Kemaren pas lagi nongkrong di warung kopi, SettiaBlog dengar lagu "misunderstood"nya Dream Theatre seperti klip di atas. Kebetulan SettiaBlog tahu lagu tersebut bercerita tentang beratnya hidup karena sering mudah emosi. Saat pulang SettiaBlog ingat gambaran yang beberapa kali muncul, adanya konflik antar keluarga, kejadian ini pernah terjadi dan muncul lagi. Ini hanya gambaran yang melintas di benak SettiaBlog, jangan terlalu di pikirkan! Emosi memang sering memicu konflik, saat emosi kita sering tidak bisa berpikir panjang. Tapi SettiaBlog yakin, untuk yang jauh di sana dan yang dekat SettiaBlog sayang semua dengan keluarga dan kerabat. O..ya, untuk pemilik rambut kriwul ini yang sering marah walau cepat baik lagi. Kalau marah sering meledak-ledak , meskipun nanti cepat baikan lagi. Cuma mengingatkan...harus selalu kontrol emosi. Apalagi hubungan dalam menjalankan bisnis keluarga, harus benar-benar bisa mengontrol emosi.
Banyak perusahaan besar dan mapan yang berawal dari sebuah bisnis keluarga yang kemudian berkembang dan bahkan meraksasa. Salah satu contoh perusahaan dunia yang berasal dari bisnis keluarga adalah perusahaan pensil asal Jerman, Fiber Castel yang saat ini dikelola oleh generasi ke – 7 Castell. Mungkin kita pernah mendengar opini jika ujian terbesar dalam bisnis keluarga adalah melalui generasi ke 3. Generasi pertama adalah generasi pendiri, kemudian dikembangkan dan dibesarkan oleh generasi kedua, dan generasi ketiga membubarkannya. Pandangan tersebut tidak sepenuhnya tepat, terlebih jika perusahaan keluarga tersebut mampu membuat struktur perusahaan dengan tepat dan menerapkan prinsip manajemen yang benar, maka perusahaan tersebut akan berkembang dan mampu bertahan dari generasi ke generasi.
Mengelola bisnis keluarga pastinya memberikan keuntungan tersendiri. Karena sudah saling mengenal karakter masing-masing dalam keluarga, maka akan mempermudah dalam berkomunikasi atau menyampaikan ide-ide, sehingga komunikasi dapat berjalan lebih terbuka. Selain itu dengan mengelola bisnis bersama keluarga, maka keuntungan yang diperoleh juga akan menjadi milik bersama. Dengan demikian setiap anggota keluarga yang terlibat dalam bisnis tersebut akan berusaha semaksimal mungkin mengelola bisnisnya untuk menghasilkan keuntungan yang besar. Saat bisnis mengalami kendala atau tidak berjalan sesuai dengan harapan, maka mereka yang terlibat di dalamnya akan saling menguatkan dan memberi dukungan.
Meskipun bisnis dikelola bersama-sama anggota keluarga, bukan berarti bisnis ini tidak menghadapi masalah. Masalah yang seringkali dihadapi oleh bisnis keluarga adalah konflik internal dalam keluarga dimana masing-masing memiliki kepentingan tersendiri sehingga mengakibatkan bisnis mengalami goncangan. Mengelola bisnis keluarga harus didasari dengan pencapaian visi dan misi yang dibangun sejak awal, saling terbuka antar anggota keluarga, serta transparan terhadap segala hal, terlebih masalah pembagian keuntungan. Dibawah ini beberapa kunci keberhasilan dalam mengelola bisnis keluarga:
• Menetapkan peraturan
Meskipun bisnis dihandle oleh orang-orang yang masih dalam lingkaran keluarga, bukan berarti dapat dijalankan semaunya. Peraturan harus tetap dibuat untuk acuan dan menghargai kinerja antar anggota keluarga. Membuat peraturan, menentukan visi dan misi, menjabarkan deskripsi kerja, dan pembagian hasil usaha harus dibicarakan bersama dan terbuka. Selain itu mereka yang terlibat didalamnya juga harus memahami apa yang menjadi visi dan misi untuk memotivasi mereka melakukan yang terbaik. Dengan adanya peraturan tersebut, maka masing-masing individu akan memahami apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya dan mendorong mereka untuk displin. Misalnya, jika jam operasional toko jam 09.00, namun karena penjaga toko yang kebetulan adalah saudara Anda datang terlambat pukul 10.00, tentunya akan merugikan konsumen dan bisnis Anda.
• Pemimpin yang mampu membuat keputusan
Seperti pada penjabaran di atas, salah satu kelebihan dalam bisnis keluarga adalah kemudahan dalam berkomunikasi, dimana individu yang terlibat dapat dengan mudah mengutarakan ide atau masukan. Namun, tanpa adanya pemimpin, sebuah keputusan bisnis tidak dapat diambil. Dalam bisnis jenis apapun, membutuhkan pemimpin yang dapat mengarahkan orang-orangnya untuk mencapai tujuan perusahaan. Seorang pemimpin hendaklah dipilih berdasarkan ketrampilan dan kemampuan leadership yang dimilikinya.
• Memilah kepentingan pribadi dan bisnis
< Bisnis keluarga dijalankan bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya. Inilah yang menyebabkan rentan terjadinya konflik dalam bisnis keluarga. Saat terjadi konflik, hendaknya memiliah mana yang menjadi masalah keluarga dan mana yang terkait dengan bisnis. Jika konflik pribadi dan bisnis bercampur aduk, maka menganggu jalannya usaha. Misalnya, saat pemimpin memberikan masukan terhadap kinerja salah satu staffnya yang juga keluarganya, maka staff tersebut harus dapat menerimanya dengan profesional.
• Komunikasi yang transparan dan terbuka
< Meskipun sudah seringkali bertemu, tidak ada salahnya jika menentukan waktu tertentu untuk mendiskusikan masalah bisnis bersama. Setiap anggota keluarga yang terlibat diharapkan untuk menyampaikan masukan atau kritikan terkait dengan jalannya usaha atau kendala yang dihadapi dalam bisnis. Membicarakan masalah ini tidak harus dilakukan di kantor atau tempat usaha, namun bisa juga dilakukan pada saat rekreasi bersama keluarga besar.
No comments:
Post a Comment