Sep 26, 2025

Sebuah Symphony Dalam Not Kehidupan

 


Video klip di atas ada "symphony" milik Clean Bandit feat Zara Larsson. Ya, kehidupan dapat dilihat sebagai symphony di mana setiap pengalaman (suka atau duka) adalah nada-nada penting yang membentuk keseluruhan cerita hidup seseorang.  Hidup, bagaikan melodi yang terus beralun, membentuk sebuah symphony dalam perjalanan waktu. Dalam symphony ini, kita akan menjelajahi nuansa, harmoni, dan tantangan yang melekat dalam hidup, menggali makna di setiap not kehidupan yang kita jalani.

Setiap hidup dimulai dengan overture, pembukaan yang membawa harapan, kegembiraan, dan potensi yang belum tergali. Kelahiran adalah nadanya, awal dari perjalanan panjang yang disusuri melalui berbagai episode kehidupan. Overture membangkitkan semangat untuk menjelajahi setiap nuansa dalam melodi kehidupan.

Seiring waktu, kita mengalami crescendo kehidupan - momen-momen penuh tantangan yang menguji kekuatan dan ketahanan kita. Seperti melodi yang semakin mendalam, hidup memberikan pelajaran berharga melalui pengalaman-pengalaman yang mungkin pahit namun memperkaya jiwa. Crescendo adalah panggilan untuk tetap berdiri tegak meski dalam riak badai.

Dalam symphony kehidupan, terdapat harmoni yang terbangun melalui hubungan dan keseimbangan. Hubungan dengan sesama manusia, alam, dan diri sendiri menciptakan melodi kehidupan yang utuh. Keseimbangan antara pekerjaan dan istirahat, antara memberi dan menerima, adalah lapisan harmoni yang membentuk jalinan yang indah. Terkadang, hidup memanggil kita untuk melakukan solo - pencarian identitas dan tujuan hidup yang mendalam. Seperti musisi yang menunjukkan keunikan gaya melodi mereka, kita juga dihadapkan dengan tantangan untuk menemukan dan menyuarakan diri sendiri dalam symphony yang lebih besar.

Intermezzo dalam hidup adalah waktu untuk merenung dan menyegarkan jiwa. Seperti bagian instrumental yang memberi ruang bagi kesunyian, intermezzo memberikan waktu dan ruang bagi kita untuk menenangkan pikiran, mengevaluasi perjalanan, dan mempersiapkan diri untuk babak-babak mendatang.

Ritardando adalah fase perlahan, di mana hidup mungkin membawa perubahan yang lebih lambat. Ini adalah momen untuk menikmati setiap detik, menghargai perjalanan yang telah dilalui, dan menikmati setiap nuansa kehidupan. Meskipun melodi melambat, ritardando membawa kearifan dan kedalaman yang hanya dapat ditemukan dalam perjalanan yang penuh warna.

Seiring menua, kita mendekati coda - penutup dari symphony kehidupan. Coda adalah kesimpulan yang membawa makna dan penyelesaian. Meskipun melodi mungkin mereda, jejak-jejak kehidupan akan terus ada dalam bentuk kenangan dan warisan yang kita tinggalkan.

Hidup adalah rhapsody yang terus berkembang, dengan setiap not dan nuansa memiliki arti dan kontribusi tersendiri. Dalam symphony ini, kita adalah penjaga melodi pribadi, bertanggung jawab atas bagaimana kita menyusun komposisi kehidupan kita. Sejalan dengan melodi yang ndak terlupakan, mari kita abadikan setiap saat, setiap pengalaman, dan setiap harmoni dalam rhapsody kehidupan kita yang unik.

Udah ya, maafin SettiaBlog lho ya.

Kata Sulit


overture :  musik pembuka untuk opera, oratorio, balet, atau drama musikal yang berfungsi sebagai pengantar untuk karya utama.


crescendo : peningkatan volume secara bertahap selama periode waktu tertentu.


intermezzo : selingan atau jeda ringan yang disisipkan di antara bagian-bagian utama suatu kegiatan, pertunjukan, atau percakapan untuk memberikan variasi, menyegarkan suasana, atau sekadar beristirahat sejenak.


ritardando : memperlambat tempo lagu secara bertahap.


coda : bagian akhir (atau "ekor") sebuah komposisi yang berfungsi untuk memberikan kesimpulan dan rasa penutup yang tegas pada karya tersebut, baik itu berupa beberapa birama singkat maupun sebuah bagian yang kompleks dan utuh.


rhapsody : karya satu gerakan yang episodik namun terintegrasi, mengalir bebas dalam strukturnya, menampilkan beragam suasana hati, warna, dan nada yang sangat kontras.

<

Video klip kedua SettiaBlog kasih Marijana Maksimovic salah satu kontestan The Voice of Germany 2016 yang membawakan lagu "run", salah satu lagu yang memiliki tantangan cukup berat. Terutama ketika sampai pada lirik light up light up. Dalam konteks personal, "light up" bisa diartikan sebagai memancarkan karisma, kebahagiaan, dan energi positif. Senyum atau kehadiran seseorang yang mampu "menerangi sebuah ruangan" menjadi gambaran dari kemampuan ini. "Light up" mengajarkan bahwa justru dalam momen tergelap dalam hidup, kita bisa menemukan kekuatan sejati untuk bersinar. Ini menunjukkan keberanian untuk menghadapi tantangan, bukan menghindarinya.  Beberapa interpretasi menyarankan bahwa kegelapan (ketidaktahuan) bukanlah tempat yang buruk, melainkan momen hening untuk mendengarkan diri sendiri dan membuat keputusan yang tepat. Proses "light up" bisa menjadi perjalanan internal untuk menemukan kesadaran diri.

Tujuan Allah SWT menciptakan manusia, yang pertama adalah bahwa Allah SWT ingin manusia berperan sebagai khalifah untuk mengurus dan mengelola bumi. Hal tersebut menyatakan bahwa masing-masing individu (manusia) diciptakan oleh Allah SWT pasti ada tujuan serta gunanya. Namun, pernahkah kita merasa ndak berguna atau bermanfaat? Banyak orang pernah mengalami fase dimana mereka merasa bahwa dirinya ndak berguna untuk orang lain bahkan untuk dirinya sendiri. Itu terjadi karena faktor-faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal dari individu tersebut, namun pada dasarnya hal yang harus diketahui adalah bahwa setiap manusia memiliki kelebihan yang bermanfaat bagi dirinya ataupun orang lain. Nah, Orang yang bermanfaat akan memberikan dampak yang sangat luar biasa baik kepada diri sendiri maupun orang lain.

Allah SWT ndak menyuruh kita untuk menjadi orang yang ditakuti oleh orang lain, juga ndak menyuruh kita menjadi orang yang berpengaruh serta memiliki jabatan, pun ndak menyuruh kita menjadi orang yang dikenal oleh orang banyak. Allah SWT hanya menyuruh kita untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama. Itulah alasan mengapa kita mendapatkan kelebihan-kelebihan yang Allah SWT berikan kepada kita; agar kita dapat memanfaatkannya untuk menolong dan membantu sesama.

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang artinya, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”  (Hadits Riwayat ath-Thabrani)

Mengapa Kita Harus Menjadi Orang yang Bermanfaat kepada Sesama? Allah SWT menakdirkan kepada manusia sebagai makhluk sosial yang ndak akan bisa menyelenggarakan kehidupannya sendirian. Semandiri apapun seseorang berusaha menghidupi dirinya sendiri, tentu akan ada masanya ia akan meminta pertolongan kepada orang lain. Allah SWT juga menganugerahkan kepada manusia sebentuk perasaan empati yang akan menggugah hati nuraninya saat ia melihat ketidakberuntungan pada orang lain. Perasaan empati itulah yang akan mendorong manusia melakukan aksi sosial dengan cara membantu sesama. Jadi, dengan takdir manusia sebagai makhluk sosial, ia ingin dibantu dan juga ingin membantu. Takdir manusia sebagai makhluk sosial ini juga erat kaitannya dengan ajaran Islam yang sangat menekankan sikap untuk saling menolong. Allah SWT sendiri dalam surah Al-Maidah ayat 2 yang artinya, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwa lah kamu kepada Allah, sesungguhnya siksa Allah sangat berat.”

Selain karena memang perintah agama Islam untuk saling membantu, menjadikan diri bermanfaat bagi orang lain akan mengundang pertolongan Allah SWT bagi pengamalnya. “Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim.”  (HR. Muslim)

Tentu kita semua sudah pernah mendengar ungkapan, berdo'a tanpa usaha itu bohong dan usaha tanpa do'a itu sombong, bukan? Nah, apa yang dijelaskan dalam hadits tersebut merupakan penjelasan dan jawaban dari ungkapan ini. Allah SWT memang akan menolong hambanya ketika hambaNya berdo'a meminta pertolongan. Namun, Allah SWT ingin mengetahui sejauh mana ikhtiar hambaNya tersebut untuk menolong serta menyelesaikan masalahnya sendiri. Salah satu wasilah turunnya pertolongan Allah SWT adalah dengan menolong orang lain. Penting untuk kita ingat, bahwa apapun yang kita lakukan akan selalu kembali kepada pelakunya. Jika kita melakukan kejahatan, maka suatu hari nanti kita akan mendapatkan balasannya, cepat atau lambat. Sebaliknya, jika kita melakukan hal-hal baik terhadap sesama, maka suatu hari nanti kita akan menerima kebaikan dari orang lain sebagai perantara pertolongan Allah SWT.

Apa yang Harus Kita Lakukan Agar Bermanfaat Bagi Orang Lain?
Setiap orang bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Memberikan manfaat kepada orang lain ndak harus menunggu kaya, cerdas, berpengaruh, terkenal, punya jabatan. Dengan apa adanya kita, kita bisa memberikan manfaat kepada sesama. Yang kita perlukan untuk menjadikan kehadiran kita bermanfaat bagi orang lain adalah niat dan kita tahu harus melakukan apa agar bermanfaat. Menjadikan kehadiran kita bermanfaat bagi sesama berarti ikut turut serta dengan sebuah kegiatan atau perkara. Namun bukan berarti kita ikut campur terhadap masalah orang lain. Kita bisa mulai dari hal-hal kecil di lingkungan tempat tinggal kita seperti ikut kerja bakti membersihkan lingkungan, ikut membantu tetangga yang sedang menggelar hajatan, bergantian memberi makanan kepada tetangga tanpa mengharap ganti, menjenguk tetangga yang sedang sakit, memberi makan kucing liar, atau menyediakan sabun dan ember bekas berisi air agar warga bisa mencuci tangan di situ. Bahkan, selalu menyapa tetangga yang lewat di depan rumah atau ketika kita berpapasan dengan tetangga sambil tersenyum termasuk perbuatan yang terpuji dan menyenangkan, lho. Kita kan ndak pernah tahu seberat apa hari yang tengah dilalui tetangga kita. Siapa tahu dengan sapaan dan senyum kita kepada mereka dapat meringankan beban hatinya.

Ketika kita sedang berada di lingkungan kerja, di sela-sela kesibukan bekerja, kita juga bisa lho memberikan arti lebih dari hadirnya kita di kantor. Cobalah sesekali membawa sarapan lebih, siapa tahu tahu itu ada teman yang terburu-buru berangkat ke kantor tanpa sempat sarapan di rumah. Atau menawarkan diri untuk membuatkan kopi atau teh untuk teman-teman ketika pekerjaan kita sudah selesai. Bisa juga kita membersihkan sendiri peralatan bekas makan kita sendiri. Melakukan hal itu sendiri ndak akan menjatuhkan harga diri kita, bukan? Justru akan meringankan pekerjaan orang lain yang bertanggung jawab terhadap hal itu. Di lingkungan keluarga, kita bisa membantu pasangan mengurus pekerjaan rumah, merawat anak-anak, memberikan hiburan sederhana namun berkualitas, merawat pasangan jika ia sedang sakit, mendengarkan keluh kesah pasangan dan memberikan nasihat jika diminta, dan segala hal yang dapat membahagiakan pasangan dan anak-anak. Ingat ya. Untuk dapat memberikan manfaat kepada sesama, ndak berarti harus mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar. Cukup keinginan dan tekad  yang kuat untuk menjadikan diri ini bermanfaat bagi orang lain. Namun demikian, bukan berarti kita ndak boleh menggelontorkan uang dalam jumlah besar untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. Kalau kita sedang Allah SWT beri kelapangan ekonomi, baik bagi kita untuk menyedekahkan sebagian dari rezeki tersebut agar orang lain juga turut merasakan kebahagiaan yang kita rasakan. Namun, jika kita sedang Allah SWT uji dengan kondisi ekonomi yang ndak memungkinkan untuk bersedekah dalam bentuk uang, kita tetap bisa memberdayakan apa yang kita miliki dalam diri kita agar bermanfaat bagi sesama, seperti tenaga, waktu, dan ide-ide.

Penting untuk kita tanamkan dalam hati, bahwa apapun yang kita lakukan dan berikan sebagai wujud menjadikan kehadiran kita bermanfaat bagi sesama, jangan sekali-kali mengharapkan balasan atau pujian dari orang lain. Katakanlah orang yang kita bantu membalas semua bantuan yang kita berikan dengan bantuan yang setimpal dengan yang pernah kita berikan, Allah SWT sanggup memberikan balasan yang lebih dari itu. Ingat saja dengan firman Allah SWT surah Al-Qashas ayat 84 yang artinya, “Barangsiapa datang dengan (membawa) kebaikan, maka dia akan mendapat (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu.” Perhatikan pula janji Allah SWT pada surah Al-An’am ayat 160 yang artinya, “Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya.”

Kalau Allah SWT sudah menjanjikan hal seperti ini, apakah kita masih ragu untuk memberikan manfaat bagi orang lain? Setiap individu itu berguna, tergantung bagaimana mereka menyebarkan kebaikan dan kelebihan yang ada pada dirinya.

Sep 18, 2025

Adakah Kebenaran Absolut ?

 


Video klip di atas ada Stacy Leadbeatter, salah satu kontestan BGT yang membawakan lagu "Angels" milik Robbie Williams. Power vokalnya cukup OP. Di tambah setting panggungnya dengan background matrix yang menyatu dengan sekitarnya, bikin penampilannya terlihat megah dan menawan . Ya emang background kayak gitu di namakan matrix, bukan film The Matrix lho ya. Kalau film The Matrix temanya c tentang hakikat realitas, perenungan tentang kebenaran versus ilusi. The Matrix banyak dibandingkan dengan alegori Plato, di mana manusia terperangkap dalam bayangan (simulasi Matrix) dan ndak menyadari realitas kebenaran yang sebenarnya. 

Melihat fenomena yang terjadi di tengah-tengah kehidupan mayarakat, kita dapat memperhatikan bahwa era ini memang merupakan masa pasca kebenaran. Pasca kebenaran adalah sebuah frasa populer yang berarti sulitnya mencari dan menemukan kebenaran sejati dari sebuah kejadian. Kita bahkan sering mendengar istilah “ndak ada yang benar atau salah, tergantung sudut pandang”. Sekilas, ungkapan tersebut terlihat sederhana dan mungkin ada benarnya. Tetapi, apa jadinya jika istilah tersebut kemudian disangkutpautkan dengan persoalan yang menyentuh syariat Islam dan membutuhkan hukum benar atau salah?

“Apakah ada kebenaran yang absolut?”
Kebenaran di mana dengannya kita dapat berpegang teguh dan menjadikannya sebagai rujukan permanen dalam menyikapi segala isu dan problematika kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara? Jawabannya adalah “Ya! Tentu saja, ada.” Kebenaran absolut itu adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Pemahaman paling dasar sebagai seorang muslim yang beriman. Jelas, dalam rukun iman, sebagai komitmen mukmin kita wajib beriman kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah (beriman kepada Rasul).

Terhadap persoalan kebenaran absolut ini, sangat jelas. Allah SWT pada awal surah Al-Baqarah menegaskan bahwa ndak ada keraguan yang patut dipersoalkan lagi dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman,
ذَ ٰ⁠لِكَ ٱلۡكِتَـٰبُ لَا رَیۡبَۛ فِیهِۛ هُدࣰى لِّلۡمُتَّقِینَ
“Kitab (Al-Qur`ān) tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”  (QS. Al-Baqarah: 2)
Lebih lanjut, terhadap kebenaran risalah As-Sunnah yang telah sempurna disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW, Allah SWT pun menegaskan bahwa segala apa yang disampaikan oleh Rasulullah SAW adalah wahyu dari Allah yang wajib kita imani dan laksanakan.
وَمَا یَنطِقُ عَنِ ٱلۡهَوَىٰۤ ○ إِنۡ هُوَ إِلَّا وَحۡیࣱ یُوحَىٰ  
“Dan yang diucapkannya itu bukanlah menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur`ān itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (QS. An-Najm: 3 – 4)
Dalam Tafsir Al-Muyassar disebutkan,
“Allah bersumpah dengan bintang ketika terbenam. Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menyimpang dari jalan hidayah dan kebenaran, tetap istikamah dan berada dalam kebenaran. Ucapannya tidak berasal dari kemauan hawa nafsunya. Al Qur’an dan sunnah itu tiada lain hanyalah wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.”  (Tafsir Al-Muyassar)

Oleh karenanya, pemahaman prinsip yang sangat mendasar ini seharusnya terpatri dengan kokoh pada hati dan jiwa seorang muslim. Sehingga, ndak mudah bagi siapapun menggoyahkan keimanannya yang kokoh.

Kembali pada persoalan penyimpangan pemahaman dan praktik agama, mungkin membingungkan bagi sebagian orang. Tapi, ndak untuk seorang mukmin yang berilmu. Persoalan penyimpangan pemahaman dan praktik agama tersebut adalah masalah pokok yang ndak perlu diperbaharui. Syariat telah dengan jelas dan paripurna menuntun kita untuk urusan ukhrawi, kita hanya tinggal mengikuti saja. Namun, orang-orang jahil tetap saja membuat masalah pokok yang ndak membutuhkan perdebatan itu muncul ke permukaan.

Entah apa maksudnya, apakah memang disengaja untuk mencari jalan memperoleh keuntungan duniawi, atau memang benar-benar ndak mengetahui bagaimana seharusnya memilih jalan yang benar dalam kehidupan beragama. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata,
العلم نقطة كثرها الجاهلون
“Ilmu syariat dahulu hanya satu titik saja (sedikit), namun diperbanyak oleh orang-orang tidak berilmu.”  (Lihat Mu’jam A’lamul Jazair karya Adil Nuhaid, hal 98)
Sebagai seorang mukmin, sepatutnya kita tunduk dan patuh pada apa yang telah diajarkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam. Perintah dikerjakan, larangan ditinggalkan. Pada prinsipnya, sesederhana itu.

Karena kebinasaan umat terdahulu ndak lain disebabkan oleh banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada nabi-nabi mereka yang berkaitan dengan perkara agama ini. Rasulullah SAW bersabda,
مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ، فَإِنَّمَا أَهْلَكَ الَّذِيْنَ مَنْ قَبْلَكُمْ كَثْرَةُ مَسَائِلِهِمْ وَاخْتِلاَفُهُمْ عَلَى أَنْبِيَائِهِمْ
“Apa yang aku larang, hendaklah kalian menghindarinya. Dan apa yang aku perintahkan, hendaklah kalian laksanakan semampu kalian. Sesungguhnya kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah karena banyaknya pertanyaan mereka (yang tidak berguna) dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi mereka.” (HR. Bukhari no. 7288 dan Muslim no. 1337)

Jika ndak punya Ilmu agama, bagaimana kita bisa membedakan salah benarnya?

Emang kebenaran absolut itu ndak ada, kecuali yang bersumber dari Al-qur’an dan As-Sunnah. Namun, akan sangat berpotensi pada penyimpangan dan salah kaprah dalam pemahaman ketika jalan yang kita ambil dan cara kita memahami Al-Qur’an dan As-Sunnah ndak berpegang teguh pada sebuah metode (manhaj). Adapun manhaj yang telah dikenalkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada kita adalah manhaj para sahabat radhiyallahu ‘anhum.
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham.”  (HR. Abu Dawud no. 4607 dan Tirmidzi dan dia berkata hasan sahih) Nabi Muhammad SAW juga bersabda,
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ
“Sebaik-baik manusia adalah pada generasiku, kemudian generasi berikutnya, kemudian generasi berikutnya.” 
Oleh karenanya, sudah sepatutnya kita memahami bahwa kebenaran absolut itu adalah hanya ada pada Al-Qur’an dan As-Sunnah berdasarkan pemahaman para sahabat Nabi Muhammad SAW.

Udah ya, maafin SettiaBlog dan ndak usah di masukkan hati omongan SettiaBlog.

Untuk video klip kedua ada "run to you" milik Lea Michele. Temanya c tentang kecenderungan manusia untuk mencari kebenarannya sendiri. Mencari kebenaran (keshalehan) adalah keharusan untuk ditemukan dan dimiliki setiap manusia. Namun, merasa paling benar (shaleh) adalah sikap yang harus dihindari  dan dihilangkan. Sungguh, manusia  perlu mencari kebenaran, bersikap benar, menegakkan kebenaran, dan berprilaku benar. Namun, sikap  ideal ini terkadang sulit untuk temui,  dimiliki dan dilaksanakan.

Sikap merasa paling benar berkorelasi dengan sikap merasa paling baik dan paling pintar. Sifat ini merupakan karakter iblis tatkala berdialog dengan Allah SWT ketika penciptaan Adam sebagai  manusia pertama. Hal ini dinukilkan Allah :Allah SWT berfirman : “lngatlah  ketika Tuhanmu berfirman  kepada para Malaikat : “Sesungguhnya  Aku hendak menjadikan seorang  khalifah  di muka bumi’, Mereka berkata:  ‘Mengapa  Engkau hendak menjadikan  (khalifah)  di bumi itu orang yang akan membuat  kerusakan  padanya dan menumpahkan   darah, padahal  kami senantiasa  bertasbih  dengan memuji Engkau dan mensucikan  Engkau?’ Tuhan berfirman:  ‘Sesungguhnya  Aku mengetahui apa yang tidak  kamu ketahui’.  (QS.Al• Baqarah 2: Ayat 30).

Kesemua sikap tersebut acapkali muncul bersamaan dalam diri seseorang. Persoalannya ada pada sikap yang “selalu curiga” pada orang berbuat  benar dan memandang diri paling benar. Kecurigaan pada orang sesungguhnya mencerminkan diri pelaku apa yang dicurigai.  Kecurigaan ini muncul  karena beberapa sebab, antara lain :

ഌ. Pertama, pribadi yang mencurigai sebenarnya memiliki  prilaku berbuat salah yang serupa dan sering melanggar  aturan yang ada. Kecurigaan yang muncul disebabkan  pantulan atas prilakunya sendiri.  Apalagi bila kecurigaan dipaksa hadir akibat ndak memperoleh “pembagian” yang diharapkan.  Padahal, “pembagian” tersebut  sungguh menyuburkan  kesalahan yang ndak berkesudahan. Bila hal ini terjadi, “pembagian” sungguh merupakan  butir – butir api neraka yang akan masuk dalam seluruh batang tubuh diri. Akibatnya, semua prilaku orang lain dinilai pada prilakunya yang ada dan kesibukan yang berupaya mencari kesalahan akan terus dilakukan.

ഌ. Kedua, pemilik  prilaku kebenaran (kesalehan) acapkali  hadir dalam komunitas  minor (sedikit).  Mereka berada pada situasi  di tengah komunitas mayor (banyak) para pelaku kesalahan. Akibatnya, minoritas  pelaku kebenaran dinilai sama dengan prilaku mayoritas pelaku kesalahan. Atau bahkan yang lebih arah tatkala  pelaku kebenaran (minoritas) dianggap salah karena ndak sejalan dengan pelaku kesalahan (mayoritas). Hal ini berakibat, posisi minoritas penegak kebenaran ndak mampu muncul dan mewarnai   kebenaran di tengah mayoritas pelaku kesalahan. Hal ini seperti kata pepatah “bagai menyiram garam di tengah lautan samudera”. Ndak akan bermanfaat sama sekali. Bila kuat idealism kebenaran dan keimanannya, maka meski terseok-seok  akan dipertahankan.  Bila ndak, maka pelaku kesalahan akan terus bertambah  dengan suburnya.

ഌ. Ketiga,  secara pendekatan tasawuf, pelaku kesalahan yang membutakan kebenaran disebabkan “sumber asal” yang masuk dalam tubuhnya. Bila sumber asal adalah halal, maka kebenaran yang akan muncul dalam dirinya. Bila sumber asal yang dikonsumsi berupa yang haram, maka kesalahan dan kejahatan yang akan muncul dalam prilakunya.

ഌ. Keempet;  bijak memilih  lingkungan, baik interaksi sosial maupun interaksi profesional.  Pengaruh interaksi  lingkungan ndak bisa dipandang  remeh. Tarik menarik pengaruh  interaksi  lingkungan  sangat besar bagi mewarnai  sikap atas kebenaran dan kesalahan.  Banyak pepatah yang menyebutkan  demikian.

ഌ. Kelima,  kualitas  munajat  vertikal (kedekatan  hamba dan Sang Khaliq).  Bila munajat  vertikal  terajut  dengan benang iman dan kecintaan  pada-Nya, maka akan lahir sikap tawadhu’ pada diri. Gerak hati selalu merasa kurang berbuat  kebaikan dan merasa  begitu  kerdilnya  diri dihadapan Allah SWT. Namun, bila kualitas interaksi vertikal rendah, maka sikap kesombongan dan pongah akan lebih menonjol mewarnai kehidupannya. Kualitas interaksi vertikal ndak bisa dikelabui hanya dengan tampilan asesories “sosok yang baik”. Sebab, acapkali tampilan “kebaikan semu” menyilaukan dan membutakan orang yang melihat. Apalagi oleh mata-mata yang terbiasa  gemerlap dunia dan mata yang ndak pernah menangis oleh kerinduan munajat  pada Allah SWT. Kualitas interaksi vertikal  hanya bisa dilihat dari kualitas horizontal  yang membawa  misi kekhalifahan  rahmatan Iii ‘alamin.

ഌ. Keenam,  sikap merasa paling benar menunjukkan  kekerdilan kebenaran yang dimiliki dan upaya menutupi  rindangnya kesalahan yang (sudah atau sedang) dilakukan.  Kebenaran hanya bisa dilihat oleh orang – orang yang berbuat kebenaran. Kebenaran ndak akan mampu dilihat  oleh orang yang sering berbuat kesalahan. Demikian pula sebaliknya.

ഌ. Ketujuh,  menilai orang lain salah terkadang muncul karena sumber informasi yang sepenggal, keliru, atau info fitnah yang sengaja digulirkan. Di sisi lain, penilaian kesalahan muncul akibat persoalan pribadi (politik)  yang acapkali dibawa ke ranah komunal. Akibatnya, penilaian atas kesalahan lebih dominan  didahulukan untuk memenuhi  “target” yang diinginkan. Pada saat yang sama, kebenaran akan tertutupi  oleh kebencian subyektif  yang lebih dikedepankan.  Namun sebaliknya, kesalahan bisa pula ditutup  menjadi kesalehan karena kepentingan  pula. Ada akibat kepentingan  “onggokan” material, tekanan politik, atau transaksi  menutupi kesalahan yang sama dari kedua pihak. Semakin tinggi rasa diri paling benar, sesungguhnya  mencerminkan  semakin besar kesalahan dilakukan.  Demikian pula sebaliknya. Islam justru  mengajarkan agar manusia merasa diri berbuat salah, lalu mohon ampun pada – Nya sembari berupaya berbuat kebaikan. Namun, kebaikan yang dilakukab tak pernah dihitungnya, apalagi minta untuk dihormati orang   lain. Diri orang yang baik  (pencari kebenaran) selalu sibuk mencari kesalahan dirinya sendiri dan melihat kebaikan orang lain. Berbeda dengan orang yang berbuat kesalahan yang justeru selalu sibuk melihat kebaikan diri sendiri dan mencari celah-celah  kesalahan orang lain. Sungguh aneh di tengah-tengah begitu jelasnya  murka Allah SWT dalam kehidupan ini, pencari kebenaran selalu dibuli, dicerca dan dicaci. Tapi, para pelaku kesalahan justru  selalu dihormati, dilindungi,  bahkan diberi jabatan  tinggi. Lalu, mari kita bercermin  atas sifat dan sikap diri kita atas kebenaran dan kesalahan yang selama ini dilakukan. Apakah kita merupakan  pribadi pelaku kesalahan yang minta dinilai benar dan dihormati  atau pencari kebenaran yang ndak ingin minta dihormati. Semuanya tergantung kualitas diri masing-masing. Apakah keangkuhan menutup kesalahan diri, atau tawadhu’ diri yang tak sempat melihat kesalahan orang lain. lngatlah  apa yang disabdakan Rasulullah bahwa “dunia adalah sawah dan ladang”. Semua akan menuai atas apa yang ditanam. Mungkin ndak kini, tapi pasti esok lusa.

Sep 11, 2025

Tiga Jenis Self Control yang Penting Dikuasai dalam Dunia Kerja

 


Video klip di atas ada "colors of the wind" milik Tori Kelly yang merupakan OST (original Soundtrack) dari film animasi Pocahontas produksi Walt Disney. Pocahontas adalah tokoh legendaris dan historis, seorang wanita Pribumi Amerika dari suku Powhatan yang dikenal karena perannya dalam menjalin perdamaian antara penjajah Inggris di Jamestown dan sukunya. Ceritanya c banyak yang masih kontoversi, biasalah kayak cerita - cerita historis di Indonesia juga gitu, ya mungkin minimnya sumber sejarah yang tertulis. Lha kok malah bahas sejarah, piye tho SettiaBlog ini. Di lagu colors of the wind yang di bawakan Tori Kelly ini SettiaBlog suka pitch controlnya ( kontrol nada /  kemampuan seorang penyanyi untuk mengendalikan tinggi rendahnya nada dalam sebuah lagu).

Pitch Control itu adalah kontrol nada, lha kalau self control itu apa SettiaBlog?  Yang jelas, self control  menjadi salah satu hal yang harus dimiliki oleh setiap individu, terutama bila mereka aktif bekerja. Pengendalian diri yang baik dapat menentukan sikap dan sifat seseorang saat bergabung pada kelompok yang lebih besar. Dalam sebuah perusahaan, bagi mereka yang memiliki self control  buruk kerap kali dicap sebagai toxic employee  yang sangat mengganggu.Di bawah ini ada  langkah-langkah untuk memiliki self control yang baik, mengenal apa itu self control, dan apa pentingnya memiliki.

Pengelolaan self control adalah hal yang sangat penting terutama untuk sistem kerja yang membutuhkan kerjasama. Bagi mereka yang ndak lihai mengelola pengendalian diri justru akan lebih sering bertemu hambatan dalam bekerja yang mengakibatkan kinerja serta produktivitas menurun.

Self control  adalah sebuah kemampuan untuk mengatur dan mengubah tanggapan Anda terhadap segala sesuatu supaya terhindar dari perilaku yang ndak diinginkan, memunculkan perilaku yang ingin dilakukan, dan memiliki efek jangka panjang. Pengendalian diri (self control)  punya dampak penting bagi kesehatan dan kesejahteraan. Sementara itu, survei di Amerika yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA) menemukan bahwa sekitar 71% orang percaya bahwa pengendalian diri dapat dipelajari.

Self control theory  adalah hal yang juga kerap kali berhubungan dengan kemampuan pengendalian perilaku untuk menghindari godaan tertentu supaya dapat mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Hal ini dapat juga diartikan sebagai penundaan kepuasan, perilaku disiplin, hingga memiliki kemauan keras untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh pengendalian diri yang Umum Adalah:

1. Melakukana diet ketat supaya berat badan ideal untuk keperluan kerja tertentu

2. Menghadapi karyawan bermasalah dengan tenang

3. Ndak mudah tersulut emosi pada kesalahan tertentu

4. Sabar saat harus menghadapi teguran dari atasan yang menohok hati

5. Mampu bertahan pada situasi yang kurang menyenangkan

6. Menghindari media social ketika sedang fokus bekerja

7. Berhemat saat mendapatkan gaji ndak sesuai harapan

Self control theory  adalah hal yang ndak mudah namun tetap bisa dilatih dan diasah supaya Anda memiliki pribadi yang lebih berkualitas. Jika pengendalian diri Anda berkaitan dengan masalah komunikasi dengan berbagai pihak, Anda dapat melatihnya dengan mengikuti sejumlah pelatihan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.

Self control adalah hal yang harus terus diasah, terutama bila pekerjaan Anda berkaitan dengan kepemimpinan. Berikut ini ada tiga jenis pengendalian diri yang sebaiknya Anda pahami:

1. Self Control Impulsif

Self control ini merupakan kemampuan untuk mengelola dorongan atau impuls. Beberapa orang yang memiliki pengendalian diri impulsi yang rendah cenderung ndak berpikir dulu dalam bertindak atau mengabaikan konsekuensi dari tindakan yang ia lakukan.

2. Self Control Emosi

Pengendalian diri emosi mengacu pada kemampuan untuk merespon emosi yang ada dalam dirinya. Bagi mereka yang memiliki toleransi rendah terhadap kontrol emosi kerap kali bertindak berlebihan dan kewalahan dengan perasaan yang sedang dialami. Contohnya, mudah menangis saat ditegur atasan, mudah marah saat kinerjanya dikritik, atau sering emosi pada bawahan yang kinerjanya ndak sesuai.

3. Kontrol yang Berkaitan dengan Gerakan

Kontrol gerakan ini mengacu pada kemampuan dalam mengontrol bagaimana tubuh bergerak dan kapan tubuh bergerak. Seseorang dengan self control  gerakan yang buruk cenderung akan sering mengalami kegelisahan atau sulit untuk diam. Mereka yang memiliki self control  yang baik cenderung punya tindakan yang tepat, dapat merespon segala sesuatu sesuai porsinya, ndak bertindak impulsif, mampu mengatur emosi, dan memastikan semuanya berjalan dengan lancar.

Seorang pemimpin juga sebaiknya mengasah self control tersebut dengan tepat dan belajar menjadi pemimpin yang baik.

Teknik self control adalah sebuah cara yang dilakukan atau digunakan untuk mengasah pengendalian diri Anda supaya dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran. Salah satu teknik self control yang utama adalah dengan mempelajari tentang diri sendiri. Anda sebaiknya memahami apa saja yang menjadi nilai dalam diri Anda, apa yang kerap mengganggu emosi Anda, dan tindakan apa yang bisa memadamkannya.

Self control bisa dipelajari dan diasah dengan baik melalui sejumlah pelatihan yang bermanfaat. Dengan memiliki pengendalian diri yang baik, maka Anda akan lebih mudah membawa diri dalam lingkungan masyarakat dalam level manapun.

Udah ya, maafin SettiaBlog lho ya. Untuk backgroundnya kali ini SettiaBlog ambil warna - warna yang cukup ringan.

Video klip kedua SettiaBlog kasih Karolina Protsenko. Permainan biolanya sudah maju cukup pesat, sayatan di nada - nada tinggi udah semakin terasa. Tindakan dan gerak - geriknya juga udah lebih dewasa. Dewasa ndak selalu diukur dari umur. Terkadang, pengalaman dan pembelajaran hiduplah yang bisa mendewasakan manusia. Menjadi dewasa secara mental merupakan sesuatu yang sangat penting untuk bisa diterapkan. Walaupun penuh tantangan, namun jika pola pikir Anda udah dewasa, maka Anda udah siap untuk menghadapi berbagai rintangan dalam hidup. Nah, berikut ini enam cara menjadi dewasa secara mental yang bisa Anda simak.

ᝡ. Lebih menerima realitas

Kehidupan penuh dengan misteri dan kejutan. Ndak semua hal akan berjalan sebagaimana yang kita inginkan. Untuk itu, perlu untuk mempunyai sikap penerimaan diri. Dengan lebih menerima realitas, maka kita bisa menjalani hidup lebih leluasa dan bijaksana. Selain itu juga bisa semakin menguatkan mental kita untuk melihat segala sesuatu sebagaimana adanya. Menerima fakta dan realitas dapat membantu mengelola emosi dan stress, serta membentuk pola pikir positif.

ᝡ. Ndak cepat menilai atau menghakimi sesuatu

Bentuk kedewasaan mental adalah di saat seseorang ndak cepat menilai atau menghakimi sesuatu. Sikap ini sangat membantu untuk membentuk kepribadian yang bijaksana, pola pikir yang lebih matang dan membangun empati. Jadi, saat melihat sesuatu terjadi, ada baiknya untuk mencari tahu terlebih dahulu mengenai kepastian hal tersebut. Tujuannya, agar menghindari kesimpulan yang salah, bisa mengambil keputusan yang lebih baik, serta mengurangi stres dan konflik.

ᝡ. Menghindari perdebatan yang ndak perlu

Semakin dewasa biasanya seseorang akan semakin enggan untuk terlibat dalam perdebatan yang ndak perlu. Selain menguras energi dan pikiran, berdebat juga bisa menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti konflik. Tindakan ini juga bisa menjadi bentuk kontrol diri. Anda jadi dapat menggunakan energi, waktu, dan pikiran untuk hal-hal yang penting dan bermanfaat saja. Menghindari perdebatan yang ndak perlu merupakan tanda kematangan emosional dan kebijaksanaan.

ᝡ. Bisa mengontrol emosi diri

Ketika Anda udah bisa mengontrol emosi, maka Anda udah satu langkah untuk dewasa secara mental. Orang yang bisa mengendalikan pikiran, emosi, dan tindakan, berarti memiliki kesadaran diri, ketahanan emosional, dan kebijaksanaan dalam bertindak. Mempunyai self-control akan berdampak baik bagi diri seseorang. Mampu menahan dan mengelola emosi dapat menghindarkan dari konflik, mencegah keputusan yang salah, dan menunjukkan sikap dewasa serta bijaksana. 

ᝡ. Sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental

Selain kesehatan fisik, kesehatan mental juga mempunyai peran yang besar. Tanda kedewasaan adalah dengan menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental. Mempunyai kesehatan mental yang baik akan membentuk kepribadian yang positif. Menjaga kesehatan mental bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, lebih mengenal diri sendiri, melakukan refleksi diri, dan selalu bersyukur. Mempunyai kesadaran akan kesehatan mental adalah tanda seseorang telah mencapai kedewasaan mental.

ᝡ. Ndak menggantungkan kebahagiaan pada orang lain

Orang yang dewasa secara mental ndak akan lagi menggantungkan kebahagiaannya pada orang lain. Ciri kedewasaan adalah di saat seseorang bisa menemukan dan menciptakan kebahagiaan dari dalam dirinya sendiri. Ndak semua orang bisa memenuhi semua ekspektasi. Sehingga, penting untuk mempunyai kemandirian emosional agar ndak melulu bergantung pada orang lain. Sikap ini juga dapat menghindarkan dari rasa kecewa dan bisa menjaga harga diri.

Menjadi dewasa memang penuh tantangan. Namun, bukan berarti kita ndak bisa menyikapinya dengan bijaksana. Dengan memiliki mental yang dewasa, maka seseorang akan mampu menghadapi dan menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi.

Kalau di Jawa ada peribahasa "Ngelmu iku kalakone kanthi laku", maksudnya ilmu pengetahuan hanya bisa diperoleh melalui tindakan nyata dan praktik langsung, bukan hanya dengan teori atau hafalan semata. Peribahasa ini menekankan pentingnya usaha, kerja keras, dan pengalaman dalam mencapai pemahaman yang utuh dan mendalam terhadap suatu ilmu. 

Sep 5, 2025

Hati-hati, Beberapa Pikiran Negatif Bisa Muncul saat Mengembangkan Bisnis, Bagaimana Mengatasinya?

 


Tanggal 28 Agustus kemaren ada notif di Email SettiaBlog, kalau Ariana Grande akan mengadakan tour konser "Eternal Sunshine" yang akan di mulai 6 Juni 2026. Video klip di atas itu "Eternal Sunshine", lagunya c mengalir lembut dan memperlihatkan keindahan kualitas vokal Ariana. Kata Eternal Sunshine mengingatkan pada film Eternal Sunshine of the Spotless Mind  dan keduanya mengeksplorasi tema ingatan, cinta, kehilangan, dan penerimaan diri, terkadang dengan harapan bahwa "pikiran bersih" akan membawa kebahagiaan. Namun sebenarnya menerima seluruh pengalaman hidup adalah kunci kebahagiaan dan pertumbuhan. Untuk font nya kali ini SettiaBlog pakai "BioRhyme" miliknya Google. BioRhyme bisa di maknai irama kehidupan.

Ketika Anda fokus pada bisnis Anda, akan ada hari-hari ketika pemikiran Anda sangat positif, kreatif, dan membangkitkan semangat. Juga akan ada hari-hari ketika ruang mental Anda dipenuhi dengan pikiran negatif dan ‘beracun’. Anda ndak dapat menghindari, tetapi Anda bisa belajar mengenali momen-momen negatif itu dan menghadapinya dengan cara yang sehat.  

ଥ. Panik karena Alasan yang Ndak Jelas

Hal yang ndak diketahui seringkali menakutkan. Ada saat-saat ketika Anda menunggu untuk melihat hasil dari suatu usaha yang telah Anda lakukan, dan ndak ada yang dapat Anda lakukan selain menunggu. Jika seperti itu, pikiran Anda akan mulai berjalan ke pemikiran yang ndak rasional dan menakutkan. Tapi Anda ndak seharusnya membiarkan ketidakpastian itu mengganggu Anda. Jika ya, Anda membuang-buang waktu untuk memikirkan apa yang mungkin atau ndak mungkin terjadi dalam sebulan, alih-alih melakukan sesuatu yang dapat Anda buat hari ini. Mengapa harus panik? Fokus aja pada apa yang bisa Anda tangani saat ini. Anda harus tetap fokus pada efek jangka panjang dari apa yang terjadi dalam bisnis Anda. Jadi ada keseimbangan untuk merasakan tekanan, mengatasi masalah, membuat perubahan, tapi masih fokus pada apa yang ada di depan.  

ଥ. Membutuhkan Informasi Lengkap

Sebagai seorang wirausaha, Anda harus menerima bahwa Anda ndak akan pernah memiliki kejelasan lengkap tentang segalanya. Anda dapat mengumpulkan data dan mengumpulkan informasi yang Anda inginkan. Tetapi pada titik tertentu, Anda harus membuat keputusan. Anda ndak bisa terjebak dalam situasi di mana Anda ndak membuat kemajuan ke depan. Ini ndak berarti membuat keputusan terburu-buru. Sebagai gantinya, Anda harus bertanya pada diri sendiri, “Kapan momen saya merasa memiliki cukup informasi sehingga saya dapat membuat keputusan dan melanjutkan?” Setelah Anda menemukan titik itu, tentukan pilihan Anda dan maju.  

ଥ. Menyesali Keputusan Masa Lalu

Mau ndak mau, Anda dan kita semua pernah membuat keputusan yang salah. Reaksi langsung Anda kemungkinan akan mempertanyakan diri sendiri dan ingin mengulangi seluruh waktu dan pilihan yang Anda buat. Merenungkan dan belajar dari keputusan yang buruk ndak masalah. Tetapi juga sangat mudah untuk tergelincir dari merenung menjadi gelisah yang ndak sehat tentang masalah ini. Pada titik tertentu, Anda harus melepaskan kesalahan. Dan ketika Anda merenungkan kembali perjalanan perusahaan Anda setahun dari sekarang, semuanya akan baik-baik aja.  

ଥ. Khawatir tentang Pendapat Orang Lain

Sebagai business owner, tentu aja Anda harus peduli dengan karyawan Anda, tentang apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Tetapi Anda juga orang yang berpandangan luas terhadap perusahaan, seperti elang melihat dari atas. Anda melihat semua opsi dan bagaimana mereka berinteraksi dan saling mempengaruhi. Untuk menjadi pemimpin yang efektif, Anda ndak bisa terjebak dalam terus-menerus khawatir tentang bagaimana tindakan Anda mungkin diterima orang lain. Ndak setiap keputusan bisnis yang Anda buat akan memuaskan. Yang dapat Anda lakukan adalah berkomunikasi sebanyak mungkin, ketika Anda bisa. Sungguh, satu-satunya hal yang Anda kelola dengan pasti adalah tindakan dan pikiran Anda sendiri. Tapi begitu Anda belajar untuk menghilangkan pikiran negatif, Anda akan jauh lebih siap untuk menjalankan apapun dengan baik.

Udah ya, maafin SettiaBlog lho ya. Kalau backgroundnya ini SettiaBlog buat bunga yang di lingkupi kabut dan yang bawah nanti akan ada sedikit cahaya yang muncul.


Video klip kedua SettiaBlog kasih "delicate" milik Taylor Swift. Video klipnya cukup bagus kok, sesuai tema lagunya tentang kecemasan. Bahkan orang yang udah mendapatkan kesuksesan dan kepopuleran dalam hidup juga masih merasakan cemas.

Setiap orang memiliki ritme atau irama hidup yang unik sesuai dengan karakter, kebutuhan, dan tujuan masing-masing. Namun, dalam keseharian yang penuh tuntutan, banyak orang justru terjebak dalam ritme yang ditentukan oleh lingkungan atau ekspektasi orang lain. Imbasnya, hidup terasa melelahkan dan jauh dari keseimbangan yang sebenarnya dibutuhkan. Menemukan ritme hidup yang sesuai bukan hanya soal manajemen waktu, tetapi juga tentang memahami diri sendiri. Kita perlu mengenali energi, kebiasaan, dan batasan pribadi agar bisa menjalani hidup dengan lebih nyaman. Dengan menemukan ritme yang tepat, kita bisa lebih produktif tanpa merasa terbebani.

শ. Mengenali pola energi dalam diri

Setiap orang memiliki waktu di mana mereka merasa paling produktif dan bersemangat. Ada yang lebih aktif di pagi hari, sementara yang lain merasa lebih fokus di malam hari. Dengan memahami kapan energi kita berada di puncaknya, kita bisa mengatur aktivitas sesuai dengan kondisi tubuh dan pikiran. Menyesuaikan jadwal dengan pola energi dalam diri akan membantu kita melakukan sesuatu dengan lebih efektif. Alih-alih memaksakan diri untuk mengikuti ritme orang lain, kita bisa merancang hari-hari yang lebih seimbang. Dengan begitu, produktivitas dapat meningkat tanpa harus mengorbankan kesehatan mental maupun fisik.

শ. Menciptakan kebiasaan yang seimbang

Ritme hidup yang sehat ndak hanya tentang kerja keras, tetapi juga tentang keseimbangan antara aktivitas dan istirahat. Jika kita terus-menerus sibuk tanpa jeda, tubuh dan pikiran akan kelelahan hingga dapat menurunkan kualitas hidup. Sehingga penting untuk membangun kebiasaan yang mendukung keseimbangan antara kerja, istirahat, dan hiburan. Menentukan waktu untuk bekerja, beristirahat, dan melakukan hal yang disukai akan membuat hidup terasa lebih menyenangkan. Kebiasaan kecil seperti tidur cukup, olahraga ringan, atau menikmati hobi bisa membantu kita menjaga energi dan semangat. Dengan menemukan keseimbangan yang tepat, ritme hidup akan terasa lebih alami dan tidak membebani.

শ. Mendengarkan kebutuhan tubuh dan pikiran

Seringnya, kita terlalu sibuk mengejar target hingga mengabaikan sinyal dari tubuh dan pikiran. Padahal, tubuh selalu memberi tanda ketika kita perlu beristirahat atau mengubah cara dalam menjalani rutinitas. Jika kita terus memaksakan diri, stres dan kelelahan akan menumpuk sehingga ritme hidup terasa tidak nyaman. Belajar mendengarkan tubuh berarti memberi jeda saat merasa lelah dan menyesuaikan tempo ketika dibutuhkan. Hal demikian juga termasuk mengenali kapan kita butuh waktu untuk diri sendiri atau kapan perlu bersosialisasi. Dengan memahami dan menghormati kebutuhan tubuh serta pikiran, kita bisa menemukan ritme hidup yang lebih selaras dengan diri sendiri.

শ. Ndak terlalu terpengaruh oleh ritme orang lain

Di era media sosial, mudah sekali merasa tertinggal ketika melihat orang lain tampak lebih produktif atau berhasil. Imbasnya, kita cenderung mengikuti ritme orang lain tanpa mempertimbangkan apakah hal itu sesuai dengan diri kita. Padahal, setiap orang memiliki perjalanan dan kecepatan yang berbeda dalam menjalani hidup. Menemukan ritme hidup yang tepat untuk diri sendiri berarti berani menjalani hidup dengan cara kita tanpa harus menyesuaikannya dengan standar orang lain. Fokuslah pada progres pribadi dan buatlah langkah-langkah yang realistis sesuai dengan kondisi diri. Dengan ndak terburu-buru membandingkan diri, kita bisa menikmati perjalanan hidup dengan lebih tenang.

শ. Memberikan ruang untuk fleksibilitas

Meskipun memiliki rutinitas yang teratur adalah hal penting, namun terlalu kaku dalam menjalani jadwal justru bisa membuat hidup terasa membosankan dan penuh tekanan. Ada kalanya kita perlu memberikan ruang untuk spontanitas guna menyesuaikan ritme hidup dengan kondisi yang ada. Hidup yang terlalu terstruktur tanpa fleksibilitas bisa membuat kita kehilangan kebebasan dan kreativitas. Menyesuaikan ritme hidup dengan diri sendiri adalah kunci untuk menjalani hari-hari dengan lebih seimbang dan bermakna. Setiap orang memiliki cara berbeda dalam mengatur waktu, beristirahat, dan mencapai tujuan, sehingga tidak perlu membandingkan diri dengan orang lain. Poin terpentingnya yakni menemukan pola yang membuat kita merasa nyaman dan tetap berkembang.

Hidup bukan tentang seberapa cepat kita melangkah, tetapi seberapa tepat kita menyesuaikan langkah dengan diri sendiri. Dengan memahami ritme yang tepat, kita bisa menjalani hidup dengan lebih tenang, fokus, dan bahagia. Pasalnya semua hal itu berawal dari kesadaran untuk mengenali dan menghargai kebutuhan diri sendiri.