Siapa yang tahu wajah siapa yang ada di balik jendela pada klip di atas? SettiaBlog yakin pasti Anda akan salah menebak. Pada bahasan sebelumnya SettiaBlog juga ngasih satu misteri, twin hill, di Indonesia ada 7 twin hill. Di antara ke 7 twin hill itu ada rahasia yang tersembunyi, ayo...para youtuber coba siapa yang bisa memecahkan misteri tersebut? Lagunya sendiri "come to this", ya kita di lahirkan kedunia ini dengan tujuan. Anda lah yang harus mencari misteri takdir kehidupan yang sedang Anda jalani.
Salah seorang teman ada yang bertanya , " bagaimana caranya supaya kita bisa menerima takdir Allah SWT yang berat ?”. Pertanyaan yang cukup menggelitik bagi SettiaBlog, karena SettiaBlog pun terkadang tidak langsung legowo ketika takdir yang SettiaBlog terima ndak sesuai dengan ekspektasi. Ketika takdir yang Allah SWT tentukan untuk kita ndak sesuai dengan keinginan, memang butuh proses untuk bisa menerimanya. Biasanya SettiaBlog melakukan beberapa hal ini supaya bisa lebih cepat berdamai dengan takdir:
1. Menyalurkan apa yang sedang dirasakan
Supaya lebih mudah berdamai, kita harus mengakui apa yang sedang kita rasakan, baik itu sedih, khawatir, kecewa dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan untuk melepas beban perasaan yang kita alami. Kita bisa mencurahkannya dengan menulis di buku atau journaling. Selain itu bisa juga dengan bercerita kepada orang yang tepat. Orang yang bisa kita percaya dan dekat dengan kita, karena jika bercerita kepada orang yang salah, bukan solusi yang kita dapatkan namun perasaan kita bisa makin runyam. SettiaBlog pernah bercerita kepada orang yang salah, bukannya lega yang SettiaBlog dapatkan tapi justru kesedihan yang bertambah karena respon yang dia berikan. Oleh karena itu SettiaBlog lebih suka mengekspresikan perasaan dengan menulis, journaling. Dengan menulis SettiaBlog bisa jujur mengeluarkan apa yang sedang SettiaBlog rasakan, dan setelah itu rasanya hati lebih ringan, lebih tenang dan keresahan yang di alami berkurang.
2. Afirmasi positif kepada diri sendiri
Ketika kita sudah melepaskan perasaan kita, kita akan lebih mudah memberikan kata-kata penyemangat dan megambil hikmah dari apa yang terjadi. Berikan afirmasi positif kepada diri kita, karena motivasi paling baik adalah yang datang dari diri sendiri. Ketika SettiaBlog mengalami kejadian yang tidak mengenakan, SettiaBlog akan mengucapkan beberapa kata-kata penyemangat untuk diri saya, misalnya “ingat, semua orang sudah punya takdirnya masing-masing”. “Ingat semua yang Allah SWT takdirkan untuk kita pasti yang terbaik, pasti paling pas” “Kenapa kamu tidak bisa menerima takdir ini? apa yang membuatmu berat menerimanya?” “Yakinlah, meskipun saat ini terasa berat, pasti akan indah nantinya, hanya saja saat ini kamu belum tahu hal indah apa yang menantimu”. “Seperti yang sebelumnya kamu alami, yang menurutmu buruk bisa memiliki akhir yang indah kan?” dan berbagai kalimat suportif lainnya. Kata-kata itu juga bisa di ucapkan setiap kali perasaan galau, tidak menerima takdir datang menghampiri.
3. Tidak membandingkan takdir kita dengan orang lain
Sebenarnya kita memiliki kesempatan untuk menerima takdir yang ada dengan ikhlas. Seringkali yang menjadi masalah adalah ketika kita membandingkan takdir kita dengan orang lain. Sehingga yang awalnya menerima, menjadi kecewa. Padahal kita tahu, setiap orang punya takdirnya sendiri-sendiri, punya milestone yang berbeda-beda. Jika dirasa perlu, kita bisa menonaktifkan media sosial jika sedang dalam kondisi kalut, masih belajar ikhlas menerima takdir yang ada. Karena sering kali apa yang nampak di media sosial membuat kita iri dan membandingkan apa yang terjadi kepada kita.
4. Mencari ilmu tentang menjadi hamba yang bisa selalu ridho dengan ketetapanNya
Ilmu adalah kunci dari sikap dan perilaku yang benar. Jika kita tidak tahu ilmunya atau bahkan mengetahui ilmu yang salah, maka respon kita pun juga akan salah. Ilmu tentang takdir Allah SWT akan memperkuat iman kita kepada qodho dan qodar, sehingga kita lebih ridho menerima apa yang terjadi.
5.Berdo’a
Do’a adalah senjata bagi seorang muslim. Do'a adalah yang menghubungkan kita dengan Sang Pencipta. Maka, jika ingin menjadi pribadi yang bisa selalu menerima takdirnya, sudah selayaknyalah kita meminta akan hal itu. Ada satu do'a yang bertujuan supaya kita bisa menjadi hamba yang Ridho akan ketetapan-Nya.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ نَفْسِيْ مُطْمَئِنَّةً تُؤْمِنُ بِلِقَائِكَ وَتَقْنَعُ بِعَطَائِكَ وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ
Allahummaj’al nafsi muthmainnatan tu’minu biliqo-ika wa taqna’u bi’atho-ika wa tardho biqodho-ika
“Ya Allah, jadikanlah jiwaku tenang, mengimani perjumpaan dengan-Mu, merasa cukup dengan pemberianMu, dan rida dengan ketentuanMu.”
Ya, kita meminta supaya selalu bisa menerima takdir-Nya, entah itu baik atau buruk. Jika baik tidak sombong. Jika buruk tetap bisa husnudzhon.
6.Sabar jalani prosesnya, semua butuh waktu
Menerima takdir yang berat, tidak sesuai dengan yang diinginkan memang butuh waktu. Jadi terima saja apa yang Anda rasakan saat ini. Perlahan-lahan berusaha menerima, nanti lama kelamaan kita bisa menerima sepenuhnya. Menerima takdir yang berat, tidak sesuai ekspektasi memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. Jika kita mau perlahan-lahan membuka diri, maka insyAllah akan ada jalannya dan kita bisa menerima semua dengan lapang dada.
Salah seorang teman ada yang bertanya , " bagaimana caranya supaya kita bisa menerima takdir Allah SWT yang berat ?”. Pertanyaan yang cukup menggelitik bagi SettiaBlog, karena SettiaBlog pun terkadang tidak langsung legowo ketika takdir yang SettiaBlog terima ndak sesuai dengan ekspektasi. Ketika takdir yang Allah SWT tentukan untuk kita ndak sesuai dengan keinginan, memang butuh proses untuk bisa menerimanya. Biasanya SettiaBlog melakukan beberapa hal ini supaya bisa lebih cepat berdamai dengan takdir:
1. Menyalurkan apa yang sedang dirasakan
Supaya lebih mudah berdamai, kita harus mengakui apa yang sedang kita rasakan, baik itu sedih, khawatir, kecewa dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan untuk melepas beban perasaan yang kita alami. Kita bisa mencurahkannya dengan menulis di buku atau journaling. Selain itu bisa juga dengan bercerita kepada orang yang tepat. Orang yang bisa kita percaya dan dekat dengan kita, karena jika bercerita kepada orang yang salah, bukan solusi yang kita dapatkan namun perasaan kita bisa makin runyam. SettiaBlog pernah bercerita kepada orang yang salah, bukannya lega yang SettiaBlog dapatkan tapi justru kesedihan yang bertambah karena respon yang dia berikan. Oleh karena itu SettiaBlog lebih suka mengekspresikan perasaan dengan menulis, journaling. Dengan menulis SettiaBlog bisa jujur mengeluarkan apa yang sedang SettiaBlog rasakan, dan setelah itu rasanya hati lebih ringan, lebih tenang dan keresahan yang di alami berkurang.
2. Afirmasi positif kepada diri sendiri
Ketika kita sudah melepaskan perasaan kita, kita akan lebih mudah memberikan kata-kata penyemangat dan megambil hikmah dari apa yang terjadi. Berikan afirmasi positif kepada diri kita, karena motivasi paling baik adalah yang datang dari diri sendiri. Ketika SettiaBlog mengalami kejadian yang tidak mengenakan, SettiaBlog akan mengucapkan beberapa kata-kata penyemangat untuk diri saya, misalnya “ingat, semua orang sudah punya takdirnya masing-masing”. “Ingat semua yang Allah SWT takdirkan untuk kita pasti yang terbaik, pasti paling pas” “Kenapa kamu tidak bisa menerima takdir ini? apa yang membuatmu berat menerimanya?” “Yakinlah, meskipun saat ini terasa berat, pasti akan indah nantinya, hanya saja saat ini kamu belum tahu hal indah apa yang menantimu”. “Seperti yang sebelumnya kamu alami, yang menurutmu buruk bisa memiliki akhir yang indah kan?” dan berbagai kalimat suportif lainnya. Kata-kata itu juga bisa di ucapkan setiap kali perasaan galau, tidak menerima takdir datang menghampiri.
3. Tidak membandingkan takdir kita dengan orang lain
Sebenarnya kita memiliki kesempatan untuk menerima takdir yang ada dengan ikhlas. Seringkali yang menjadi masalah adalah ketika kita membandingkan takdir kita dengan orang lain. Sehingga yang awalnya menerima, menjadi kecewa. Padahal kita tahu, setiap orang punya takdirnya sendiri-sendiri, punya milestone yang berbeda-beda. Jika dirasa perlu, kita bisa menonaktifkan media sosial jika sedang dalam kondisi kalut, masih belajar ikhlas menerima takdir yang ada. Karena sering kali apa yang nampak di media sosial membuat kita iri dan membandingkan apa yang terjadi kepada kita.
4. Mencari ilmu tentang menjadi hamba yang bisa selalu ridho dengan ketetapanNya
Ilmu adalah kunci dari sikap dan perilaku yang benar. Jika kita tidak tahu ilmunya atau bahkan mengetahui ilmu yang salah, maka respon kita pun juga akan salah. Ilmu tentang takdir Allah SWT akan memperkuat iman kita kepada qodho dan qodar, sehingga kita lebih ridho menerima apa yang terjadi.
5.Berdo’a
Do’a adalah senjata bagi seorang muslim. Do'a adalah yang menghubungkan kita dengan Sang Pencipta. Maka, jika ingin menjadi pribadi yang bisa selalu menerima takdirnya, sudah selayaknyalah kita meminta akan hal itu. Ada satu do'a yang bertujuan supaya kita bisa menjadi hamba yang Ridho akan ketetapan-Nya.
اَللَّهُمَّ اجْعَلْ نَفْسِيْ مُطْمَئِنَّةً تُؤْمِنُ بِلِقَائِكَ وَتَقْنَعُ بِعَطَائِكَ وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ
Allahummaj’al nafsi muthmainnatan tu’minu biliqo-ika wa taqna’u bi’atho-ika wa tardho biqodho-ika
“Ya Allah, jadikanlah jiwaku tenang, mengimani perjumpaan dengan-Mu, merasa cukup dengan pemberianMu, dan rida dengan ketentuanMu.”
Ya, kita meminta supaya selalu bisa menerima takdir-Nya, entah itu baik atau buruk. Jika baik tidak sombong. Jika buruk tetap bisa husnudzhon.
6.Sabar jalani prosesnya, semua butuh waktu
Menerima takdir yang berat, tidak sesuai dengan yang diinginkan memang butuh waktu. Jadi terima saja apa yang Anda rasakan saat ini. Perlahan-lahan berusaha menerima, nanti lama kelamaan kita bisa menerima sepenuhnya. Menerima takdir yang berat, tidak sesuai ekspektasi memang tidak mudah, tapi bukan berarti tidak bisa. Jika kita mau perlahan-lahan membuka diri, maka insyAllah akan ada jalannya dan kita bisa menerima semua dengan lapang dada.
No comments:
Post a Comment