SettiaBlog kadang bertanya, siapa sebenarnya SettiaBlog ini? Kok sering membahas soal agama, padahal bukan ustad, bukan kyai dan bukan guru agama. Yang jelas SettiaBlog juga bukan Ahlul-Bait ( keturunan nabi Muhammad SAW), seperti yang di pertanyakan orang - orang di luar-an sana. Bahkan sampai ada yang membuat kriteria kalau keturunan nabi Muhammad SAW harus memenuhi kriteria :
• Berakhlak dan beradab
• Beragama tingkat yang batin atau minimal memahami Al-qur'an atau hadist
• Hidup dan matinya hanya untuk Allah SWT dan agama Nya
• Tidak bermadzab kecuali baginda Rasulullah Muhammad SAW
• Berdakwah karena Allah SWT dan tidak menerima imbalan (menerima imbalan di haramkan oleh beliau)
• Tidak berpolitik dan tidak di kuasai nafsu berkuasa dan mencari popularitas
• Menjadi cahaya atau pencerah bangsa dan negara serta penguasa
• Menjadi panutan
• Sedikit urusan duniawi sebatas memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga.
Sudahlah. Biarkan, itu urusan mereka, para Ahlul Bait. Yang penting SettiaBlog masih bisa berkarya. Tapi SettiaBlog tetap bangga kok dengan kakek dan nenek buyut SettiaBlog, walaupun bukan Ahlul Bait. Memang secara geneologi kakek buyut SettiaBlog bukan Jawa tulen. Dari nama dan postur tubuhnya yang tinggi besar (SettiaBlog hanya mendapat cerita dari simbok dan kerabat). Kalau ndak salah, dari yang SettiaBlog perhatikan, kakek buyut SettiaBlog kalau di tarik ke belakang itu dari Hadramaut - Maroko (dalam sejarah banyak orang - orang Hadramaut yang datang ke Indonesia). Dan itu masih banyak terlihat dari perawakan keturunan kerabat - kerabat SettiaBlog. Yang cewek beberapa terlihat dari jidatnya memang mirip dengan wanita di Maroko sana, kalau yang cowok beberapa terlihat dari guratan wajahnya memang mirip orang Maroko. Dari manapun akar keturunan SettiaBlog bukan masalah c. Tapi yang buat SettiaBlog bangga dengan kakek buyut SettiaBlog, ketabahan dan ketegarannya dalam memegang prinsip, juga dalam memegang agamanya. Kakek buyut SettiaBlog menunaikan ibadah Haji sekitar tahun 1930-an. Anda bisa bayangkan 6 bulan perjalanan laut-darat penuh resiko dan halangan, untuk menunaikan ibadah Haji, di tambah lagi Indonesia masih di bawah jajahan Belanda. Hanya orang-orang yang memegang prinsip dan memegang agama kuat yang sanggup melakukan hal tersebut. Ini untuk memotivasi kerabat - kerabat SettiaBlog, kita memiliki akar orang yang memegang prinsip dan kuat memegang agamanya dan SettiaBlog juga sering rasakan memang berat menjaga ke-imanan. Dan kenapa SettiaBlog sering membahas tentang agama, mungkin karena akar SettiaBlog orang yang kuat memegang agama. Di sisi lain SettiaBlog terlahir dari bapak yang memang Jawa tulen lengkap dengan ajaran - ajaran Jawa-nya. Dalam diri SettiaBlog telah tertanam ajaran Jawa dan Islam. Ini seperti keris yang mendapat warangka (sarung keris) dan keduanya saling melengkapi. Dan seperti singkong rebus dan secangkir kopi yang ada pada klip di atas he...he... (itu tadi simbok suruh ambilkan 1 batang singkong kuning yang SettiaBlog tanam dulu, terus di rebus, e...rasanya mantap, kenyal, gurih dan manis, dasar SettiaBlog wong ndeso, kesukaan kok singkong, o...ya, terima kasih untuk yang ngasih bibit singkong). Dalam klip di atas SettiaBlog isi dengan sholawat hubban tabassamu
Tersenyumlah dengan cinta, berbicaralah kebaikan
Berdema dan berkasih sayang
Sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW
Konsistenlah di jalannya, dialah Maha guru
Bersholawatlah dan bersalamlah kepada Nabi Muhammad SAW
Dalam hidup ini, iman seorang muslim ada kalanya naik, tetapi tak jarang mengalami penurunan. Misalnya, ketika semangat beribadah seperti shalat, membaca Al-Qur'an, dan iktikaf sedang meningkat, maka itu artinya iman kita juga sedang meningkat. Sebaliknya, jika kita malas dan merasa berat untuk beribadah, bisa jadi karena iman kita sedang melemah. Oleh sebab itu, kita harus senantiasa menjaga dan memperbaharui iman agar selalu kuat. Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Perbaharui iman kalian!"
Para sahabat menjawab, “Ya Rasulullah, bagaimana cara kami memperbaharui iman kami?”
Rasulullah saw lantas bersabda, “Perbanyaklah mengucap kalimat ‘Laa ilaaha illallaah’.” (HR. Ahmad)
Menurut Imam Al-Haddad dalam kitab Risalatul Muawanah, terdapat tiga cara untuk mempertebal iman kita.
1. Membaca, mendengar, serta memahami Al-Qur'an dan hadis
Dari Al-Qur'an dan hadis, seorang muslim bisa memperoleh pelajaran tentang berbagai hal mulai dari janji Allah, ancaman dari Allah, sampai kisah umat terdahulu yang bisa kita ambil hikmahnya. Dengan mempelajari Al-Qur'an dan hadis pula kita bisa semakin yakin dengan Allah, malaikat, rasul, kitab, hari akhir, dan takdir dari Allah.
2. Memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah lewat alam
Kita bisa memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah lewat segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi. Keindahan gemerlap bintang di langit misalnya, tentu hanya Zat yang Maha Pencipta (Allah) yang mampu menciptakan keindahan tersebut. Allah berfirman, “Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan segala yang ada diantara keduanya dalam waktu enam hari, kemudian dia bersemayam di atas Arsy. Kamu semua tidak memiliki seorang penolong dan pemberi syafaat pun selain diri-Nya. Lalu, apakah kamu tidak memperhatikannya?” (QS. Al-Sajdah: 4)
3. Selalu beramal saleh
Seperti yang sudah dijelaskan di awal tulisan ini, jika kita ingin mempertebal iman, maka kita harus selalu beramal saleh dan menjauhi kemaksiatan. Amal saleh untuk mempertebal iman tidak hanya soal ibadah mahdah saja, tetapi hal sederhana seperti menjaga kebersihan juga dapat mempertebal iman.
No comments:
Post a Comment