Malam ini terasa lebih sejuk karena dari sore tadi turun hujan, di luar rumah ini juga masih terdengar gerimis. Beberapa hari ini gelombang panas (heat wave) cukup terasa. Suhu panas yang berlangsung selama beberapa hari ini mungkin dipicu oleh tekanan tinggi di atmosfer yang memerangkap panas. Perubahan pola angin atau tekanan atmosfer yang ndak biasa juga dapat menyebabkan heat wave. Di tambah kombinasi panas dan kelembaban ekstrem dapat memperburuk kondisi heat wave. Dan video klip di atas ada "heat waves" yang di bawakan London Grammar. Walaupun judulnya heat waves tapi liriknya mencerminkan rasa bersalah dan penyesalan.
Namanya dihantui itu rasanya pasti ndak enak dan bikin ndak nyaman kan ya. Dihantui tagihan hutang, sampai dihantui hantu beneran, misalnya, semua pasti bikin ndak tenang dan melelahkan. Termasuk dihantui rasa bersalah. Tapi sering juga ketika sebenarnya kita ndak salah-salah banget, tapi kok ya muncul aja gitu perasaan bersalah yang bawaannya pengin minta maaf sama siapa aja. Sering juga meminta maaf karena merasa bersalah atas kesalahan yang bukan kita lakukan. Anda pernah kaya gitu juga? Ndak..., ya syukurlah kalau ndak pernah.
Rasa bersalah ini sebetulnya merupakan perasaan yang wajar dalam kehidupan sehari-hari, yang muncul ketika individu menilai perilaku yang ditampilkannya melanggar aturan atau merugikan orang lain. Nah, yang kaya gini namanya rasa bersalah adaptif. Lha wong orang yang udah jelas ngelakuin kesalahan tapi adem ayem aja sama sekali ndak ngerasa bersalah juga banyak. Berarti dia ndak punya rasa bersalah adaptif. Rasa bersalah adaptif ini penting untuk dimiliki karena ngebantu kita menjadi pribadi yang peka sama perilaku yang kita perbuat, dan bermanfaat untuk memotivasi diri supaya ndak melakukan kesalahan serupa di kemudian hari.
Di sisi lain, ada juga rasa bersalah yang irasional yang harus diwaspadai. Rasa bersalah irasional ini adalah rasa bersalah yang muncul terus menerus sampai mengganggu aktivitas Anda sehari-hari. Rasa bersalah ini datang seperti beban yang berpengaruh sama kualitas hidup. Kenapa bisa muncul rasa bersalah irasional? Biasanya karena kita terlalu fokus pada ‘keharusan-keharusan’ yang kita miliki atau aturan yang dimiliki orang lain. Misalnya ; Sebut saja dia Nurmala, seorang mahasiswa teladan yang di akhir semesternya ini bertekad untuk dapet IPK sempurna supaya cumlaude. Lha gara-gara satu mata kuliah yang dapetnya B, targetnya untuk cumlaude meleset. Nurmala kemudian merasa bersalah, terutama sama orang tuanya karena ndak bisa lulus dengan sempurna.
Padahal ortu nya Nurmala woles banget. ‘Sing penting lulus dan ndak bayar uang kuliah, bapak udah bahagia nak’ kata sang bapak. Tapi Nurmala tetap merasa cemas, dihantui rasa bersalah, dan merasa dirinya ndak berhasil menjadi mahasiswa yang baik. Tentu ndak gampang berada di posisi seperti Nurmala, karena terus menyalahkan diri sendiri itu pasti sangat melelahkan. Terus Nurmala kudu piye? Buat Anda yang juga punya perasaan serupa seperti Nurmala, di bawah ini tip's-tip's supaya terhindar dari rasa bersalah irasional.
Sadari dan Kenali Rasa Bersalah Irasional yang Muncul
Mengenali rasa bersalah yang ada dalam diri ngebantu kita untuk bisa melihat perasaan bersalah tersebut sebagai dampak yang muncul akibat perilaku yang kita tampilkan. Dengan sudut pandang ini diharapkan kita dapat mengurangi kecemasan yang muncul karena rasa bersalah tersebut ndak mewakili diri kita sepenuhnya.
Melakukan Kesalahan? It’s Okay, Keep Going
Namanya manusia, pasti ndak akan luput dari kesalahan. Ketika kita melakukan kesalahan, terima kesalahan tersebut sewajarnya, minta maaf, terus bergerak ke depan, dan jangan lupa juga maafkan diri Anda sendiri. Ingat, kalau kita ndak bisa mengubah apa yang udah terjadi, dan kita bukan makhluk seperti Thanos (tokoh fiksi dalam komik Marvel) yang bisa mengontrol segalanya (ingat, sempurna hanya milik Allah SWT).
Perhatikan Nilai yang Kita Miliki
Berusaha untuk maksimal dalam segala aspek kehidupan tentu perlu, tapi jika kenyataannya kita ndak bisa, itu ndak apa-apa kok. Jika kita punya ‘keharusan-keharusan’ yang ingin kita kejar, jangan lupa juga ingat batasan dan kapasitas yang kita miliki.
Lakukan Evaluasi
Selanjutnya, jika apa yang sudah kita usahakan masih belum sesuai sama yang kita inginkan, coba lakukan evaluasi, tapi bukan menghakimi diri sendiri lho ya. Saat merasa gagal, coba kenali identifikasi penyebab kegagalan, kemudian kembali berefleksi supaya kesalahan serupa ngga terulang lagi.
Itulah beberapa tip's untuk Anda yang sering merasakan rasa bersalah irasional. Ingat, kesalahan itu wajar adanya dan, menjadi salah bukan akhir dari segalanya. Jadi, kalau memang merasa bersalah, minta maaf lah sewajarnya. Jangan terlalu banyak menyalahkan diri sendiri ya, karena Anda dan kita semua berhak untuk menjalani hidup bahagia.
Udah ya, maafin SettiaBlog lho ya. Backgroundnya kali ini SettiaBlog kasih warna yang cukup cantik. Di dalamnya itu ada buih ombak di lautan.
Namanya dihantui itu rasanya pasti ndak enak dan bikin ndak nyaman kan ya. Dihantui tagihan hutang, sampai dihantui hantu beneran, misalnya, semua pasti bikin ndak tenang dan melelahkan. Termasuk dihantui rasa bersalah. Tapi sering juga ketika sebenarnya kita ndak salah-salah banget, tapi kok ya muncul aja gitu perasaan bersalah yang bawaannya pengin minta maaf sama siapa aja. Sering juga meminta maaf karena merasa bersalah atas kesalahan yang bukan kita lakukan. Anda pernah kaya gitu juga? Ndak..., ya syukurlah kalau ndak pernah.
Rasa bersalah ini sebetulnya merupakan perasaan yang wajar dalam kehidupan sehari-hari, yang muncul ketika individu menilai perilaku yang ditampilkannya melanggar aturan atau merugikan orang lain. Nah, yang kaya gini namanya rasa bersalah adaptif. Lha wong orang yang udah jelas ngelakuin kesalahan tapi adem ayem aja sama sekali ndak ngerasa bersalah juga banyak. Berarti dia ndak punya rasa bersalah adaptif. Rasa bersalah adaptif ini penting untuk dimiliki karena ngebantu kita menjadi pribadi yang peka sama perilaku yang kita perbuat, dan bermanfaat untuk memotivasi diri supaya ndak melakukan kesalahan serupa di kemudian hari.
Di sisi lain, ada juga rasa bersalah yang irasional yang harus diwaspadai. Rasa bersalah irasional ini adalah rasa bersalah yang muncul terus menerus sampai mengganggu aktivitas Anda sehari-hari. Rasa bersalah ini datang seperti beban yang berpengaruh sama kualitas hidup. Kenapa bisa muncul rasa bersalah irasional? Biasanya karena kita terlalu fokus pada ‘keharusan-keharusan’ yang kita miliki atau aturan yang dimiliki orang lain. Misalnya ; Sebut saja dia Nurmala, seorang mahasiswa teladan yang di akhir semesternya ini bertekad untuk dapet IPK sempurna supaya cumlaude. Lha gara-gara satu mata kuliah yang dapetnya B, targetnya untuk cumlaude meleset. Nurmala kemudian merasa bersalah, terutama sama orang tuanya karena ndak bisa lulus dengan sempurna.
Padahal ortu nya Nurmala woles banget. ‘Sing penting lulus dan ndak bayar uang kuliah, bapak udah bahagia nak’ kata sang bapak. Tapi Nurmala tetap merasa cemas, dihantui rasa bersalah, dan merasa dirinya ndak berhasil menjadi mahasiswa yang baik. Tentu ndak gampang berada di posisi seperti Nurmala, karena terus menyalahkan diri sendiri itu pasti sangat melelahkan. Terus Nurmala kudu piye? Buat Anda yang juga punya perasaan serupa seperti Nurmala, di bawah ini tip's-tip's supaya terhindar dari rasa bersalah irasional.
Sadari dan Kenali Rasa Bersalah Irasional yang Muncul
Mengenali rasa bersalah yang ada dalam diri ngebantu kita untuk bisa melihat perasaan bersalah tersebut sebagai dampak yang muncul akibat perilaku yang kita tampilkan. Dengan sudut pandang ini diharapkan kita dapat mengurangi kecemasan yang muncul karena rasa bersalah tersebut ndak mewakili diri kita sepenuhnya.
Melakukan Kesalahan? It’s Okay, Keep Going
Namanya manusia, pasti ndak akan luput dari kesalahan. Ketika kita melakukan kesalahan, terima kesalahan tersebut sewajarnya, minta maaf, terus bergerak ke depan, dan jangan lupa juga maafkan diri Anda sendiri. Ingat, kalau kita ndak bisa mengubah apa yang udah terjadi, dan kita bukan makhluk seperti Thanos (tokoh fiksi dalam komik Marvel) yang bisa mengontrol segalanya (ingat, sempurna hanya milik Allah SWT).
Perhatikan Nilai yang Kita Miliki
Berusaha untuk maksimal dalam segala aspek kehidupan tentu perlu, tapi jika kenyataannya kita ndak bisa, itu ndak apa-apa kok. Jika kita punya ‘keharusan-keharusan’ yang ingin kita kejar, jangan lupa juga ingat batasan dan kapasitas yang kita miliki.
Lakukan Evaluasi
Selanjutnya, jika apa yang sudah kita usahakan masih belum sesuai sama yang kita inginkan, coba lakukan evaluasi, tapi bukan menghakimi diri sendiri lho ya. Saat merasa gagal, coba kenali identifikasi penyebab kegagalan, kemudian kembali berefleksi supaya kesalahan serupa ngga terulang lagi.
Itulah beberapa tip's untuk Anda yang sering merasakan rasa bersalah irasional. Ingat, kesalahan itu wajar adanya dan, menjadi salah bukan akhir dari segalanya. Jadi, kalau memang merasa bersalah, minta maaf lah sewajarnya. Jangan terlalu banyak menyalahkan diri sendiri ya, karena Anda dan kita semua berhak untuk menjalani hidup bahagia.
Udah ya, maafin SettiaBlog lho ya. Backgroundnya kali ini SettiaBlog kasih warna yang cukup cantik. Di dalamnya itu ada buih ombak di lautan.
Untuk video klip kedua SettiaBlog kasih "stereo hearts". Liriknya c menggambarkan keinginan untuk selalu menjadi sumber kebahagiaan.
Rasulullah SAW bersabda,
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ
“Setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik-baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang mau bertaubat.” (HR At-Tirmidzi, no. 2499)
Kata خَطَّاءٌ dalam bahasa Arab adalah sighah mubalaghah, yang bermakna sering melakukan kesalahan. Kenyataan inilah yang perlu disadari dan dimaklumi oleh orang yang merasa dirinya pendosa, sehingga dia ndak terus berlarut-larut dalam rasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri. Lebih dari itu, sebesar apapun dosa seorang manusia, akan diampuni oleh Allah SWT jika dia bertaubat dan kembali kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53)
Setelah menyadari bahwa manusia itu tempat salah dan dosa, dia pun sudah bertaubat dan kembali kepada Allah SWT, maka agar bisa mengobati rasa bersalahnya, berikutnya dia berusaha mengganti kesalahan-kesalahannya dengan kebaikan. Kebaikan itu lah yang akan menghapus kesalahannya dan bisa mengobati rasa bersalahnya. Rasulullah SAW bersabda,
وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا
“Iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka kebaikan akan menghapuskan keburukan itu.” (HR. Tirmidzi, no. 1987)
Jika kesalahan itu berkaitan dengan hak Allah SWT, maka gantilah kesalahan tersebut dengan taubat nasuha serta ibadah yang banyak. Jika dahulu suka meninggalkan shalat, maka sekarang sering-seringlah shalat sunnah. Jika kesalahan itu berkaitan dengan hak manusia, maka gantilah kesalahan tersebut dengan sering berbuat baik kepadanya.
Rasulullah SAW bersabda,
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ
“Setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik-baiknya orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang mau bertaubat.” (HR At-Tirmidzi, no. 2499)
Kata خَطَّاءٌ dalam bahasa Arab adalah sighah mubalaghah, yang bermakna sering melakukan kesalahan. Kenyataan inilah yang perlu disadari dan dimaklumi oleh orang yang merasa dirinya pendosa, sehingga dia ndak terus berlarut-larut dalam rasa bersalah dan menyalahkan diri sendiri. Lebih dari itu, sebesar apapun dosa seorang manusia, akan diampuni oleh Allah SWT jika dia bertaubat dan kembali kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman,
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53)
Setelah menyadari bahwa manusia itu tempat salah dan dosa, dia pun sudah bertaubat dan kembali kepada Allah SWT, maka agar bisa mengobati rasa bersalahnya, berikutnya dia berusaha mengganti kesalahan-kesalahannya dengan kebaikan. Kebaikan itu lah yang akan menghapus kesalahannya dan bisa mengobati rasa bersalahnya. Rasulullah SAW bersabda,
وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الحَسَنَةَ تَمْحُهَا
“Iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, maka kebaikan akan menghapuskan keburukan itu.” (HR. Tirmidzi, no. 1987)
Jika kesalahan itu berkaitan dengan hak Allah SWT, maka gantilah kesalahan tersebut dengan taubat nasuha serta ibadah yang banyak. Jika dahulu suka meninggalkan shalat, maka sekarang sering-seringlah shalat sunnah. Jika kesalahan itu berkaitan dengan hak manusia, maka gantilah kesalahan tersebut dengan sering berbuat baik kepadanya.
No comments:
Post a Comment