Video klip di atas itu ada sedikit petikan gitar dari lagu "hampa" milik Ari Lasso, untuk menambah suasana, biar sedikit ehmmm... Untuk backgroundnya ini di kasih nama fresh air
dan fontnya SettiaBlog pakai 'gruppo'. Dalam bulan - bulan Muharram (orang Jawa bilangnya bulan Suro, karena di dalamnya ada hari yg istimewa, yaitu Hari Asyura, orang Jawa membacanya sebagai 'Asuro'). SettiaBlog sering melakukan perenungan, terutama di kesunyian malam.
Cara bercerita seperti di atas itu namanya prosa, SettiaBlog buatnya ndak bagus c. Tapi setidaknya sudah mewakili kelemahan SettiaBlog sebagai manusia biasa yang sering berbuat salah dan kebodohan SettiaBlog yang sering mengutarakan ucapan yang ndak semestinya.
Bicara soal Asyura atau yang lebih dikenal dengan istilah Yaumul ‘Asyura, yaitu pada tanggal sepuluh bulan Muharram (‘Asyura). ‘Asyura berasal dari kata ‘Asyarah yang berarti sepuluh. Hari ‘Asyura adalah hari yang sangat bersejarah, banyak peristiwa penting dan monumental yang terjadi di hari ‘Asyura, salah satunya adalah hari ketika Allah menyelamatkan Nabi Musa ‘alaihis sholatu wassalam beserta kaumnya dan meneggelamkan fir’aun beserta bala tentaranya.. Sangking bahagianya dan sebagai wujud rasa syukur karena telah diselamatkan Allah dari kejaran fir’aun beserta bala tentaranya, mereka mengenangnya dengan melakukan ibadah puasa pada hari tersebut.
Pada hari ‘Asyura ini pulalah, Nabi Muhammad SAW. yang merupakan nabi terakhir melestarikan tradisi ini dengan mengajarkan kepada umatnya untuk melaksanakan satu bentuk ibadah dan ketundukan kepada Allah Ta’ala yaitu ibadah puasa, yang kita kenal dengan puasa Asyura. Sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh bukhori dan muslim, Abu Musa al-Asy’ari mengatakan:
“Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: “Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu.”
Dalam hadis yang lain Ibnu Abbas (seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir al-Qur’an) meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura. Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab:
“Ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullah pun bersabda: “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”.
Maka beliau nerpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa. (HR. Bukhari dan Muslim). Dari dua hadis tersebut menunjukkan bahwa hari Asyura merupakan hari bersejarah yang diagungkan dari masa ke masa. Maka sudah sepatutnya kita yang mengaku pengikut nabi Muhammad SAW, harus menyambutnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Terkait dengan amalam pada tanggal 10 muharram, minimal 3 hal yang harus kita lakukan:
Pertama, mengerjakan puasa sunnah pada hari Asyura atau tanggal 10 Muharram. Keutamaan puasa pada hari ini diantaranya disebutkan dalam hadits Nabi:
”Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari Asyura, beliau menjawab: “Puasa pada hari Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
Terkait dengan dosa yang dimaksud dalam hadis tersebut, maka Imam Nawawi menjelaskan dalam kitab Al Minhaj syarah Sohih Muslim Ibnu Hajar, bahwa dosa yang dimaksud adalah dosa kecil. Adapun hutang piutang, harta orang yang termakan tidak bisa ditebus dengan puasa sunah bulan muharram.
Kedua, mengerjakan puasa Tasu’a atau puasa sunnah hari kesembilan di bulan Muharram. Mengenai puasa ini Ibnu Abbas meriwayatkan:
“Pada waktu Rasulullah dan para sahabatnya mengerjakan puasa Asyura, para sahabat menginformasikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wassalam bahwa hari Asyura diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Maka Nabi bersabda : “Tahun depan Insya Allah kami akan berpuasa juga pada hari kesembilan”. kata Ibnu Abbas, akan tetapi sebelum mencapai tahun depan Rasulullah SAW wafat”. (H.R. Muslim dan Abu Daud). Dengan demikian, kita melakukan puasa Asyura dengan menambah satu hari sebelumnya yaitu hari Tasu’a, atau tanggal 9 di bulan Muharram. Kita disunnahkan berpuasa selama 2 hari, yaitu tanggal 9 dan 10 Muharram.
Ketiga, memperbanyak sedekah. Dalam menyambut bulan Muharram diperintahkan agar memperbanyak pengeluaran dari belanja kita sehari-hari untuk bersedekah, membantu anak-anak yatim, membantu keluarga, kaum kerabat, orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan. Semua itu hendaknya dilakukan dengan tidak memberatkan diri sendiri dan disertai keikhlasan semata-mata mengharap keridhaan Allah.Mengenai hal ini Rasulullah bersabda: “Siapa yang meluaskan pemberian untuk keluarganya atau ahlinya, Allah akan meluaskan rizki bagi orang itu dalam seluruh tahunnya.” (HR Baihaqi)
Di tengah keheningan yang melingkupi ruang hatiku, aku merenung dalam kebingungan yang tak terhingga. Air mata perlahan mengalir di pipiku, menggambarkan perasaan frustasi dan kekosongan yang memenuhi diriku. Rasa bertanya-tanya pun semakin menguat, “Mengapa aku harus dilahirkan di dunia ini?”
Setiap hari, aku berusaha mencari jawaban atas pertanyaan yang melingkupi keberadaanku. Aku merasa terjebak dalam labirin pikiran yang tak kunjung menemukan jalan keluar. Kenapa aku harus mengalami kesulitan, tiap hari berbuat dosa, sering menyakiti perasaan orang lain dan sering mengecewakan orang lain.
Di dalam kegelapan malam, aku menatap langit yang penuh dengan misteri. Bintang-bintang berkedip di kejauhan, seakan menawarkan harapan dalam kehampaanku. Namun, tangisku semakin deras mengalir, karena rasa kebingungan dan kelelahan yang tak terhentikan.
Namun, saat aku menundukkan kepala dan membiarkan kesedihan menghampiriku, sesuatu bergerak di dalam hatiku. Aku merasakan sentuhan hangat, sebuah panggilan dari dalam diri. Tiba-tiba, aku menyadari bahwa mungkin jawaban yang aku cari bukanlah sesuatu yang dapat ditemukan di luar sana. Jawaban itu terletak di dalam lubuk hatiku sendiri.
Dalam keheningan itu, aku mulai berdialog dengan diriku sendiri. Aku bertanya pada diriku yang penuh keraguan, “Kenapa aku harus dilahirkan di dunia ini?” dan dalam kebisuan, sebuah suara lembut menjawab, “Karena dunia ini membutuhkanmu.”
Perlahan-lahan, aku mulai memahami bahwa setiap kehidupan memiliki makna yang unik. Meskipun aku belum menemukan jawaban yang pasti, aku menyadari bahwa aku dilahirkan dengan tujuan yang khusus. Mungkin aku belum menyadari sepenuhnya potensiku, tetapi ada sesuatu yang hanya aku bisa berikan kepada dunia ini.
Dalam rasa frustasi dan kekosongan, aku memeluk keberanian untuk terus mencari jati diri. Aku menyadari bahwa pencarian itu mungkin akan terus berlanjut, tetapi aku akan terus melangkah maju dengan keyakinan bahwa setiap langkahku memiliki arti yang mendalam.
Mungkin aku dilahirkan untuk menemukan makna hidup di tengah kekacauan, untuk menyebarkan cinta di tempat-tempat yang gelap, atau untuk memberikan harapan kepada mereka yang merasa putus asa. Aku menerima bahwa tujuan hidupku mungkin tidak terlihat jelas saat ini, tetapi aku yakin bahwa dengan setiap usaha yang aku lakukan, aku sedang membangun kepingan demi kepingan dari puzzle yang akhirnya akan terbentuk menjadi gambaran yang indah.
Setiap hari, aku berusaha mencari jawaban atas pertanyaan yang melingkupi keberadaanku. Aku merasa terjebak dalam labirin pikiran yang tak kunjung menemukan jalan keluar. Kenapa aku harus mengalami kesulitan, tiap hari berbuat dosa, sering menyakiti perasaan orang lain dan sering mengecewakan orang lain.
Di dalam kegelapan malam, aku menatap langit yang penuh dengan misteri. Bintang-bintang berkedip di kejauhan, seakan menawarkan harapan dalam kehampaanku. Namun, tangisku semakin deras mengalir, karena rasa kebingungan dan kelelahan yang tak terhentikan.
Namun, saat aku menundukkan kepala dan membiarkan kesedihan menghampiriku, sesuatu bergerak di dalam hatiku. Aku merasakan sentuhan hangat, sebuah panggilan dari dalam diri. Tiba-tiba, aku menyadari bahwa mungkin jawaban yang aku cari bukanlah sesuatu yang dapat ditemukan di luar sana. Jawaban itu terletak di dalam lubuk hatiku sendiri.
Dalam keheningan itu, aku mulai berdialog dengan diriku sendiri. Aku bertanya pada diriku yang penuh keraguan, “Kenapa aku harus dilahirkan di dunia ini?” dan dalam kebisuan, sebuah suara lembut menjawab, “Karena dunia ini membutuhkanmu.”
Perlahan-lahan, aku mulai memahami bahwa setiap kehidupan memiliki makna yang unik. Meskipun aku belum menemukan jawaban yang pasti, aku menyadari bahwa aku dilahirkan dengan tujuan yang khusus. Mungkin aku belum menyadari sepenuhnya potensiku, tetapi ada sesuatu yang hanya aku bisa berikan kepada dunia ini.
Dalam rasa frustasi dan kekosongan, aku memeluk keberanian untuk terus mencari jati diri. Aku menyadari bahwa pencarian itu mungkin akan terus berlanjut, tetapi aku akan terus melangkah maju dengan keyakinan bahwa setiap langkahku memiliki arti yang mendalam.
Mungkin aku dilahirkan untuk menemukan makna hidup di tengah kekacauan, untuk menyebarkan cinta di tempat-tempat yang gelap, atau untuk memberikan harapan kepada mereka yang merasa putus asa. Aku menerima bahwa tujuan hidupku mungkin tidak terlihat jelas saat ini, tetapi aku yakin bahwa dengan setiap usaha yang aku lakukan, aku sedang membangun kepingan demi kepingan dari puzzle yang akhirnya akan terbentuk menjadi gambaran yang indah.
Cara bercerita seperti di atas itu namanya prosa, SettiaBlog buatnya ndak bagus c. Tapi setidaknya sudah mewakili kelemahan SettiaBlog sebagai manusia biasa yang sering berbuat salah dan kebodohan SettiaBlog yang sering mengutarakan ucapan yang ndak semestinya.
Bicara soal Asyura atau yang lebih dikenal dengan istilah Yaumul ‘Asyura, yaitu pada tanggal sepuluh bulan Muharram (‘Asyura). ‘Asyura berasal dari kata ‘Asyarah yang berarti sepuluh. Hari ‘Asyura adalah hari yang sangat bersejarah, banyak peristiwa penting dan monumental yang terjadi di hari ‘Asyura, salah satunya adalah hari ketika Allah menyelamatkan Nabi Musa ‘alaihis sholatu wassalam beserta kaumnya dan meneggelamkan fir’aun beserta bala tentaranya.. Sangking bahagianya dan sebagai wujud rasa syukur karena telah diselamatkan Allah dari kejaran fir’aun beserta bala tentaranya, mereka mengenangnya dengan melakukan ibadah puasa pada hari tersebut.
Pada hari ‘Asyura ini pulalah, Nabi Muhammad SAW. yang merupakan nabi terakhir melestarikan tradisi ini dengan mengajarkan kepada umatnya untuk melaksanakan satu bentuk ibadah dan ketundukan kepada Allah Ta’ala yaitu ibadah puasa, yang kita kenal dengan puasa Asyura. Sebagaimana disebutkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh bukhori dan muslim, Abu Musa al-Asy’ari mengatakan:
“Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda: “Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu.”
Dalam hadis yang lain Ibnu Abbas (seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir al-Qur’an) meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura. Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab:
“Ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullah pun bersabda: “Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”.
Maka beliau nerpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa. (HR. Bukhari dan Muslim). Dari dua hadis tersebut menunjukkan bahwa hari Asyura merupakan hari bersejarah yang diagungkan dari masa ke masa. Maka sudah sepatutnya kita yang mengaku pengikut nabi Muhammad SAW, harus menyambutnya sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Terkait dengan amalam pada tanggal 10 muharram, minimal 3 hal yang harus kita lakukan:
Pertama, mengerjakan puasa sunnah pada hari Asyura atau tanggal 10 Muharram. Keutamaan puasa pada hari ini diantaranya disebutkan dalam hadits Nabi:
”Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari Asyura, beliau menjawab: “Puasa pada hari Asyura menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
Terkait dengan dosa yang dimaksud dalam hadis tersebut, maka Imam Nawawi menjelaskan dalam kitab Al Minhaj syarah Sohih Muslim Ibnu Hajar, bahwa dosa yang dimaksud adalah dosa kecil. Adapun hutang piutang, harta orang yang termakan tidak bisa ditebus dengan puasa sunah bulan muharram.
Kedua, mengerjakan puasa Tasu’a atau puasa sunnah hari kesembilan di bulan Muharram. Mengenai puasa ini Ibnu Abbas meriwayatkan:
“Pada waktu Rasulullah dan para sahabatnya mengerjakan puasa Asyura, para sahabat menginformasikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wassalam bahwa hari Asyura diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Maka Nabi bersabda : “Tahun depan Insya Allah kami akan berpuasa juga pada hari kesembilan”. kata Ibnu Abbas, akan tetapi sebelum mencapai tahun depan Rasulullah SAW wafat”. (H.R. Muslim dan Abu Daud). Dengan demikian, kita melakukan puasa Asyura dengan menambah satu hari sebelumnya yaitu hari Tasu’a, atau tanggal 9 di bulan Muharram. Kita disunnahkan berpuasa selama 2 hari, yaitu tanggal 9 dan 10 Muharram.
Ketiga, memperbanyak sedekah. Dalam menyambut bulan Muharram diperintahkan agar memperbanyak pengeluaran dari belanja kita sehari-hari untuk bersedekah, membantu anak-anak yatim, membantu keluarga, kaum kerabat, orang-orang miskin dan mereka yang membutuhkan. Semua itu hendaknya dilakukan dengan tidak memberatkan diri sendiri dan disertai keikhlasan semata-mata mengharap keridhaan Allah.Mengenai hal ini Rasulullah bersabda: “Siapa yang meluaskan pemberian untuk keluarganya atau ahlinya, Allah akan meluaskan rizki bagi orang itu dalam seluruh tahunnya.” (HR Baihaqi)
No comments:
Post a Comment