Ini bahasan SettiaBlog buat kemarin. Pagi-pagi SettiaBlog di temani sebungkus gethuk dan secangkir kopi pahit. Kayaknya sudah ada kemajuan, gethuknya sudah di tempeli label atau sudah punya brand. Cara potongnya juga sudah bagus, di buat kotak-kotak mendatar dan gethuknya juga lumer di mulut. Ini SettiaBlog kasih kritikan sedikit ya, untuk yang buat gethuk. Bumbu kedelainya ini terlalu halus dan kalau SettiaBlog suka ada manis dan pedasnya sedikit pada bumbu kedelai. Jadinya nanti akan terasa gurih, pedas dan sedikit manis. Habis nyeruput kopi pahit SettiaBlog mencangkuli rumput di ladang. Kebetulan SettiaBlog dapat bibit butru (oyong gambas), makanya rumputnya SettiaBlog bersihkan. Itu lho Selena, luffa sponge yang di pakai sikat mandi, itu di ambil dari buah butru. Kayak klip di atas itu lho Selena. Kalau SettiaBlog suka yang masih muda terus di rebus, kalau di sini bilangnya bendoyo. Ini baik untuk penderita diabetes. Pas lagi nyangkuli rumput ada murid SettiaBlog yang mendekati terus bilang, "lek, mau jadi petani ye...?" SettiaBlog senyum-senyum, kalau SettiaBlog c memegang alat apapun harus menghasilkan karya, bukannya gitu Selena? Kalau backgroundnya SettiaBlog ambil dari rumput yang SettiaBlog bersihkan, bagus kan Selena? (Lek, itu panggilan SettiaBlog, makanya email SettiaBlog di gmail dan icloud menggunakan nama lek setiarso) Kalau backsoundnya pakai lagunya Tim McGraw yang "where The Green Grass Grows", ya di sini Selena banyak tumbuh rumput. he... he... Terkadang dalam hidup kita bisa meniru karakter Bratasena (Werkudara) di pewayangan dalam cerita Dewa Ruci. Karena karakter Bratasena itulah Pendawa bisa selamat dari tipu daya Kurawa. SettiaBlog akan simpulkan sedikit karakter dari Bratasena.
• Suka Menuntut Ilmu dan Bekerja Keras
Bratasena suka menuntut ilmu, meskipun selalu mendaparkan rintangan dan godaan. Syarat yang diajukan gurunya yaitu mencari kayu gung susuhing anglndan tirta pawitra. Bratasena selalu mencarinya sampai berhasil jika ia benar-benar ingin mencari ilmu kesernpurnaan hidup.
• Hidup Rukun
Prinsip hidup rukun dapat terlihat dalam keluarga Pandawa. Dewi Kunti sangat menyayangi anak-anaknya, para Pandawa pun juga saling menyayangi dalam ikatan keluarga yang kuat.
• Jujur
Perbuatan jujur pada dasarnya sangat diperlukan dalam berkomunikasi. Dalam cerita wayang lakon Dewa Ruci terlihat bahwa Druna tidak jujur terhadap Bratasena. Druna menyuruh Bratasena mencari kayu gung susuhing angin dan tirta pawitra yang sebenarnya tidak ada, sedangkan Druna sendiri juga tidak mengetahui maknanya.
• Ikhlas dan Sepi ing Pamrih
Sikap ikhlas dimiliki oleh Bratasena dalam mencari kayu gung susuhing angin dan tirta pawitra sehingga ia berhasil. Hal itu semua dilakukan karena kebersihan hati Bratasena dari hal-hal yang tidak ikhlas.
• Membentuk Watak Eling
Sikap eling akan membentengi manusia untuk tidak berbuat jahat, seperti yang selalu dilakukan oleh Kurawa. Mereka selalu menanamkan permusuhan terhadap Pandawa, apalagi Sengkuni yang hidupnya hanya memikirkan masalah duniawi, tidak pernah eling kepada Allah SWT.
Taat kepada Guru
Seperti telah kita singgung di atas, bahwa Druna merupakan sosok guru yang dianggap sejati oleh Bratasena. Segala perintahnya ditaati oleh Bratasena walaupun di dalam hati Druna tertanam benih Kurawa yang jahat, tetapi secara tersirat sebenarnya Druna telah rnengajarkan motivasi mandiri kepada Bratasena dalam menuntut ilmu.
• Ora Ngaya dan Nrimo
Ora ngaya menggambarkan sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Sikap ini menggambarkan sikap hidup seseorang dalam bekerja. Orang yang hidupnya ora ngaya, maka ia akan merasa tenang dan tidak terburu-buru dalam berusaha dan bekerja. Para Kurawa dalam hidupnya selalu ngaya ingin menghancurkan Pandawa, karena mereka tidak nrimo jika Pandawa menguasai Kerajaan Astina, sehingga segala laku Pandawa selalu diintai dan diikuti oleh Kurawa untuk dihancurkan. Sengkuni dan Kurawa selalu ngaya dan ora nrimo jika Bratasena berhasil dalam menuntut ilmu.
• Teguh dalam Pendirian
Orang yang mempunyai pendirian teguh akan menyebabkan tidak mudah terombang-ambing oleh keadaan. Ia memiliki idealisme yang tinggi sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain. Orang yang teguh dalam pendirian adalah orang yang yakin bahwa idealismenya itu benar. Sedangkan orang yang tetap mempertahankan pendiriannya tetapi berada pada posisi yang salah, maka orang tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai orang yang berpendirian teguh, tetapi sebagai orang yang kaku. Orang-orang yang kaku dalam tokoh wayang purwa lakon Dewa Ruci dimainkan oleh para Kurawa.
Sedangkan orang yang sangat terkenal dengan pendirian yang teguh adalah Bratasena. Keteguhan pendirian Bratasena terlihat ketika ia tetap memutuskan untuk terus berusaha mencari kayu gung susuhing angin dan tirta pawitra, meskipun banyak sekali godaannya. Setelah Bratasena berhasil menemukan kayu gung susuhing angin, ia kemudian mencari tirta pawitra di Laut Selatan. Ketika sampai di tepi Laut Selatan Bratasena sedikit merasa takut rnenghadapi kondisi. lautan yang bisa mernbahayakan dirinya, tetapi karena keteguhan pendiriannya, ia tetap masuk ke Laut Selatan. Akhirnya, Bratasena menernukan tirta pawitra dan mencapai derajat rnanunggaling kawula Gusti berkat keteguhan pendiriannya.
Bottom Notes
No comments:
Post a Comment