Jul 29, 2025

Peran Hati Dan Akal Dalam Lingkup Kejiwaan Manusia

 


Video klip di atas ada "You'll Be in My Heart" milik Phil Collins. Lagu c menekankan pentingnya dukungan, kepercayaan, dan cinta dalam setiap hubungan, baik itu hubungan keluarga, hubungan sahabat atau hubungan yang lain. O ya, kita semua kan juga sering mengucapkan kata heart (hati), bukan organ hati manusia secara fisik kan ya. Dalam psikologi, "hati" ndak merujuk pada organ fisik, tetapi pada pusat emosi, perasaan, dan kesadaran spiritual seseorang. Ini adalah konsep yang sering dikaitkan dengan hati nurani, intuisi, dan kebijaksanaan batin. Hati juga sering dianggap sebagai pusat spiritualitas dalam berbagai tradisi, termasuk dalam psikologi Sufi, yang menekankan pentingnya hati dalam hubungan manusia dengan Allah SWT. 

Ditinjau dari lingkup kejiwaan, manusia dipengaruhi oleh dimensi psikis yang memiliki nilai dan tingkat kemanusiaan yang berasal dari dimensi jiwanya (nafs). Artinya, meskipun manusia terdiri dari esensi material (jasmani) dan imaterial (jiwa, ruh, akal, dan hati), namun hakikatnya esensi material manusia hanyalah materi dasar yang mati, karena kehidupannya bergantung pada adanya esensi lain, yaitu nafs atau ruh.  

Apabila kita tinjau berdasarkan konsep nafs  dalam Al-Qur’an, dapat kita interpretasikan bahwa nafs  merupakan bagian psikis yang memiliki dua kekuatan, yakni Al-ghadabiyyah dan Al-syahwaniyyah. Landasan kerja kedua kekuatan ini ialah berupaya untuk mengejar kenikmatan dan membebaskan dorongan agresif dan hasrat seksual, sehingga manusia yang cuma menuruti kedua kekuatan ini layaknya seperti binatang dalam arah hidup yang diikutinya, bahkan lebih tercela. Itulah sebabnya dorongan ini dinamakan al-nafs al-hayawaniyyah yang jika dibiarkan akan membawa manusia pada gaya hidup hedonistik, materialistik, seks bebas, dan lain-lain. Gaya hidup semacam inilah yang disalahkan dalam Al-Qur’an bahwa saat manusia dikuasai oleh hawa nafsu itu akan selalu mengarahkannya pada keburukan dan kesengsaraan. Namun seandainya jiwa mampu mengontrol kedua kekuatan tersebut, maka keduanya akan berperan sebagai pelindung dan kekuatan hidup, sekaligus mendorong pemiliknya untuk menunjukkan sisi kemanusiannya, berbuat kebaikan, dan menikmati hidup. Keadaan ini hanya akan terjadi ketika jiwa manusia mengutamakan sisi akal dan hati atas hawa nafsunya.  

Akal dan hati merupakan dua unsur yang menentukan nilai dan tingkat kepribadian manusia, sebagai bentuk karakter manusia dan memberikan ciri khas dalam aspek nafs. Selain memberikan ciri khas kepada aspek al-nafs, akal dan hati yang berperan sebagai aspek psikis juga memberikan ciri khas kepada al-ruh, dan al-fitrah. Sebagai perumpamaan, makhluk yang hanya dikendalikan oleh nafs (nafsu) yaitu binatang. Sedangkan makhluk yang hanya dipengaruhi oleh al-ruh dan al-fitrah yaitu malaikat. Sementara makhluk dengan gabungan keduanya yakni fungsi dan tingkat kebinatangan dan kemalaikatan yaitu manusia karena dirangkai dengan dimensi akal dan hati dalam susunan komposisi psikis manusia.

  Dijelaskan oleh Al-Ghazali bahwa tubuh adalah kendaraan bagi qalb dengan bahan bakar yaitu ilmu yang bermanfaat yang akan menghasilkan amal saleh, dimana ilmu tersebut didapat selama kehidupan dunia. Karena tubuh adalah perangkat yang bisa rusak, maka qalb mendapat kewajiban untuk menjaga tubuh dengan tiga cara, yaitu dengan makan, dengan melindunginya dari sebab-sebab kerusakan tubuh, dan dengan ilmu pengetahuan. Dalam perkara makan, terdapat dua tentara yang diciptakan untuk qalb yakni batin yang berupa syahwat dan zahir yang berupa tangan dan anggota tubuh yang dibutuhkan saat makan. Dalam memelihara dari sebab kerusakan diciptakan pula dua tentara, yakni batin terkait sifat marah dan zahir ialah tangan dan kaki yang menuruti kemauan sifat marah tersebut. Jadi dalam hal ini seluruh anggota tubuh ibarat senjata bagi jiwa (qalb). Disamping itu, dalam menjaga tubuh dari kehancuran diciptakan juga unsur pengetahuan, pertama: batin, yakni pengetahuan daya indrawi (pendengaran, penglihatan, perasa,peraba, dan penciuman), kedua: zahir, yakni alat panca indra  

Manusia (nafs) ibarat gambaran sebuah kota pemerintahan. Di mana qalb sebagai presiden, tubuh seakan seluruh wilayah, akal sebagai perdana menteri, syahwat sebagai gubernur wilayah, amarah sebagai musuh, sementara anggota tubuh baik zahir maupun batin laksana para prajurit presiden. Menjadi kewajiban presiden untuk bekerjasama serta bermusyawarah dengan perdana menteri dimana ia yang memiliki daya nalar berpikir guna menciptakan keadaan negara yang baik terutama dalam mengawasi gubernur dan para musuh. Kalaupun demikian yang terjadi, niscaya jiwa seseorang akan baik, namun kalau presiden abai, perdana menteri pun ndak ada kekuatan untuk mengamankan para musuh sehingga semuanya berada di bawah kendali musuh, maka terjadilah kekacauan pada jiwa.

  Demikian pula gambaran terkait jiwa seseorang, dimana qalb dan ‘aql harus mampu mengendalikan nafsu dan amarah, sehingga dengannya semua anggota tubuh akan mengarah pada kebaikan. Ketika qalb ndak bekerja, maka ‘aql  menjadi lemah, sehingga nafsu dan amarah lebih mudah menguasai jiwa seseorang. Akibatnya, jiwa semakin diwarnai oleh nafsu dan amarah yang akan membawanya pada keburukan.  

Dari semua penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa dalam jiwa manusia tampaknya selalu ada tarik menarik yang terjadi antara akal dan nafsu. Akal selalu mengarah pada kebaikan, sedangkan nafsu selalu mengarah pada perilaku buruk. Sebenarnya, jika nafsu dan amarah bisa dikendalikan itu akan menjadi baik karena di situlah kehidupan seimbang. Namun keduanya cenderung selalu berlebihan dan mengarah pada keburukan. Setelah itu, apakah akal yang diutamakan atau nafsu yang dikedepankan, ini masih dipengaruhi lagi oleh kondisi hatinya, karena hati (qalb) juga berpikir dan yang memutuskan. Tetapi dalam keadaan sehari-hari, meskipun tiap manusia telah diberikan ‘aql dan qalb yang sama, faktanya kedua dimensi psikis ini ndak selalu mampu mengendalikan nafsu dan keinginan manusia. Namun ndak dapat dipungkiri, bahwa faktor pengetahuan terlebih dahulu lah yang mempenagruhi perilaku manusia. 

Udah ya, maafin SettiaBlog ya. Mungkin kali ini bahasannya kurang enak tapi SettiaBlog harus tetap memaparkannya. Untuk backgroundnya ini kelihatan sederhana tapi itu sebenarnya kombinasi banyak warna dan di lapisan background paling bawah ada pola lekukan yang acak.  
 

Video klip kedua ada "Against All Odds" ju ga milik Phil Collins. Kalau klipnya ini di ambil dari film 'once upon a time in America" yang mengambil latar waktu sekitar tahun 1930 an. SettiaBlog suka gaya rambutnya, gaya pakaiannya dan setidaknya SettiaBlog juga tahu bagaimana kehidupan di sekitar tahun 1930 an, bagus kan ya buat menambah wawasan.

Dalam salah satu karyanya yang berharga, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menawarkan wawasan mendalam tentang bagaimana lisan ndak hanya mencerminkan keadaan hati, tetapi juga memiliki potensi untuk mempengaruhinya. Kutipan dari "Al-Fawaid" yang menyatakan, "Lisan adalah penerjemah hati. Apa yang ada di hati akan tampak dari ucapan lisan. Jika hati bersih dan baik, maka ucapan pun akan baik. Namun, jika hati kotor, maka lisan pun akan kotor," menggambarkan hubungan timbal balik antara hati dan lisan. Konsep ini memiliki paralel yang menarik dengan teknik psikologi modern, khususnya dalam pemanfaatan ulangan ucapan sebagai alat sugesti untuk mempengaruhi pikiran dan emosi.

Dalam psikologi, teknik sugesti melalui ulangan sering digunakan untuk memprogram ulang pola pikir dan emosi seseorang. Ulangan kata-kata atau frasa tertentu secara konsisten dapat membantu mengubah sikap internal kita terhadap berbagai situasi. Misalnya, mengulangi afirmasi positif seperti "Saya mampu dan saya kuat" dapat membantu membangun kepercayaan diri dan mengurangi kecemasan.

Menurut Ibnu Qayyim, kebersihan hati terkait erat dengan kejernihan lisan. Ulangan kata-kata positif dapat dianggap sebagai alat untuk membersihkan hati, sama seperti air membersihkan fisik. Saat kita secara aktif memilih untuk mengulangi kata-kata yang membangun dan positif, kita sebenarnya sedang membersihkan hati kita dari pikiran-pikiran negatif dan toksik, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kualitas ucapan kita.

Penerapan Afirmasi Harian: Memulai hari dengan afirmasi positif dapat menetapkan nada untuk pemikiran dan interaksi yang lebih positif sepanjang hari. Misalnya, mengulangi "Saya menghargai diri sendiri dan orang lain" dapat membantu memperkuat sikap hormat dan positif terhadap diri sendiri dan sesama. Mengulangi Ayat atau Do'a: Dalam tradisi Islam, mengulangi do'a atau ayat-ayat tertentu merupakan praktek yang sering digunakan untuk menjaga kejernihan hati dan pikiran. Hal ini serupa dengan konsep ulangan dalam psikologi yang memanfaatkan kekuatan repetisi untuk menginternalisasi nilai-nilai dan mempengaruhi perilaku.

Terapi Ucapan: Psikoterapi sering menggunakan teknik seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) yang melibatkan mengulangi kalimat-kalimat yang merangkum pandangan realistis dan sehat tentang situasi yang dihadapi pasien. Ini membantu dalam menggantikan pikiran-pikiran irasional atau negatif dengan pandangan yang lebih seimbang.

Saran Ibnu Qayyim tentang pengaruh hati terhadap lisan dan sebaliknya memberikan panduan yang ndak hanya spiritual tetapi juga praktis dalam konteks modern. Teknik ulangan dalam psikologi, yang mirip dengan penggunaan do'a dan zikir dalam Islam, menunjukkan bahwa konsistensi dalam kata-kata yang kita pilih mempengaruhi keadaan internal kita dan bagaimana kita mengekspresikan diri kita ke dunia. Melalui disiplin dalam ucapan dan hati, kita bisa membentuk kehidupan yang lebih positif dan produktif.

Jul 23, 2025

Apa 10 Hal yang Bisa Dilakukan untuk Memiliki Kehidupan yang Lebih Baik?

 


Background yang SettiaBlog gunakan kombinasi dari Vivid Red dan Jade green. Untuk video klipnya di atas ada "Everything I Do", aslinya milik Bryan Adam. Everything I do secara harfiah bisa di artikan 'semua yang Saya lakukan'. Emangnya apa yang sedang kamu lakukan SettiaBlog? Lha ini tho, mau buat bahasan tapi belum ada materinya. He...he... O ya, gini ae, apa 10 hal yang bisa di lakukan sekarang untuk memiliki kehidupan yang lebih baik? SettiaBlog akan menuliskan 10 hal itu, nanti Anda juga bisa menuliskannya sesuai yang Anda inginkan.

Bangun "3 Pilar Kehidupan". Waktu SettiaBlog mengalami masa sulit, SettiaBlog sadar bahwa hidup kita butuh tiga pilar utama: Kesehatan fisik, koneksi sosial, dan stimulasi mental. Kalau satu saja roboh, dua lainnya juga ikut goyah. Setiap hari, pastikan kita meluangkan waktu untuk ketiganya—meski cuma 15 menit tiap pilar. Misalnya: berjalan kaki pagi (fisik), telpon teman lama (sosial), dan baca artikel menarik (mental). Keseimbangan ini menciptakan fondasi kokoh untuk menghadapi tantangan hidup.

Bangun pola tidur konsisten. Ini mungkin terdengar klise, pola tidur yang berantakan bisa merusak hampir semua aspek kesehatan kita. Bahkan Kalau Anda tidur 6 jam atau kurang, Anda sebenarnya sudah dalam kondisi kurang tidur kronis. Tidur bukan cuma istirahat, tapi proses aktif pemulihan otak dan tubuh. Cobalah tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari, bahkan di akhir pekan. Efeknya? Konsentrasi meningkat dan emosi lebih stabil.

Praktikkan "tiny habits" setiap hari. BJ Fogg dalam bukunya "Tiny Habits" menjelaskan bahwa kebiasaan kecil yang dilakukan konsisten jauh lebih efektif daripada perubahan besar yang ambisius. Misalnya, daripada langsung niat olahraga 1 jam sehari, mulailah dengan 5 menit stretching setiap bangun tidur. Tempelkan ke rutinitas yang sudah ada: "Setelah menyikat gigi, saya akan melakukan 5 kali push-up." Sederhana tapi dampaknya luar biasa untuk membangun disiplin.

Kelola keuangan dengan "metode amplop". Dalam buku "Your Money or Your Life" karya Vicki Robin, ada konsep sederhana yang mengubah cara mengelola uang. Bagi pengeluaran menjadi kategori-kategori (makanan, transportasi, hiburan) dan alokasikan jumlah tetap tiap bulan. Terkadang kita bingung uang habis untuk apa, dengan cara seperti itu jelas kemana mengalirnya. Caranya? Buat amplop digital atau kategori di aplikasi keuangan untuk setiap pos pengeluaran.

Terapkan aturan "ndak ada layar" 30 menit sebelum tidur. Cahaya biru dari gadget mengganggu produksi melatonin yang penting untuk tidur berkualitas. SettiaBlog dulu sering scroll handphone sampai mata merem-melek, hasilnya? Tidur ndak nyenyak dan bangun dengan kondisi lesu. Ganti handphone dengan buku fisik sebelum tidur, dan rasakan perbedaannya dalam seminggu.

Praktikkan "deep work" minimal 90 menit sehari. Cal Newport dalam bukunya "Deep Work" menjelaskan bahwa kemampuan fokus intens adalah keterampilan langka dan berharga di era distraksi. Matikan notifikasi, singkirkan ponsel, dan fokus pada satu tugas kompleks selama 90 menit tanpa gangguan. Hasilnya? Produktivitas melejit dan kualitas kerja meningkat drastis. SettiaBlig mengalami sendiri bagaimana 90 menit fokus lebih produktif daripada 3 jam multitasking.

Lakukan "digital detox" mingguan. Dalam bukunya "Indistractable", Nir Eyal menyarankan untuk menetapkan waktu tertentu tanpa teknologi. Ndak harus seharian penuh, cukup 3-4 jam tanpa handphone dan laptop setiap minggu. Waktu ini bisa digunakan untuk koneksi manusiawi yang nyata, hobi analog, atau sekadar menikmati keheningan. Kita sering lupa bagaimana rasanya hidup tanpa notifikasi yang terus-menerus menuntut perhatian.

Terapkan teknik "temptation bundling". Dalam bukunya "Atomic Habits", James Clear mengajarkan cara menggabungkan aktivitas yang harus dilakukan dengan aktivitas yang ingin dilakukan. Misalnya, dengarkan podcast favorit hanya saat berolahraga, atau nikmati kopi spesial hanya saat mengerjakan administrasi yang membosankan. SettiaBlog dulu malas beres-beres rumah, tapi setelah menggabungkannya dengan mendengarkan musik favorit, kini SettiaBlog ndak malas lagi beres - beres rumah.

Buat "sistem anti-gagal" untuk kebiasaan baik. Membangun sistem lebih penting daripada sekadar menetapkan tujuan. Kalau ingin rajin olahraga, jangan hanya niat "olahraga 3x seminggu", tapi siapkan pakaian olahraga di samping tempat tidur, atur jadwal dengan teman, atau daftar kelas berbayar. Sistem melindungi kita dari motivasi yang naik-turun.

Terapkan "batching" untuk tugas-tugas sejenis. Otak kita butuh waktu untuk beralih antara jenis tugas yang berbeda. Daripada mengecek email sepanjang hari, tetapkan waktu khusus 2-3 kali sehari untuk menangani email sekaligus. Sama halnya dengan panggilan telepon, rapat, atau tugas administratif. Pengelompokan tugas sejenis meningkatkan efisiensi hingga 50%.

Udah ya, maafin SettiaBlog lho ya. Untuk tip's ini bukan sekadar teori abstrak kok, tapi prinsip praktis yang sudah dibuktikan efektif. Yang terpenting, jangan mencoba menerapkan semuanya sekaligus. Pilih satu atau dua yang paling menarik, dan jadikan itu kebiasaan selama 30 hari sebelum menambahkan yang lain.


Video klip kedua ada "hello" milik Adele. Gimana ya kabar yang ada di California sana? Semoga semuanya baik - baik aja.

Setiap amal perbuatan selama hidup di dunia akan diperhitungkan. Ini mencakup semua tindakan baik dan buruk yang dilakukan oleh seseorang. Amal kebaikan akan diberi balasan pahala, sedangkan amal buruk dapat mengakibatkan siksa jika ndak diimbangi dengan taubat.  

Kemudian waktu yang merupakan salah satu nikmat yang sering kali diabaikan. Setiap orang akan dimintai pertanggungjawaban atas bagaimana mereka memanfaatkan waktu yang diberikan, apakah untuk ibadah, pekerjaan, atau aktivitas lainnya.  

Kepemilikan harta juga akan diperhitungkan. Ini termasuk bagaimana seseorang memperoleh, mengelola, dan membagikan hartanya. Pertanyaan akan diajukan tentang apakah harta tersebut digunakan untuk tujuan yang baik atau ndak, serta apakah hak-hak orang lain, seperti zakat dan sedekah, telah dipenuhi.  

Ilmu pengetahuan yang diperoleh dan disebarluaskan juga akan dimintai pertanggungjawaban. Ini termasuk bagaimana seseorang memanfaatkan ilmu tersebut untuk kebaikan atau apakah ilmu tersebut digunakan untuk hal-hal yang ndak sesuai dengan ajaran agama.  
"Sudahkah kita bersiap-siap untuk bertemu Allah SWT?"
  "Banyak amalan yang bisa kita kerjakan sebelum kita dipanggil Allah SWT." 

Bersyukur yang mana merupakan wujud terima kasih kepada Allah SWT atas segala hal yang telah diberikan-Nya kepada manusia, entah berupa hal kecil maupun nikmat yang besar. Allah SWT berjanji apabila manusia bersyukur atas nikmat yang diberikan, maka Allah SWT akan melipatgandakan nikmat-nikmatnya kepada orang tersebut. Kebaikan-kebaikan akan datang kepada manusia, apabila manusia ndak lupa mengucapkan syukur kepada Allah SWT.
  "Ketika bersyukur, akan dibukakan kebaikan-kebaikan yang lain."

Jul 17, 2025

Pola Pikir Mempengaruhi Kualitas Hidup Seseorang 

 


Video klip di atas ada "shoot the Moon" milik Norah Jones.  Shoot the Moon sendiri merupakan metafora dari upaya untuk meraih sesuatu yang mungkin sulit atau bahkan ndak mungkin, seperti harapan di tengah kekecewaan. Untuk backgroundnya sendiri juga SettiaBlog kasih cahaya bulan yang menerangi malam. Pernyataan bahwa "sesuatu hal mustahil" di pengaruhi pola pikir. Saat kita menjalani hidup sehari-hari, pola pikir sering kali menjadi kompas yang mengarahkan arah dan kualitas hidup. Sejauh mana seseorang merasakan kebahagiaan, mengatasi rintangan, dan membangun hubungan yang bermakna sangat tergantung pada sudut pandang mental yang mereka pilih.

Pola pikir bukan sekedar rangkaian pemikiran, tetapi fondasi untuk membentuk pandangan kita terhadap dunia dan cara kita merespons segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Ada berbagai cara seseorang memandang masalah hingga pengambilan keputusan, pengaruh pola pikir dapat merasuk dalam setiap aspek kehidupan dan membentuk realitas yang mereka alami.

1. Pola pikir menentukan persepsi terhadap masalah

Pola pikir yang positif memungkinkan seseorang melihat masalah sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh. Mereka melihat hambatan sebagai sesuatu yang harus bisa mereka atasi. Sebaliknya, orang dengan pola pikir negatif cenderung melihat masalah sebagai penghalang yang sulit untuk diatasi. Pola pikir ini mempengaruhi bagaimana mereka merespons stres dan rintangan dalam hidup. Seseorang dengan pola pikir yang lebih rasional cenderung memiliki ketahanan mental yang lebih baik, memungkinkan mereka untuk menghadapi tekanan hidup dengan lebih tenang dan penuh semangat.

2. Pola pikir mempengaruhi kepercayaan diri dan motivasi

Pola pikir yang positif juga berperan penting dalam membentuk kepercayaan diri seseorang. Orang yang percaya dengan kemampuan mereka sendiri cenderung lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan dan mengambil risiko. Mereka memiliki tekad pribadi yang kuat untuk mencapai tujuan mereka. Di sisi lain, pola pikir yang negatif dapat menghambat kepercayaan diri dan motivasi seseorang. Rasa ndak percaya diri dan kurangnya motivasi dapat menghalangi kemajuan dan pencapaian dalam hidup.

3. Pola pikir memengaruhi kestabilan mental dan emosional

Kestabilan mental dan emosional seseorang sangat dipengaruhi oleh pola pikir mereka. Pola pikir yang positif dan optimis dapat mengurangi tingkat stres, kecemasan, dan depresi. Orang dengan pola pikir yang baik cenderung memiliki ketenangan pikiran dan lebih mudah mengatasi masalah emosional. Sebaliknya, pola pikir yang negatif dapat meningkatkan risiko gangguan mental dan emosional. Stres kronis yang disebabkan oleh pola pikir negatif juga dapat mengarah pada berbagai masalah kesehatan fisik, seperti penyakit jantung dan gangguan tidur.

4. Pola pikir mempengaruhi hubungan sosial

Pola pikir seseorang juga memengaruhi cara mereka berinteraksi dengan orang lain. Orang dengan pola pikir positif cenderung lebih ramah, empatik, dan mudah bergaul. Mereka memiliki kemampuan untuk melihat kebaikan dalam orang lain dan memiliki sikap yang positif terhadap hubungan interpersonal. Sebaliknya, pola pikir negatif sering kali membuat seseorang menjadi skeptis, curiga, dan sulit bergaul. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk membangun hubungan yang sehat dan memuaskan dengan orang lain. 

5. Pola pikir mempengaruhi pengambilan keputusan

Keputusan yang diambil seseorang dalam hidup mereka sangat dipengaruhi oleh pola pikir mereka. Pola pikir yang positif memungkinkan seseorang melihat berbagai pilihan dan memilih solusi terbaik untuk situasi yang dihadapi. Mereka memiliki kemampuan untuk berpikir kreatif dan mencari solusi inovatif. Di sisi lain, pola pikir yang negatif dapat menghasilkan pemikiran terbatas, membuat seseorang sulit melihat alternatif dan menciptakan keputusan yang bijaksana. Pengambilan keputusan yang buruk dapat berdampak negatif pada kehidupan pribadi, profesional, dan sosial seseorang. Pada dasarnya, penting bagi kita untuk menyadari bahwa pola pikir bukanlah sesuatu yang statis. Kita memiliki kendali atas cara kita memandang dunia dan meresponsnya. Dengan mengembangkan pola pikir yang positif dan optimis, kita dapat meningkatkan kualitas hidup kita secara signifikan.

Udah ya, maafin SettiaBlog lho ya.


  
Video klip kedua ada "a Thousand Years"  milik  Christina Perri. Anda bisa bayangin  ndak? Kira - kira 1000 tahun yang lalu  kehidupan di dunia ini seperti apa dan bagaimana? Emangnya kenapa SettiaBlog? Ya ndak kenapa - napa, kan SettiaBlog hanya bertanya.

Keunggulan terbesar manusia dari makhluk hidup lain di muka bumi adalah akal pikirannya. Maka dari itu, pola pikir yang baik penting dijaga oleh seorang manusia. Jika ndak, seorang manusia ndak ada bedanya dengan hewan. Masalahnya, pola pikir atau mindset ini seringkali menjadi penyebab kegagalan atau stagnasi kehidupan manusia. Berawal dari mindset yang salah, manusia menjadi ndak produktif dan selalu berpikir negatif yang berujung pada kegagalan. Menurut Carol S. Dweck  ada dua jenis pola pikir yang mempengaruhi cara kita melihat diri sendiri dan menghadapi tantangan dalam hidup: pola pikir tetap (fixed mindset) dan pola pikir berkembang (growth mindset).

Pola pikir tetap (fixed mindset)  terjadi ketika kita percaya bahwa kemampuan dan kecerdasan kita ditentukan secara tetap. Kita cenderung menghindari tantangan, takut gagal, dan merasa terancam oleh keberhasilan orang lain. Dalam pola pikir ini, kita cenderung mempersempit potensi kita sendiri dan mengalami kesulitan dalam menghadapi perubahan atau mencapai keberhasilan jangka panjang. Alhasil, yang kita alami hanyalah perasaan ndak berkembang sebagai seorang manusia.

Di sisi lain, pola pikir berkembang (growth mindset) melibatkan keyakinan bahwa kemampuan kita dapat berkembang melalui usaha, latihan, dan ketekunan. Dalam pola pikir ini, kita melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh, kita bersedia mengambil risiko, dan kita termotivasi oleh keberhasilan orang lain. Selain itu, dengan pola pikir ini kita dapat mengoptimalkan potensi kita dan meraih kesuksesan yang lebih besar. Dweck menggambarkan bagaimana pola pikir kita dapat mempengaruhi pencapaian kita dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, bisnis, olahraga, dan hubungan pribadi.

Di bawah ini ada  beberapa contoh growth mindset:

Menerima tantangan baru: Seseorang dengan
growth mindset   ndak  akan menghindar dari tugas atau proyek baru yang menantang. Mereka melihatnya sebagai kesempatan untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru. 

Belajar dari kegagalan:Alih-alih menyerah setelah mengalami kegagalan, mereka akan menganalisis apa yang salah dan mencari cara untuk memperbaikinya di masa depan. 

Terbuka terhadap kritik:Mereka  ndak merasa tersinggung atau defensif ketika dikritik. Sebaliknya, mereka melihat kritik sebagai umpan balik yang dapat membantu mereka tumbuh dan berkembang. 

Berusaha untuk terus belajar:Mereka selalu mencari cara untuk meningkatkan diri, baik melalui pendidikan formal, membaca, pelatihan, atau pengalaman. 

Menghargai proses:Mereka fokus pada proses belajar dan usaha yang dilakukan, bukan hanya pada hasil akhir. 

Melihat kesuksesan orang lain sebagai inspirasi:Mereka  ndak iri dengan kesuksesan orang lain, tetapi melihatnya sebagai motivasi untuk mencapai tujuan mereka sendiri. 

Menerapkan strategi baru:Mereka berani mencoba berbagai pendekatan baru untuk mencapai tujuan mereka, bahkan jika itu berarti keluar dari zona nyaman mereka. 

Memiliki keyakinan pada potensi diri:Mereka percaya bahwa dengan usaha dan belajar, mereka dapat mencapai potensi penuh mereka. 

Jul 11, 2025

Bekerja Harus dengan Bahagia

 


 
       
                
Video klip pendek di atas ada "cello suite, prelude"  karya Johann Sebatian Bach yang di cover Ilona dengan gitar klasik. SettiaBlog kebetulan juga suka karya - karya Johann Sebastian Bach. Karena musiknya memiliki kedalaman emosional, kompleksitas struktural, dan keindahan melodi yang ndak tertandingi. Prelude (pembukaan)nya aja udah begitu indah kok, sampai akhir emang indah karya J.S Bach di atas. Ya memang dalam kehidupan ini, banyak hal yang terjadi indah di awal dan di belakangnya kurang indah. Di awal bahagia di belakang kurang bahagia. Dan kebahagiaan sendiri memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas kerja. Karyawan yang bahagia cenderung lebih termotivasi, terlibat, dan loyal terhadap perusahaan, yang pada akhirnya menghasilkan peningkatan kinerja dan kualitas kerja. Sebaliknya, stres dan ketidakpuasan dapat menghambat produktivitas dan meningkatkan tingkat absensi.   

Bekerja ndak perlu bahagia yang penting ialah soal produktivitas sebab mendapatkan pekerjaan bukan perkara mudah! Inilah realita yang sedang dihadapi oleh masyarakat dan membuat banyak individu dan organisasi mengadopsi pola kerja yang menuntut produktivitas tinggi dan dedikasi penuh. Sayangnya, saat ini terdapat budaya kerja yang menganggap bahwa kerja keras berlebihan atau hustle culture  adalah sesuatu yang positif dan bahkan menjadi tanda dedikasi seseorang atas tugas dan tanggung jawabnya. Budaya masyarakat yang seolah mengglorifikasi seseorang yang bekerja lembur, mengorbankan waktu istirahat, dan lupa untuk bahagia, diidentikkan dengan etos kerja yang kuat. Budaya kerja semacam ini memunculkan anggapan seolah-olah semakin sibuk seseorang, semakin besar peluang kesuksesan yang akan diraihnya. Media sosial juga berperan dalam menciptakan ilusi bahwa orang yang sukses adalah mereka yang rela mengorbankan waktu istirahat, kehidupan pribadi, dan bahkan kesehatan demi mencapai tujuan professional. Ungkapan seperti  “sleep is for the week” sering kali menjadi moto bagi para pekerja yang terjebak dalam pola kerja yang ndak sehat.

Kebahagiaan di tempat kerja sangat penting bagi individu karena individu yang bahagia di tempat kerja memiliki perasaan positif yang membuat individu puas, produktif, dan turnover rendah sehingga dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Kebahagiaan di tempat kerja merupakan perasaan positif yang dimiliki individu saat bekerja karena individu tersebut mengetahui, mengelola, dan mempengaruhi dunia kerjanya sehingga mampu memaksimalkan kinerja dan memberikan kepuasan bagi dirinya dalam bekerja. Maka untuk dapat bekerja dengan bahagia, penting seseorang untuk membangun kerja yang cerdas bukan keras. Apa maksudnya?

Sering kali, orang menganggap bahwa kerja keras adalah satu-satunya cara untuk mencapai kesuksesan. Kerja keras identik dengan jam kerja yang panjang, menyelesaikan banyak tugas dalam sehari, serta melakukan pekerjaan dengan tenaga dan usaha maksimal. Namun, dalam dunia kerja modern, kerja keras aja ndak cukup. Diperlukan pendekatan yang lebih efisien, yaitu kerja cerdas. Kerja cerdas (smart work) adalah strategi bekerja dengan lebih efisien, fokus pada prioritas utama, serta memanfaatkan teknologi dan sistem untuk meningkatkan produktivitas. Berbeda dengan kerja keras yang sering kali mengorbankan waktu dan tenaga secara berlebihan, kerja cerdas berorientasi pada hasil dengan cara yang lebih optimal. Beberapa perbedaan utama antara kerja keras dan kerja cerdas:

1. Fokus pada waktu vs. fokus pada hasil

o Kerja keras:  Menghabiskan waktu lama dalam bekerja, sering lembur, dan merasa semakin sibuk berarti semakin produktif.

o Kerja cerdas: Menggunakan waktu secara efisien untuk mencapai hasil maksimal dengan usaha yang optimal.

2. Usaha tanpa strategi vs. perencanaan matang o Kerja keras:  Mengandalkan tenaga dan usaha ekstra tanpa strategi yang jelas.

o Kerja cerdas:  Mengatur strategi kerja, menentukan skala prioritas, dan menggunakan teknik manajemen waktu yang efektif.

3. Melakukan segalanya sendiri vs. memanfaatkan teknologi dan tim

o Kerja keras:  Cenderung ingin melakukan semuanya sendiri, sehingga membebani diri sendiri.

o Kerja cerdas:  Memanfaatkan teknologi, delegasi tugas, dan kerja tim untuk mencapai tujuan dengan lebih efektif.

Dengan memahami perbedaan ini, seseorang dapat mulai beralih dari kerja keras ke kerja cerdas untuk mencapai hasil yang lebih baik tanpa mengorbankan kesejahteraan diri sendiri.

Meningkatkan produktivitas bukan berarti bekerja lebih lama, tetapi bekerja lebih efektif. Berikut adalah beberapa cara untuk menerapkan kerja cerdas agar produktivitas tetap tinggi tanpa harus terjebak dalam hustle culture:

1. Tentukan Prioritas dengan Metode Eisenhower Matrix

Gunakan Eisenhower Matrix untuk membagi tugas ke dalam empat kategori:

o Penting dan Mendesak → Kerjakan segera

o Penting tapi Ndak Mendesak → Jadwalkan

o Ndak Penting tapi Mendesak → Delegasikan

o Ndak Penting dan Ndak Mendesak → Hilangkan

2. Gunakan Teknologi dan Otomasi

Manfaatkan aplikasi manajemen waktu seperti Trello, Asana, atau Notion untuk mengelola tugas. Gunakan fitur otomatisasi seperti pengingat email, kalender digital, atau perangkat lunak otomatisasi pekerjaan untuk menghemat waktu.

3. Terapkan Teknik Pomodoro

Teknik ini membagi waktu kerja menjadi interval 25 menit kerja, lalu 5 menit istirahat. Setelah empat sesi, ambil istirahat lebih panjang (15–30 menit). Ini membantu meningkatkan fokus dan mengurangi kelelahan.

4. Delegasikan Tugas dengan Bijak

Jangan ragu untuk membagi pekerjaan dengan tim atau rekan kerja agar pekerjaan lebih efisien dan ndak membebani satu orang aja.

5. Evaluasi dan Refleksi Secara Berkala

Luangkan waktu untuk mengevaluasi pekerjaan, melihat apa yang bisa ditingkatkan, dan mencari cara untuk bekerja lebih efisien ke depannya.

Bekerja dengan bahagia memiliki banyak manfaat, baik untuk individu maupun organisasi. Ketika seseorang merasa bahagia di tempat kerja, mereka cenderung lebih produktif, lebih kreatif, dan memiliki motivasi yang lebih tinggi. Berikut beberapa alasan mengapa kebahagiaan dalam bekerja sangat penting:

1. Meningkatkan Kesehatan Mental dan Fisik

Bekerja dengan bahagia mengurangi stres, kecemasan, dan risiko kelelahan (burnout). Orang yang bahagia cenderung memiliki keseimbangan emosional yang lebih baik, tidur lebih nyenyak, dan memiliki kesehatan fisik yang lebih baik.

2. Meningkatkan Produktivitas

Penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang bahagia lebih produktif hingga 12% dibandingkan dengan mereka yang merasa ndak puas di tempat kerja. Ketika seseorang menikmati pekerjaannya, mereka lebih termotivasi dan memiliki inisiatif lebih tinggi.

3. Membantu Membangun Hubungan yang Baik

Lingkungan kerja yang positif mendorong kerja sama tim yang lebih baik, komunikasi yang lebih efektif, dan mengurangi konflik antar rekan kerja.

4. Menurunkan Tingkat Turnover Karyawan

Karyawan yang bahagia lebih loyal terhadap perusahaan, sehingga mengurangi tingkat pergantian karyawan (turnover), yang pada akhirnya menghemat biaya rekrutmen dan pelatihan.

Sebagai pekerja, kita bisa menciptakan kebahagiaan dalam bekerja dengan berbagai cara.
Pertama, penting untuk mengelola stres dengan baik. Kita bisa mengambil jeda sejenak saat merasa lelah, menggunakan teknik manajemen waktu seperti Pomodoro, dan menghindari sikap perfeksionis yang berlebihan agar ndak terbebani dengan ekspektasi yang ndak realistis.
Kedua, membangun hubungan positif dengan rekan kerja juga berkontribusi besar terhadap kebahagiaan di tempat kerja. Bersikap ramah dan suportif terhadap rekan kerja serta menghindari gosip dapat menciptakan lingkungan yang lebih nyaman. Selain itu, kerja sama tim yang baik juga membantu meningkatkan produktivitas dan membuat pekerjaan terasa lebih ringan.
Ketiga, menemukan makna dalam pekerjaan dapat meningkatkan kepuasan kerja. Kita perlu memahami bagaimana peran dan kontribusi kita dalam tim atau perusahaan. Menetapkan tujuan pribadi dan merayakan pencapaian kecil juga bisa menjadi motivasi tambahan dalam menjalani pekerjaan sehari-hari.
Keempat, menciptakan ruang kerja yang nyaman dapat membantu meningkatkan mood dan fokus saat bekerja. Menjaga kerapihan meja kerja serta menambahkan elemen personal seperti tanaman kecil atau foto keluarga bisa membuat suasana kerja lebih menyenangkan. Jika memungkinkan, mendengarkan musik instrumental atau menggunakan aroma terapi juga dapat membantu meningkatkan konsentrasi.
Kelima, menjaga keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi (work-life balance)  sangat penting untuk menghindari stres berlebihan. Menetapkan batasan yang jelas antara waktu kerja dan waktu pribadi, serta meluangkan waktu untuk hobi dan aktivitas yang menyenangkan, dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik.

Terakhir, sikap positif dan rasa syukur dapat membuat kita lebih bahagia dalam bekerja. Memulai hari dengan mindset yang baik, melihat tantangan sebagai peluang untuk belajar, dan tidak ragu untuk meminta bantuan saat dibutuhkan adalah beberapa cara untuk menjaga motivasi dan kebahagiaan di tempat kerja.

Udah ya, maafin SettiaBlog lho ya.


 
       
                
Video klip kedua ada "Stand By You" milik Rachel Platten. Lagu ini menekankan tentang keteguhan hati dalam menghadapi badai kehidupan. Dukungan yang diberikan menjadi kekuatan bagi orang yang sedang berjuang. Salah satunya adalah dukungan mental yang kuat agar memiliki etos kerja yang baik. Beberapa ciri pribadi yang mungkin Anda perhatikan pada seseorang yang memiliki etos kerja yang baik:
Tata Krama: Mereka memperlakukan orang lain sebagaimana mereka ingin diperlakukan.
Kehadiran: Mereka hadir dengan setia kapan dan di mana mereka seharusnya berada.
Sikap: Mereka optimis, suka membantu, dan siap menghadapi tantangan.
Penampilan: Mereka ndak harus menjadi seorang fashionista, tetapi mereka harus mengikuti standar pakaian perusahaan dan tampil bersih dan percaya diri.
Komunikasi: Mereka tahu kapan harus berbicara, mendengarkan dan mengajukan pertanyaan.
Kerja Sama: Mereka bekerja dengan baik dengan orang lain, menghormati rantai komando, dan menggunakan umpan balik, konflik, dan tekanan untuk tumbuh lebih kuat dalam peran mereka.
Produktivitas: Mereka mengikuti instruksi, mengatur waktu dengan baik, dan menyelesaikan proyek.

Etos kerja adalah salah satu faktor kunci yang memengaruhi keberhasilan seseorang dalam karier dan kehidupan profesional. Etos kerja mencakup sikap, semangat, dan dedikasi seseorang terhadap pekerjaannya. Namun, untuk membangun etos kerja yang baik, Anda perlu memiliki mental yang kokoh. Mengapa mental yang kuat penting dalam membangun etos kerja yang sukses?

Mengatasi Rintangan dan Tantangan

Dalam dunia kerja, tantangan dan rintangan adalah hal yang ndak terhindarkan. Dalam menghadapinya, memiliki mental yang kuat memungkinkan seseorang untuk tetap tenang dan fokus. Ketika Anda memiliki kemampuan untuk mengatasi rintangan, Anda cenderung lebih termotivasi untuk bekerja keras dan mencari solusi daripada merasa putus asa. Mental yang kuat memungkinkan Anda untuk melihat rintangan sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang, bukan sebagai hambatan.

Resiliensi dalam Menghadapi Kegagalan

Kegagalan adalah bagian alami dari proses mencapai kesuksesan. Orang dengan mental yang kuat dapat mengatasi kegagalan dengan lebih baik. Mereka melihat kegagalan sebagai pelajaran dan kesempatan untuk memperbaiki diri. Mental yang kuat membantu seseorang untuk ndak menyerah ketika menghadapi kegagalan dan untuk terus berusaha mencapai tujuannya.

Kemampuan Mengelola Stres

Stres adalah komponen umum dalam dunia kerja. Mental yang kuat membantu seseorang untuk mengelola stres dengan baik. Ketika Anda mampu mengatasi stres, Anda dapat tetap produktif dan berfokus pada pekerjaan Anda. Sebaliknya, stres yang ndak dikelola dengan baik dapat mengganggu etos kerja Anda dan menghambat kemajuan Anda.

Motivasi yang Berkelanjutan

Pentingnya motivasi dalam etos kerja ndak bisa diremehkan. Mental yang kuat mendorong seseorang untuk tetap termotivasi meskipun menghadapi hambatan atau kesulitan dalam pekerjaan. Ketika Anda memiliki motivasi yang baik, Anda lebih cenderung untuk bekerja, mengatasi prokrastinasi, dan mencapai tujuan Anda.

Mental yang kuat bukanlah sesuatu yang dimiliki semua orang secara alami. Ini adalah keterampilan yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan melalui latihan, pengalaman, dan pendekatan yang benar. Menggunakan teknik-teknik seperti meditasi, olahraga, dan pembelajaran mandiri dapat membantu memperkuat mental Anda. Dalam rangka membangun etos kerja yang sukses, jangan lupakan pentingnya memiliki mental yang baik. Dengan mental yang kokoh, Anda dapat menghadapi tantangan, mengelola stres, dan tetap termotivasi untuk mencapai kesuksesan dalam karier dan kehidupan profesional Anda. Jadi, luangkan waktu untuk merawat dan mengembangkan mental Anda, karena itu adalah investasi terpenting dalam diri Anda sendiri.

Jul 6, 2025

Berharap pada Allah SWT : Iman dan Kehidupan

 


Di luar masih gerimis dikit - dikit, enaknya bahas apa ya? Video klip di atas ada "iris" dengan ilustrasi secangkir milk tea dan suasana gerimis kayaknya cocok. Bunga Iris sendiri melambangkan Iman dan harapan. Berharap kepada Allah SWT merupakan salah satu sifat paling penting yang harus dimiliki oleh seorang mukmin sepanjang perjalanan hidupnya. Saat mencari keridhaan dan petunjuk Allah SWT, mereka harus memelihara harapan akan rahmat Allah SWT dan percaya pada rencana-Nya. Betapapun gelap atau penuh tantangannya hidup ini, percaya kepada Allah SWT akan memberikan cahaya, karena Allah SWT selalu memberikan jalan keluar dari kesulitan. Harapan ini merupakan bukti keimanan seseorang dan sangat penting dalam mengatasi cobaan hidup.

⚘ Harapan yang Berasal dari Iman

Harapan kepada Allah SWT muncul langsung dari keimanan. Ndak ada harapan sejati tanpa keyakinan yang kuat. Harapan yang bertahan lama dan sangat memengaruhi jiwa harus berakar pada keimanan yang teguh. Keimanan kepada Allah SWT inilah yang membantu seseorang mengatasi kesulitan hidup, mengangkat semangat mereka, dan menghubungkan mereka dengan Sang Pencipta. Harapan kepada Allah SWT berakar pada keyakinan bahwa Dia adalah Sang Pencipta yang Mahakuasa yang mengetahui keadaan hamba-hamba-Nya. Ndak ada satu pun ciptaan yang luput dari pengetahuan-Nya—baik gerakan semut maupun suara sekecil apa pun. Kasih sayang Allah SWT meliputi segala sesuatu, dan Dia lebih penyayang kepada hamba-hamba-Nya daripada ibu mereka sendiri. Dia senantiasa mengulurkan tangan kasih sayang-Nya, menanti hamba-hamba-Nya untuk kembali kepada-Nya dalam pertobatan, baik di malam hari maupun di siang hari. Harta-Nya ndak pernah berkurang, pintu kasih sayang-Nya selalu terbuka, dan pertolongan-Nya selalu tersedia.

Keyakinan yang teguh akan kasih sayang dan belas kasih Allah SWT ini membentuk dasar harapan kepada Allah SWT . Hal ini mencerminkan inti dari keimanan sejati dan hubungan yang mendalam antara hamba dan Sang Pencipta. Karena harapan merupakan konsekuensi alami dari keimanan, pertolongan Allah SWT datang sesuai dengan tingkat harapan dan kepercayaan seseorang kepada-Nya. Semakin besar harapan dan keimanan seseorang, semakin besar pula pertolongan dari Allah SWT. Nabi Muhammad SAW membagikan hal ini dalam sebuah hadits:
“Allah SWT berfirman: ' Aku seperti yang diharapkan hamba-Ku , dan Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku dalam dirinya, Aku akan mengingatnya dalam Diri-Ku. Jika dia menyebut-Ku dalam suatu majelis, Aku akan menyebutnya dalam majelis yang lebih baik. Jika dia mendekati-Ku sejauh satu tangan, Aku mendekatinya sejauh satu lengan; jika dia mendekati-Ku sejauh satu lengan, Aku mendekatinya dari jarak yang lebih jauh dari itu. Dan jika dia mendekati-Ku dengan berjalan, Aku mendatanginya dengan berlari.'” .

⚘ Harapan Memberikan Kehidupan pada Kehidupan

Hidup penuh dengan rintangan dan tantangan—inilah kodratnya. Mengharapkan hidup akan sepenuhnya bebas dari kesulitan adalah ndak realistis. Seperti yang dikatakan penyair:
Hidup ini penuh dengan kesulitan, sementara Anda mencarinya dalam keadaan yang bersih dari masalah. Mengharapkan sesuatu yang mustahil itu seperti mencari api dari air. Jika Anda membangun harapan di tepi jurang ketidakmungkinan, Anda hanya membangun di atas fondasi yang runtuh.

Al-Qur'an mengingatkan kita akan kenyataan ini:
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam keadaan yang sulit” (Al-Balad: 4), dan “(Dia) yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” (Al-Mulk: 2).

Karena hidup pada hakikatnya penuh dengan cobaan, kita ndak dapat mengubah sifatnya. Akan tetapi, kita dapat mengubah cara kita memahami dan menjalaninya. Bagian utama dari hal ini adalah dengan mengadopsi harapan yang berakar pada keimanan kepada Allah SWT dan percaya pada rahmat dan kebijaksanaan-Nya:
“Dan Allah adalah Pemilik karunia yang besar” (Al-Imran: 174), “Ya Tuhan kami, Engkau telah meliputi segala sesuatu dengan rahmat dan ilmu-Mu, maka ampunilah orang-orang yang telah bertaubat dan mengikuti jalan-Mu” (Ghafir: 7).

Harapan memberikan kehidupan bagi keberadaan kita. Dengan harapan, kita menyadari potensi kita, percaya pada berkat yang telah Allah SWT berikan kepada kita, dan mencari cahaya yang bersinar bahkan di tengah malam yang paling gelap sekalipun. Namun, hidup tanpa harapan bagaikan tubuh tanpa jiwa.

⚘ Harapan Diperkuat oleh Tindakan

Meskipun berharap kepada Allah SWT itu penting, berharap saja tidaklah cukup. Harapan harus disertai dengan tindakan agar harapan menjadi lengkap. Jika kita hanya mengandalkan harapan tanpa tindakan, kita salah memahami hakikat harapan itu sendiri. Inilah perbedaan antara tawakkal (percaya kepada Allah) dan tawakkal (pasif). Nabi Muhammad SAW menekankan keseimbangan ini:
“Ikatlah untamu dan percayalah kepada Allah” (Sahih Ibn Hibban).
Dalam hadits lain, Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Jika datangnya Hari Kiamat, dan di tangan salah seorang di antara kalian ada sebatang pohon, maka jika ia mampu menanamnya sebelum datangnya Hari Kiamat, maka hendaklah ia melakukannya.” (HR. Al-Albani).

Seorang muslim harus tetap berkarya dan berkontribusi hingga akhir hayatnya, sebagaimana ia harus terus berharap dan yakin kepada rahmat Allah SWT hingga akhir hayatnya. Al-Hasan Al-Basri berkata dengan bijak:
“Iman itu bukan sekadar angan-angan, tetapi iman yang tertanam di hati dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Ada orang yang meninggal dunia tanpa beramal saleh , lalu berkata: “Kami berharap kepada Allah!” Mereka berdusta, karena seandainya mereka berharap kepada Allah, niscaya mereka akan berbuat kebajikan.”

⚘ Pahala di Akhirat

Berharap kepada Allah SWT dan memiliki harapan yang baik kepada-Nya ndak serta merta berarti bahwa seseorang akan mencapai semua keinginannya di dunia ini. Dunia ini adalah tempat ujian dan cobaan , bukan tempat pahala dan ganti rugi. Manfaat sejati dari berharap kepada Allah SWT terletak pada refleksi ketulusan orang beriman dalam keimanan, ketaatan, dan keyakinan kepada Sang Pencipta. Seseorang mungkin bekerja tanpa lelah tanpa melihat hasil yang diharapkannya. Namun, ini ndak berarti menyerah pada tindakan atau harapan. Sebaliknya, itu berarti melakukan segala sesuatu sesuai dengan kapasitasnya dan kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah SWT, sepenuhnya percaya pada kebijaksanaan dan belas kasih-Nya. Jika seseorang mencapai harapannya dalam hidup ini, itu adalah berkah yang luar biasa. Jika ndak, maka akhirat memegang kompensasi tertinggi—pahala abadi dan kebahagiaan abadi.

Udah ya, maafin SettiaBlog ya. Kalau backgroundnya ini SettiaBlog gunakan warna milk tea.
If you are cold, tea will warm you; if you are too heated, it will cool you; if you are depressed, it will cheer you; if you are excited it will calm you.


Video klip kedua ada "loving you" milik Kenny G yang di cover CelloDeck dengan cantiknya.
"Dari Anas, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka.” (H.R. Bukhari Muslim)

Cinta adalah rasa sayang, empati, keinginan untuk memiliki dan dimiliki,  yang di tanamkan Allah SWT di lubuk hati manusia. Rasa cinta adalah anugerah Allah SWT tiada terhingga, baik cinta kepada lawan jenis (kekasih hati), cinta isteri kepada suami atau sebaliknya, cinta anak kepada orangtua atau sebaliknya, cinta manusia kepada harta benda yang dimilikinya, rasa cinta adik kepada kakaknya atau sebaliknya, cinta kepada sanak saudara, kepada sesama manusia,  cinta kepada hewan (fauna) bahkan kepada alam tumbuh-tumbuhan (flora).

Fitrah manusia adalah  mencintai dan dicintai. Manusia akan merasakan nikmat mencintai kekasihnya, orang tuanya, orang sekitarnya dan sesamanya. Manusia mencintai orang tua karena keduanya telah melahirkan, mendidik, dan membesarkannya. Manusia mencintai lawan jenis karena  wajah, pisik,  kekayaan,  keturunan, pendidikan ataupun karena nafsu. Namun rasa cinta itu, sesungguhnya hal itu takkan pernah terjadi kalau bukan karena rahmat Allah SWT. Karena itu barangsiapa yang mencintai  Allah dan Rasul-Nya  serta berjihad dijalan Allah SWT niscaya dia akan merasakan manisnya iman.
The grand essentials of happiness are: something to do, something to love, and something to hope for.