Klip "voyager" di atas milik Birdy. Melihat klip di atas jadi ingat masa kecil yang penuh keceriaan dan harapan yang tak terbatas. Lagunya sendiri begitu renyah mengalir menemani SettiaBlog mengetik bahasan di bawah ini. Pernah ndak di antara yang baca SettiaBlog bermain persegi 3 x 3 ajaib di bawah ini?
Numerologi Cina sendiri juga berawal dari persegi 3 x 3 ajaib. Dalam mitos Cina di ceritakan, Wu of Hsai, bekerja di tepi Sungai Kuning dan mencoba untuk menemukan metode untuk mencegah banjir. Selama mengerjakan dan memikirkan cara untuk mencegah banjir, Wu menemukan tempurung kura-kura yang pada saat itu dianggap sebagai pertanda yang sangat baik. Tempurung ini, bagaimanapun juga adalah sebuah hal yang sangat langka. Tempurung ini unik dan istimewa karena memiliki tanda-tanda menarik di atasnya. Misalnya persegi ajaib yang seperti kotak 3x3. Persegi kura-kura ini kemudian dikenal sebagai ‘Kolom Lo Shu ’
4 9 2
3 5 7
8 1 6
Kolom Lu Shu sangat luar biasa karena pada setiap baris, kolom dan diagonal pada kolom tersebut ketikan ditambahkan akan menjadi angka 15. Pembacaan numerologi Cina didasarkan pada tradisi mistis, termasuk I-Ching yang kadang-kadang juga dipakai dalam pembacaan kompatibilitas numerologi. Premis umum adalah bahwa beberapa nomor tertentu yang terkait dengan baik dan buruk. Ada unsur yang membuat nomor tersebut menjadi baik dan buruk adalah kata yang di sana bermain dalam banyak nada. Dan saat ini di Cina ada tiga sistem berbeda yang sering digunakan.
Anda bisa kok menganalisa sendiri, coba buat persegi 3 x 3 dengan 9 kotak. Angka 5 di tengah, pasti nanti angka ganjil akan berpasangan dengan angka ganjil dan angka genap akan berpasangan dengan angka genap. Anda bisa menafsirkan sendiri, sebenarnya banyak makna di balik angka - angka dalam 9 kotak tersebut tapi SettiaBlog kali ini ndak ingin menafsirkannya. SettiaBlog ingin bicara soal konsep, 9 angka tadi tanpa sebuah konsep apalah artinya, ketika di masukkan dalam konsep seperti 9 kotak di atas baru ada makna atau di masukkan konsep - konsep lainnya, formula, rumus atau apa bilangnya yang jelas itu juga sebuah konsep. Begitu diri kita, tanpa "konsep diri" apalah artinya kita.
Setiap individu pastinya menginginkan kesuksesan, baik sukses dalam hal karier, belajar, pertemanan, berkeluarga, dan sebagainya. Akan tetapi, tahukah Anda apa langkah awal kesuksesan itu? Langkah awal dari kesuksesan itu adalah harus memahami diri dan kualitas diri. Memahami diri dan kualitas diri merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan mutu kehidupan. Agar kita dapat memahami diri dan juga kualitas diri, perlu adanya pembentukan konsep diri atau yang dikenal dengan istilah self concept.
Apa itu self concept? Sejauh mana kita harus memahami konsep diri kita (self concept)?
Self concept atau konsep diri adalah cara dan sikap seorang individu dalam memandang dirinya sendiri. Pandangan atau perspektif diri meliputi aspek fisik maupun psikis, seperti mengenal karakteristik individu itu sendiri, tingkah laku atau perbuatannya, kemampuan dirinya, dan sebagainya. Tak hanya mencakup kekuatan diri individu itu saja, melainkan kelemahan dan kegagalan yang ada pada dirinya. Sebagai contoh, apabila individu menganggap bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah yang dihadapinya, akan terbentuk self concept yang baik atau positif pada dirinya. Namun, sebaliknya, apabila individu itu menganggap bahwa dirinya tidak mampu atau dalam artian pesimis sebelum mencoba, akan terbentuk self concept yang negatif pada dirinya. Oleh sebab itu, sebagai individu sangat penting untuk mengenali dirinya sebaik mungkin untuk mengembangkan dirinya menggapai cita-cita dan tujuan hidup di masa depan.
Secara umum, self concept terdiri atas beberapa komponen. Berikut penjelasannya.
1. Citra Diri (Self Image)
Citra diri atau gambaran diri ini biasa dikenal sebagai self image adalah perilaku individu secara fisik pada dirinya sendiri, baik disadari maupun tak disadari. Komponen self image mencakup persepsi atau tanggapan, baik di masa lalu maupun sekarang, terkait ukuran dan bentuk tubuh serta kemampuan pada dirinya (fisik).
2. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi seorang individu mengenai bagaimana individu tersebut semestinya berperilaku berdasar pada standar pribadinya dan terkait dengan cita-citanya. Pembentukan ideal diri ini mulai ada sejak individu itu berada pada masa anak-anak dan dipengaruhi pula oleh individu lain yang berada di sekitar dirinya. Ideal diri disebut juga sebagai pengharapan atas dirinya sendiri. Hal ini seperti harapan atas kemungkinan menjadi apa dirinya kelak sesuai dengan idealisme dirinya.
3. Harga Diri (Self Esteem)
Harga diri atau biasa disebut sebagai self esteem ini adalah persepsi seorang individu akan hasil yang dicapainya dengan menelaah seberapa banyak kesesuaian perilakunya dengan ideal dirinya. Self esteem ini memang terbentuk sejak kecil sebab adanya perhatian dan penerimaan dari individu dan lingkungan sekitarnya. Self esteem atau harga diri ini dihasilkan dari persepsi dan penilaian seorang individu terhadap dirinya terkait yang diharapkan dengan fakta yang ada pada dirinya. Apabila semakin luas ketidaksesuaian antara pengharapan dan fakta atau kenyataan di dirinya, akan semakin rendah rasa harga dirinya. Sebaliknya, Apabila individu tersebut semakin mendekati ideal dirinya atau pengharapan atas dirinya dan menyukai atas apa yang dikerjakan, akan semakin tinggi pula rasa harga dirinya.
4. Peran Diri
Peran diri adalah segenap bentuk sikap atau tingkah laku, nilai, dan tujuan yang diharapkan oleh suatu kelompok sosial terkait dengan fungsi dan peran individu di dalam masyarakat atau kelompok sosial tersebut.
5. Identitas Diri
Identitas diri adalah kepekaan individu terhadap dirinya yang dihasilkan dari pengamatan dan penilaian dirinya dengan menyadari bahwa dirinya itu memiliki perbedaan dengan individu lain. Komponen self concept ini mulai terbentuk dan berkembang pada diri individu sejak masa kanak-kanaknya.
Selain itu, terdapat pula pandangan terkait komponen self concept dari beberapa literatur, di antaranya.
• Komponen Kognitif, biasa disebut sebagai komponen citra diri atau self image adalah komponen yang memiliki keterkaitan langsung dengan pikiran dan cara menggunakannya. Self image atau citra diri ini meliputi beberapa aspek, seperti aspek percaya diri, daya tarik secara fisik, aspek rasa percaya diri, tujuan hidup, kedudukan dan peran sosial, serta aspek kesukaan dari penilaian individu lain terhadap dirinya.
• Komponen Afektif, lebih sering disebut sebagai harga diri atau self esteem. Komponen self concept ini adalah komponen kedua yang memiliki keterkaitan erat dengan perasaan. Self esteem atau harga diri memiliki beberapa aspek, meliputi aspek perasaan, penerimaan diri, penyesuaian dirinya, penghargaan, dan pujian.
Seorang individu dalam melakukan penilaian atas dirinya sendiri, terdapat dua kemungkinan. Ada yang menilai dirinya positif dan ada pula yang menilai dirinya negatif. Dengan kata lain, individu tersebut mempunyai self concept positif, akan tetapi tak menutup kemungkinan bahwa ada pula individu yang mempunyai self concept negatif.
1. Self Concept Positif
Self concept positif sebagai pandangan seorang individu memiliki konsep positif pada dirinya yang memudahkannya dalam beradaptasi dengan beberapa atau banyak keadaan. Individu tersebut memandang di samping hal-hal buruk atau negatif pasti ada hikmah yang bisa diambil dan bukanlah akhir dari segalanya. Biasanya, Individu yang memiliki self concept seperti ini akan lebih optimis, percaya diri, dan selalu berpikir bahwa setiap masalah ada solusinya. Selain itu, individu yang memiliki self concept positif ini, dapat menerima dirinya apa adanya, menerima segala risiko dan kelemahannya. Ia juga cenderung memiliki wawasan yang luas terhadap dirinya sendiri, memiliki keinginan dan perencanaan realis yang kemungkinan besar dapat dicapai olehnya. Ia memiliki sikap yang dapat memposisikan harga dirinya secara tepat.
Karakteristik individu yang memiliki self concept yang positif, antara lain:
• Mempunyai keyakinan bahwa dirinya mampu untuk mengatasi berbagai masalah. Dengan kata lain, dirinya percaya bahwa di setiap masalah pasti ada solusinya
• Ia memiliki perasaan setara terhadap individu lain
• Memiliki keinginan untuk introspeksi diri dan kemampuan dalam memperbaiki dirinya sendiri
• Memiliki kesadaran bahwa individu lain juga mempunyai keinginan, perasaan, dan sikap yang belum tentu diterima oleh semua anggota masyarakat atau kelompok sosial tertentu
• Dapat menerima pujian dari individu lain tanpa rasa malu. Dengan kata lain, ia tak akan hanyut ketika mendapatkan sanjungan dari individu lain
• Tidak merasa terancam dan cemas apabila dirinya dikritik oleh individu lain
• Akan secara lapang menerima informasi negatif terhadap dirinya
Untuk membentuk self concept positif memerlukan usaha lebih, dimana bukan hanya sekedar teori saja namun bagaimana kita bisa mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari dan hal.
2. Self Concept Negatif
Self concept negatif biasanya terjadi pada individu yang tidak banyak tahu informasi akan dirinya sendiri dan tak melihat dirinya secara utuh. Contohnya, ia hanya melihat kelemahan pada dirinya atau bahkan kelebihan-kelebihan yang ada pada dirinya. Hal tersebut yang menjadikan dirinya memiliki keinginan, harapan dan perencanaan yang tidak realistis sehingga peluang untuk berhasilnya pun tipis. Ia memiliki sikap yang memposisikan dirinya secara kurang atau bisa dikatakan tidak tepat. Individu yang mempunyai self concept negatif, cenderung lebih pesimis dan merasa sulit untuk melihat kesempatan dalam kesulitan tersebut. Terlebih, dirinya merasa kalah sebelum mencoba. Pun apabila tidak berhasil dan dikatakan gagal, individu dengan self concept seperti ini akan menyalahkan keadaan yang ada, individu lain, bahkan dirinya sendiri.
Beberapa karakteristik dari individu yang memiliki self concept yang negatif, di antaranya.
• Merasa pesimis setiap kali menghadapi suatu kompetisi dengan individu lain
• Memiliki sifat yang sensitif atau peka apabila mendapat kritikan dari individu lain
• Memiliki sikap yang responsif apabila mendapat pujian dari individu lain
• Cenderung memiliki sikap yang suka mengkritik, bahkan hingga ke persoalan kecil sekalipun
• Memiliki perasaan bahwa dirinya tidak disenangi oleh individu lain
• Tidak mampu untuk menghargai dan mengakui kelebihan dari individu lain
Untuk menghilangkan pemikiran konsep negatif ini, Anda dapat membuka pemikiran bahwa tidak semua kegagalan adalah akhir dari segalanya.
Setiap individu selalu memiliki tujuan untuk mendapatkan kehidupan yang penuh keajaiban dan kebahagiaan. Dengan tujuan itu, seorang individu akan berusaha sebaik mungkin untuk mencapainya. Namun, apabila dalam diri individu tersebut tidak terdapat pikiran positif maka tujuan tersebut akan sulit dicapai. Dengan memiliki pikiran positif maka orang akan dimampukan dalam meraih keajaiban dan kebahagiaan hidup yang bertubi-tubi.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Self Concept atau Konsep Diri
Akar permasalah yang terjadi pada diri manusia sebagian besar ada pada perspektif terhadap dirinya sendiri. Pemahaman ini akan muncul dari pikiran negatif terhadap dirinya sendiri, seperti merasa dirinya tak berguna, rendah diri atau inferior, tidak cantik atau ganteng, tidak menarik, tidak memiliki keterampilan, dan segala macam kritik terhadap dirinya sendiri yang malah menyebabkan suatu problem.
Beberapa faktor yang memengaruhi self concept seorang individu, di antaranya.
1. Kegagalan
Sadar atau tak sadar, kegagalan yang terjadi pada diri individu secara terus menerus akan memberikan pertanyaan besar pada potensi atau kemampuan dirinya sendiri sehingga berujung pada persepsi bahwa dirinya lemah dan tak dapat diandalkan.
2. Overthinking
Seorang individu yang terlalu sering overthinking sangatlah tidak baik. Hal itu karena dapat mengarahkan pikiran buruk terhadap penilaian dirinya sendiri sehingga terciptalah self concept yang negatif. Individu tersebut cenderung terus menerus memikirkan kegagalan yang dialaminya, tanpa ada keinginan untuk mencari solusinya. Sikap seperti ini harus segera dihentikan.
No comments:
Post a Comment