti dan tentunya melalui proses yang cukup panjang. Dengan kesabaran, ketekunan, dan kerja keras, Anda pasti bisa.
Maafin SettiaBlog ya, SettiaBlog ngomong kayak di atas itu agar kita semua selalu rendah hati (tawaduk) dalam segala situasi. Di atas ada video klip “Photograph” milik Ed Sheeran. Liriknya c menggambarkan rasa kerinduan dan keinginan untuk menyimpan momen-momen berharga melalui fotografi. Sheeran mengungkapkan dalam lagu ini bahwa melihat foto-foto dari masa lalu membawanya kembali ke kenangan indah dan membuatnya merindukan saat-saat tersebut. Dan di bawah ini ada beberapa tip's agar mampu mempertahankan bisnis yang di jalaninya.
¤ Membaca peluang
Seorang wirausahawan terkadang harus bertindak sesuai momen yang tepat untuk dapat ‘menunggangi’ momentum. Misalnya, dalam situasi lingkungan yang kekurangan air sedangkan ia memiliki koneksi dengan distributor air. Maka akan menguntungkan untuk membuka depo air. Sebaliknya, bila air berlimpah atau banyak depo di sekitar, maka tentu saja ndak akan efektif membuka jenis usaha tersebut.
¤ Jangan terlalu fokus pada peningkatan keuntungan
Wirausahawan bukan pedagang yang melulu menghitung untung rugi dagangan. Beberapa bisnis mungkin mengharuskan wirausahawan untuk merugi dulu untuk membangun posisi. Mungkin modal besar untuk membangun usaha Anda, ndak akan kembali dalam waktu satu atau dua tahun. Tapi setelah itu, mungkin Anda akan menangguk keuntungan.
¤ Harus selalu menghadirkan ide baru
Jika Anda bukan yang pertama, jadilah yang terbaik. Namun jika Anda ndak bisa menjadi yang terbaik, jadilah berbeda dalam suatu bidang usaha. Nasihat ini perlu dipegang teguh oleh seorang wirausahawan. Jika terjun dalam bidang yang sudah banyak pemainnya, maka ndak adanya faktor pembeda atau ide baru hanya akan menjadikannya bersaing secara nekat. Ini adalah salah satu pemicu jatuhnya satu unit usaha.
¤ Menguasai usaha sendiri
Wirausahawan hendaknya menguasai bidang usaha yang ia jalankan sebab terlalu percaya pada orang lain atau menyerahkan segala keputusan kepada orang lain akan berakibat buruk pada usaha yang dikembangkan. Ndak heran, beberapa orang bahkan berani menyatakan bahwa usaha itu seperti anak di mana ia harus dirawat dan dibesarkan sendiri.
Udah ya, lupakan dan ndak usah di tanggapi serius bahasan SettiaBlog di atas.
¤ Membaca peluang
Seorang wirausahawan terkadang harus bertindak sesuai momen yang tepat untuk dapat ‘menunggangi’ momentum. Misalnya, dalam situasi lingkungan yang kekurangan air sedangkan ia memiliki koneksi dengan distributor air. Maka akan menguntungkan untuk membuka depo air. Sebaliknya, bila air berlimpah atau banyak depo di sekitar, maka tentu saja ndak akan efektif membuka jenis usaha tersebut.
¤ Jangan terlalu fokus pada peningkatan keuntungan
Wirausahawan bukan pedagang yang melulu menghitung untung rugi dagangan. Beberapa bisnis mungkin mengharuskan wirausahawan untuk merugi dulu untuk membangun posisi. Mungkin modal besar untuk membangun usaha Anda, ndak akan kembali dalam waktu satu atau dua tahun. Tapi setelah itu, mungkin Anda akan menangguk keuntungan.
¤ Harus selalu menghadirkan ide baru
Jika Anda bukan yang pertama, jadilah yang terbaik. Namun jika Anda ndak bisa menjadi yang terbaik, jadilah berbeda dalam suatu bidang usaha. Nasihat ini perlu dipegang teguh oleh seorang wirausahawan. Jika terjun dalam bidang yang sudah banyak pemainnya, maka ndak adanya faktor pembeda atau ide baru hanya akan menjadikannya bersaing secara nekat. Ini adalah salah satu pemicu jatuhnya satu unit usaha.
¤ Menguasai usaha sendiri
Wirausahawan hendaknya menguasai bidang usaha yang ia jalankan sebab terlalu percaya pada orang lain atau menyerahkan segala keputusan kepada orang lain akan berakibat buruk pada usaha yang dikembangkan. Ndak heran, beberapa orang bahkan berani menyatakan bahwa usaha itu seperti anak di mana ia harus dirawat dan dibesarkan sendiri.
Udah ya, lupakan dan ndak usah di tanggapi serius bahasan SettiaBlog di atas.
No comments:
Post a Comment