Lagunya Iwan Fals dalam klip di atas itu enak di mainin saat lagi kumpul teman sambil bercanda. Lha...itu ngapain gendhuk SettiaBlog ikut nongol di situ, kepo (knowing every particular object) , selalu ingin tahu. Bibir kok selalu lurus, kalaupun melengkung ke atas ya hanya sedikit gitu. Saat dulu SettiaBlog belajar menggambar karikatur pernah di ajari tentang gestur (gerak /pose tubuh), mimik (ekspresi wajah), kayak tersenyum itu bibir melengkung ke atas, sedih itu alis miring ke atas dan bibir cemberut, banyak c. Dalam bersosialisasi, selain intonasi, artikulasi, ekspresi, gestur dan mimik itu juga penting lho. Agar tidak canggung dalam bersosialisasi.
Setiap orang tentu memiliki pengalaman canggung dalam hidupnya. Yang membedakan pengalaman canggung tiap individu adalah cara menyikapinya. Ada orang yang jadi super 'cool' dalam menghadapi hal apapun, meski hal tersebut berpotensi menimbulkan canggung yang luar biasa. Sebaliknya ada juga orang yang bahkan di situasi biasa saja dia akan terasa canggung luar biasa. Hal ini memang sulit untuk dikendalikan. Namun mengingat kita tidak bisa terus-terusan jadi orang yang terkungkung dalam ketakutan berkomunikasi, hal ini harus dilawan. Banyak sekali situasi sosial yang harus dihadapi, seperti wawancara kerja, beradaptasi dengan lingkungan baru, ataupun untuk mencari jodoh. Jangan sampai kita jadi orang yang gagal hanya karena tidak bisa bersikap dalam sebuah situasi. Ndak perlu khawatir, hal ini bisa diminimalisir kok. Tentu dengan keberanian dalam bersosialisasi, ketakutan dalam berkomunikasi yang membuat suasana jadi canggung bisa berkurang.
1. Lebih terbuka
Orang yang canggung biasanya adalah orang yang punya otak yang terlalu 'sibuk' sendiri. Mereka terlalu banyak mikir, terlalu banyak 'multitasking' secara fisik dan mental sehingga dia tidak membuka diri ke orang lain. Jika hal ini dibawa ke percakapan dengan orang lain, tentu hal ini adalah hal yang tidak baik. Hal yang tidak disadari oleh seseorang adalah, jika kita berkomunikasi dengan seseorang dan di dalam kepala kita terdistraksi oleh pemikiran dan emosi lain, orang tersebut akan menyadarinya. Hal ini akan terlihat dari tatapan mata yang ndak fokus, reaksi yang agak lambat, atau justru sibuk dengan smartphone. Hal ini tentu membuat orang lain merasa tidak enak, dan juga tak merasa penting. Inilah yang harus dibuang oleh banyak orang yang bermasalah dengan ketakutannya. Jangan takut salah, jangan takut untuk 'speak up' ketika berada dalam percakapan, dan coba untuk lebih fokus membuka diri.
2. Fokus ke lawan bicara atau orang lain
Ini adalah salah satu hal yang paling esensial dalam berkomunikasi. Jangan terlalu memikirkan bagaimana 'performa' kita dalam suatu obrolan, pikirkanlah orang lain bagaimana perasaan dia dalam komunikasi tersebut. Jika kita terlalu memikirkan performa kita dalam berbicara, tentu kita tak akan berfokus pada pesan yang disampaikan lawan bicaramu, bahkan apa yang kita sendiri omongkan pun belum tentu bisa kita atur. Cobalah untuk lebih lepas, simak baik-baik apa yang ingin disampaikan oleh lawan bicara Anda, dan sebaik mungkin tanggapi dengan opini sesuai perspektif yang Anda miliki.
3. Latihan dan merefleksi diri
Kecanggungan dalam bersosialisasi adalah sebuah siklus yang buruk. Makin Anda ndak mencoba, makin terkubur diri Anda dalam kecanggungan tersebut. Jadi hal paling mudah untuk meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi adalah dengan terjun langsung, dan secara sadar jadi bagian dalam situasi tersebut. Setelah terjun dan merasakan sendiri, kita harus mengevaluasi diri sendiri, apakah tujuan dan pesan yang diinginkan tersampaikan dalam percobaan tersebut. Cobalah untuk terjun di hal yang Anda sukai dulu. Misalnya Anda suka game, coba untuk berkumpul bersama sesama gamer, dan coba untuk bertukan pikiran di forum tersebut. Sampaikan opini yang Anda punya, tanpa takut salah. Jangan takut untuk dihakimi, karena dari situ biasanya kecanggungan muncul.
4. Ikut kelas teater, public speaking, atau stand-up comedy
Kebanyakan, perasaan canggung muncul dari 'overthinking,' atau terlalu banyak pikiran cemas. Pemikiran cemas itu adalah buah dari rasa takut. lawan rasa takut tersebut dengan mengikuti kelas teater, public speaking, atau stand-up comedy. Beberapa hal tersebut 'memaksa' kalian untuk jadi orang yang berani tampil di depan umum. Makin tinggi kemampuan dalam menampilkan sesuatu di depan umum, tanpa terasa kemampuan sosialisasi kita akan meningkat dengan sendirinya.
5. Bertanya
Cara paling mudah untuk membuat orang lain lebih rileks dan punya ruang lebih untuk mengekspresikan perasaan dan pemikirannya, adalah dengan bertanya sesuatu kepadanya. Hal ini akan membuatnya nyaman, sehingga 'tekanan' yang muncul dalam benak kita sendiri, tentu akan berkurang. Coba observasi sesuatu yang ada tentang dirinya, dan cari sebuah pertanyaan yang relevan untuk ditanyakan. Usahakan untuk mengisi keheningan dengan pertanyaan, agar situasi canggung tak akan muncul dalam bersosialisasi.
Setiap orang tentu memiliki pengalaman canggung dalam hidupnya. Yang membedakan pengalaman canggung tiap individu adalah cara menyikapinya. Ada orang yang jadi super 'cool' dalam menghadapi hal apapun, meski hal tersebut berpotensi menimbulkan canggung yang luar biasa. Sebaliknya ada juga orang yang bahkan di situasi biasa saja dia akan terasa canggung luar biasa. Hal ini memang sulit untuk dikendalikan. Namun mengingat kita tidak bisa terus-terusan jadi orang yang terkungkung dalam ketakutan berkomunikasi, hal ini harus dilawan. Banyak sekali situasi sosial yang harus dihadapi, seperti wawancara kerja, beradaptasi dengan lingkungan baru, ataupun untuk mencari jodoh. Jangan sampai kita jadi orang yang gagal hanya karena tidak bisa bersikap dalam sebuah situasi. Ndak perlu khawatir, hal ini bisa diminimalisir kok. Tentu dengan keberanian dalam bersosialisasi, ketakutan dalam berkomunikasi yang membuat suasana jadi canggung bisa berkurang.
1. Lebih terbuka
Orang yang canggung biasanya adalah orang yang punya otak yang terlalu 'sibuk' sendiri. Mereka terlalu banyak mikir, terlalu banyak 'multitasking' secara fisik dan mental sehingga dia tidak membuka diri ke orang lain. Jika hal ini dibawa ke percakapan dengan orang lain, tentu hal ini adalah hal yang tidak baik. Hal yang tidak disadari oleh seseorang adalah, jika kita berkomunikasi dengan seseorang dan di dalam kepala kita terdistraksi oleh pemikiran dan emosi lain, orang tersebut akan menyadarinya. Hal ini akan terlihat dari tatapan mata yang ndak fokus, reaksi yang agak lambat, atau justru sibuk dengan smartphone. Hal ini tentu membuat orang lain merasa tidak enak, dan juga tak merasa penting. Inilah yang harus dibuang oleh banyak orang yang bermasalah dengan ketakutannya. Jangan takut salah, jangan takut untuk 'speak up' ketika berada dalam percakapan, dan coba untuk lebih fokus membuka diri.
2. Fokus ke lawan bicara atau orang lain
Ini adalah salah satu hal yang paling esensial dalam berkomunikasi. Jangan terlalu memikirkan bagaimana 'performa' kita dalam suatu obrolan, pikirkanlah orang lain bagaimana perasaan dia dalam komunikasi tersebut. Jika kita terlalu memikirkan performa kita dalam berbicara, tentu kita tak akan berfokus pada pesan yang disampaikan lawan bicaramu, bahkan apa yang kita sendiri omongkan pun belum tentu bisa kita atur. Cobalah untuk lebih lepas, simak baik-baik apa yang ingin disampaikan oleh lawan bicara Anda, dan sebaik mungkin tanggapi dengan opini sesuai perspektif yang Anda miliki.
3. Latihan dan merefleksi diri
Kecanggungan dalam bersosialisasi adalah sebuah siklus yang buruk. Makin Anda ndak mencoba, makin terkubur diri Anda dalam kecanggungan tersebut. Jadi hal paling mudah untuk meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi adalah dengan terjun langsung, dan secara sadar jadi bagian dalam situasi tersebut. Setelah terjun dan merasakan sendiri, kita harus mengevaluasi diri sendiri, apakah tujuan dan pesan yang diinginkan tersampaikan dalam percobaan tersebut. Cobalah untuk terjun di hal yang Anda sukai dulu. Misalnya Anda suka game, coba untuk berkumpul bersama sesama gamer, dan coba untuk bertukan pikiran di forum tersebut. Sampaikan opini yang Anda punya, tanpa takut salah. Jangan takut untuk dihakimi, karena dari situ biasanya kecanggungan muncul.
4. Ikut kelas teater, public speaking, atau stand-up comedy
Kebanyakan, perasaan canggung muncul dari 'overthinking,' atau terlalu banyak pikiran cemas. Pemikiran cemas itu adalah buah dari rasa takut. lawan rasa takut tersebut dengan mengikuti kelas teater, public speaking, atau stand-up comedy. Beberapa hal tersebut 'memaksa' kalian untuk jadi orang yang berani tampil di depan umum. Makin tinggi kemampuan dalam menampilkan sesuatu di depan umum, tanpa terasa kemampuan sosialisasi kita akan meningkat dengan sendirinya.
5. Bertanya
Cara paling mudah untuk membuat orang lain lebih rileks dan punya ruang lebih untuk mengekspresikan perasaan dan pemikirannya, adalah dengan bertanya sesuatu kepadanya. Hal ini akan membuatnya nyaman, sehingga 'tekanan' yang muncul dalam benak kita sendiri, tentu akan berkurang. Coba observasi sesuatu yang ada tentang dirinya, dan cari sebuah pertanyaan yang relevan untuk ditanyakan. Usahakan untuk mengisi keheningan dengan pertanyaan, agar situasi canggung tak akan muncul dalam bersosialisasi.
Bottom Note
Video klip di Bottom Note ini "dream" milik Ariana Grande, awalnya di kasih judul R.E.M. (Rapid Eye Movement), merupakan tahap siklus tidur, tidur nyenyak sampai mimpi yang berkesan. Lagu ini ada ceritanya sendiri bagi SettiaBlog, maaf ya Ari. Mimpi dalam tidur itu kan hal yang ndak kita sadari. Begitu juga body language atau gerakan tubuh merupakan gerakan yang dialami seseorang tanpa sadar dilakukan dan tanpa ada rekayasa maupun kebohongan. Gerakan tersebut sebenarnya tidak ingin diberikan atau dilakukan namun gerakan tersebut tidak dapat dikontrol dan terlepas dengan sendirinya. Ada beberapa gerakan yang dapat kita ketahui maksudnya, yaitu dilihat dari matanya, tangan atau lengan, menaikkan atau menurunkan alis, posisi kepala, dan menjaga posisi tubuhnya tetap tegak. Dari gerakan tersebut kita dapat mengetahui apa yang mereka sebenarnya rasakan atau katakan. Mulai dari gerakan mata yang mempunyai peran yang cukup besar dalam komunikasi. Dalam sesi wawancara kita dapat mengetahui kejujuran seseorang melalui tatapan atau gerakan mata. Lalu dari gerakan tangan atau lengan. Sebuah jabat tangan yang erat merupakan jabatan tangan yang diterima dalam dunia bisnis. Tidak hanya itu gerakan tangan atau lengan memiliki banyak arti lainnya seperti sedang kesal, marah, nyaman, sampai menutup diri dari lingkungan sekitar. Kemudian ada pula menaikkan dan menurunkan alis yang memiliki arti sedang dalam kondisi ingin tahu, penasaran, perasaan emosi seperti sedih, murung, bingung, takut atau merasa tertarik pada sesuatu. Posisi kepala juga mempunyai arti menunjukkan rasa simpati, menggoda seseorang, menyembunyikan sesuatu atau malu, atau merasa bingung dengan perkataan dari seseorang. Dan yang terakhir ada gerakan yang memiliki arti mampu mengontrol diri dengan baik, yaitu menjaga posisi tubuh tetap tegak.
Body language juga digunakan dalam public speaking. Dalam public speaking, body language wajib diperhatikan bagi semua yang suka berbicara di depan umum. Body language sendiri berfungsi menambah efektivitas pembicaraan bila dilakukan dengan tepat dan pada porsinya. Public speaking merupakan aktivitas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal yang dilakukan secara bersamaan. Ada beberapa jenis bahasa tubuh yang harus dipahami dan dilakukan oleh public speaker.
Gerkan dan isyarat
Ada formula khusus yang mudah diingat, yaitu NODS: Neutral, Open, Defined, and Strong. Pertama seorang public speaker harus memulai dalam posisi netral (neutral) dengan sikap sempurna (kedua tangan di samping badan). Hal ini akan membuat public speaker selalu terbuka (open) dan siap secara alamiah untuk membuat gesture atau gerakan saat berbicara menggunakan kalimat tertentu (defined) untuk membuat kalimat tersebut lebih kuat maknanya (strong).
Ekspresi wajah
Seorang public speaker bisa melatih ekspresi wajah yang tepat dan memikat di deoan cermin sambil mengucapkan kata-kata dan memadukan dengan gerakan tangan atau gestur lainnya.
Suara
Suara merupakan alat komunikasi yang paling fleksibel yang digunakan seorang public speaker. Dengan menggunakan ekspresi vocal yang tepat dapat menemukan suara sejati (Find True Voice).
Atur pernapasan
Tetap rileks jika menemui kesalahan atau sesuatu yang membuat gugup. Caranya cukup tarik napas dalam-dalam dan buang secara perlahan. Hal ini membuat suara tetap terjaga dan tidak gugup dalam menyampaikan materi. Atur pernapasan juga dapat menjaga kecepatan berbicara. Sesekali beristirahatlah sejenak untuk menyusun apa yang ingin disampaikan.
Eye contact
Lakukan eye contact secara rutin dan merata kepada seluruh hadirin pada saat itu. Hal ini sangat diperlukan agar para penonton merasa terikat dalam acara tersebut sebagai pendengar dan memiliki keinginan untuk menyimak dan mengikuti rangkaian acara lebih lanjut. Saat seorang penonton menanyakan sesuatu tataplah matanya dan menjawabnya untuk lebih meyakinkan kejujuran dan kredibilitas saat menjawab.
Movement
Kuasai tubuh Anda dan jangan terdiam pada satu titik saja. Lakukan beberapa gerakan seperti berjalan mengitari panggung dan mendekati para penonton untuk menghilangkan gerogi sekaligus mencairkan suasana acara. Namun gerakan yang diberikan jangan terlalu berlebihan karena akan membuat penonton sedikit risih dan malas untuk memperhatikan.
Tunjuk diri sendiri ketika mengucapkan kalimat positif
Ternyata menggunakan gestur dengan menunjuk diri sendiri secara halus ketika menyebut kalimat positif membuat suasana menjadi semakin mendukung. Karena dengan menggunakan perumpamaan diri sendiri saat menggunakan kalimat positif membuat penonton lebih mendalami topic pembicaraan. Sedangkan ketika menggunakan kalimat negatif lemparkan tangan dan menunjuk keuar agar penonton bisa membayangkan kalimat yang disampaikan oleh public speaker.
Memahami ekspresi wajah
Dalam public speaking wajah merupakan hal yang sangat penting. Saat berkomunikasi hal yang sangat diperhatikan adalah wajah. Jika salah mengartikan ekspresi wajah makan seketika dapat mengubah cara pandang orang lain terhadap diri sendiri. Oleh karenanya berkomunikasi harus mengatur eksoresi atau mimik wajah dengan sebaik-baiknya sesuai dengan topik pembahasan dan kondisi yang ada.
Selalu mengevaluasi diri
Yang terakhir adalah evaluasi diri. Mengevaluasi diri saat sebelum melakukan publics peaking sangatlah penting karena evaluasi merupakan bentuk pengulangan atas aoa yang sudah dilakukan dalam bentuk suatu perbaikan.
No comments:
Post a Comment