Video klip di atas mengingatkan SettiaBlog pada cerita teman beberapa tahun yang lalu. Saat dia lagi surfing dari bawah muncul segerombol Hiu putih dan menggigitnya. SettiaBlog ndak ngerti kok ceritanya sama kayak film The Shallows yang ada pada video klip di atas. Ya memang dalam film tersebut sudah di dramatisir. Kejadian tersebut menyisakan trauma pada dirinya. Siapapun yang mengalami kejadian seperti dalam film tersebut pasti akan meninggalkan trauma psikologis. Trauma psikologis biasa menimpa seseorang yang pernah mengalami kejadian yang sangat menyedihkan, menakutkan, atau mengancam nyawa. Trauma psikologis kadang bisa pulih dengan sendirinya seiring waktu. Namun jika tidak, Anda bisa menemukan beberapa cara untuk mengatasi trauma. Lagunya sendiri "Angel By The Wings", aslinya soundtrack film The Eagle Huntress. Liriknya mengajak kita semua untuk selalu kuat walaupun hidup itu berat.
Oh so, your wounds they show
I know you have never felt so alone
But hold on, head up, be strong
Oh hold on, hold on until you hear them come
You can do anything
You can, you can do anything, anything
O...ya, gimana kabar teman - teman yang jauh di sana?
Reaksi tiap orang terhadap trauma psikologis berbeda-beda. Ada yang dapat membaik dengan sendirinya, ada pula yang menetap hingga waktu lama. Jika dibiarkan, trauma dapat mengganggu kehidupan Anda. Bila Anda mengalami masalah psikis seperti ini, berikut ini adalah cara mengatasi trauma yang bisa Anda lakukan:
1. Fokus pada hal penting
Ketika berhadapan dengan trauma psikologis, fokuslah pada apa yang benar-benar perlu dilakukan dalam keseharian, sehingga Anda dapat menghemat energi fisik dan emosional.
2. Kembali ke rutinitas dan cintai diri sendiri
Konsumsi makanan yang sehat, cukup tidur, berolahraga secara teratur, dan melakukan berbagai hal lain untuk menjaga tubuh Anda berfungsi dengan baik. Selain itu, cobalah melakukan hal-hal yang Anda sukai, untuk menghilangkan stres. Beraktivitas dapat membantu mengalihkan pikiran Anda dan mengatasi trauma.
3. Tenangkan diri dengan menarik napas
Ketika cemas, stres, marah atau gelisah muncul, cobalah tarik napas dalam-dalam beberapa kali agar Anda dapat berpikir jernih dan menjadi lebih tenang. Anda juga bisa mencoba meditasi untuk membantu menenangkan pikiran.
4. Kerjakan secara bertahap
Tekanan dalam pekerjaan atau aktivitas bisa memicu stres. Untuk itu, bagilah tugas besar menjadi beberapa bagian yang bisa dikerjakan secara bertahap. Lakukan semampu Anda. Ketika mulai merasa penat, ambil jeda sejenak, lalu mulai kerjakan lagi.
5. Tidak menyalahkan diri sendiri
Rasa bersalah, malu, marah, kecewa, sedih, dan mengasihani diri sendiri secara berkepanjangan, justru akan menjadi penyakit bagi diri sendiri. Menerima apa yang terjadi dapat mempermudah proses pemulihan diri dari trauma.
6. Cari bantuan untuk pemulihan
Apabila Anda tidak dapat mengatasi trauma sendiri, carilah bantuan. Anda bisa curhat kepada teman atau keluarga, berkonsultasi ke psikolog atau psikiater, atau mendatangi organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang konsultasi khusus bagi penderita trauma.
Oh so, your wounds they show
I know you have never felt so alone
But hold on, head up, be strong
Oh hold on, hold on until you hear them come
You can do anything
You can, you can do anything, anything
O...ya, gimana kabar teman - teman yang jauh di sana?
Reaksi tiap orang terhadap trauma psikologis berbeda-beda. Ada yang dapat membaik dengan sendirinya, ada pula yang menetap hingga waktu lama. Jika dibiarkan, trauma dapat mengganggu kehidupan Anda. Bila Anda mengalami masalah psikis seperti ini, berikut ini adalah cara mengatasi trauma yang bisa Anda lakukan:
1. Fokus pada hal penting
Ketika berhadapan dengan trauma psikologis, fokuslah pada apa yang benar-benar perlu dilakukan dalam keseharian, sehingga Anda dapat menghemat energi fisik dan emosional.
2. Kembali ke rutinitas dan cintai diri sendiri
Konsumsi makanan yang sehat, cukup tidur, berolahraga secara teratur, dan melakukan berbagai hal lain untuk menjaga tubuh Anda berfungsi dengan baik. Selain itu, cobalah melakukan hal-hal yang Anda sukai, untuk menghilangkan stres. Beraktivitas dapat membantu mengalihkan pikiran Anda dan mengatasi trauma.
3. Tenangkan diri dengan menarik napas
Ketika cemas, stres, marah atau gelisah muncul, cobalah tarik napas dalam-dalam beberapa kali agar Anda dapat berpikir jernih dan menjadi lebih tenang. Anda juga bisa mencoba meditasi untuk membantu menenangkan pikiran.
4. Kerjakan secara bertahap
Tekanan dalam pekerjaan atau aktivitas bisa memicu stres. Untuk itu, bagilah tugas besar menjadi beberapa bagian yang bisa dikerjakan secara bertahap. Lakukan semampu Anda. Ketika mulai merasa penat, ambil jeda sejenak, lalu mulai kerjakan lagi.
5. Tidak menyalahkan diri sendiri
Rasa bersalah, malu, marah, kecewa, sedih, dan mengasihani diri sendiri secara berkepanjangan, justru akan menjadi penyakit bagi diri sendiri. Menerima apa yang terjadi dapat mempermudah proses pemulihan diri dari trauma.
6. Cari bantuan untuk pemulihan
Apabila Anda tidak dapat mengatasi trauma sendiri, carilah bantuan. Anda bisa curhat kepada teman atau keluarga, berkonsultasi ke psikolog atau psikiater, atau mendatangi organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang konsultasi khusus bagi penderita trauma.
Bottom Note
Video klip di Bottom Note ini untuk mengingatkan teman - teman yang jauh di sana untuk tetap semangat. Bicara soal trauma psikologis SettiaBlog sendiri sering cerita dan pernah mengalaminya. Lho, beneran ini, SettiaBlog dulu pernah sampai kayak jiwa itu sudah keluar dari tubuh. Dan SettiaBlog terus melawan suatu yang ganjil dalam diri SettiaBlog. Alhamdulillah, justru perlawanan SettiaBlog atas keganjilan dalam diri inilah yang membuat SettiaBlog terus semangat. Perlawanan seperti itu di sebut dengan strategi coping dan strategi coping setiap orang dapat berbeda-beda, tergantung kepribadian masing-masing serta jenis dan sumber masalah yang Anda alami. Namun umumnya, ahli psikologi membedakan strategi coping ke dalam dua kategori utama, yaitu emotion-focused coping dan problem-focused coping.
1. Emotion-focused coping
Strategi coping ini termasuk mekanisme coping yang fokus pada kondisi emosional Anda. Caranya yakni dengan mengurangi respons emosi negatif dari suatu kondisi penyebab stres, misalnya merasa malu, cemas, takut, berduka, dan frustasi. Strategi yang satu ini merupakan satu-satunya cara menerapkan kemampuan coping ketika sumber stres tak bisa Anda kendalikan.
Emotion-focused coping bisa Anda lakukan dengan cara mengalihkan fokus dan perhatian dari sumber masalah. Sebagai contoh curhat atau menuliskan tentang masalah yang dihadapinya, meditasi, ataupun dengan berdo'a. Namun terkadang, strategi emotion-focused coping justru membuat Anda cenderung menunda-nunda mengatasi sumber masalahnya. Inilah yang membuat strategi ini cara yang kurang efektif dalam menyelesaikan masalah jangka panjang. Strategi ini juga justru berbahaya ketika masalah yang Anda hadapi memerlukan penanganan segera. Sebagai contoh, seperti pengobatan dini penyakit kronis dan masalah finansial. Selain itu, strategi emotion-focused coping juga dapat bersifat destruktif atau justru menambah masalah dan stres. Ini bisa terjadi ketika Anda jadi mengalami ketergantungan terhadap teknik pengalihan yang tidak sehat seperti menggunakan obat-obatan terlarang, konsumsi alkohol berlebih, merokok karena alasan stres, binge-eating, hingga menghabiskan waktu terlalu lama untuk bermain game atau menonton televisi.
2. Problem-focused coping
Daripada mekanisme coping sebelumnya, yang satu ini merupakan strategi coping terbaik. Metode ini tidak hanya fokus pada tingkat stres, tetapi juga akar masalah dari stres tersebut. Ini artinya, Anda bisa mengatasi stres sekaligus pemicunya menggunakan mekanisme coping yang satu ini. Hanya saja, strategi ini belum tentu dapat Anda terapkan untuk setiap situasi. Ya, cara ini sebenarnya paling efektif untuk mengatasi sumber stres yang berasal dari pekerjaan atau tekanan saat sedang mencapai suatu tujuan. Sementara itu, stres karena kehilangan seseorang yang Anda sayangi, atau depresi karena suatu hal yang tak bisa diubah, hanya bisa Anda atasi dengan emotion-focused coping.
Dalam menerapkan mekanisme coping yang satu ini, ada tiga hal penting yang harus Anda perhatikan: kemampuan pemecahan masalah, manajemen waktu yang baik, dan adanya dukungan sosial dari orang sekitar. Meskipun strategi yang satu ini sangat efektif, tidak semua orang dapat menerapkan metode ini sehingga membutuhkan latihan dalam penerapannya. Kepribadian optimis juga menjadi faktor penting dalam menerapkan metode ini. Pasalnya, dalam mengatasi masalah perlu keyakinan diri sendiri untuk menilai dan menimbang apakah situasi tersebut dapat Anda kendalikan. Ini artinya, dalam memilih strategi coping, Anda harus tahu terlebih dahulu masalah apa yang sedang terjadi dan strategi mana yang lebih baik dalam mengatasi pemicu stres tersebut.
Seperti biasa, ndak usah di tanggapi serius bahasan SettiaBlog, tahu sendiri kan ya, ndak ada yang penting dalam bahasan SettiaBlog.
No comments:
Post a Comment