Pada bahasan sebelumnya, SettiaBlog mengatakan kalau Handphone yang di gunakan mengedit, bermasalah (ini khusus handphone yang untuk mengetik, kalau untuk yang lainnya tidak ada kendala). SettiaBlog biasa mengetik menggunakan Blackberry OS 10. Sebenarnya Handphone ini fiturnya jauh ketinggalan di bandingkan dengan IPhone, Samsung atau merk - merk lainnya. Yang SettiaBlog suka dari Handphone ini, keypadnya jarang meleset, bentuknya ramping memanjang hingga pas di tangan dan chasingnya ada lapisan karet sehingga tidak licin. Makanya jika di pakai mengetik bisa cepat. Hanya alasan ini SettiaBlog menggunakan Blackberry OS 10. Handphone nya tidak cacat dan normal semua, yang jadi masalah, Blackberry nya bangkrut. Karena Blackberry bangkrut beberapa aplikasi tidak bisa di update, termasuk WA SettiaBlog (mohon sabar yang di sana, ini baru mau SettiaBlog pindah). Yang jadi pertanyaan SettiaBlog, kenapa perusahaan sebesar Blackberry bisa bangkrut? Dari beberapa rumor yang beredar, salah satu penyebabnya "Blackberry" terlalu puas yang akhirnya harus rela mengatakan so much for my happy ending (cukup sudah untuk akhir cerita indahku), seperti lirik lagu Avril di atas.
Lalu apa itu bangkrut dan penyebab kebangkrutan suatu bisnis secara umum. Kebangkrutan atau yang dalam bahasa Inggris disebut bankruptcy merupakan kondisi ketika individu atau sebuah organisasi (dalam hal ini termasuk perusahaan), secara hukum dianggap tidak mampu membayar kreditur mereka. Menurut KBBI, bangkrut adalah ketika seseorang atau sebuah bisnis menderita kerugian yang besar sehingga habislah harta bendanya.
Jenis-jenis Kebangkrutan
Kebangkrutan juga dikenal dengan istilah likuidasi perusahaan atau penutupan bisnis karena kegagalan yang terjadi di dalam perusahaan. Kegagalan ini bisa terjadi dalam dua bentuk yakni:
Kegagalan Ekonomi
Kegagalan ekonomi atau economic distressed terjadi ketika perusahaan kehilangan pendapatan atau uangnya sehingga tidak mampu membiayai kegiatan operasionalnya. Ini artinya tingkat laba perusahaan lebih sedikit dari biaya modal atau nilai arus kas perusahaan yang sekarang lebih kecil dari kewajiban. Kegagalan semacam ini dapat terjadi jika cash flow atau arus kas perusahaan yang ada jauh di bawah nilai yang diharapkan. Kegagalan keuangan juga bisa terjadi ketika tingkat pendapatan investasinya lebih kecil daripada modal yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk investasi tersebut.
Kegagalan Keuangan
Kegagalan keuangan atau financial distressed terjadi ketika perusahaan mengalami kesulitan dana baik dana kas maupun modal kegiatan operasional. Perusahaan bisa mencegah terjadinya kegagalan finansial dengan menggunakan sebagian dari asset liability management.
Penyebab Umum Bangkrutnya Sebuah Bisnis
Secara umum, ada 10 alasan kenapa sebuah bisnis bisa jatuh ke dalam kebangkrutan. Simak penyebab bangkrutnya sebuah bisnis dalam uraian berikut ini!
1. Utang
Di Indonesia, kita bisa berkaca pada kasus yang menimpa PT Sariwangi Agricultural Estate Agency, utang ternyata memiliki peluang besar yang bisa menyebabkan sebuah bisnis bangkrut. Sariwangi waktu itu meminjam uang sebesar Rp1 triliun yang rencananya digunakan untuk meningkatkan produktivitas perkebunan teh mereka yang akhirnya gagal. Tidak seimbangnya modal yang dimiliki dengan besarnya utang perusahaan menyebabkan keuntungan terus berkurang. Pada akhirnya ini akan menyebabkan kerugian terus menerus dan membuat perusahaan harus rela untuk menyatakan kebangkrutannya.
2. Menyerahkan Kontrol pada Orang yang Salah
Ketika Anda baru memulai bisnis, penting untuk mengetahui kepada siapa saja Anda memberikan kewenangan. Di awal merintis usaha, memiliki kontrol penuh adalah sesuatu yang wajib bagi Anda. Sebagai pemilik, Andalah yang lebih paham mengenai kondisi perusahaan luar dalam. Rasa memiliki yang ada dalam diri juga membuat Anda lebih hati-hati dan penuh pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan. Bandingkan keadaannya jika Anda menyerahkan tugas besar tersebut pada orang lain. Selain kepercayaan yang belum tentu terjaga, Anda juga akan kehilangan kesempatan melihat dan mengambil kesempatan-kesempatan yang muncul selama mengelola bisnis.
3. Tidak Efektif dan Tidak Efisiennya Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan dianggap efektif ketika tujuan yang diinginkan bisa tercapai dengan tepat sesuai waktu yang ditargetkan. Sementara itu manajemen disebut efisien ketika perusahaan mampu meraih hasil optimal dengan penggunaan sumber daya dan modal yang minimal. Banyak perusahaan yang harus rela kehilangan banyak uang karena gagal menjaga efektivitas dan efisiensi operasionalnya sehingga harus berakhir bangkrut.
4. Enggan Berinovasi
Sesukses apapun sebuah bisnis, jika hanya diam di tempat maka pasti akan ketinggalan. Setiap perusahaan harus mampu secara peka membaca situasi dan perkembangan di sekitar. Kita bisa belajar dari kasus bangkrutnya Kodak, perusahaan yang selama ini dikenal sebagai salah satu distributor kamera terbesar di dunia. Ketidakmampuan perusahaan mengikuti transformasi era digital yang semakin menggurita memaksa Kodak harus gulung tikar. Dari kasus Kodak kita juga bisa belajar bahwa fleksibilitas dan kepekaan juga merupakan kunci yang penting untuk sebuah bisnis agar bisa bertahan lama.
5. Tidak Dekat dengan Konsumen
Komunikasi yang Anda bangun dengan konsumen bukan hanya sekadar untuk memastikan mereka puas dengan layanan yang diberikan. Ada banyak sekali strategi yang bisa disusun dengan membaca pergerakan pasar termasuk para kompetitor. Dengan menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan pelanggan ditambah layanan terbaik, Anda bisa mengetahui apa saja yang mereka inginkan. Kedekatan dengan konsumen juga bisa membantu Anda membaca tren sekaligus mengetahui langkah apa yang dilakukan oleh para pesaing Anda. Kalau Anda beruntung dan bergerak dengan bijak, selain menghindari kebangkrutan Anda juga bisa maju selangkah di depan kompetitor.
6. Ekonomi Global yang Tidak Stabil
Jika kelima alasan sebelumnya mengacu pada persoalan internal di dalam perusahaan, maka poin selanjutnya akan membahas pada masalah yang terjadi dari luar. Penyebab paling umum yang bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut adalah keadaan ekonomi yang tidak baik secara global. Ketika perekonomian dunia menurun, pertumbuhan ekonomi juga mengalami penurunan dan bisnis akan menjadi lesu. Banyak orang memilih untuk menyimpan uang ketimbang membelanjakannya. Tingkat konsumsi yang turun ini secara tidak langsung pasti akan memengaruhi bisnis di banyak sektor.
7. Perubahan Kebijakan Pemerintah
Ada banyak sekali alasan kenapa perubahan kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi berjalannya sebuah bisnis bahkan membuatnya bangkrut. Kebijakan pencabutan subsidi, adanya aturan dan tarif baru terkait ekspor dan impor hingga undang-undang perbankan dan tenaga kerja yang memberatkan bisa menjadi faktor penyebab kemunduran sebuah bisnis.
8. Perubahan Pola Pelanggan
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sebuah perusahaan harus mampu mengikuti pergerakan selera pasar. Tapi adakalanya perubahan ini adalah sesuatu yang tidak bisa diatasi hanya dengan sekadar berinovasi. Oleh karena itu, sebagai seorang pengusaha Anda harus bisa membaca peluang-peluang baru yang muncul untuk menghindari kebangkrutan akibat hilangnya konsumen Anda selama ini.
9. Kemunculan Pesaing yang Mematikan
Inilah alasan kenapa memerhatikan gerak-gerik dan langkah yang diambil kompetitor adalah hal yang tak kalah pentingnya saat menjalankan bisnis. Tak terhitung jumlahnya perusahaan di luar sana yang terpaksa kehilangan pelanggan karena kemunculan pesaing baru yang lebih menjanjikan dan menarik bagi konsumen. Pelanggan yang berpindah satu per satu membuat mereka akhirnya kehilangan pasar dan bangkrut. Selain itu, kebangkrutan juga bisa terjadi akibat pengambilan keputusan yang tidak tepat di masa lalu. Kegagalan manajemen perusahaan mengambil tindakan di waktu dan saat yang diperlukan. Kegagalan sebuah bisnis seringkali terjadi karena banyaknya posisi ditempati oleh orang-orang yang tidak memiliki kualifikasi yang tepat. Kurangnya keterampilan, pengalaman dan tidak adanya inisiatif mengakibatkan tujuan perusahaan gagal dicapai.
Perbedaan Bangkrut dengan Pailit
Banyak orang yang menyamakan istilah bangkrut dengan pailit. Meski sering digunakan untuk merujuk pada perusahaan yang gagal bertahan, bangkrut dengan pailit ternyata adalah dua hal yang berbeda. Secara bahasa, pailit berasal dari bahasa Perancis failite yang artinya kemacetan pembayaran. Menurut UU Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Membayar Utang, seseorang bisa dinyatakan pailit ketika debitornya memiliki dua kreditor atau lebih, tidak mampu membayar lunas utang yang jatuh tempo dan masuk ke dalam tagihan dan diminta untuk dinyatakan pailit baik oleh dirinya sendiri maupun oleh salah satu atau lebih kreditornya. Dari segi penyebab, pailit dan bangkrut juga memiliki perbedaan mencolok. Jika kebangkrutan disebabkan oleh beberapa penyebab di atas, pailit bisa terjadi jika debitor memiliki dua atau lebih kreditor dan tidak mampu membayar salah satu utangnya hingga lunas padahal telah jatuh tempo dan bisa ditagih.
Indikator Kebangkrutan Sebuah Perusahaan
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk memprediksi potensi kebangkrutan yang akan dialami oleh sebuah perusahaan antara lain:
• Pertama, dengan menggunakan analisis cash flow saat ini dan masa mendatang.
• Kedua, dengan melihat keadaan di lapangan. Rendahnya pertumbuhan ekonomi secara otomatis akan membuat peluang bisnis menurun. Apalagi dengan kehadiran perusahaan-perusahaan baru yang akan merebut pasar.
• Ketiga, sikap pasif dari manajemen perusahaan. Tidak kompetennya orang-orang yang bekerja di sebuah perusahaan bisa menjadi pemicu kebangkrutan. Apalagi jika di dalam menejemen hanya ada orang-orang yang cenderung reaktif ketimbang proaktif. Mereka akan gagal mengantisipasi perubahan dan tidak sanggup mengambil keputusan saat terdesak. Akibatnya, perusahaan perlahan-lahan akan dibawa ke ambang kegagalan.
• Keempat, faktor gabungan. Adanya masalah internal ditambah kondisi pasar yang tidak baik akan membawa efek yang lebih parah dan kompleks bagi sebuah perusahaan.
Contoh Kasus Kebangkrutan Perusahaan Populer Dunia
Untuk melihat lebih jelas bagaimana suatu kondisi membawa perusahaan pada kebangkrutan, mari simak beberapa contoh kasusnya berikut ini!
1. Lehman Brothers
Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan asal Amerika Serikat ini dianggap yang paling besar dalam sejarah. Perusahaan jasa keuangan global dengan lebih dari 25.000 karyawan yang tersebar di seluruh dunia ini dinyatakan bangkrut pada tahun 2008 lalu. Sejarah panjang Lehman Brothers sebagai perusahaan raksasa dunia dimulai pada tahun 2001 saat pemerintah Amerika Serikat menurunkan suku bunga untuk menggairahkan perekonomian setempat. Ini dimanfaatkan dengan baik oleh Lehman Brothers untuk berinvestasi di pasar real estate. Dalam waktu 5 tahun, perusahaan ini berhasil menyalurkan pinjaman miliaran dolar. Termasuk memberikan KPR untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan tidak tetap (subprime mortgage). Masalah mulai muncul ketika pemerintah menaikkan kembali suku bunga pada tahun 2004. Akibatnya, banyak peminjam yang kemudian menyatakan tidak mampu membayar.
Subprime mortgage menjadi penyumbang paling besar angka kredit macet yang dialami oleh Lehman Brothers. Berbagai masalah lain akhirnya membuat Lehman Brothers harus berhenti beroperasi. Kebangkrutan Lehman Brothers dianggap yang paling menghebohkan karena dampak yang diakibatkannya. Pasar saham global tertekan. Bahkan Bursa Efek Indonesia juga mengalami efek ‘guncangan’ dengan penurunan 4.7 persen. Ini adalah nilai terendah yang pernah dialami BEI sejak tahun 2007.Efek dari kebangrkutan Lehman Brothers konon masih terasa hingga saat ini.
2. Nokia
Di awal masuknya smartphone ke Indonesia, nama Nokia adalah yang paling menggema. Perusahaan ponsel asal Finlandia ini memproduksi ponsel untuk hampir semua protokol telekomunikasi utama termasuk GSM, CDMA hingga W-CDMA. Di zamannya, tidak ada perusahaan lain yang bisa mengalahkan kecanggihan produk-produk Nokia. Handphone sejuta umat ini akhirnya harus gagal di pasaran dengan munculnya berbagai teknologi baru. Android milik Google dan iOS milik Apple menguasai pasaran, menggantikan sistem operasi Symbian yang dulu jadi kebanggaan Nokia. Tidak mampu mengejar euforia pasar, Nokia akhirnya memutuskan menjual merek dagangnya kepada Microsoft pada tahun 2014 lalu.
3. Kodak
Sebagai salah satu penyebab bangkrutnya sebuah bisnis, kegagalan berinovasi juga terjadi pada Kodak. Sama seperti Nokia, Kodak adalah pelopor di bidangnya. Sebagai perusahaan yang pertama kali menemukan kamera gulung dan fotografi, Kodak tumbuh dengan pesat dan sempat memonopoli penjualan kamera di pasaran. Sama seperti Nokia, keterlambatan Kodak mengikuti inovasi dengan tetap bertahan pada produk kamera lamanya menjadi biang kemelut internal. Berdiri pertama kali pada tahun 1892, Kodak akhirnya harus gulung tikar pada tahun 2012 lalu.
4. Yahoo
Kemunculan pesaing merupakan salah satu penyebab bangkrutnya sebuah bisnis. Hal ini dialami langsung oleh Yahoo!. Perusahaan yang berdiri pada tahun 1994 ini sempat menjadi raja internet dengan berbagai fiturnya yang menarik seperti Yahoo! Messenger dan layanan emailnya. Yahoo! sempat akan mengakuisisi Google dan Facebook. Tapi karena waktu itu tidak ada kesepakatan harga dengan pemiliknya, akuisisi itu gagal. Ada banyak hal yang diduga menjadi pemicu kenapa perusahaan digital yang didirikan oleh Jerry Yang dan David Filo ini akhirnya resmi berhenti beroperasi. Yahoo! dianggap mengalami krisis jati diri. Kebingungan untuk memilih ingin menjadi perusahaan teknologi atau media adalah salah satu faktor kenapa Yahoo! kalah saing dan mulai meredup. Di sisi lain muncul Google yang hadir dengan segudang inovasinya. Tidak heran jika Yahoo! harus benar-benar mengaku menyerah dengan menyatakan bangkrut di akhir 2017 ini.
No comments:
Post a Comment