Oct 23, 2023

Arang dan Intan Memiliki Atom yang Sama

 


SettiaBlog dapet background bagus. Ini SettiaBlog ambil dari abu - arang sisa pohon bambu yang di bakar. Tengahnya SettiaBlog kasih warna rose white. Untuk fontnya SettiaBlog pakai Syne, font ini punya keunikan di huruf G. O...ya, Sia, SettiaBlog ambil lagu kamu yang "gimme love". Nah..., background di video klip ini juga abu - arang yang SettiaBlog pakai background di bahasan ini. Terus SettiaBlog kasih efek gerakan air dan dua ekor ikan untuk pemanis. Di sisi samping SettiaBlog kasih pohon senthe liar yang tumbuh di dekat sungai. Lagu "gimme love" untuk ngasih semangat ke istri SettiaBlog, jangan murung dan bersedih!  Isi dalam lagu tersebut  bercerita tentang pasangan yang tidak banyak menghabiskan waktu bersama, sehingga membuatnya saling rindu akan cinta dan belaian kasih sayang.

Yang baca blognya Settia pasti masih ingat kan ya, kalau intan dan arang itu sama - sama terbentuk dari atom karbon. Namun bedanya, Intan dikenal sebagai permata yang berkilauan, mewah, dan tentu harganya sangat mahal. Sedangkan arang yang biasanya digunakan untuk bahan bakar, memiliki warna hitam, dan harganya jauh lebih murah dibandingkan intan. Di dalam ilmu kimia, intan dan arang tersusun dari unsur yang sama yaitu karbon (C),  keduanya dikenal dengan istilah Alotrop, yakni sebuah unsur yang sama namun memiliki bentuk dan struktur yang berbeda. Ada empat alotrop (bentuk) yang dimiliki oleh karbon, diantaranya Amorfous, Grafit (arang), Intan, dan Fullerene. Jika tersusun dari unsur yang sama, mengapa intan dan arang memiliki perbedaan yang sangat mencolok?

Intan dan arang memiliki perbedaan struktur. Pada struktur intan, setiap atom karbon saling berikatan kovalen dengan empat karbon lainnya yang membentuk geometri tetrahedral. Karena srukturnya yang berbentuk tetrahedral dan rapat, membuat intan memiliki sifat yang sangat keras dan kuat. Selain itu, Ikatan- ikatan kovalen pada intan yang sangat kuat menyebabkan intan memiliki titik didih yang tinggi yaitu 4824°C. Berbeda dengan intan, struktur karbon pada arang tidak rapat serta ikatannya lemah. Setiap atom karbon membentuk ikatan kovalen dengan tiga atom karbon lainnya membentuk susunan heksagonal dan berlapis. Atom karbon memiliki empat elektron valensi, sehingga pada struktur arang, atom karbonnya masih memiliki satu elektron yang belum berikatan (elektron bebas). Hal inilah yang mengakibatkan arang lebih rapuh dan mudah hancur daripada intan.

Perbedaan struktur yang dimiliki oleh intan dan arang tentunya dipengaruhi oleh proses pembentukannya. Terbentuknya intan terjadi di kedalaman bumi sekitar 100-200 dengan suhu 900 – 1300°C dan bertekanan 45 – 60 kilobar (44411.5 – 59215.4 atm). Intan bisa terbawa ke permukaan bumi karena adanya erupsi magma yang sangat kuat sehingga membentuk pipa vulkanik yang menjadi lokasi sumber intan pertama.

Singkatnya, proses terbentuknya intan memakan waktu lama dengan suhu yang sangat tinggi serta tekanan yang terus menerus, sehingga strukturnya menjadi keras dan kuat. Sementara arang terbentuk melalui pembakaran secara cepat, singkat tanpa adanya pengaruh suhu dan tekanan yang tinggi seperti intan, sehingga strukturnya lebih rapuh.

Bila dianalogikan, manusia pun selayaknya intan dan arang. Kita sama-sama diciptakan oleh Allah SWT, sama-sama tersusun dari tulang, daging, dan darah, serta sama-sama memiliki potensi dalam diri masing-masing. Namun, bagaimana manusia itu menjalani proses kehidupannya lah yang membuatnya saling berbeda satu sama lain. Lihat, kemewahan intan dengan segala keindahan dan kilauannya tidak serta merta muncul tanpa melalui proses yang luar biasa. Dari sebuah intan kita dapat belajar bahwa jika kita tidak mudah menyerah serta yakin segala kesulitan yang dihadapi selama menjalani proses kehidupan ini, sejatinya akan membentuk kita menjadi pribadi yang kuat, tangguh, dan berharga layaknya intan.

Kita harus ingat, bahwa proses yang dilalui untuk mencapai kesuksesan tidak pada kondisi yang bertekanan rendah. Tekanan dalam kehidupan seperti kegagalan, cobaan, merasakan jatuh berkali-kali itu adalah hal yang lumrah terjadi. Ada yang berani menempa diri dengan tantangan, tapi banyak juga yang belum melangkah, sudah mundur karena melihat hambatan di depannya. Setiap manusia memiliki kehendak untuk menentukan akan kemana dirinya. Ingin berakhir seperti intan yang kuat dan berharga atau hanya cukup menjadi seperti arang yang mudah rapuh? Kita di masa yang akan datang adalah hasil dari apa yang dilakukan saat ini. Pilihan diri sendiri lah yang menentukan, bukan orang lain. Jangan takut dengan segala hal yang akan kita temui, ingat Allah SWT akan selalu memberikan jalan keluar disetiap rintangan yang kita hadapi.

فَاِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۙ (٥) اِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًاۗ (٦)

“Karena sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 5-6).

Sesungguhnya kita semua diberikan kesempatan yang sama oleh Allah SWT. Tinggal bagaimana kita menjalaninya, mengambil kesempatan itu atau menyia-nyiakannya. Memang, segala sesuatu terjadi atas kuasa dan kehendak-Nya, perjalanan untuk menjadi sukses tiap orang tentu berbeda-beda. Tetapi semua dari kita pastinya ingin menjadi manusia yang bisa kuat menjalani segala prosesnya, dan akhirnya bisa berakhir layaknya sebuah intan.




Di bawah ini ada kata bijak dari Sakura Haruno.
“Hal-hal yang paling penting tidak ditulis dalam buku. Anda harus mempelajarinya dengan mengalaminya sendiri.”
Kalau ini dari Settia Blog.
"Wajar bila teman-temanmu meragukan apa yang kau perjuangkan saat ini karena pikiran mereka belum tentu semaju pikiranmu."

No comments:

Post a Comment