Kali ini SettiaBlog akan bahas yang santai - santai aja. Ada cerita sedikit, dulu SettiaBlog suka banget dengan sastra, baik luar atau dalam negeri. Kalau ndak salah mulai SMP. Ini cerita beneran, bukan reka yasa. Anda boleh kok tanya temen - temen SettiaBlog, yang SettiaBlog ceritakan ini beneran atau bohongan. Kalau ke sekolah gitu pasti bawanya kalau ndak buku sastra ya buku filsafat. Dalam berkarya juga udah lumayan banyak kok, kayak cerpen, puisi atau karikatur. Satu yang belum kesampaian, membuat Novel, tentunya Novel sungguhan yang bermutu. Sudah beberapa kali membuat tapi masih gagal, mungkin Allah SWT belum mengijinkan. Kalau lagu pada video klip di atas, itu judulnya "sari", lengkapnya sari gelin. Lagu ini di ambil dari kesusastraan Armenia. Sari sendiri memiliki arti gunung. Uniknya kata "sari gelin" ini juga di pakai di beberapa negara kayak
Azerbaijan dan Turki. Dan cerita yang berhubungan dengan "sari gelin" ini memiliki makna sama, harapan yang ndak tercapai. Bicara soal gunung, SettiaBlog sendiri dari dulu suka dengan gunung. Anda boleh kok tanya ke temen - temen SettiaBlog. Untuk backgroundnya ini SettiaBlog gunakan warna mountain, kalau dalam hexadecimal menggunakan code #818b89. SettiaBlog kasih sedikit warna terang biar kayak kabut.
Beberapa orang beranggapan bahwa pendaki gunung adalah orang yang tidak punya tujuan dan hidupnya terkesan berantakan. Padahal, sejatinya bukan seperti itu kenyataannya. Pendaki gunung justru adalah orang yang punya tujuan jelas yakni puncak gunung. Mendaki gunung juga mengajarkan kita untuk fokus pada satu tujuan. Jika saat mendaki kita harus tetap fokus untuk bisa sampai ke puncak, dalam kehidupan sehari-hari kita bisa menggunakan konsep yang sama untuk fokus pada satu tujuan sampai tujuan itu benar-benar tercapai sebelum pindah ke tujuan yang lain
1. Puncak adalah cita – cita
Lereng adalah usaha, lembah adalah iman dan pengetahuan, hutannya adalah anugerah, kabut adalah cobaan. Puncak bukanlah tujuan akhir , karena jalan menurun, telah siap untuk ditapaki semakin sulit dan menyesatkan menuju lembah tempat kembali. Semakin landai gunung semakin mudah juga mengapai puncaknya tapi butuh waktu yang lebih lama. Puncak yang paling tinggi dari pendakian itu adalah menaklukkan ego, kemanjaan, serta sifat individualis.Dengan menghancurkan ego pribadi seorang pendaki sejati bisa berdamai dan bersahabat dengan dirinya sendiri. Kita bisa berhenti berharap, tapi janganlah berhenti mendaki, walaupun tinggi dan sangat butuh perjuangan karena gunung tidak buat kita patah hati.
2. Bukan tentang siapa yang menunggu Anda di Puncak
Tetapi tentang siapa yang menemani Anda disaat menuju ke puncak, saat Anda jatuh dan tidak ada orang bersama Anda, karena proses adalah segalanya. Bukan lagi tentang sejauh apa puncak gunung yang Anda daki, tapi tentang sejauh mana kita berjuang bersama menuju puncak yang akan kita capai bersama.
3. Bukan tentang seberapa banyak gunung yang didaki.
Perlakuan kita terhadap alam mencerminkan perlakuan kita terhadap diri sendiri dan orang lain. Bukan tentang seberapa banyak gunung yang didaki , tetapi seberapa banyak alam yang dijaga dengan baik. Seperti misalnya tidak merokok saat pendakian karena ini dapat menyebabkan kebakaran hutan, sungguh sulit memang untuk beberapa orang , tetapi apabila niat dari diri sendirihal itu dapat dirubah. Lalu hal penting lainnya adalah selalu membawa turun sampah sisa makan dan minum selama pendakian jangan malu ya.
4. Gunung mengajari kita tentang mengalahkan rasa takut.
Pendakian kepuncak gunung mengajari kita tentang mengalahkan rasa takut. Naik gunung tidak ada namanya senioritas tetapi tentang bagaimana kita saling menghargai satu sama lain selama pendakian berlangsung. Gunung mengajarkan kita banyak hal untuk menjadi seorang Pemuda Pemudi Indonesia, walaupun SettiaBlogpun masih belum berbuat banyak untuk bangsa ini, namun setidaknya kita dapat bersuara untuk bangsa Indonesia dengan cara kita. Dan melakukan gerakan untuk perubahan bangsa ini, agar bangsa ini makin maju supaya anak, cucu kita nantinya masih bisa menikmati indahnya alam Indonesia.
5. Cintailah alam Ini dan kembali pulang dengan Selamat.
Jadilah pecinta alam sejati bukan hanya penikmat alam yang hanya berlari dahulu-dahuluan menuju puncak tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri. Karena sejauh dan setingginya kita melangkah menuju puncak tujuan utamanya adalah kembali pulang dengan selamat sampai rumah kita masing- masing.
“The higher you climb on the mountain, the harder the wind blows.”
(Semakin tinggi kamu mendaki gunung, semakin kencang angin bertiup.)
“Every mountain top is within reach if you just keep climbing.”
(Setiap puncak gunung dapat dijangkau jika kamu terus mendaki.)
Background dalam bahasan ini warnanya mountain yang tertutup kabut. Mewakili SettiaBlog yang penuh misteri. Ya seperti itulah takdir kehidupan yang SettiaBlog jalani. Jangankan orang lain, SettiaBlog sendiri ndak ngerti mau di bawa ke mana kehidupan SettiaBlog. Mohon maaf kalau sikap SettiaBlog sering tidak menyenangkan orang lain. Dan bahasan SettiaBlog itu tidak ada unsur sindiran ya, SettiaBlog cerita apa adanya. Sekali lagi SettiaBlog minta maaf!
Beberapa orang beranggapan bahwa pendaki gunung adalah orang yang tidak punya tujuan dan hidupnya terkesan berantakan. Padahal, sejatinya bukan seperti itu kenyataannya. Pendaki gunung justru adalah orang yang punya tujuan jelas yakni puncak gunung. Mendaki gunung juga mengajarkan kita untuk fokus pada satu tujuan. Jika saat mendaki kita harus tetap fokus untuk bisa sampai ke puncak, dalam kehidupan sehari-hari kita bisa menggunakan konsep yang sama untuk fokus pada satu tujuan sampai tujuan itu benar-benar tercapai sebelum pindah ke tujuan yang lain
1. Puncak adalah cita – cita
Lereng adalah usaha, lembah adalah iman dan pengetahuan, hutannya adalah anugerah, kabut adalah cobaan. Puncak bukanlah tujuan akhir , karena jalan menurun, telah siap untuk ditapaki semakin sulit dan menyesatkan menuju lembah tempat kembali. Semakin landai gunung semakin mudah juga mengapai puncaknya tapi butuh waktu yang lebih lama. Puncak yang paling tinggi dari pendakian itu adalah menaklukkan ego, kemanjaan, serta sifat individualis.Dengan menghancurkan ego pribadi seorang pendaki sejati bisa berdamai dan bersahabat dengan dirinya sendiri. Kita bisa berhenti berharap, tapi janganlah berhenti mendaki, walaupun tinggi dan sangat butuh perjuangan karena gunung tidak buat kita patah hati.
2. Bukan tentang siapa yang menunggu Anda di Puncak
Tetapi tentang siapa yang menemani Anda disaat menuju ke puncak, saat Anda jatuh dan tidak ada orang bersama Anda, karena proses adalah segalanya. Bukan lagi tentang sejauh apa puncak gunung yang Anda daki, tapi tentang sejauh mana kita berjuang bersama menuju puncak yang akan kita capai bersama.
3. Bukan tentang seberapa banyak gunung yang didaki.
Perlakuan kita terhadap alam mencerminkan perlakuan kita terhadap diri sendiri dan orang lain. Bukan tentang seberapa banyak gunung yang didaki , tetapi seberapa banyak alam yang dijaga dengan baik. Seperti misalnya tidak merokok saat pendakian karena ini dapat menyebabkan kebakaran hutan, sungguh sulit memang untuk beberapa orang , tetapi apabila niat dari diri sendirihal itu dapat dirubah. Lalu hal penting lainnya adalah selalu membawa turun sampah sisa makan dan minum selama pendakian jangan malu ya.
4. Gunung mengajari kita tentang mengalahkan rasa takut.
Pendakian kepuncak gunung mengajari kita tentang mengalahkan rasa takut. Naik gunung tidak ada namanya senioritas tetapi tentang bagaimana kita saling menghargai satu sama lain selama pendakian berlangsung. Gunung mengajarkan kita banyak hal untuk menjadi seorang Pemuda Pemudi Indonesia, walaupun SettiaBlogpun masih belum berbuat banyak untuk bangsa ini, namun setidaknya kita dapat bersuara untuk bangsa Indonesia dengan cara kita. Dan melakukan gerakan untuk perubahan bangsa ini, agar bangsa ini makin maju supaya anak, cucu kita nantinya masih bisa menikmati indahnya alam Indonesia.
5. Cintailah alam Ini dan kembali pulang dengan Selamat.
Jadilah pecinta alam sejati bukan hanya penikmat alam yang hanya berlari dahulu-dahuluan menuju puncak tanpa memikirkan keselamatan diri sendiri. Karena sejauh dan setingginya kita melangkah menuju puncak tujuan utamanya adalah kembali pulang dengan selamat sampai rumah kita masing- masing.
“The higher you climb on the mountain, the harder the wind blows.”
(Semakin tinggi kamu mendaki gunung, semakin kencang angin bertiup.)
“Every mountain top is within reach if you just keep climbing.”
(Setiap puncak gunung dapat dijangkau jika kamu terus mendaki.)
Background dalam bahasan ini warnanya mountain yang tertutup kabut. Mewakili SettiaBlog yang penuh misteri. Ya seperti itulah takdir kehidupan yang SettiaBlog jalani. Jangankan orang lain, SettiaBlog sendiri ndak ngerti mau di bawa ke mana kehidupan SettiaBlog. Mohon maaf kalau sikap SettiaBlog sering tidak menyenangkan orang lain. Dan bahasan SettiaBlog itu tidak ada unsur sindiran ya, SettiaBlog cerita apa adanya. Sekali lagi SettiaBlog minta maaf!
No comments:
Post a Comment