Video klip di atas ada tumbuhan paku, terus di belakangnya SettiaBlog kasih tetesan hujan, ada bunga dan kupu - kupu. Maksudnya apa Settia? Mana SettiaBlog ngerti, lha wong SettiaBlog itu juga asal buat tapi bagus kan ya. Backsound nya , SettiaBlog kasih "my mistakes". Naah...kalau ini SettiaBlog ngerti, kalau SettiaBlog tiap hari, tiap jam, tiap menit pasti melakukan kesalahan. Maafin SettiaBlog ya, namanya manusia biasa, SettiaBlog ndak akan lepas dari kesalahan. Tapi SettiaBlog pernah ingat ungkapan seperti ini.
“As you begin to take action toward the fulfillment of your goals and dreams, you must realize that not every action will be perfect. Not every action will produce the desired result. Not every action will work. Making mistakes, getting it almost right, and experimenting to see what happens are all part of the process of eventually getting it right.”
Kurang lebihnya, artinya gini,
(Ketika kamu mulai mengambil tindakan untuk memenuhi tujuan dan impianmu, kamu harus menyadari bahwa ndak setiap tindakan akan sempurna. Ndak setiap tindakan akan menghasilkan hasil yang diinginkan. Ndak setiap tindakan akan berhasil. Membuat kesalahan, membuatnya hampir benar, dan bereksperimen untuk melihat apa yang terjadi semua adalah bagian dari proses menjadi benar pada akhirnya.)
Semua pasti setuju kan ya kalau di katakan, manusia adalah makhluk terbaik yang Allah SWT ciptakan. Dalam kehidupan manusia selalu dalam pengawasan Allah SWT dan para malaikatnya. Sebagai makhluk ciptaan-Nya, manusia haruslah mempercayai bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini selalu dalam pengawasan Allah SWT, baik peristiwa yang baik ataupun peristiwa buruk yang terjadi.
Rukun iman yang keenam adalah percaya kepada qada' dan qadar Allah SWT. Mengimani qadar Allah SWT berarti meyakini bahwa Allah Maha Kuasa dalam menetapkan, mengatur dan menjaga sistem kehidupan yang ada di alam semesta. Namun terkadang kita sulit menerima takdir yang menimpa diri kita, terutama jika takdir yang kita hadapi berupa kesulitan dan kegagalan. Ketika kesulitan atau kegagalan menimpa kita, sering kali kita lupa bahwa Allah lah sang pencipta takdir. Allah jauh lebih tahu hal yang terbaik untuk para hambanya. Ndak semua hal yang menurut kita baik, itu akan baik untuk diri kita. Tetaplah berhusnuzhon kepada Allah SWT, karena Allah mengetahu kadar kemampuan setiap hambanya dan tidak akan membebankan seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, seperti yang Allah SWT sampaikan di dalam penggalan surat Al-Baqarah ayat 286 …laa yukallifullahu nafsan illa wus’aha….
Ketika Allah SWT tidak memperkenankan kita untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, bisa jadi itu adalah nikmat dan anugrah terbesar yang hendak Allah SWT berikan kepada kita. Namun terkadang manusia kurang dapat menangkap sinyal-sinyal itu, kecuali setelah tampak jelas di depan matanya kebaikan yang hendak Allah berikan dari pelarangan tersebut. Padahal jika manusia mau melihat dengan kerendahan hatinya, akan penuhlah di dalam jiwa dan batinnya rasa syukur yang tidak terhingga.
Istilah seni menghargai diri sering disebut dengan self-esteem, yaitu cara seseorang dalam menerima dan menghargai diri. Bagi seseorang yang memiliki self-esteem yang baik, akan lebih percaya diri, tegas terhadap keputusan yang diambil, serta ndak mudah membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan. Di sisi lain self-esteem dapat diartikan sebagai sebuah pandangan, pikiran, dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri. Selain itu, seperti pandangan seseorang yang menganggap dirinya mampu melewati ujian hidup, pikiran seseorang tentang keindahan dirinya, maupun perasaan seseorang tentang dirinya yang berharga dari yang orang lain karena mampu melewati setiap kesulitan dan kemudahan diri.
Kemudian menerima diri sendiri mungkin bagi sebagian orang merupakan hal yang ndak mudah. Karena mereka selalu membandingkan diri mereka dengan orang lain. Mereka merasa bahwa hidup mereka ndak senyaman orang lain. Padahal, mereka lupa bahwa pada diri mereka ada mata yang masih dapat melihat, hidung yang masih bisa bernafas, kaki yang bisa digunakan untuk berjalan adalah nikmat terbesar yang mungkin sering mereka lupakan. Merasa kurang tampan, kurang tinggi, kurang pandai adalah hal yang ndak perlu dilakukan. Dalam hal ini lagi-lagi menerima takdir, menghargai diri dan bersyukur adalah cara terbaik untuk membuat kita sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna, setiap kita punya kurang, setiap kita pernah gagal tapi dengan cara menerima semua akan terasa lebih nikmat.
Dalam ilmu psikologi, self-esteem atau harga diri biasanya merujuk pada cara seseorang untuk menghargai, mengapresiasi, serta mencintai dirinya sendiri. Orang yang memiliki self-esteem yang tinggi cenderung lebih menerima diri mereka sendiri dan menerima takdir yang diberikan pada mereka.
Di bawah ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan self-esteem:
• Self talk dengan kalimat positif: Melakukan self talk atau berbicara hal-hal positif terhadap diri sendiri dapat membantu meningkatkan self-esteem. Hal ini dapat dilakukan dengan mengucapkan kalimat-kalimat positif seperti “Saya mampu melakukan ini” atau “Saya memiliki banyak kelebihan”.
• Beri waktu diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang disukai: Meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai dapat membantu meningkatkan self-esteem. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan hobi atau aktivitas yang disukai.
• Berbicara dengan orang yang positif: Berbicara dengan orang yang positif dan mendukung dapat membantu meningkatkan self-esteem. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari teman atau keluarga yang mendukung dan dapat memberikan dukungan positif.
• Menerima kekurangan dan kesalahan: Menerima kekurangan dan kesalahan yang dimiliki dapat membantu meningkatkan self-esteem. Hal ini dapat dilakukan dengan mengakui kekurangan dan kesalahan yang dimiliki dan mencoba untuk memperbaikinya.
Dalam konteks penerimaan takdir, memiliki self-esteem yang tinggi dapat membantu seseorang menerima takdir yang diberikan pada mereka. Orang yang memiliki self-esteem yang tinggi cenderung lebih menerima diri mereka sendiri dan menerima takdir yang diberikan pada mereka. Oleh karena itu, meningkatkan self-esteem dapat membantu seseorang menerima takdir yang diberikan pada mereka dengan lebih baik.
“As you begin to take action toward the fulfillment of your goals and dreams, you must realize that not every action will be perfect. Not every action will produce the desired result. Not every action will work. Making mistakes, getting it almost right, and experimenting to see what happens are all part of the process of eventually getting it right.”
Kurang lebihnya, artinya gini,
(Ketika kamu mulai mengambil tindakan untuk memenuhi tujuan dan impianmu, kamu harus menyadari bahwa ndak setiap tindakan akan sempurna. Ndak setiap tindakan akan menghasilkan hasil yang diinginkan. Ndak setiap tindakan akan berhasil. Membuat kesalahan, membuatnya hampir benar, dan bereksperimen untuk melihat apa yang terjadi semua adalah bagian dari proses menjadi benar pada akhirnya.)
Semua pasti setuju kan ya kalau di katakan, manusia adalah makhluk terbaik yang Allah SWT ciptakan. Dalam kehidupan manusia selalu dalam pengawasan Allah SWT dan para malaikatnya. Sebagai makhluk ciptaan-Nya, manusia haruslah mempercayai bahwa semua peristiwa yang terjadi di dunia ini selalu dalam pengawasan Allah SWT, baik peristiwa yang baik ataupun peristiwa buruk yang terjadi.
Rukun iman yang keenam adalah percaya kepada qada' dan qadar Allah SWT. Mengimani qadar Allah SWT berarti meyakini bahwa Allah Maha Kuasa dalam menetapkan, mengatur dan menjaga sistem kehidupan yang ada di alam semesta. Namun terkadang kita sulit menerima takdir yang menimpa diri kita, terutama jika takdir yang kita hadapi berupa kesulitan dan kegagalan. Ketika kesulitan atau kegagalan menimpa kita, sering kali kita lupa bahwa Allah lah sang pencipta takdir. Allah jauh lebih tahu hal yang terbaik untuk para hambanya. Ndak semua hal yang menurut kita baik, itu akan baik untuk diri kita. Tetaplah berhusnuzhon kepada Allah SWT, karena Allah mengetahu kadar kemampuan setiap hambanya dan tidak akan membebankan seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, seperti yang Allah SWT sampaikan di dalam penggalan surat Al-Baqarah ayat 286 …laa yukallifullahu nafsan illa wus’aha….
Ketika Allah SWT tidak memperkenankan kita untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, bisa jadi itu adalah nikmat dan anugrah terbesar yang hendak Allah SWT berikan kepada kita. Namun terkadang manusia kurang dapat menangkap sinyal-sinyal itu, kecuali setelah tampak jelas di depan matanya kebaikan yang hendak Allah berikan dari pelarangan tersebut. Padahal jika manusia mau melihat dengan kerendahan hatinya, akan penuhlah di dalam jiwa dan batinnya rasa syukur yang tidak terhingga.
Istilah seni menghargai diri sering disebut dengan self-esteem, yaitu cara seseorang dalam menerima dan menghargai diri. Bagi seseorang yang memiliki self-esteem yang baik, akan lebih percaya diri, tegas terhadap keputusan yang diambil, serta ndak mudah membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan. Di sisi lain self-esteem dapat diartikan sebagai sebuah pandangan, pikiran, dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri. Selain itu, seperti pandangan seseorang yang menganggap dirinya mampu melewati ujian hidup, pikiran seseorang tentang keindahan dirinya, maupun perasaan seseorang tentang dirinya yang berharga dari yang orang lain karena mampu melewati setiap kesulitan dan kemudahan diri.
Kemudian menerima diri sendiri mungkin bagi sebagian orang merupakan hal yang ndak mudah. Karena mereka selalu membandingkan diri mereka dengan orang lain. Mereka merasa bahwa hidup mereka ndak senyaman orang lain. Padahal, mereka lupa bahwa pada diri mereka ada mata yang masih dapat melihat, hidung yang masih bisa bernafas, kaki yang bisa digunakan untuk berjalan adalah nikmat terbesar yang mungkin sering mereka lupakan. Merasa kurang tampan, kurang tinggi, kurang pandai adalah hal yang ndak perlu dilakukan. Dalam hal ini lagi-lagi menerima takdir, menghargai diri dan bersyukur adalah cara terbaik untuk membuat kita sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna, setiap kita punya kurang, setiap kita pernah gagal tapi dengan cara menerima semua akan terasa lebih nikmat.
Dalam ilmu psikologi, self-esteem atau harga diri biasanya merujuk pada cara seseorang untuk menghargai, mengapresiasi, serta mencintai dirinya sendiri. Orang yang memiliki self-esteem yang tinggi cenderung lebih menerima diri mereka sendiri dan menerima takdir yang diberikan pada mereka.
Di bawah ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan self-esteem:
• Self talk dengan kalimat positif: Melakukan self talk atau berbicara hal-hal positif terhadap diri sendiri dapat membantu meningkatkan self-esteem. Hal ini dapat dilakukan dengan mengucapkan kalimat-kalimat positif seperti “Saya mampu melakukan ini” atau “Saya memiliki banyak kelebihan”.
• Beri waktu diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang disukai: Meluangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang disukai dapat membantu meningkatkan self-esteem. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan hobi atau aktivitas yang disukai.
• Berbicara dengan orang yang positif: Berbicara dengan orang yang positif dan mendukung dapat membantu meningkatkan self-esteem. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari teman atau keluarga yang mendukung dan dapat memberikan dukungan positif.
• Menerima kekurangan dan kesalahan: Menerima kekurangan dan kesalahan yang dimiliki dapat membantu meningkatkan self-esteem. Hal ini dapat dilakukan dengan mengakui kekurangan dan kesalahan yang dimiliki dan mencoba untuk memperbaikinya.
Dalam konteks penerimaan takdir, memiliki self-esteem yang tinggi dapat membantu seseorang menerima takdir yang diberikan pada mereka. Orang yang memiliki self-esteem yang tinggi cenderung lebih menerima diri mereka sendiri dan menerima takdir yang diberikan pada mereka. Oleh karena itu, meningkatkan self-esteem dapat membantu seseorang menerima takdir yang diberikan pada mereka dengan lebih baik.
No comments:
Post a Comment