Setiap individu pasti memiliki sifat egois, namun terkadang sulit diredam bahkan bisa menjadi terlalu egois. Sebenarnya, egois dalam hubungan asmara sah-sah saja untuk menyeimbangkan kehidupan percintaan, tapi jika sudah berlebihan, maka si dia bisa lelah menghadapi Anda dan memilih untuk pergi. Biasanya wanita yang egois, diikuti dengan sikap dominannya ( mudah marah dan ngambek, maunya sendiri, terlalu banyak mengatur, tidak mudah minta maaf, bersaing) dalam hubungan. Jangan sampai Anda baru telat menyadarinya ketika hubungan asmara sudah retak. Jangan sampai pada akhirnya muncul ucapan "Will we carry on this relationship?" (akankah kita melanjutkan hubungan ini?). Sambil dengerin lagu "carry on" di atas, kita lanjut ke bahasan berikutnya.
Sang Putri dan Jodohnya
Di sebuah kerajaan, pada suatu ketika tinggallah seorang putri cantik anak dari sang raja. Sayang seribu sayang, rupanya sudah 2 tahun sang putri ini menjanda karena ditinggal mati oleh sang pangeran. Singkat cerita, karena selalu kesepian sang putri akhirnya meminta ayahnya (sang raja) untuk mencarikan jodoh untuknya dengan syarat jodohnya itu harus memenuhi 4 syarat yang diajukan oleh sang putri. Syarat itu adalah
• Harus tidak boleh mata keranjang
• Tidak boleh ringan tangan
• Tidak boleh lari dari tanggung jawab
• Harus bisa memuaskannya di atas ranjang
Sang raja pun menuruti keinginan putri kesayangannya itu dengan membuat sebuah sayembara. Dalam waktu singkat, ribuan pria perjaka datang berbondong-bondong untuk mengikuti sayembara tersebut, tapi belum satupun ada yang bisa dan sanggup memenuhi 4 syarat yang diminta sang putri tersebut.
Seminggu telah berlalu, sayembara pun semakin sepi dan belum ada satupun orang yang bisa menjadi jodoh sang putri. Namun kemudian cerita berubah, karena tiba-tiba terdengar suara seseorang mengetuk pintu.
Tok...Tok...Tok...!!!
Kebetulan saat itu sang putri sendiri yang membukakan pintu. Putri langsung terdiam melihat kakek-kakek setengah tua tengah duduk di kursi roda. Kakek-kakek itu buta, sedangkan tangannya dan kakinya buntung. Ia terheran-heran memikirkan sesuatu yang aneh. Dalam benaknya, “ kok bisa kakek ini mengetuk pintu ya?”. Tak lama kemudian si kakek menyapa sang putri.
Kakek: “Selamat pagi, sang Putri!”
Putri: "Pagi Kakek!!"
Putri: "Ada apa Kakek datang kemari?"
Kakek: "Saya datang ke sini untuk mengikuti sayembara yang diadakan Raja, Putri."
Putri: "Tidak salah Kek??"
Kakek: " Oh Tidak, saya serius, Putri" (seraya menjulur-julurkan lidahnya, haha)
Putri: "Ok, jika begitu kakek tentu sudah tau apa saja syaratnya bukan?” Kakek: "Tentu putri,
Syarat pertama: saya tidak boleh mata keranjang ”bagaimana saya mau lirik ke sana-sini sedangkan saya buta”. Syarat kedua: saya tidak boleh ringan tangan ”bagaimana saya memukul putri sedangkan tangan saya buntung”. Dan Syarat ketiga saya tidak boleh lari dari tanggung jawab ”lihatlah sendiri putri, kaki saya buntung dan saya tidak mungkin lari meninggalkan Putri”.
Mendengar hal itu, putri tampak sangat cemas. Ia pun kemudian berkata “Okelah ketiga syarat tadi saya terima Kek, tapi bagaimana kakek bisa memenuhi syarat keempat yaitu bisa memuaskan saya di atas ranjang?”
Sambil tersenyum si Kakek berkata "Hihihi, apakah saya kudu bilang tadi saya ketuk pintu pake apa?" Putri : ????
(jika Anda punya IQ tinggi maka Anda akan tersenyum atau tertawa)
Anda pasti menginginkan bertemu dan menikah dengan sesosok belahan jiwa tak bercela. Tidak ada salahnya memang untuk memiliki standar pribadi yang ingin dicapai. Dalam benak Anda, Anda mungkin memiliki gambaran mahasempurna tentang bagaimana pasangan seharusnya berpenampilan atau bertindak sebagai suami atau istri serta ayah atau ibu dari anak-anak Anda kelak. Namun, tak dapat disangkal juga bahwa banyak orang yang justru tanpa sadar memiliki ekspektasi berlebihan (bahkan menjurus tidak masuk akal) mengenai pasangannya yang mereka pikir perlu dijadikan kenyataan sehingga sedikit-sedikit suka menuntut.
Suka menuntut pasangan ini-itu? awas jadi sering cekcok
Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Termasuk pasangan Anda. Di satu sisi, Anda mungkin menyadari hal itu dan hanya menginginkan pasangan untuk menjadi sosok yang sesuai dengan keinginan Anda. Namun, meminta pasangan berubah juga tidak bisa tercapai semudah dengan suka menuntut ini-itu. Susah dan senang seharusnya Anda lewati berdua agar tidak ada satu pihak yang merasa diuntungkan atau dirugikan secara sepihak. Lama kelamaan, kebiasaan suka menuntut hal-hal yang tidak masuk akal malah akan menjadi akar kerusakan rumah tangga impian Anda.
Tidak ada salahnya untuk memotivasi pasangan berubah menjadi sosok yang lebih baik lagi. Namun, beberapa tuntutan yang mungkin Anda miliki dalam benak saat ini justru dapat berbuah cekcok rumah tangga yang tidak akan ada habisnya.
1. Memintanya memilih Anda atau keluarganya
Pernikahan bukan hanya menyatukan Anda dengan pasangan, tapi juga dua keluarga besar. Sayangnya, menjalin hubungan dengan keluarga mertua tidak selalu berjalan mulus bagi setiap orang. Mungkin Anda salah satu orang yang termasuk tidak pernah akur dengan mertua atau saudara ipar. Meski begitu, bukan berarti solusinya Anda jadi meminta pasangan untuk berpihak dengan memilih Anda atau keluarganya. Hal ini akan semakin memperkeruh masalah dan berakibat buruk tidak hanya pada hubungan Anda dan pasangan, tapi juga pada hubungan pasangan dengan keluarganya sendiri. Alangkah lebih baik jika Anda bicarakan masalah ini pada pasangan dengan tenang untuk mendapatkan solusi bersama-sama.
2. Memintanya selalu mendengarkan Anda
Komunikasi memang perlu untuk mempererat hubungan. Namun, tidak berarti Anda jadi suka menuntut si pasangan untuk selalu mendengarkan semua keluh kesah Anda sementara mengharapkan dirinya untuk tetap diam, tidak memberikannya kesempatan untuk menawarkan solusi atau sedikit bantuan. Hal ini justru bisa membuatnya merasa frustrasi karena merasa seperti boneka yang tidak tidak berguna. Mengutip Prevention, seorang psikolog dan terapis hubungan rumah tangga sekaligus penulis buku Eleven Dating Mistakes Guys Make (And How to Correct Them), David Bennet mengatakan bahwa sementara wanita cenderung mengekspresikan curahan hatinya sebagai cara menjalin hubungan batin, pria lebih suka “straight to the point” untuk mengidentifikasi dan memperbaiki masalah. Maka dari itu, carilah jalan tengahnya. Jika Anda meminta pasangan untuk mendengarkan keluh kesah Anda, ajak juga dirinya untuk terlibat untuk menyelesaikan masalah Anda. Mintalah saran dan pendapat darinya guna mencari sudut pandang baru dan solusi terbaiknya.
3. Meminta pasangan untuk tinggalkan hobinya
Setiap orang pasti memiliki minat dan ketertarikan pada hal yang berbeda-beda, termasuk pasangan Anda. Mungkin, Anda selama ini berpikir bahwa hobinya sangat menyita waktunya sehingga tidak ada lagi waktu luang untuk bercengkrama bersama. Namun, tidak berarti Anda bisa menuntut pasangan untuk meninggalkan hobinya tersebut. Anda sendiri juga punya hobi, bukan? Nah, masih dari laman Prevention, David Bennett, berujar bahwa ketika pasangan menyibukkan dirinya dengan pekerjaan atau hobi, itu bukan berarti ia mengabaikan keluarga. “Hobi adalah caranya untuk mengusir stres dan membahagiakan dirinya,” tutur Bennett. Jika Anda belakangan ini merasa “diabaikan” pasangan karena hobinya, sebaiknya ajak pasangan bicara empat mata untuk berkompromi. Bicarakan baik-baik untuk membuat jadwal di hari-hari tertentu bagi Anda berdua untuk berkencan, dan di hari lainnya untuk membebaskan masing-masing melakukan hobinya.
4. Menuntut pasangan mengubah penampilan dan karakternya
Anda pasti sudah paham benar sisi baik dan buruknya si pasangan. Mungkin juga sudah kelewat “gerah” berulang kali menyaksikan ulah pasangan yang suka bikin jengkel dan mengingatkannya agar tidak mengulang kesalahan di kemudian hari. Sebagai pasangan, Anda tentu berhak untuk meminta pasangan berubah. Namun, mengubah perilaku pasangan membutuhkan kerja keras dari kedua belah pihak dan tidak hanya bisa dilakukan dengan suka menuntut saja. Sementara Anda harus menerima kekurangan pasangan, bantu juga untuk memperbaiki kekurangannya tersebut. Motivasi terus dirinya untuk menjadi individu yang lebih baik, tapi di saat yang bersamaan jangan mengubahnya menjadi sosok yang sama sekali bukan dirinya. Biarkan pasangan menjadi dirinya sendiri, namun tetap menghargai Anda.
5. Membatasi pertemanannya
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Anda tentu paham dengan kalimat ini, bukan? Sama seperti Anda, pasangan juga butuh teman untuk berbagi dan berinteraksi. Jadi, jangan suka menuntut pasangan untuk menjauhi teman-temannya. Sikap Anda yang terlalu protektif ini lama-lama bisa membuatnya tidak nyaman dan malah berisiko meregangkan hubungan Anda berdua di masa depan.
No comments:
Post a Comment