SettiaBlog ndak sengaja mendapatkan background yang cukup bagus. Di situ ada gradasi warna yang lembut dan ketika di pakai membaca juga terlihat jelas. Background itu SettiaBlog ambil dari pisang 'saba' rebus yang di belah jadi dua. Bicara soal pisang, beberapa hari yang lalu mbakyu SettiaBlog kan ngerasa tubuhnya lemas dan kesemutan, waktu di bawa ke dokter katanya kekurangan Kalium. Dan sumber Kalium tertinggi dari makanan yang kita konsumsi ternyata pisang. Berarti pandangan orang Jawa dulu ada benarnya kalau pisang dalam bahasa Jawa itu Gedhang ( digeget leh bar madhang ) atau di konsumsi setelah makan. Tapi kalau di Sunda, Gedhang itu artinya pepaya lho. Kok jadi mempermasalahkan pisang, lanjut ke pembahasan ya. Untuk video klip di atas ada 'monsters' milik James Blunt. Liriknya sendiri menceritakan kesedihan seorang anak yang melihat orang tuanya menghadapi masalah, 'monsters' dalam lagu tersebut di gambar sebagai masalah yang menimpa orang tuanya dan Si anak menginginkan masalah - masalah yang di hadapi orang tuanya cepat pergi. SettiaBlog juga selalu berharap semoga masalah - masalah di sekitar SettiaBlog cepat pergi. Untuk background videonya SettiaBlog ambilkan suasana Laut Jawa di pagi hari, saat fajar mulai menampakkan diri. Air Laut Jawa dengan ombaknya yang lembut berbalut warna keemasan cahaya matahari yang bersinar lembut. Kira - kira ada yang ngerti ndak ini di daerah mana? Cahaya matahari pagi merupakan simbol harapan dan setiap orang tentu memiliki harapan dalam kehidupannya. Tapi terkadang banyak perjalanan hidup yang ndak sesuai dengan harapan. Yang jelas Allah SWT lebih mengerti apa yang terbaik untuk makhluknya.
Apakah kita sering merasa bahwa bahagia terasa sulit dijangkau? Kadang-kadang, rasa bahagia sepertinya terus berada di luar jangkauan, tersembunyi di balik sejumlah harapan dan ekspektasi yang kita genggam erat. Namun, apa yang terjadi jika rahasia kebahagiaan sebenarnya terletak pada kebijaksanaan untuk melepaskan beberapa harapan itu? Dalam perjalanan menuju kebahagiaan yang lebih dalam, ada tiga harapan kunci yang mungkin perlu kita lepaskan agar kita bisa menemukan kedamaian yang lebih besar dalam hidup. Mari kita telaah bersama harapan-harapan tersebut dan betapa pentingnya untuk membebaskannya agar kita bisa meraih kebahagiaan yang lebih autentik dan berkelanjutan.
1. Harapan akan kesempurnaan diri
Salah satu harapan yang seringkali menjadi beban berat adalah harapan akan kesempurnaan. Ketika kita terjebak dalam mencari kesempurnaan, kita cenderung merasa tidak puas dengan diri sendiri dan kehidupan kita. Kita menuntut agar segala sesuatu berjalan sesuai dengan harapan dan standar yang tidak realistis. Namun, kesempurnaan itu sendiri hanyalah ilusi. Kita semua memiliki kelemahan dan kekurangan, dan itu adalah bagian alami dari manusiawi. Ketika kita melepaskan harapan akan kesempurnaan, kita dapat merangkul diri kita apa adanya dan lebih menerima kehidupan dengan lapang dada. Bukan berarti kita berhenti berusaha menjadi lebih baik, tetapi kita belajar untuk menghargai kemajuan kita tanpa terlalu keras pada diri sendiri. Dengan melepaskan harapan akan kesempurnaan, kita dapat mengalami kelegaan yang besar dan menemukan kebahagiaan dalam keadaan apa pun.
2. Harapan akan memiliki kendali penuh atas segala hal dalam hidup
Harapan akan memiliki kendali penuh atas segala hal dalam hidup juga merupakan sumber stres yang besar. Kita seringkali merasa perlu untuk mengendalikan setiap aspek kehidupan kita, mulai dari pekerjaan, hubungan, hingga masa depan. Namun, kenyataannya adalah banyak hal di luar kendali kita. Ketika kita terus berusaha untuk mengontrol segalanya, kita tidak hanya membuat diri kita tegang dan cemas, tetapi juga melewatkan momen-momen berharga dalam hidup. Mengakui bahwa ada banyak hal di luar kendali kita adalah langkah pertama menuju kebebasan dan ketenangan pikiran. Kita bisa belajar untuk melepaskan harapan akan kontrol dan memberikan diri kita izin untuk merelaksasi dan percaya pada alur kehidupan. Ketika kita menerima bahwa tidak semua hal dapat kita kontrol, kita dapat menemukan kedamaian dalam menerima apa yang telah terjadi dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana.
3. Harapan akan penerimaan tanpa usaha
Harapan akan diterima tanpa usaha merupakan sumber kekecewaan yang besar. Kita seringkali berharap bahwa orang lain akan sepenuhnya menerima kita tanpa kita harus berusaha keras untuk itu. Namun, penerimaan sejati memerlukan komunikasi, pengertian, dan kompromi. Ketika kita terus mengharapkan orang lain untuk menerima kita tanpa usaha, kita cenderung merasa terasing dan tidak dihargai. Merangkul fakta bahwa hubungan yang sehat memerlukan kerja keras dari kedua belah pihak adalah kunci untuk menyingkirkan harapan ini. Kita perlu berinvestasi waktu dan energi untuk membangun hubungan yang kokoh dan bermakna. Dengan berkomunikasi secara terbuka, mendengarkan dengan empati, dan memberikan dukungan, kita dapat memperkuat ikatan kita dengan orang-orang di sekitar kita dan merasakan kebahagiaan yang lebih dalam. Mengubah pola pikir kita dengan melepaskan harapan-harapan yang tidak perlu adalah langkah penting menuju kehidupan yang lebih bahagia. Dengan melepaskan harapan akan kesempurnaan, kontrol, dan penerimaan tanpa usaha, kita dapat merangkul kehidupan dengan lebih ringan dan menemukan kebahagiaan yang lebih dalam dalam prosesnya. Mari kita mulai melepaskan harapan-harapan ini dan membuka diri untuk merasakan kebebasan dan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Apakah kita sering merasa bahwa bahagia terasa sulit dijangkau? Kadang-kadang, rasa bahagia sepertinya terus berada di luar jangkauan, tersembunyi di balik sejumlah harapan dan ekspektasi yang kita genggam erat. Namun, apa yang terjadi jika rahasia kebahagiaan sebenarnya terletak pada kebijaksanaan untuk melepaskan beberapa harapan itu? Dalam perjalanan menuju kebahagiaan yang lebih dalam, ada tiga harapan kunci yang mungkin perlu kita lepaskan agar kita bisa menemukan kedamaian yang lebih besar dalam hidup. Mari kita telaah bersama harapan-harapan tersebut dan betapa pentingnya untuk membebaskannya agar kita bisa meraih kebahagiaan yang lebih autentik dan berkelanjutan.
1. Harapan akan kesempurnaan diri
Salah satu harapan yang seringkali menjadi beban berat adalah harapan akan kesempurnaan. Ketika kita terjebak dalam mencari kesempurnaan, kita cenderung merasa tidak puas dengan diri sendiri dan kehidupan kita. Kita menuntut agar segala sesuatu berjalan sesuai dengan harapan dan standar yang tidak realistis. Namun, kesempurnaan itu sendiri hanyalah ilusi. Kita semua memiliki kelemahan dan kekurangan, dan itu adalah bagian alami dari manusiawi. Ketika kita melepaskan harapan akan kesempurnaan, kita dapat merangkul diri kita apa adanya dan lebih menerima kehidupan dengan lapang dada. Bukan berarti kita berhenti berusaha menjadi lebih baik, tetapi kita belajar untuk menghargai kemajuan kita tanpa terlalu keras pada diri sendiri. Dengan melepaskan harapan akan kesempurnaan, kita dapat mengalami kelegaan yang besar dan menemukan kebahagiaan dalam keadaan apa pun.
2. Harapan akan memiliki kendali penuh atas segala hal dalam hidup
Harapan akan memiliki kendali penuh atas segala hal dalam hidup juga merupakan sumber stres yang besar. Kita seringkali merasa perlu untuk mengendalikan setiap aspek kehidupan kita, mulai dari pekerjaan, hubungan, hingga masa depan. Namun, kenyataannya adalah banyak hal di luar kendali kita. Ketika kita terus berusaha untuk mengontrol segalanya, kita tidak hanya membuat diri kita tegang dan cemas, tetapi juga melewatkan momen-momen berharga dalam hidup. Mengakui bahwa ada banyak hal di luar kendali kita adalah langkah pertama menuju kebebasan dan ketenangan pikiran. Kita bisa belajar untuk melepaskan harapan akan kontrol dan memberikan diri kita izin untuk merelaksasi dan percaya pada alur kehidupan. Ketika kita menerima bahwa tidak semua hal dapat kita kontrol, kita dapat menemukan kedamaian dalam menerima apa yang telah terjadi dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana.
3. Harapan akan penerimaan tanpa usaha
Harapan akan diterima tanpa usaha merupakan sumber kekecewaan yang besar. Kita seringkali berharap bahwa orang lain akan sepenuhnya menerima kita tanpa kita harus berusaha keras untuk itu. Namun, penerimaan sejati memerlukan komunikasi, pengertian, dan kompromi. Ketika kita terus mengharapkan orang lain untuk menerima kita tanpa usaha, kita cenderung merasa terasing dan tidak dihargai. Merangkul fakta bahwa hubungan yang sehat memerlukan kerja keras dari kedua belah pihak adalah kunci untuk menyingkirkan harapan ini. Kita perlu berinvestasi waktu dan energi untuk membangun hubungan yang kokoh dan bermakna. Dengan berkomunikasi secara terbuka, mendengarkan dengan empati, dan memberikan dukungan, kita dapat memperkuat ikatan kita dengan orang-orang di sekitar kita dan merasakan kebahagiaan yang lebih dalam. Mengubah pola pikir kita dengan melepaskan harapan-harapan yang tidak perlu adalah langkah penting menuju kehidupan yang lebih bahagia. Dengan melepaskan harapan akan kesempurnaan, kontrol, dan penerimaan tanpa usaha, kita dapat merangkul kehidupan dengan lebih ringan dan menemukan kebahagiaan yang lebih dalam dalam prosesnya. Mari kita mulai melepaskan harapan-harapan ini dan membuka diri untuk merasakan kebebasan dan kebahagiaan yang sesungguhnya.
No comments:
Post a Comment