Sore tadi SettiaBlog membuka YouTube. SettiaBlog senyum - senyum lihat Selena mengenakan celana legging pendek hitam dan t-shirt putih dancing di tepi kolam renang. Begitu selesai, pandangan SettiaBlog tertuju pada lagu Alina Baraz "maze" seperti klip di atas. Ya, "maze" (labirin), SettiaBlog jadi ingat kisah Theseus mampu membunuh Minotour (seekor monster berkepala banteng dan berbadan manusia) dalam labirin dan dia juga mampu keluar dari labirin berkat bantuan Ariadne (calon istrinya), dengan menyusuri benang yang telah di pasang, benang pemberian Ariadne.
Kehidupan adalah sebuah keniscayaan yang harus dijalani oleh manusia. Namun tak sedikit di antara manusia yang menyimpulkan bahwa kehidupan ini adalah sebuah labirin (sebuah perjalanan rumit, berliku dan terkesan sulit menemukan jalan keluarnya). Padahal tujuan utama manusia dalam kehidupan ini adalah sukses dan bahagia. Lalu bagaimana posisi iman dan ilmu dalam kehidupan? Iman dan Ilmu dalam Krisis Spiritual. Lalu apakah manusia mustahil mencapai kesuksesan dan kebahagiaan?. Jawabannya bisa iya, bisa tidak. Faktanya ada manusia yang bisa sukses meskipun belum tentu bahagia. Selain itu ada juga,selain mampu mencapai kesuksesan tetap mampu merasakan kebahagiaan. Meskipun tidak sedikit manusia yang selalu gagal dan penuh kesengsaraan. Sebagaimana dalam cerita mitologi Yunani, Theseus mampu membunuh Minotour (seekor monster berkepala banteng dan berbadan manusia) dalam labirin yang dibangun oleh Daidalos. Selain daripada itu Theseus mampu keluar dari labirin dan akhirnya bisa menikahi Ariadne (anak perempuan Minos, raja Kreta) karena bantuan gulungan benang Ariadne yang diberikan kepadanya. Ariadne menyuruh Theseus dengan gulungan benang itu untuk mengikatkan salah satu ujungnya ke pintu masuk dan mengulur benang itu ketika berada berjalan di dalam labirin. Dan untuk keluar Theseus menyusuri benang itu. Kehidupan hari ini, penuh problematika dan paradoksal. Kemajuan yang ada meskipun memberikan dampak positif tidak sedikit menimbulkan dampak negatif.
Salah satu Guru Besar Sejarah Peradaban Islam berkesimpulan bahwa
”Persoalan besar yang muncul di tengah kehidupan manusia adalah krisis spiritual”
Selain kondisi tersebut di atas, wabah Covid-19 yang telah menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, ekonomi, psikologi, sosial budaya bahkan sampai dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara semakin menguatkan tesis bahwa manusia sedang berada, berjalan dalam labirin. Bagi manusia yang memiliki kesadaran terhadap hidup dan kehidupannya akan tetap optimis. Selain daripada itu yakin sebagaimana dalam cerita mitologi Yunani bahwa sedang memiliki “benang Ariadne” untuk menyusuri labirin tersebut. Dalam konteks bahasan ini “benang Ariadne” hanya sebuah analogi, memiliki makna konotatif. Sesungguhnya yang SettiaBlog maksudkan sebagai “benang Ariadne” tersebut adalah iman dan ilmu. Iman dan ilmu bagaikan “benang Ariadne” dalam menyusuri labirin yang dibangun Daidalos atas perintah raja Minos. Iman dan ilmu merupakan modal teologis yang built-in dalam diri manusia seiring dengan titah penciptaan Allah SWT. Iman dan ilmu bahkan menjadi kunci memahami dan sekaligus pengokoh modal psikologis manusia yang juga built-in dalam diri manusia. Kesatuan Iman dan Ilmu Salah satu alasan SettiaBlog sehingga menyebut sebagai modal teologis karena iman dan ilmu menjadi bekal manusia pada saat diciptakan dan diutus di muka bumi dalam rangka menjalankan mandat sebagai khalifah dan menjalankan fungsi sebagai hamba Allah. Iman dan ilmu jika merujuk pada QS. Al- Mujadalah/58 ayat 11,
“Allah akan meninggikan orang – orang yang beriman di antaramu dan orang – orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”,
merupakan modal mencapai keunggulan dalam kehidupan. Dan tentunya harus disadari bahwa keduanya, iman dan ilmu memiliki relasi yang kuat untuk mencapai keunggulan tersebut.
Iman dan ilmu adalah satu kesatuan. Iman tanpa ilmu adalah buta, begitupun sebaliknya ilmu tanpa iman adalah lumpuh. Buya Hamka menganalogikan “Iman tanpa ilmu bagaikan lentera di tangan bayi. Namun ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri”. Secara sederhana SettiaBlog menilai bahwa iman dan ilmu adalah bagaikan energi dan cahaya. Ada banyak kerusakan di muka bumi karena manusia mengarungi kehidupan hanya bermodalkan ilmu tanpa iman. Begitupun kedamaian, ketenteraman dan keamanan masih sulit terwujud karena keimanan yang dipahami masih menyentuh sebatas dimensi kesalehan invidual, belum terwejantahkan dalam kehidupan sosial.
Iman adalah merupakan kepercayaan pada kebenaran sejati, bukan kebenaran yang diajukan. Iman berarti ketika orang memiliki kepercayaan ini, mereka mempersembahkan diri mereka untuk bertindak berdasarkan kebenaran yang mereka ketahui. Lapisan Peradaban Nabi mendefenisikan kata iman dengan bersabda “Iman merupakan pengakuan dalam hati, pengucapan dengan lisan, dan aktivitas tindakan.” Jadi iman mencakup pengetahuan, ucapan dan tindakan. Iman selalu menunjukkan rasa “aman” dan membuat orang mempunyai “amanat”. Jadi makna iman bukan hanya sekedar percaya akan adanya Tuhan. Iman adalah sikap seseorang yang sifatnya lebih mendalam dan tempatnya adalah di hati.
Ilmu dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan. Ilmu dari segi bahasa berarti kejelasan, karena segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. QS. Al-Mujadalah /58 ayat 11, yang menjelaskan relasi positif antara iman dan ilmu dan mempertegas sebagai modal utama dalam rangka mencapai keunggulan. .
No comments:
Post a Comment