Video klip di atas ada "hard to say I'm sorry" milik Chicago versi gitar. Untuk ilustrasinya sendiri, kebetulan ada robekan kertas sedikit kosong, terus SettiaBlog buat sketsa pakai pensil B. Habis itu SettiaBlog suruh AI yang ngasih warna, ya jadinya kayak gitulah.
Enaknya bahas apa ya? O ya, sebenarnya SettiaBlog harus bener - bener minta maaf pada semua yang baca blognya Settia. SettiaBlog harus tegaskan lagi, SettiaBlog ini hanya blogger biasa, bukan orang yang pinter. Bahasan di blog SettiaBlog jangan di masukkan hati, sekedar di pakai hiburan aja. SettiaBlog ini ngomong apa adanya lho ya. SettiaBlog sediri harus mengakui kekurangan SettiaBlog sendiri. Seperti yang kita tahu mengakui kekurangan, apalagi kesalahan mungkin bagi sebagian orang itu bagai menelan pil pahit. Berat dan terasa menyakitkan untuk dilakukan. Justru ini yang akhirnya bikin hubungan terasa berat sebelah. Salah satu pihak harus terus menjadi pribadi yang dewasa, mau mengalah, dan mengerti pasangan tanpa ada timbal balik serupa. Di bawah ini bisa dijadikan bahan introspeksi, ini lima hal yang bikin orang sulit mengakui kesalahannya sendiri. Khususnya ini untuk mengingatkan SettiaBlog.
1.Masih dikendalikan ego
Penyebab utama orang sulit mengakui kesalahannya ialah masih mengikuti egonya. Ia memandang kesalahan seperti sesuatu yang fatal, seolah mengaku kesalahan sama dengan mengaku kalah. Ia selalu ingin dipandang baik oleh orang, dihormati, dan dihargai. Padahal, terus-terusan mengikuti ego yang membengkak malah bisa merusak diri sendiri. Anda akan melakukan apa pun demi membentuk citra diri yang positif, bahkan bila itu harus mengorbankan orang lain.
2. Takut akan hukuman
Dengan kata lain, orang tersebut ndak siap menanggung konsekuensi dari perbuatannya. Ia belum cukup dewasa untuk menyadari bahwa dalam setiap tindakan harus dipertanggung jawabkan. Ketidaksiapan akan hal itu bisa menuntun pada banyak sikap kekanak-kanakan, seperti menyalahkan orang lain, atau selalu ndak berani mengakui kesalahan sendiri. Alhasil, Anda pun jadi sulit belajar dari pengalaman. Gimana mau belajar kalau mengakui kesalahan aja masih enggan?
3.Ndak siap dihakimi orang
Penghakiman adalah salah satu dinding yang membuat orang ragu-ragu dalam bersikap dan mengambil tindakan. Terlebih, bila orang tersebut belum memiliki gambar diri yang utuh. Ia akan selalu mendefinisikan diri berdasarkan pendapat dan penilaian orang. Karena itu, ia akan selalu berusaha untuk tampil sempurna tanpa celah. Ketika ketahuan melakukan kesalahan, ia akan berbelit-belit untuk menghindarinya. Tujuannya ndak lain tak bukan adalah tetap menjaga citra baiknya di depan orang. Apakah masih ada yang begini juga? Ndak ada SettiaBlog, yang baca ini pemikirannya udah pada dewasa. Kalau SettiaBlog sendiri gimana? Ya, kadang - kadang masih kayak gitu...he...he...
4.Bebal hati ndak ingin ditegur
Ada juga orang yang sebenarnya tahu itu salah, tapi masih melakukannya secara sengaja. Ketika ditegur, malah marah dan membela diri. Simply karena ia memang ndak ingin berubah. Anda bisa menasihatinya sampai berbusa, tapi bila ia ndak punya kesadaran diri, maka ia pun akan terus melakukan perbuatan itu tanpa henti. Teguran Anda bagai angin lalu dalam telinganya. Kalau yang ini c SettiaBlog banget.
5.Menganggap kesalahan adalah kegagalan besar
Pandangan yang salah mengenai kesalahan atau kegagalan bikin orang jadi takut menghadapinya. Seperti, bila ia menganggap kesalahan bagai kegagalan besar yang ndak bisa diampuni. Alhasil, ketika ia berbuat salah, ia pun akan berusaha untuk menghindar. Padahal, ini sama sekali ndak benar. Kesalahan justru ada sebagai bahan untuk kita belajar dan memperbaiki diri lebih baik.
Udah ya, jadi malu sendiri SettiaBlog, lha masak buat bahasan kok menyindir diri sendiri. Kalau untuk backgroundnya ini SettiaBlog buat dengan conic gradient, menggabungkan warna putih, cyan, silver, pink, transparent dan SettiaBlog buat 3 lapis dengan sudut yang berbeda - beda.
Ndak ada manusia yang sempurna. Berani untuk menunjukkan dan mengakui ketidaksempurnaan diri sendiri akan membuat kita menarik di mata orang lain lho....he...he...
1.Masih dikendalikan ego
Penyebab utama orang sulit mengakui kesalahannya ialah masih mengikuti egonya. Ia memandang kesalahan seperti sesuatu yang fatal, seolah mengaku kesalahan sama dengan mengaku kalah. Ia selalu ingin dipandang baik oleh orang, dihormati, dan dihargai. Padahal, terus-terusan mengikuti ego yang membengkak malah bisa merusak diri sendiri. Anda akan melakukan apa pun demi membentuk citra diri yang positif, bahkan bila itu harus mengorbankan orang lain.
2. Takut akan hukuman
Dengan kata lain, orang tersebut ndak siap menanggung konsekuensi dari perbuatannya. Ia belum cukup dewasa untuk menyadari bahwa dalam setiap tindakan harus dipertanggung jawabkan. Ketidaksiapan akan hal itu bisa menuntun pada banyak sikap kekanak-kanakan, seperti menyalahkan orang lain, atau selalu ndak berani mengakui kesalahan sendiri. Alhasil, Anda pun jadi sulit belajar dari pengalaman. Gimana mau belajar kalau mengakui kesalahan aja masih enggan?
3.Ndak siap dihakimi orang
Penghakiman adalah salah satu dinding yang membuat orang ragu-ragu dalam bersikap dan mengambil tindakan. Terlebih, bila orang tersebut belum memiliki gambar diri yang utuh. Ia akan selalu mendefinisikan diri berdasarkan pendapat dan penilaian orang. Karena itu, ia akan selalu berusaha untuk tampil sempurna tanpa celah. Ketika ketahuan melakukan kesalahan, ia akan berbelit-belit untuk menghindarinya. Tujuannya ndak lain tak bukan adalah tetap menjaga citra baiknya di depan orang. Apakah masih ada yang begini juga? Ndak ada SettiaBlog, yang baca ini pemikirannya udah pada dewasa. Kalau SettiaBlog sendiri gimana? Ya, kadang - kadang masih kayak gitu...he...he...
4.Bebal hati ndak ingin ditegur
Ada juga orang yang sebenarnya tahu itu salah, tapi masih melakukannya secara sengaja. Ketika ditegur, malah marah dan membela diri. Simply karena ia memang ndak ingin berubah. Anda bisa menasihatinya sampai berbusa, tapi bila ia ndak punya kesadaran diri, maka ia pun akan terus melakukan perbuatan itu tanpa henti. Teguran Anda bagai angin lalu dalam telinganya. Kalau yang ini c SettiaBlog banget.
5.Menganggap kesalahan adalah kegagalan besar
Pandangan yang salah mengenai kesalahan atau kegagalan bikin orang jadi takut menghadapinya. Seperti, bila ia menganggap kesalahan bagai kegagalan besar yang ndak bisa diampuni. Alhasil, ketika ia berbuat salah, ia pun akan berusaha untuk menghindar. Padahal, ini sama sekali ndak benar. Kesalahan justru ada sebagai bahan untuk kita belajar dan memperbaiki diri lebih baik.
Udah ya, jadi malu sendiri SettiaBlog, lha masak buat bahasan kok menyindir diri sendiri. Kalau untuk backgroundnya ini SettiaBlog buat dengan conic gradient, menggabungkan warna putih, cyan, silver, pink, transparent dan SettiaBlog buat 3 lapis dengan sudut yang berbeda - beda.
Ndak ada manusia yang sempurna. Berani untuk menunjukkan dan mengakui ketidaksempurnaan diri sendiri akan membuat kita menarik di mata orang lain lho....he...he...
Video klip di atas ada cewek lagi santai memandangi aliran sungai. SettiaBlog biasanya juga gitu, kalau pas mau ngerjain aktivitas yang butuh konsentrasi tinggi, biasanya duduk di jembatan kecil di belakang dengerin gemercik air mengalir. Ya paling 15 menit udah bisa rileks. Terkadang sambil bawa pancing he...he..., kayak tadi siang malah dapet ikan keting, kalau di sini bilangnya ikan garitel. Kebetulan malemnya hujan, ikan dari Bengawan Solo banyak yang naik untuk bertelur. Setiap orang kan memiliki cara sendiri untuk membuat dirinya tenang maupun nyaman dalam menghadapi beragam masalah dalam hidupnya. Banyak orang bahkan memilih untuk pergi ke pantai ataupun wisata air terjun demi sekadar melepas penat dan dianggap bisa membuat tenang. Mendengar suara air itu bisa membuat seseorang lebih tenang dan nyaman lho. Para psikolog bahkan menggunakannya sebagai terapi agar tidur lebih nyenyak dan berkualitas.
Begitu juga cara seseorang agar berani mengakui kesalahan. SettiaBlog membuat bahasan ini sebenarnya juga untuk mengingatkan diri sendiri, menurut SettiaBlog c cara - cara di bawah ini bisa di coba :
1. Introspeksi Kesalahan Diri Sendiri
Secara umum, mengakui kesalahan adalah arti dari istilah sikap lapang dada yang hanya dapat dimulai saat seseorang sudah melakukan introspeksi atas hal yang sudah terjadi. Intropeksi ini tentu atas kesalahan yang kita berbuat dan bukannya orang lain. Berarti, sikap mengakui kesalahan diri hanya dapat terjadi saat Anda mulai mengevaluasi hal yang berhubungan dengan diri Anda sehingga ndak selalu menyalahkan orang lain. Cobalah introspeksi diri, kenapa masalah tersebut bisa terjadi, sebab kita ndak akan sadar apa kesalahan yang kita lakukan jika kita selalu meminta orang lain untuk memahami diri kita. Oleh sebab itulah, cara mengakui kesalahan dengan melakukan intropeksi dulu terhadap diri sendiri hanya bisa dilakukan saat seseorang sudah terbiasa untuk ndak menyalahkan orang lain. Memang bukan hal yang mudah, tetapi jika bisa melakukannya, maka kita sudah selangkah lebih maju. Jadi, mengatasi masalah akan menjadi lebih mudah dan orang lain juga akan lebih respect dengan kita.
2. Belajar Memahami Orang Lain
Kebiasaan selanjutnya yang membuat kita semakin berani untuk memahami pentingnya mengakui kesalahan adalah dengan belajar memahami perasaan orang lain terlebih dahulu. Namun uniknya saat belajar memahami orang lain, Anda perlu untuk belajar memposisikan diri sendiri sebagai orang tersebut. Apakah kita ingin jika diperlakukan seperti itu? Apa yang akan kita lakukan jika kita diperlakukan seperti itu? Mungkin kita akan melakukan hal yang sama seperti yang orang tersebut lakukan kepada kita, semua orang punya caranya masing-masing dalam menangani masalah, maka dari itu jangan merasa rendah jika kita mengakui kesalahan. Hal ini sesuai dengan Investor’s Business Daily yang menyatakan jika saat hendak mengakui kesalahan bersiaplah untuk menghadapi reaksi kecewa, cemas, maupun marah dari orang di sekitar Anda. Anda harus menyadari jika mereka berhak merasa demikian dengan coba memahami sudut pandangnya. Namun ndak perlu khawatir, Anda dapat menanggapi hal tersebut dengan fokus untuk mengalihkannya ke solusi yang dimiliki. Yakinkan orang lain bahwa Anda telah belajar dari kesalahan dengan menunjukkan dengan tepat bagaimana hal itu terjadi. Mengidentifikasi masalah yang terjadi karena adanya kesalahan tersebut dan kembali meningkatkan kredibilitas dengan bertanggung jawab untuk memperbaiki apa yang rusak. Sebab, terkadang kita memang merasa ingin dipahami oleh orang lain, Namun jika kita juga melakukan kesalahan, maka mulailah mengakui terlebih dahulu agar apa yang kita rasakan dan ingin kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh orang lain.
3. Hindari Gengsi
Ndak ada yang bagus dari gengsi, karena gengsi hanya akan memperpanjang masalah dan meregangkan hubungan kita dengan orang lain. Lebih baik mengakui kesalahan dibandingkan harus merasa gengsi dengan menyembunyikannya dan malah akan semakin menambah kekecewaan terhadap orang lain saat semua hal yang terjadi sudah sangat terlambat untuk diperbaiki. Gengsi ndak akan membawa kita kemana-mana, malah hanya akan membuat kita seolah ndak berusaha menyelesaikan masalah. Parahnya lagi jika Anda merasa rendah untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf, justru menunggu orang lain untuk melakukannya terlebih dahulu kepada kita. Bahkan, gengsi juga membuat kita menjadi ingin tampil sempurna dan merasa lebih tinggi dari orang lain. Hal ini merupakan hal yang harus dihindari sebisa mungkin karena akan membuat diri Anda menjadi semakin ndak hormat kepada orang yang kedudukannya lebih rendah. Oleh karena itu, buanglah perasaan gengsi karena kita semua manusia yang kedudukannya sama di mata Allah SWT.
4. Kurangi Ego
Salah satu contoh mengakui kekurangan diri sendiri adalah dengan mengurangi ego sebagai seorang pribadi yang berlapang dada. Ego dapat terbentuk dari perasaan yang mementingkan diri sendiri dibanding orang lain dan dapat terbentuk dari kepribadian, prinsip, jabatan, dan kemampuan yang kita miliki. Selain itu, ego yang berlebihan juga membuat kita merasa bahwa kita yang lebih benar dan membuat kita ndak mau mengakui kesalahan. Sebenarnya ego ndak selalu bersifat negatif, namun untuk mengakui kesalahan, kita harus menurunkan ego. Tujuannya tentu supaya kita dapat mengalah dan mampu bertanggung jawab. Bahkan, salah satu studi dari Psychology Today menyebutkan jika seseorang ndak mau mengakui kesalahannya berarti orang tersebut telah menghalangi dirinya sendiri untuk tumbuh sebagai pribadi yang lebih baik.
5. Jangan Menunggu
Jika kita memang ingin menjadi orang yang mau mengakui kesalahan yang kita perbuat, jangan pernah menunggu orang lain untuk meminta maaf kepada kita. Menunggu bukanlah hal yang menyenangkan untuk dilakukan, karena kita berharap kepada orang lain yang jalan pikirannya berbeda dengan kita. Sebab apa yang kita mungkin pikirkan belum tentu sama dengan orang lain. Maka dari itu ndak ada gunanya jika menunggu orang lain yang memulai untuk mengakui kesalahannya. Apalagi, kita ndak tahu apakah orang tersebut berniat untuk menyelesaikan masalah atau ndak. Maka dari itu, belajarlah untuk ndak menunggu dan mulailah mengakui kesalahan kita secara terbuka.
Kalau begitu, mari kita bertanya pada diri sendiri. Hari ini, sekarang ini, kesalahan apa lagi c yang mau kita akui? Kekurangan apa aja yang mau kita akui? Dan kelebihan orang-orang di sekitar kita mana aja yang harus kita akui di depan mereka? Saatnya jujur dan berani berubah ya. Dimulai dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Memang, semua kebiasaan tersebut seringkali harus dilatih terlebih dahulu supaya bisa diterapkan dengan mudah saat Anda mengalami kondisi tersebut terlebih bagi seorang pemimpin.
Begitu juga cara seseorang agar berani mengakui kesalahan. SettiaBlog membuat bahasan ini sebenarnya juga untuk mengingatkan diri sendiri, menurut SettiaBlog c cara - cara di bawah ini bisa di coba :
1. Introspeksi Kesalahan Diri Sendiri
Secara umum, mengakui kesalahan adalah arti dari istilah sikap lapang dada yang hanya dapat dimulai saat seseorang sudah melakukan introspeksi atas hal yang sudah terjadi. Intropeksi ini tentu atas kesalahan yang kita berbuat dan bukannya orang lain. Berarti, sikap mengakui kesalahan diri hanya dapat terjadi saat Anda mulai mengevaluasi hal yang berhubungan dengan diri Anda sehingga ndak selalu menyalahkan orang lain. Cobalah introspeksi diri, kenapa masalah tersebut bisa terjadi, sebab kita ndak akan sadar apa kesalahan yang kita lakukan jika kita selalu meminta orang lain untuk memahami diri kita. Oleh sebab itulah, cara mengakui kesalahan dengan melakukan intropeksi dulu terhadap diri sendiri hanya bisa dilakukan saat seseorang sudah terbiasa untuk ndak menyalahkan orang lain. Memang bukan hal yang mudah, tetapi jika bisa melakukannya, maka kita sudah selangkah lebih maju. Jadi, mengatasi masalah akan menjadi lebih mudah dan orang lain juga akan lebih respect dengan kita.
2. Belajar Memahami Orang Lain
Kebiasaan selanjutnya yang membuat kita semakin berani untuk memahami pentingnya mengakui kesalahan adalah dengan belajar memahami perasaan orang lain terlebih dahulu. Namun uniknya saat belajar memahami orang lain, Anda perlu untuk belajar memposisikan diri sendiri sebagai orang tersebut. Apakah kita ingin jika diperlakukan seperti itu? Apa yang akan kita lakukan jika kita diperlakukan seperti itu? Mungkin kita akan melakukan hal yang sama seperti yang orang tersebut lakukan kepada kita, semua orang punya caranya masing-masing dalam menangani masalah, maka dari itu jangan merasa rendah jika kita mengakui kesalahan. Hal ini sesuai dengan Investor’s Business Daily yang menyatakan jika saat hendak mengakui kesalahan bersiaplah untuk menghadapi reaksi kecewa, cemas, maupun marah dari orang di sekitar Anda. Anda harus menyadari jika mereka berhak merasa demikian dengan coba memahami sudut pandangnya. Namun ndak perlu khawatir, Anda dapat menanggapi hal tersebut dengan fokus untuk mengalihkannya ke solusi yang dimiliki. Yakinkan orang lain bahwa Anda telah belajar dari kesalahan dengan menunjukkan dengan tepat bagaimana hal itu terjadi. Mengidentifikasi masalah yang terjadi karena adanya kesalahan tersebut dan kembali meningkatkan kredibilitas dengan bertanggung jawab untuk memperbaiki apa yang rusak. Sebab, terkadang kita memang merasa ingin dipahami oleh orang lain, Namun jika kita juga melakukan kesalahan, maka mulailah mengakui terlebih dahulu agar apa yang kita rasakan dan ingin kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh orang lain.
3. Hindari Gengsi
Ndak ada yang bagus dari gengsi, karena gengsi hanya akan memperpanjang masalah dan meregangkan hubungan kita dengan orang lain. Lebih baik mengakui kesalahan dibandingkan harus merasa gengsi dengan menyembunyikannya dan malah akan semakin menambah kekecewaan terhadap orang lain saat semua hal yang terjadi sudah sangat terlambat untuk diperbaiki. Gengsi ndak akan membawa kita kemana-mana, malah hanya akan membuat kita seolah ndak berusaha menyelesaikan masalah. Parahnya lagi jika Anda merasa rendah untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf, justru menunggu orang lain untuk melakukannya terlebih dahulu kepada kita. Bahkan, gengsi juga membuat kita menjadi ingin tampil sempurna dan merasa lebih tinggi dari orang lain. Hal ini merupakan hal yang harus dihindari sebisa mungkin karena akan membuat diri Anda menjadi semakin ndak hormat kepada orang yang kedudukannya lebih rendah. Oleh karena itu, buanglah perasaan gengsi karena kita semua manusia yang kedudukannya sama di mata Allah SWT.
4. Kurangi Ego
Salah satu contoh mengakui kekurangan diri sendiri adalah dengan mengurangi ego sebagai seorang pribadi yang berlapang dada. Ego dapat terbentuk dari perasaan yang mementingkan diri sendiri dibanding orang lain dan dapat terbentuk dari kepribadian, prinsip, jabatan, dan kemampuan yang kita miliki. Selain itu, ego yang berlebihan juga membuat kita merasa bahwa kita yang lebih benar dan membuat kita ndak mau mengakui kesalahan. Sebenarnya ego ndak selalu bersifat negatif, namun untuk mengakui kesalahan, kita harus menurunkan ego. Tujuannya tentu supaya kita dapat mengalah dan mampu bertanggung jawab. Bahkan, salah satu studi dari Psychology Today menyebutkan jika seseorang ndak mau mengakui kesalahannya berarti orang tersebut telah menghalangi dirinya sendiri untuk tumbuh sebagai pribadi yang lebih baik.
5. Jangan Menunggu
Jika kita memang ingin menjadi orang yang mau mengakui kesalahan yang kita perbuat, jangan pernah menunggu orang lain untuk meminta maaf kepada kita. Menunggu bukanlah hal yang menyenangkan untuk dilakukan, karena kita berharap kepada orang lain yang jalan pikirannya berbeda dengan kita. Sebab apa yang kita mungkin pikirkan belum tentu sama dengan orang lain. Maka dari itu ndak ada gunanya jika menunggu orang lain yang memulai untuk mengakui kesalahannya. Apalagi, kita ndak tahu apakah orang tersebut berniat untuk menyelesaikan masalah atau ndak. Maka dari itu, belajarlah untuk ndak menunggu dan mulailah mengakui kesalahan kita secara terbuka.
Kalau begitu, mari kita bertanya pada diri sendiri. Hari ini, sekarang ini, kesalahan apa lagi c yang mau kita akui? Kekurangan apa aja yang mau kita akui? Dan kelebihan orang-orang di sekitar kita mana aja yang harus kita akui di depan mereka? Saatnya jujur dan berani berubah ya. Dimulai dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Memang, semua kebiasaan tersebut seringkali harus dilatih terlebih dahulu supaya bisa diterapkan dengan mudah saat Anda mengalami kondisi tersebut terlebih bagi seorang pemimpin.


