SettiaBlog tegaskan kembali untuk semua yang baca blognya Settia, jangan mudah percaya dengan bahasan SettiaBlog, apalagi jika sekiranya ada cerita yang kurang masuk akal. Masih terkait dengan malam lailatul qadar, eyang SettiaBlog sedikit memberi tanda - tanda datangnya malam lailatul qadar. Katanya ada gumpalan awan di langit yang berwarna ungu. Nah, kemarin sore saat adzan maghrib SettiaBlog melihat di langit sebelah barat ada cahaya membentuk garis putih dan di atasnya ada beberapa gumpalan awan berwarna ungu, mungkin yang tinggal di Bojonegoro dan sekitarnya juga ada yang melihat itu. Ketika tadi sore melihat ke arah barat juga ada awan yang berwarna ungu tapi ndak seperti kemarin. Sekali lagi jangan langsung di percaya ya cerita SettiaBlog. Kalau klipnya di atas itu "unforgiven 1, unforgiven 2 dan unforgiven 3" milik Metalica yang SettiaBlog gabung jadi satu. Ini SettiaBlog bilangnya trilogi unforgiven. Lagunya Metalica juga sering menemani SettiaBlog dalam beraktivitas dan mengakrabkan SettiaBlog dengan teman - teman bahkan dengan murid les SettiaBlog.
Kenapa ke tiga lagu tersebut SettiaBlog bilang trilogi? Untuk unforgiven 1 menceritakan tentang masa kecil dengan pengalaman – pengalaman negatif yang ditemui selama berada di lingkungan keluarga dan masyarakat. Ia menjadi orang yang dalam hidupnya tidak banyak berbuat sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain. Pada akhirnya, ia menyesali kehidupan yang telah disia-siakannya selama ini. Dan menjuluki orang – orang di sekitarnya sebagai UNFORGIVEN, yang berarti ia tidak memaafkan mereka karena telah membuatnya memiliki hidup yang disesalinya. Lagu unforgiven 2 bercerita tentang pertemuan dengan seseorang yang Ia rasa dapat menjadi tempat untuk berbagi beban dan masalah serta dapat memberikan harapan dalam hidupnya. Namun seseorang yang ditemuinya itupun menjadi orang yang tak termaafkan. Dan lagu unforgiven 3 menceritakan tentang bagaimana Ia memaafkan semua orang yang menyakiti dirinya dan kehidupannya. Ia menyadari dengan memaafkan, Ia dapat ketenangan dengan melepaskan kemarahan, kesedihan, dan kepahitan yang menghantui hidupnya hingga sekarang. Pasti kita pernah mengalami kejadian seperti dalam isi ketiga lagu tersebut. Bisa karena saking bencinya atau masalah lain yang membuat kita tidak memaafkan kesalahan orang lain. Ternyata menyimpan kebencian kepada seseorang bisa membuat hidup tak tenang, dalam klip tersebut di gambarkan seperti di lilit ular berbisa. Dan perasaan tenang baru di dapat ketika bisa memaafkan orang lain.
Meminta sekaligus memberi maaf atas semua kesalahan lisan dan tindakan yang sengaja atau tidak pernah kita lakukan pada orang-orang di sekitar kita. Namun, apa benar kita selama ini telah sungguh-sungguh tulus melakukannya dan tak hanya sebatas kebiasaan saja? Sebagai manusia dengan ego masing-masing, baik meminta maupun memberi maaf ternyata memang ndak semudah yang kita kira. Emosi negatif yang muncul dari pengalaman tidak menyenangkan seperti patah hati, dibohongi, ditolak, dicemooh, diperlakukan tidak adil bila dibiarkan menumpuk bisa menjadi dendam dan racun yang akan menyakiti diri kita sendiri. Salah satu cara terpenting untuk menghindarinya adalah dengan memaafkan orang tersebut, meskipun kita tahu memaafkan bukan berarti melupakan. Walaupun sudah merasa bisa memaafkan, kenangan menyakitkan yang diperbuat orang tersebut masih terus menempel di benak Anda. Bisa jadi hal itu karena Anda sebetulnya belum ikhlas. Tak jarang, sebelum memaafkan orang lain, kita justru perlu memaafkan diri sendiri terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang bisa kita pikirkan dan coba untuk belajar memaafkan dengan ikhlas:
1. Kenali emosi Anda
Saat Anda merasa sakit hati atas tindakan orang lain, biarkan diri Anda merasakan emosi yang muncul. Kenali emosi yang muncul di diri Anda, entah itu marah, sedih, kecewa, atau emosi lainnya. Embrace your emotion tapi juga jangan terbawa emosi dengan langsung bereaksi atau mengekspresikannya dengan gegabah. Ambil napas dalam-dalam agar tubuh Anda tidak menegang dan menjaga kepala Anda tetap dingin. Wajar saja bila pikiran Anda masih berkecamuk dengan emosi tersebut, tapi ingat: berpikir untuk balas dendam dan ganti menyakiti orang tersebut hanya akan menyakiti diri Anda sendiri juga. Seperti lingkaran setan, tidak akan ada yang diuntungkan dengan saling balas menyakiti.
2. Berempati dan menempatkan diri di posisi orang lain
Kebanyakan orang tidak akan dengan sengaja ingin menyakiti orang lain. Biasanya mereka yang melakukan hal tersebut dengan sengaja justru mereka yang sadar atau tidak juga terluka dan menyimpan dendam di diri mereka. Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah menyadari sisi manusiawi mereka instead of menganggap mereka sebagai monster atau penjahat. Alih-alih fokus pada perbuatan mereka yang menurut Anda negatif, coba cari tahu alasan mengapa mereka melakukan hal tersebut. Kita semua pernah melakukan kesalahan, dan seringkali kita tak sadar telah melakukannya.
3. Menyadari bahwa kita tidak bisa mengatur orang lain
Salah satu alasan kita sulit memaafkan orang lain adalah karena kita berharap orang tersebut bertindak sesuai harapan kita. Misalnya, Anda berharap orang tersebut yang meminta maaf lebih dulu. Faktanya, kita tidak bisa mengatur tindakan orang lain. Yang bisa kita kontrol adalah tindakan dan reaksi kita sendiri. Kita tidak bisa mencegah orang menyakiti kita, namun kita bisa memilih apakah kita akan tersinggung atas hal itu atau tidak. Pilihan sebetulnya ada di tangan kita.
4. Jangan terperangkap masa lalu
Pikiran kita suka memutar kembali kenangan menyakitkan. Bila kita hanya fokus pada hal tersebut, hal itu secara psikologis disebut rumination, yaitu pikiran-pikiran yang muncul tentang suatu kejadian di masa lalu yang tidak mengenakkan dan bisa mengarah pada depresi, kecemasan, dan ketakutan. Kita tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi. Menyimpan dendam berarti terpenjara dalam masa lalu dan yang bisa kita lakukan adalah menyadari bahwa hal itu sudah berlalu dan kita telah melewatinya. Bila kita menyadari hal tersebut, rasa ikhlas bisa muncul dengan lebih mudah.
5. Jangan terobsesi
Terkadang keengganan untuk memaafkan justru berasal dari keengganan kita untuk lepas dari sakit hati. Misalnya, Anda terus membayangkan skenario paling tepat untuk membalas dendam pada orang tersebut atau secara obsesif mengamati kegiatan mereka di media sosial. Ada bagian dalam diri kita yang justru menikmati semua perasaan negatif tersebut dan tak mau melepaskannya. Bila Anda menemukan diri Anda berada dalam posisi tersebut, pikirkan apakah tindakan tersebut bermanfaat bagi Anda atau tidak. Jika hal tersebut hanya menyita pikiran Anda, coba lepaskan dan kembali fokus untuk kebahagiaan hidup Anda sendiri.
6. Memaafkan adalah proses
Terkadang kita sakit hati terlalu dalam hingga rasanya mustahil melupakan dan memaafkan hal tersebut. Namun, kita harus ingat bahwa hal itu memang butuh waktu dan proses. Kita merasa kita telah siap untuk move on, namun ternyata sakit hati itu masih timbul. It’s OK. Itu adalah bagian dari hidup yang tak bisa hilang dalam sekejap. Yang bisa kita lakukan adalah mengenali rasa sakit tersebut, berkaca pada pengalaman dan mental diri sendiri, dan mencoba memaafkan orang yang telah menyakiti kita.
7. Belajar dari pengalaman
Memaafkan adalah proses memberi. Terutama bila orang tersebut memang benar-benar meminta maaf pada Anda, sebetulnya tidak ada alasan untuk membuat mereka terus merasa bersalah. Dan ingat, memberi juga berarti menerima sesuatu. Jika Anda bisa memberi maaf, Anda pun akan mendapat pelajaran berharga dari pengalaman tersebut yang akan membuka perspektif baru dalam hidup.
Kenapa ke tiga lagu tersebut SettiaBlog bilang trilogi? Untuk unforgiven 1 menceritakan tentang masa kecil dengan pengalaman – pengalaman negatif yang ditemui selama berada di lingkungan keluarga dan masyarakat. Ia menjadi orang yang dalam hidupnya tidak banyak berbuat sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain. Pada akhirnya, ia menyesali kehidupan yang telah disia-siakannya selama ini. Dan menjuluki orang – orang di sekitarnya sebagai UNFORGIVEN, yang berarti ia tidak memaafkan mereka karena telah membuatnya memiliki hidup yang disesalinya. Lagu unforgiven 2 bercerita tentang pertemuan dengan seseorang yang Ia rasa dapat menjadi tempat untuk berbagi beban dan masalah serta dapat memberikan harapan dalam hidupnya. Namun seseorang yang ditemuinya itupun menjadi orang yang tak termaafkan. Dan lagu unforgiven 3 menceritakan tentang bagaimana Ia memaafkan semua orang yang menyakiti dirinya dan kehidupannya. Ia menyadari dengan memaafkan, Ia dapat ketenangan dengan melepaskan kemarahan, kesedihan, dan kepahitan yang menghantui hidupnya hingga sekarang. Pasti kita pernah mengalami kejadian seperti dalam isi ketiga lagu tersebut. Bisa karena saking bencinya atau masalah lain yang membuat kita tidak memaafkan kesalahan orang lain. Ternyata menyimpan kebencian kepada seseorang bisa membuat hidup tak tenang, dalam klip tersebut di gambarkan seperti di lilit ular berbisa. Dan perasaan tenang baru di dapat ketika bisa memaafkan orang lain.
Meminta sekaligus memberi maaf atas semua kesalahan lisan dan tindakan yang sengaja atau tidak pernah kita lakukan pada orang-orang di sekitar kita. Namun, apa benar kita selama ini telah sungguh-sungguh tulus melakukannya dan tak hanya sebatas kebiasaan saja? Sebagai manusia dengan ego masing-masing, baik meminta maupun memberi maaf ternyata memang ndak semudah yang kita kira. Emosi negatif yang muncul dari pengalaman tidak menyenangkan seperti patah hati, dibohongi, ditolak, dicemooh, diperlakukan tidak adil bila dibiarkan menumpuk bisa menjadi dendam dan racun yang akan menyakiti diri kita sendiri. Salah satu cara terpenting untuk menghindarinya adalah dengan memaafkan orang tersebut, meskipun kita tahu memaafkan bukan berarti melupakan. Walaupun sudah merasa bisa memaafkan, kenangan menyakitkan yang diperbuat orang tersebut masih terus menempel di benak Anda. Bisa jadi hal itu karena Anda sebetulnya belum ikhlas. Tak jarang, sebelum memaafkan orang lain, kita justru perlu memaafkan diri sendiri terlebih dahulu. Ada beberapa hal yang bisa kita pikirkan dan coba untuk belajar memaafkan dengan ikhlas:
1. Kenali emosi Anda
Saat Anda merasa sakit hati atas tindakan orang lain, biarkan diri Anda merasakan emosi yang muncul. Kenali emosi yang muncul di diri Anda, entah itu marah, sedih, kecewa, atau emosi lainnya. Embrace your emotion tapi juga jangan terbawa emosi dengan langsung bereaksi atau mengekspresikannya dengan gegabah. Ambil napas dalam-dalam agar tubuh Anda tidak menegang dan menjaga kepala Anda tetap dingin. Wajar saja bila pikiran Anda masih berkecamuk dengan emosi tersebut, tapi ingat: berpikir untuk balas dendam dan ganti menyakiti orang tersebut hanya akan menyakiti diri Anda sendiri juga. Seperti lingkaran setan, tidak akan ada yang diuntungkan dengan saling balas menyakiti.
2. Berempati dan menempatkan diri di posisi orang lain
Kebanyakan orang tidak akan dengan sengaja ingin menyakiti orang lain. Biasanya mereka yang melakukan hal tersebut dengan sengaja justru mereka yang sadar atau tidak juga terluka dan menyimpan dendam di diri mereka. Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah menyadari sisi manusiawi mereka instead of menganggap mereka sebagai monster atau penjahat. Alih-alih fokus pada perbuatan mereka yang menurut Anda negatif, coba cari tahu alasan mengapa mereka melakukan hal tersebut. Kita semua pernah melakukan kesalahan, dan seringkali kita tak sadar telah melakukannya.
3. Menyadari bahwa kita tidak bisa mengatur orang lain
Salah satu alasan kita sulit memaafkan orang lain adalah karena kita berharap orang tersebut bertindak sesuai harapan kita. Misalnya, Anda berharap orang tersebut yang meminta maaf lebih dulu. Faktanya, kita tidak bisa mengatur tindakan orang lain. Yang bisa kita kontrol adalah tindakan dan reaksi kita sendiri. Kita tidak bisa mencegah orang menyakiti kita, namun kita bisa memilih apakah kita akan tersinggung atas hal itu atau tidak. Pilihan sebetulnya ada di tangan kita.
4. Jangan terperangkap masa lalu
Pikiran kita suka memutar kembali kenangan menyakitkan. Bila kita hanya fokus pada hal tersebut, hal itu secara psikologis disebut rumination, yaitu pikiran-pikiran yang muncul tentang suatu kejadian di masa lalu yang tidak mengenakkan dan bisa mengarah pada depresi, kecemasan, dan ketakutan. Kita tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi. Menyimpan dendam berarti terpenjara dalam masa lalu dan yang bisa kita lakukan adalah menyadari bahwa hal itu sudah berlalu dan kita telah melewatinya. Bila kita menyadari hal tersebut, rasa ikhlas bisa muncul dengan lebih mudah.
5. Jangan terobsesi
Terkadang keengganan untuk memaafkan justru berasal dari keengganan kita untuk lepas dari sakit hati. Misalnya, Anda terus membayangkan skenario paling tepat untuk membalas dendam pada orang tersebut atau secara obsesif mengamati kegiatan mereka di media sosial. Ada bagian dalam diri kita yang justru menikmati semua perasaan negatif tersebut dan tak mau melepaskannya. Bila Anda menemukan diri Anda berada dalam posisi tersebut, pikirkan apakah tindakan tersebut bermanfaat bagi Anda atau tidak. Jika hal tersebut hanya menyita pikiran Anda, coba lepaskan dan kembali fokus untuk kebahagiaan hidup Anda sendiri.
6. Memaafkan adalah proses
Terkadang kita sakit hati terlalu dalam hingga rasanya mustahil melupakan dan memaafkan hal tersebut. Namun, kita harus ingat bahwa hal itu memang butuh waktu dan proses. Kita merasa kita telah siap untuk move on, namun ternyata sakit hati itu masih timbul. It’s OK. Itu adalah bagian dari hidup yang tak bisa hilang dalam sekejap. Yang bisa kita lakukan adalah mengenali rasa sakit tersebut, berkaca pada pengalaman dan mental diri sendiri, dan mencoba memaafkan orang yang telah menyakiti kita.
7. Belajar dari pengalaman
Memaafkan adalah proses memberi. Terutama bila orang tersebut memang benar-benar meminta maaf pada Anda, sebetulnya tidak ada alasan untuk membuat mereka terus merasa bersalah. Dan ingat, memberi juga berarti menerima sesuatu. Jika Anda bisa memberi maaf, Anda pun akan mendapat pelajaran berharga dari pengalaman tersebut yang akan membuka perspektif baru dalam hidup.
Bottom Note:
Semua genre musik bisa SettiaBlog nikmati, mulai dari underground, rock, jazz, dangdut bahkan sampai lagu - lagu pop yang mellow kesukaan gendhuk SettiaBlog. Namanya lagu tetap lagu, ndak peduli nuasanya, Jawa, Mandarin atau Arab. Terkadang kalau sudah bernuansa Arab di pandang sebagai pujian, kan belum tentu. Pujian bagi umat Islam kan isinya meng-agungkan Allah SWT, memuji Rasulullah SAW sekeluarga atau para sahabat Rasulullah SAW. Kalau mungkin yang baca, ada yang ndak suka musik genre rock, klipnya ndak usah di putar. Bahasannya saja yang di baca!
Semua genre musik bisa SettiaBlog nikmati, mulai dari underground, rock, jazz, dangdut bahkan sampai lagu - lagu pop yang mellow kesukaan gendhuk SettiaBlog. Namanya lagu tetap lagu, ndak peduli nuasanya, Jawa, Mandarin atau Arab. Terkadang kalau sudah bernuansa Arab di pandang sebagai pujian, kan belum tentu. Pujian bagi umat Islam kan isinya meng-agungkan Allah SWT, memuji Rasulullah SAW sekeluarga atau para sahabat Rasulullah SAW. Kalau mungkin yang baca, ada yang ndak suka musik genre rock, klipnya ndak usah di putar. Bahasannya saja yang di baca!
No comments:
Post a Comment