Video klip di atas ada rumput liar yang di terpa angin. Backsound nya sendiri "sign of the Times" milik Harry Styles, lagu yang sangat menyentuh. Tentang pengorbanan seorang ibu saat mengandung. SettiaBlog boleh kan ya sedikit cerita. Dari dalam kandungan SettiaBlog itu udah menyusahkan keluarga. Ketika lahir, kaki SettiaBlog itu dalam keadaan bengkok, katanya c saat Simbok mengandung SettiaBlog membuat ayam ingkung di rumah temannya bapak, di kelurahan Kadipaten. Mengetahui kaki SettiaBlog dalam keadaan bengkok waktu lahir, awalnya ada yang mengusulkan untuk di operasi. Tapi masih terlalu kecil, lalu di luruskan menggunakan bilah kayu yang di ikatkan di kedua kaki SettiaBlog dan itu rutin tiap pagi di ganti sambil di balur air hangat. Ketika memasuki usia 1 tahun, kaki SettiaBlog udah lurus, bisa berjalan seperti umumnya anak - anak. Ajaib kan ya...he...he.... Hei, cerita ini beneran lho, ya seperti itulah apapun ikhtiar atau usaha yang kita lakukan, jika di lakukan dengan sungguh - sungguh, ikhlas dan senang hati maka Allah SWT akan meridhoinya. Begitu juga dalam pekerjaan. Tapi lupakan ya cerita SettiaBlog di atas, lanjut ke pembahasan.
Selama 9 bulan ibu mengandung kita. Beliau mengikhlaskan perubahan tubuhnya demi nafas seorang anak yang ada di perutnya. Segala perih beliau jalani demi sebuah kehidupan. Selama 9 bulan itu pun beliau menjaga dan membawa kita kemanapun kaki melangkah. Pernahkah kita resapi betapa perjuangan ibu begitu mendalam, beliau menjaga kita di dalam kandungan dari detak jantung pertama sampai mempertaruhkan nyawa agar kita bisa lahir di dunia ini. Melalui ibu, kita juga disusukan dan dibesarkan dengan kasih sayang agar menjadi insan yang sempurna di dunia dan di akhirat. Betapa luar biasa perjuangan ibu untuk kita. “maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan” Q.S Maryam:23. Hidup manusia tidak akan pernah lepas dari seorang insan bergelar ibu. Kasih sayang ibu ndak pernah pupus bak lautan kasih yang ndak bertepi. Beliau memiliki kekuatan dan kesucian hati untuk menjaga cinta kasih sampai kapan pun dan dalam keadaan apapun. Menjadi seoarang ibu, sarat dengan tugas mulia yang ndak kenal istirahat. Segenap waktu dan tenaga dicurahkan untuk mendidik anak, menjaga anak dengan senyum dan kelembutannya, selalu siap siaga dalam keadaan apapun bahkan dalam keadaan lelah dan lemah sekalipun. Jemari tangannya sigap melalukan pekerjaan rumah mulai dari memasak, mencuci, membersihkan rumah hingga pekerjaan lainnya. Bukan hanya itu, dalam letihnya, lisannya selalu dijaga penuh kasih dalam menyapa, menyejukkan dan menentramkan jiwa-jiwa yang sedih. Tangis, air mata seorang ibu mampu menggetarkan arsy dan do'anya langsung di dengar Allah SWT. Restu ibu sangat mempengaruhi keberhasilan anak. Langkah anak akan mendapat banyak kemudahan jika disertai dengan restu seorang ibu. Ibu memiliki peran penting dalam menciptakan generasi masa depan. Kekuatan generasi masa depan bergantung pada kualitas ibu.
Gimana c ini, SettiaBlog kok malah ngelantur kemana - mana. Maaf...maaf, fokus di pembahasan, lha wong SettiaBlog itu lho mau membahas manajemen waktu dalam Islam. Manajemen waktu dalam Islam sangat penting bagi umat muslim. Waktu merupakan salah satu nikmat Allah SWT terbesar yang diberikan kepada manusia. Sehingga, sudah menjadi tanggung jawab umat manusia untuk memanfaatkannya sebaik mungkin. Islam mengajarkan pentingnya menghargai waktu sebagai salah satu indikasi keimanan dan bukti ketakwaan seorang muslim. Karenanya, seorang muslim memiliki kewajiban untuk mengelola waktunya dengan baik. Sayangnya, sebagian orang tidak bisa menggunakan waktu mereka dengan baik, bahkan cenderung menyia-nyiakannya. Kondisi ini dapat terjadi karena kurangnya pemahaman mengenai waktu dan bagaimana memanfaatkannya dengan baik.
Lantas, bagaimana prinsip manajemen waktu yang baik dalam perspektif Islam?
Secara umum, manajemen waktu adalah usaha untuk memanfaatkan dan mengatur setiap bagian waktu dalam mengerjakan aktivitas yang sudah direncanakan dan harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Tujuan utama dari manajemen waktu adalah melakukan pekerjaan secara efisien. Efektivitas dalam sebuah pekerjaan bisa dilihat dari tercapainya tujuan atau target yang sudah ditetapkan dalam manajemen waktu.
Di sisi lain, manejeman waktu dalam Islam memiliki implikasi yang serius bagi umat muslim, yaitu waktu sebagai salah satu karunia Allah SWT yang akan diperhitungkan di hari akhir kelak terkat dengan pemanfaatan umur selama hidup di dunia. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia infakkan, dan tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan." (HR. At-Tirmidzi)
Allah SWT juga telah menegaskan betapa pentingnya waktu dalam beberapa ayat Alquran, salah satunya pada surat Al-Ashr. Secara harfiah, Al-Ashr memiliki arti "waktu" atau "masa". Surat Al-Ashr mengandung pesan pengingat bagi umat manusia bahwa waktu yang telah berlalu tidak akan pernah bisa dikembalikan lagi. Karena waktu tidak bisa diputar kembali, maka umat manusia harus menggunakan waktu mereka sebaik mungkin untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dan beribadah hanya kepada Allah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Ashr ayat 1-3 yang berbunyi:
وَٱلْعَصْ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍإِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
Artinya: "Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran." (QS. Al-Ashr: 1-3)
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia benar-benar berada dalam kerugian apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan Allah SWT secara maksimal untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik. Setiap muslim yang memahami ayat tersebut, tentunya akan berupaya secara optimal untuk mengamalkannya. Sebab, setiap orang memiliki catatan amal perbuatan baik dan buruk yang dilakukan setiap detiknya. Dengan demikian, manajamen waktu dalam Islam artinya umat muslim harus bisa mengelola dan menghargai waktu yang telah diberikan oleh Allah dengan mengerjakan amal perbuatan baik dan menjauhi segala larangan-Nya.
Berikut adalah beberapa cara melatih manajemen waktu dalam Islam yang bisa dilakukan oleh umat muslim.
1. Salat Fardhu Tepat Waktu
Salat fardhu atau salat wajib merupakan media melatih kemampuan manajemen waktu yang sempurna. Salat mengingatkan bahwa seseorang selalu dibatasi waktu, sehingga ia harus mampu mengatur waktu sebaik-baiknya agar menjaga diri dari kesia-siaan dan mengingatkan dirinya tentang kematian. Selain itu, salat fardhu juga mendidik individu untuk disiplin waktu secara baik dan benar, sehingga dapat dikatakan bahwa muslim yang melaksanakan salat dengan benar mestinya tidak akan mengabaikan waktu. Bagi sebagian orang, salat lima waktu dalam sehari bukan hal yang mudah meskipun pada pelaksanaannya hanya sekitar 10-15 menit setiap kali salat (50-75 menit dari 24 jam sehari).
Dengan lima waktu itu, ketika seseorang dapat memanajemen waktunya dengan efektif agar tetap bisa salat tepat waktu dan menjalankan aktivitas dunianya, maka secara tidak langsung ia telah mengelola waktunya dengan baik.
2. Disiplin Waktu
Kunci utama keberhasilan dalam mengelola waktu adalah disiplin. Islam telah menyediakan sarana latihan yang efektif dalam membangun kedisiplinan ini, yaitu aktivitas ibadah yang memiliki waktu tersendiri, seperti salat dan puasa.
3. Menetapkan Tujuan
Menetapkan tujuan dapat membantu individu untuk memfokuskan perhatian terhadap pekerjaan yang akan dijalankan, fokus terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, serta mampu merencanakan suatu pekerjaan dalam batasan waktu yang disediakan.
4. Konsisten dengan Perencanaan yang Sudah Dibuat
Mengelola waktu akan terlaksana dengan baik jika seseorang konsisten dengan rencana-rencana yang telah ia susun, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pekerjaannya. Sebab, Islam sendiri telah mengajarkan umat muslim untuk membagi waktunya dengan baik. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya bagi orang yang berakal (selama tidak terkalahkan oleh hawa nafsunya) mempunyai empat macam waktu, yaitu waktu untuk berkomunikasi dengan Tuhannya, waktu untuk mengoreksi dirinya, waktu untuk bertafakkur tentang ciptaan Allah, dan waktu untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum." (HR. Ibnu Hibban)
Selama 9 bulan ibu mengandung kita. Beliau mengikhlaskan perubahan tubuhnya demi nafas seorang anak yang ada di perutnya. Segala perih beliau jalani demi sebuah kehidupan. Selama 9 bulan itu pun beliau menjaga dan membawa kita kemanapun kaki melangkah. Pernahkah kita resapi betapa perjuangan ibu begitu mendalam, beliau menjaga kita di dalam kandungan dari detak jantung pertama sampai mempertaruhkan nyawa agar kita bisa lahir di dunia ini. Melalui ibu, kita juga disusukan dan dibesarkan dengan kasih sayang agar menjadi insan yang sempurna di dunia dan di akhirat. Betapa luar biasa perjuangan ibu untuk kita. “maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan” Q.S Maryam:23. Hidup manusia tidak akan pernah lepas dari seorang insan bergelar ibu. Kasih sayang ibu ndak pernah pupus bak lautan kasih yang ndak bertepi. Beliau memiliki kekuatan dan kesucian hati untuk menjaga cinta kasih sampai kapan pun dan dalam keadaan apapun. Menjadi seoarang ibu, sarat dengan tugas mulia yang ndak kenal istirahat. Segenap waktu dan tenaga dicurahkan untuk mendidik anak, menjaga anak dengan senyum dan kelembutannya, selalu siap siaga dalam keadaan apapun bahkan dalam keadaan lelah dan lemah sekalipun. Jemari tangannya sigap melalukan pekerjaan rumah mulai dari memasak, mencuci, membersihkan rumah hingga pekerjaan lainnya. Bukan hanya itu, dalam letihnya, lisannya selalu dijaga penuh kasih dalam menyapa, menyejukkan dan menentramkan jiwa-jiwa yang sedih. Tangis, air mata seorang ibu mampu menggetarkan arsy dan do'anya langsung di dengar Allah SWT. Restu ibu sangat mempengaruhi keberhasilan anak. Langkah anak akan mendapat banyak kemudahan jika disertai dengan restu seorang ibu. Ibu memiliki peran penting dalam menciptakan generasi masa depan. Kekuatan generasi masa depan bergantung pada kualitas ibu.
Gimana c ini, SettiaBlog kok malah ngelantur kemana - mana. Maaf...maaf, fokus di pembahasan, lha wong SettiaBlog itu lho mau membahas manajemen waktu dalam Islam. Manajemen waktu dalam Islam sangat penting bagi umat muslim. Waktu merupakan salah satu nikmat Allah SWT terbesar yang diberikan kepada manusia. Sehingga, sudah menjadi tanggung jawab umat manusia untuk memanfaatkannya sebaik mungkin. Islam mengajarkan pentingnya menghargai waktu sebagai salah satu indikasi keimanan dan bukti ketakwaan seorang muslim. Karenanya, seorang muslim memiliki kewajiban untuk mengelola waktunya dengan baik. Sayangnya, sebagian orang tidak bisa menggunakan waktu mereka dengan baik, bahkan cenderung menyia-nyiakannya. Kondisi ini dapat terjadi karena kurangnya pemahaman mengenai waktu dan bagaimana memanfaatkannya dengan baik.
Lantas, bagaimana prinsip manajemen waktu yang baik dalam perspektif Islam?
Secara umum, manajemen waktu adalah usaha untuk memanfaatkan dan mengatur setiap bagian waktu dalam mengerjakan aktivitas yang sudah direncanakan dan harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu. Tujuan utama dari manajemen waktu adalah melakukan pekerjaan secara efisien. Efektivitas dalam sebuah pekerjaan bisa dilihat dari tercapainya tujuan atau target yang sudah ditetapkan dalam manajemen waktu.
Di sisi lain, manejeman waktu dalam Islam memiliki implikasi yang serius bagi umat muslim, yaitu waktu sebagai salah satu karunia Allah SWT yang akan diperhitungkan di hari akhir kelak terkat dengan pemanfaatan umur selama hidup di dunia. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Kedua telapak kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya untuk apa ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia infakkan, dan tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan." (HR. At-Tirmidzi)
Allah SWT juga telah menegaskan betapa pentingnya waktu dalam beberapa ayat Alquran, salah satunya pada surat Al-Ashr. Secara harfiah, Al-Ashr memiliki arti "waktu" atau "masa". Surat Al-Ashr mengandung pesan pengingat bagi umat manusia bahwa waktu yang telah berlalu tidak akan pernah bisa dikembalikan lagi. Karena waktu tidak bisa diputar kembali, maka umat manusia harus menggunakan waktu mereka sebaik mungkin untuk melakukan perbuatan-perbuatan baik dan beribadah hanya kepada Allah. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Ashr ayat 1-3 yang berbunyi:
وَٱلْعَصْ إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍإِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
Artinya: "Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran." (QS. Al-Ashr: 1-3)
Ayat di atas menjelaskan bahwa manusia benar-benar berada dalam kerugian apabila tidak memanfaatkan waktu yang telah diberikan Allah SWT secara maksimal untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan baik. Setiap muslim yang memahami ayat tersebut, tentunya akan berupaya secara optimal untuk mengamalkannya. Sebab, setiap orang memiliki catatan amal perbuatan baik dan buruk yang dilakukan setiap detiknya. Dengan demikian, manajamen waktu dalam Islam artinya umat muslim harus bisa mengelola dan menghargai waktu yang telah diberikan oleh Allah dengan mengerjakan amal perbuatan baik dan menjauhi segala larangan-Nya.
Berikut adalah beberapa cara melatih manajemen waktu dalam Islam yang bisa dilakukan oleh umat muslim.
1. Salat Fardhu Tepat Waktu
Salat fardhu atau salat wajib merupakan media melatih kemampuan manajemen waktu yang sempurna. Salat mengingatkan bahwa seseorang selalu dibatasi waktu, sehingga ia harus mampu mengatur waktu sebaik-baiknya agar menjaga diri dari kesia-siaan dan mengingatkan dirinya tentang kematian. Selain itu, salat fardhu juga mendidik individu untuk disiplin waktu secara baik dan benar, sehingga dapat dikatakan bahwa muslim yang melaksanakan salat dengan benar mestinya tidak akan mengabaikan waktu. Bagi sebagian orang, salat lima waktu dalam sehari bukan hal yang mudah meskipun pada pelaksanaannya hanya sekitar 10-15 menit setiap kali salat (50-75 menit dari 24 jam sehari).
Dengan lima waktu itu, ketika seseorang dapat memanajemen waktunya dengan efektif agar tetap bisa salat tepat waktu dan menjalankan aktivitas dunianya, maka secara tidak langsung ia telah mengelola waktunya dengan baik.
2. Disiplin Waktu
Kunci utama keberhasilan dalam mengelola waktu adalah disiplin. Islam telah menyediakan sarana latihan yang efektif dalam membangun kedisiplinan ini, yaitu aktivitas ibadah yang memiliki waktu tersendiri, seperti salat dan puasa.
3. Menetapkan Tujuan
Menetapkan tujuan dapat membantu individu untuk memfokuskan perhatian terhadap pekerjaan yang akan dijalankan, fokus terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai, serta mampu merencanakan suatu pekerjaan dalam batasan waktu yang disediakan.
4. Konsisten dengan Perencanaan yang Sudah Dibuat
Mengelola waktu akan terlaksana dengan baik jika seseorang konsisten dengan rencana-rencana yang telah ia susun, sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pekerjaannya. Sebab, Islam sendiri telah mengajarkan umat muslim untuk membagi waktunya dengan baik. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya bagi orang yang berakal (selama tidak terkalahkan oleh hawa nafsunya) mempunyai empat macam waktu, yaitu waktu untuk berkomunikasi dengan Tuhannya, waktu untuk mengoreksi dirinya, waktu untuk bertafakkur tentang ciptaan Allah, dan waktu untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum." (HR. Ibnu Hibban)
No comments:
Post a Comment