Video klip di atas itu ada gambar perspektif yang SettiaBlog buat di kertas karton putih, itupun bekas kotak kue... he... he... Lha wong itu juga tanpa perencanaan, ada kertas geletak di meja bekas kotak kue terus SettiaBlog ambil pensil 6B dan 3B. SettiaBlog ingat waktu kecil dulu kalau gambar pasti ada matahari dan gunung, ya SettiaBlog goreskan aja pensilnya. Jadinya seperti di atas itu, ndak detail dan itu masih banyak yang salah untuk sebuah gambar perspektif. Mungkin kalau pegunungan yang belakang itu SettiaBlog gunakan pensil 1H kayaknya akan lebih bagus. Para guru dulu sering mengajarkan muridnya menggambar pemandangan, di situ biasanya ada gunung, matahari, jalan, sungai, deretan tiang listrik atau pohon. Sebenarnya para guru mengajarkan muridnya gambar perspektif. Gambar perspektif sendiri bisa mengarah seseorang untuk berpikir realistis dan meningkatkan kemampuan spasial atau kapasitas untuk memahami, menalar, dan mengingat hubungan visual dan spasial di antara objek atau ruang.
Hidup bisa terasa begitu sibuk, dan seringkali banyak dari kita kesulitan untuk menyatukan segalanya dalam perspektif yang sama. Ndak mudah melihat sisi baik dari keburukan, atau area abu-abu di antara hitam dan putih. Apa yang dimaksud dengan perspektif? Perspektif adalah suatu cara berpikir tentang situasi atau masalah secara bijak dan rasional. Memiliki perspektif artinya bisa memandang suatu hal atau situasi dengan mempertimbangkan apa yang penting dan selalu ada sisi baik dari setiap situasi buruk.
Stress yang kerap datang pada kita, seringkali dalam jangka waktu cukup panjang, dapat memengaruhi perspektif kita dan menciptakan bias negatif. Itulah sebabnya kita sering lebih focus pada skenario terburuk atau sisi buruk dari sebuah situasi dibandingkan sisi baik dari keburukan itu sendiri. Kita cenderung melihat jauh ke dalam semua hal yang ndak dapat berjalan dengan baik dan melewatkan hal-hal baik yang terjadi di sekitar kita. Kondisi ini akan membuat kita merasa segala hal itu salah dan membuat keseimbangan hidup terganggu.
Perspektif membantu kita memahami situasi dari sisi lain, mempertimbangkan keyakinan, pengalaman dan sudut pandang orang lain. Hal ini membuat kita lebih bisa memahami dan memiliki empati tinggi, mengurangi bias, penilaian dan mengurangi konflik.
Meluangkan waktu untuk menjaga hal-hal dalam perspektif memungkinkan kita untuk:
1. Membangun pemahaman yang lebih baik akan banyak hal di sekitar kita
2. Melihat masalah atau tantangan dari sudut berbeda untuk membangun pengetahuan baru
3. Mengevaluasi pentingnya suatu hal
4. Menjaga kekhawatiran atau pikiran tetap dalam kendali
5. Ndak mudah menilai dan lebih fokus pada fakta
6. Melihat segala hal dengan sudut pandang yang lebih berimbang
7. Melihat kekuatan dan kelemahan
8. Membuat kita merespon secara lebih rasional daripada secara impulsif
9. Membuat kita mengembangkan ide-ide yang lebih akurat dari posisi kita berada
10. Objektif dan ndak bias
Ketika kita mengembangkan perspektif yang lebih jernih akan sesuatu hal maka kita akan bisa melakukan hal di bawah ini:
1. Menghindari penilaian
2. Mengurangi stress
3. Merespon secara konstruktif ndak impulsive
4. Membangun empati lebih dalam
5. Mencapai kejelasan yang lebih baik
6. Mengembangkan diri lebih baik
7. Mempelajari peluang atau kesempatan baik
Aktifitas yang bisa digunakan untuk membantu menyeimbangkan perspektif adalah metode ‘5 Why’s Method’ dimana kita bisa memoderasi masalah yang sedang dihadapi dan bertanya ‘kenapa?’ misalnya:
1. Problem
2. Kenapa terjadi?
3. Kenapa seperti itu?
4. Kenapa seperti itu?
5. Kenapa seperti itu?
6. Kenapa seperti itu?
Meluangkan waktu untuk duduk tenang dan menuliskannya di atas kertas dan mempertimbangkan setiap pertanyaan dengan penuh pertimbangan bisa membuat kita melihat setiap sisi masalah dengan perspektif berbeda. Dengan waktu dan latihan, kita bisa belajar untuk menarik napas dalam dan menemukan sudut pandang baru.
Hidup bisa terasa begitu sibuk, dan seringkali banyak dari kita kesulitan untuk menyatukan segalanya dalam perspektif yang sama. Ndak mudah melihat sisi baik dari keburukan, atau area abu-abu di antara hitam dan putih. Apa yang dimaksud dengan perspektif? Perspektif adalah suatu cara berpikir tentang situasi atau masalah secara bijak dan rasional. Memiliki perspektif artinya bisa memandang suatu hal atau situasi dengan mempertimbangkan apa yang penting dan selalu ada sisi baik dari setiap situasi buruk.
Stress yang kerap datang pada kita, seringkali dalam jangka waktu cukup panjang, dapat memengaruhi perspektif kita dan menciptakan bias negatif. Itulah sebabnya kita sering lebih focus pada skenario terburuk atau sisi buruk dari sebuah situasi dibandingkan sisi baik dari keburukan itu sendiri. Kita cenderung melihat jauh ke dalam semua hal yang ndak dapat berjalan dengan baik dan melewatkan hal-hal baik yang terjadi di sekitar kita. Kondisi ini akan membuat kita merasa segala hal itu salah dan membuat keseimbangan hidup terganggu.
Perspektif membantu kita memahami situasi dari sisi lain, mempertimbangkan keyakinan, pengalaman dan sudut pandang orang lain. Hal ini membuat kita lebih bisa memahami dan memiliki empati tinggi, mengurangi bias, penilaian dan mengurangi konflik.
Meluangkan waktu untuk menjaga hal-hal dalam perspektif memungkinkan kita untuk:
1. Membangun pemahaman yang lebih baik akan banyak hal di sekitar kita
2. Melihat masalah atau tantangan dari sudut berbeda untuk membangun pengetahuan baru
3. Mengevaluasi pentingnya suatu hal
4. Menjaga kekhawatiran atau pikiran tetap dalam kendali
5. Ndak mudah menilai dan lebih fokus pada fakta
6. Melihat segala hal dengan sudut pandang yang lebih berimbang
7. Melihat kekuatan dan kelemahan
8. Membuat kita merespon secara lebih rasional daripada secara impulsif
9. Membuat kita mengembangkan ide-ide yang lebih akurat dari posisi kita berada
10. Objektif dan ndak bias
Ketika kita mengembangkan perspektif yang lebih jernih akan sesuatu hal maka kita akan bisa melakukan hal di bawah ini:
1. Menghindari penilaian
2. Mengurangi stress
3. Merespon secara konstruktif ndak impulsive
4. Membangun empati lebih dalam
5. Mencapai kejelasan yang lebih baik
6. Mengembangkan diri lebih baik
7. Mempelajari peluang atau kesempatan baik
Aktifitas yang bisa digunakan untuk membantu menyeimbangkan perspektif adalah metode ‘5 Why’s Method’ dimana kita bisa memoderasi masalah yang sedang dihadapi dan bertanya ‘kenapa?’ misalnya:
1. Problem
2. Kenapa terjadi?
3. Kenapa seperti itu?
4. Kenapa seperti itu?
5. Kenapa seperti itu?
6. Kenapa seperti itu?
Meluangkan waktu untuk duduk tenang dan menuliskannya di atas kertas dan mempertimbangkan setiap pertanyaan dengan penuh pertimbangan bisa membuat kita melihat setiap sisi masalah dengan perspektif berbeda. Dengan waktu dan latihan, kita bisa belajar untuk menarik napas dalam dan menemukan sudut pandang baru.
Untuk video klip kedua ada 'change' milik Christina Aguilera, liriknya c bercerita tentang masa kecil yang bahagia karena semuanya terlihat sederhana. Namun ketika beranjak dewasa sang penyanyi sadar jika dunia tempat dia hidup ternyata ndak seperti yang dibayangkan. Kan tentu akan ada perubahan dalam setiap fase kehidupan yang kita jalani.
なぜなぜ分析 (Naze naze bunseki) atau 5 Mengapa (bahasa Inggris: 5 Whys) adalah teknik tanya-jawab sederhana untuk menyelidiki hubungan sebab akibat yang menjadi akar dari suatu permasalahan. Teknik ini adalah praktik bertanya, mengapa sebanyak lima kali, mengapa sebuah masalah teknis terjadi dalam upaya menentukan akar penyebab dari suatu kerusakan atau masalah. Teknik ini dikembangkan oleh Sakichi Toyoda yang kemudian dipakai di dalam perusahaan Toyota Motor Corporation. Pada tahun 1970-an, strategi 5 Mengapa dipopulerkan oleh Sistem Produksi Toyota. Di Toyota, Analisis Lima Mengapa sering digunakan sebagai bagian dari proses 7 langkah Pemecahan Masalah Praktis. Analisis Lima Mengapa dimulai dari menjernihkan permasalahan atau menurut istilah di Toyota, "memahami situasi" dengan sepenuhnya. Memahami situasi dimulai dengan mengamati situasinya dengan pikiran terbuka dan membandingkan situasi sebenarnya dengan standar yang berlaku. Menjernihkan permasalahan dimulai dengan pergi ke lokasi tempat terjadinya permasalahan, dan memprioritaskan sejumlah permasalahan yang berbeda dengan analisis Pareto. Diagram Pareto yang berbentuk grafik balok sederhana dipakai untuk menyortir permasalahan berdasarkan tingkat keseriusan, frekuensi, penyebab, atau sumber. Balok tertinggi berada di sebelah kiri, melambangkan permasalahan paling penting. Sebaliknya, balok terendah berada di sebelah kanan, melambangkan masalah yang tidak segera harus diselesaikan. Setiap balok adalah perhitungan total seberapa sering sesuatu peristiwa teramati, sehingga ketinggian balok setara dengan frekuensi relatif dari kejadian.
Contoh :
Menurut Taiichi Ohno, perintis Sistem Produksi Toyota pada tahun 1950-an, "Ndak memiliki masalah adalah masalah terbesar dari segalanya." Ohno memandang sebuah masalah bukan sebagai hal negatif, melainkan sebagai kesempatan tersembunyi untuk melakukan kaizen (perbaikan terus menerus). Setiap kali sebuah masalah muncul, ia menganjurkan stafnya untuk langsung menyelidiki permasalahannya sampai ditemukan akar penyebabnya. "Amati lantai produksi tanpa prasangka, dan bertanya 'mengapa' sebanyak lima kali mengenai setiap soal". Ohno menggunakan contoh berhenti beroperasinya sebuah mesin robot pengelas untuk mendemonstrasikan kegunaan metode ini, sampai akhirnya akar penyebab masalah ditemukan lewat penyelidikan secara terus menerus: Setiap jawaban dijadikan pertanyaan "mengapa" yang baru hingga akar penyebab suatu masalah ditemukan.
"Mengapa robot itu berhenti?" Muatan pada sirkuit melampaui batas sampai sekringnya putus.
"Mengapa muatan pada sirkuit melampaui batas?" Bantalan-bantalan macet karena kurang pelumas.
"Mengapa bantalan kurang pelumas?" Pompa oli pada robot itu tidak mengedarkan cukup oli.
"Mengapa pompa oli ndak mengedarkan cukup oli?" Pipa masuk tersumbat oleh serbuk logam.
"Mengapa pipa masuk tersumbat oleh serbuk logam?" Karena pompa itu ndak dilengkapi dengan filter.
Udah ya, maaf in SettiaBlog.
“Make your heart like a lake, with calm, still surface, and great depths of kindness.”
なぜなぜ分析 (Naze naze bunseki) atau 5 Mengapa (bahasa Inggris: 5 Whys) adalah teknik tanya-jawab sederhana untuk menyelidiki hubungan sebab akibat yang menjadi akar dari suatu permasalahan. Teknik ini adalah praktik bertanya, mengapa sebanyak lima kali, mengapa sebuah masalah teknis terjadi dalam upaya menentukan akar penyebab dari suatu kerusakan atau masalah. Teknik ini dikembangkan oleh Sakichi Toyoda yang kemudian dipakai di dalam perusahaan Toyota Motor Corporation. Pada tahun 1970-an, strategi 5 Mengapa dipopulerkan oleh Sistem Produksi Toyota. Di Toyota, Analisis Lima Mengapa sering digunakan sebagai bagian dari proses 7 langkah Pemecahan Masalah Praktis. Analisis Lima Mengapa dimulai dari menjernihkan permasalahan atau menurut istilah di Toyota, "memahami situasi" dengan sepenuhnya. Memahami situasi dimulai dengan mengamati situasinya dengan pikiran terbuka dan membandingkan situasi sebenarnya dengan standar yang berlaku. Menjernihkan permasalahan dimulai dengan pergi ke lokasi tempat terjadinya permasalahan, dan memprioritaskan sejumlah permasalahan yang berbeda dengan analisis Pareto. Diagram Pareto yang berbentuk grafik balok sederhana dipakai untuk menyortir permasalahan berdasarkan tingkat keseriusan, frekuensi, penyebab, atau sumber. Balok tertinggi berada di sebelah kiri, melambangkan permasalahan paling penting. Sebaliknya, balok terendah berada di sebelah kanan, melambangkan masalah yang tidak segera harus diselesaikan. Setiap balok adalah perhitungan total seberapa sering sesuatu peristiwa teramati, sehingga ketinggian balok setara dengan frekuensi relatif dari kejadian.
Contoh :
Menurut Taiichi Ohno, perintis Sistem Produksi Toyota pada tahun 1950-an, "Ndak memiliki masalah adalah masalah terbesar dari segalanya." Ohno memandang sebuah masalah bukan sebagai hal negatif, melainkan sebagai kesempatan tersembunyi untuk melakukan kaizen (perbaikan terus menerus). Setiap kali sebuah masalah muncul, ia menganjurkan stafnya untuk langsung menyelidiki permasalahannya sampai ditemukan akar penyebabnya. "Amati lantai produksi tanpa prasangka, dan bertanya 'mengapa' sebanyak lima kali mengenai setiap soal". Ohno menggunakan contoh berhenti beroperasinya sebuah mesin robot pengelas untuk mendemonstrasikan kegunaan metode ini, sampai akhirnya akar penyebab masalah ditemukan lewat penyelidikan secara terus menerus: Setiap jawaban dijadikan pertanyaan "mengapa" yang baru hingga akar penyebab suatu masalah ditemukan.
"Mengapa robot itu berhenti?" Muatan pada sirkuit melampaui batas sampai sekringnya putus.
"Mengapa muatan pada sirkuit melampaui batas?" Bantalan-bantalan macet karena kurang pelumas.
"Mengapa bantalan kurang pelumas?" Pompa oli pada robot itu tidak mengedarkan cukup oli.
"Mengapa pompa oli ndak mengedarkan cukup oli?" Pipa masuk tersumbat oleh serbuk logam.
"Mengapa pipa masuk tersumbat oleh serbuk logam?" Karena pompa itu ndak dilengkapi dengan filter.
Udah ya, maaf in SettiaBlog.
“Make your heart like a lake, with calm, still surface, and great depths of kindness.”
No comments:
Post a Comment