Sambil berjemur, SettiaBlog tadi pagi memupuk beberapa tanaman, karena sudah menguning daunnya. Daun kuning di sebabkan kekurangan nutrisi. SettiaBlog lalu melihat pohon pule yang SettiaBlog stek. Ada sekitar 4 batang sudah mulai tumbuh tunas. SettiaBlog cukup lama termenung sambil memandangi pohon pule yang SettiaBlog stek, kok bisa ya? Padahal ini semua awalnya satu batang yang di potong-potong di stek dengan media yang sama. Kenapa ada yang tumbuh dan ada yang tidak tumbuh? SettiaBlog juga menanam pohon serai, ini SettiaBlog ambil dari satu rumpun lalu di pilah-pilah jadi banyak. Kalau yang serai ini tumbuhnya hampir sama, harusnya pule yang SettiaBlog seperti ini, kalau tumbuh ya tumbuh semua, kalau mati ya mati semua. SettiaBlog berjalan menuju sungai dan berdiri di atas jembatan melihat orang - orang di sawah sedang merawat padi. Manusia hanya bisa berupaya, Allah lah yang menentukan. SettiaBlog ingat kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang terjadi kemaren siang. Sekitar 50 penumpang yang tewas. Kembali lagi, manusia hanya bisa berupaya, Allah lah yang menentukan, karena manusia merupakan bagian dari alam, maka secara langsung mereka juga dibelenggu oleh hukum alam. Sambil dengerin lagu "Earth Song" di atas, SettiaBlog akan bahas sedikit tentang memahami konsep hukum alam.
Kenapa Manusia diciptakan ?
Setelah kita mengetahui bahwa Tuhan “Ada” dan beserta sifat sifat yang melekat dalam Zat Tuhan. Pertanyaan selanjutnya adalah “Kenapa Manusia diciptakan ?” Karena kebesaran Tuhan kita diciptakan. Karena suatu ke- Maha Berkuasa-an Tuhan kita ada, karena adanya sifat Tuhan yang Maha Berkehendak kita ada untuk menyembahnya (berkehendak pasti ada yang melayani kehendak). Jika kita sebagai hasil keinginan Tuhan “tidak diciptakan” maka sifat Tuhan yang maha Berkehendak tidak akan ada. Jika “Tuhan” tidak memiliki suatu “keinginan” atau “kehendak” apakah layak disebut Tuhan ? (makhluknya saja punya keinginan) Kita adalah suatu bukti ke- Luar Biasa – an Tuhan, kita merupakan suatu bentuk bukti Tuhan itu maha berkuasa dan berkehendak. Jika Tuhan maha mengetahui segala gerak gerik manusia di dunia (karena di luar ruang dan waktu). Apakah tindak gerak gerik kita sudah di tentukan ?
Ilustrasin : apakah dunia kita seperti film di dalam DVD yang telah diatur dan di skenario oleh Tuhan ?
Apakah ada kehendak bebas ?
Tuhan adalah makhluk yang berkehendak, pasti ada yang disuruh untuk menuruti kehendak-Nya. Tidak akan terjadi suatu proses “disuruh dan menuruti “ atau “yang menyuruh dan disuruh” jika manusia patuh, manut, selalu setuju dan melakukan kehendak Tuhan berikan . (manusia seperti mesin yang berjalan menuruti perintah) Proses “disuruh dan menuruti “ bisa terjadi jika ada suatu proses mekanisme “pemaksaan” yang menyebabkan “suatu hal” bertindak terpaksa melakukan hal yang diinginkan oleh seseorang atau sesuatu. Dalam hal ini Tuhan yang menyuruh manusia.
Manusia disuruh oleh Tuhan untuk menyembahnya.
Bagaimana proses penyembahan manusia kepada Tuhan yang maha kuasa ?
Bagaimana proses penyembahan manusia kepada Tuhan yang telah menciptakan alam semesta beserta hukum hukum alamnya ?
Bagaimana proses penyembahan manusia kepada Tuhan yang memiliki segala hal sedangkan manusia tidak memiliki apa apa ?
Tuhan itu Maha Baik, penyembahan yang diinginkan Tuhan tidak lah sulit. Manusia hanya disuruh menyembah dan mengagungkan Tuhan sebagai sang pencipta dan juga disuruh untuk mengikuti aturan, hukum Tuhan yang ada di alam semesta (sebagai pembentuk alam semesta) kita sebut saja sunnatullah atau hukum alam, ilmu ilmu yang ada yang membentuk alam semesta ini agar manusia tidak celaka, tidak mengalami hal buruk, tidak mengalami suatu hal yang melawan hukum Tuhan tersebut.
Suatu hal dibuat Tuhan agar manusia tidak menjadi robot adalah dengan menciptakan kehendak bebas dan Nafsu (kebutuhan hidup).
Manusia diberikan kebebasan untuk melakukan suatu hal di dunia atau alam semesta ini. Manusia bebas memilih apa yang akan dilakukannya, mengikuti aturan atau tidak. Bentuk pemaksaan Tuhan terhadap manusia berupa suatu sebab akibat yang membuat manusia itu sengsara atau terkena suatu hal yang buruk bagi manusia yang tidak mengkuti hukum Allah = “Hukum Alam”. (bisa satu manusia dan sekelompok manusia).
Sesungguhnya manusia hanya harus mengikuti hukum Tuhan yang mengarahkan manusia ke dalam keselamatan dan kedamaian dikarenakan tidak bertentangn dengan “Fitrah manusia” yang telah diatur dalam hukum alam (manusia bagian dari Alam semesta). Di dalam dunia ini lah terjadi peperangan antara yang seharusnya dilakukan yakni mengikuti hukum Tuhan dan keinginan pemenuhan kebutuhan diri yang tidak mematuhi hukum Tuhan. Manusia diperbolehkan untuk melakukan kegiatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhannya seperti , makan, minum, s3ks, tidur, kedamaian, ketenangan jiwa, interaksi sosial , cinta, dan lain lain. Namun tidak boleh dilakukan secara berlebihan dan merusak alam semesta atau mencelakai manusia lainnya yang hakekatnya untuk pemenuhan keperluan manusia sendiri. (ada godaan setan, kesalahpahaman, ketidaksengajaan)
Manusia akan selamat jika mengikuti hukum hukum Tuhan (Sunnatullah) dan akan kesulitan, celaka, sengsara ketika tidak mengikuti hukum Tuhan.
Namun karena banyak manusia yang telah lupa dan bertindak di luar hukum Tuhan maka Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang memberikan atau menurunkan agama (petunjuk) yang berfungsi untuk meluruskan, mengarahkan manusia supaya “menyembah Nya” dengan agama yang diturunkan/diberitahukan kepada rasul atau nabi Nya yang juga manusia dan satu dunia dengan manusia lainnya. Bentuk perwujudan bantuan Tuhan yakni informasi yang dititpkan kepada Rasul dan Nabi dan atau dengan kitab kitab Nya yang berisi tentang suatu arahan, informasi yang memberikan keterangan kebesaran Tuhan atau juga suatu mukjizat (suatu fenomena luar biasa yang terjadi di dunia).
Contoh kegiatan manusia yang tidak sesuai dengan hukum hukum Allah adalah meminum minuman keras,, Homoseks (umat Nabi Luth), Narkoba, pengrusakan alam, perzinahan , mengurangi timbangan, korupsi dan lain lain.
Meskipun manusia tidak mau menyembah Tuhan hal itu bukan suatu hal yang sulit karena Tuhan hanya perlu membuat Alam semesta dan makhluk lain yang lebih “baik”, “indah” dengan “unsur hukum alam” pemebentuk alam semesta yang berbeda dengan “unsur hukum alam” yang ada di alam semesta ini.
Bisa dikatakan bahwa hukum alam yang Tuhan buat itu sama dengan hal Ilmiah.
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti empiris dan Rasional.
Hal yang sama kita buktikan untuk mencari Tuhan itu “Ada” dan mencari jawaban atas pertanyaan “Berapa kecepatan cahaya itu ?". Kedua jawaban itu menggunakan metode ilmiah yang sistematis, bisa dipikirkan orang lain dan bisa di kritisi.
Contoh larangan minum alkohol (minum minuman keras). Agama telah melarang untuk minum minuman keras agar tidak menyengsarakan manusia. Pada jaman dahulu bentuk larangannya hanya berupa kalimat larangan dan jika Tuhan menerangkan akan bahaya minum minuman keras dengan penjelas akan mencelakakan interaksi sosial, hubungan antar individu, kerusakan organ (jaman dahulu belum mengenal organ), kerusakan moral yang akan terjadi, perilaku ketidaksengajaan dan hal lain yang menyebabkan hal buruk, celaka bagi manusia.
Pembuktian bahwa alkohol merusak otak bisa dibuktikan ketika manusia telah mengerti tentang :
Apa itu otak ?
Apa itu syaraf ?
Apa itu organ ?
Apa itu moral ?
Apa itu bahan adiktif ?
Apa itu racun bagi tubuh ?
Apa itu unsur ?
Sangat tidak cocok dan “konyol” jika Tuhan memberitahukan dengan menyebut otak, syaraf dimana nama tersebut harus dijelaskan dengan menunjukkan benda. Dan mungkin seharusnya pengetahuan tersebut harus diketahui oleh manusia sendiri dan menamakan sendiri apa itu otak, syaraf, organ dan lain lain.
Sama halnya dengan larangan tentang larangan Homoseks, perzinahan, dan lain lain Tuhan pada jaman dahulu tidak mungkin menjelaskannya dengan cara yang tidak dimengerti manusia pada jaman itu. Sebaliknya jika ada hal yang dikatakan Ilmiah namun sangat bertentangan dengan kitab suci maka bisa diambil kesimpulan bahwa hasil penelitian ilmiah itu masih belum lengkap dan teruji dengan baik. Hal ini yang menjadi kesesatan JIL (jaringan islam liberal), pendukung Homoseks, perzinahan, pluralisasi agama, sekuler.
Jika ada yang bilang Homoseks dan perzinahan itu aman dan tidak punya pengaruh apa pun terdahadap manusia (mungkin ada penelitian ini dulu) maka dipastikan penelitian itu tidak benar.
Ilmu pengetahuan manusia itu lah yang masih belum bisa mengitepretasikan, memahami dan memberi penjelasan atas larangan tentang suatu tindakan. Teknologi, ilmu pengetahuan bidang alam, sosial yang tercanggih lah yang bisa mengitepretasikan kenapa suatu hal dilarang oleh kitab suci.
Kitab suci juga tidak mungkin melarang yang dalam penelitian Ilmiah atau Hukum alam ini aman dilakukan oleh manusia.
Contohnya : seandainya ada larangan dalam kitab suci bahwa untuk mencapai kesucian tidak boleh “menikah” (wah, bisa berabe nahan nafsu biologis seumur hidup).
Dari hasil pembahasan diatas dapat diketahui bahwa Tuhan menurunkan agama kepada Manusia sebagai suatu perwujudan sifat Maha Penyayang dan Maha Pemurah.
Dalam pembahsan diatas Agama memiliki tujuan untuk menyuruh manusia untuk menyembah Tuhan yang maha Esa (Satu) dengan memuji muji, mengagungkan Tuhan, memaksa kita manusia untuk menyatakan bahwa Tuhan itu “sangat Luar Biasa” dan mengikuti apa yang diperintah yakni sesuai dengan Hukum Allah yang ada di alam semesta ini. Agama tersebut dibawa oleh Nabi yang ditunjuk dan dititipi perintah atau informasi tersebut. Dapat diambil dari keterangan tersebut yang terkandung dalam agama adalah berisi tentang Tuhan yang Esa (satu) “Zat yang disembah”, keterangan agama yang sesuai dengan hukum Allah yang ada di alam semesta, terdapat nabi yang memberikan petunjuk agama Tuhan bagi manusia dan kitab suci yang berisi Kalam (salah satu sifat Tuhan “Berbicara”) ucapan Tuhan untuk menyembah-Nya. Di dunia ini banyak agama dan di Indonesia saja terdapat 6 agama yang berbeda mulai dari konsep ketuhanan, nabi dan kitab suci nya.
Pertanyaannya : Agama yang mana yang benar ? Kita sepakat bahwa kebenaran tidak mungkin jamak.
Tahap selanjutnya adalah menyelidiki agama dan membandingkan dengan konsep yang benar yakni :
Terdapat Tuhan yang Esa (satu jumlahnya)
Terdapat Nabi yang menyampaikan informasi dari tuhan untuk masyarakatnya
Terdapatnya Kitab suci yang memberikan ajaran yang menyembah Tuhan yang Esa (satu) dan hukum hukum Tuhan yang Ilmiah (sesuai dengan Hukum Alam atau Sunnatullah).
Jika konsep ketuhanan suatu agama tidak berjumlah 1 yakni 2,3,4 dan seterusnya (jamak) maka bisa dipastikan konsep kenabiannya dan Kitab sucinya salah karena tidak mungkin suatu hal yang disembah “Tuhan” konsep nya salah yakni Tuhan Jamak. Hal yang sama jika konsep kenabian salah maka konsep kitab suci juga salah karena pembawa pesan tidak jelas maka pastinya pesan yang dibawa juga tidak jelas.
Syarat Konsep Tuhan yang benar adalah :
Jumlah tuhan harus 1
Tidak bisa masuk ke dalam alam dunia
Tidak bisa diwujudkan atau dibuat patung patung untuk menggambarkannya.
Nabi dari agama tersebut harus manusia
agama didunia ini banyak dan di Indonesia sendiri ada 6.
Nah konsekuensi logis dari pembahasan ini adalah
Apa agama yang benar ?
Kalau bagi SettiaBlog akan menjawab :
Tidak ada tuhan selain Allah
Nabi Muhammad adalah utusan Allah
**Mohon yang membaca bahasan di atas agak sedikit hati-hati. Memang bahasan filsafat itu agak rumit untuk di pahami. Jika kurang paham coba tanya orang terdekat yang paham bahasa filsafat. Ada orang yang mudah memahami filsafat, ada orang yang susah memahami filsafat**
No comments:
Post a Comment