Perhatikan klip "White Liar" milik Miranda Lambert di atas, tanpa membaca liriknyapun pasti Anda sudah tahu kalau ini bercerita tentang suatu kebohongan. Sang penyanyi mengenakan gaun putih, dalam upacara pernikahan di luar ruangan. Ketika dia berjalan menyusuri lorong, dia melewati beberapa wanita yang berselingkuh dengan suaminya, sebelum mengungkapkan bahwa dia juga selingkuh dengan pria terbaik. Rekan penyanyi country Jamey Johnson berperan sebagai pendeta dalam klip itu, dengan beberapa anggota band Lambert, bersama dengan orangtuanya, menyamar sebagai tamu pernikahan. Seperti yang kita tahu, dalam hidup tak akan lepas dari kebohongan. Banyak yang bilang jika pria lebih suka berbohong, benarkah hal itu?
Pria baru dalam hidup Anda bersumpah bahwa dia sudah melupakan mantannya, namun Anda tahu bahwa dia menyimpan foto wanita itu di dalam laci meja kantornya. Insting kewanitaan Anda memberitahu adanya sesuatu yang tidak beres, namun Anda tak dapat membuktikannya.
Teman wanita Anda tidak menemui Anda tadi malam sebagaimana janjinya karena dia bilang bahwa dia atau anjingnya atau ibunya sedang tidak enak badan. Namun Anda tahu bahwa dia tak pernah sakit, ibunya sudah meninggal dunia dan dia tidak punya anjing. Anda pun curiga. Apakah Anda sedang dibohongi?
Siapa Yang Bohong?
Setiap orang bohong. Hampir semua kebohongan terjadi pada jumpa pertama di mana setiap orang ingin menampilkan diri mereka dengan sebaik-baiknya. Hampir semua kebohongan yang kita katakan adalah Bohong Putih. Kebohongan jenis ini digunakan sebagai cara agar kita dapat hidup bersama tanpa kekerasan dan agresi karena seringkali kita lebih suka mendengar sindiran yang halus dari suatu kebenaran daripada fakta-fakta yang nyata dan pahit. Bila Anda punya hidung yang sangat besar, Anda tak ingin mendengar kebenaran tentang itu – Anda lebih suka mendengar bahwa hidung itu tampak bagus, bahwa tak ada seorangpun yang memperhatikannya atau bahwa itu adalah ukuran yang tepat untuk wajah Anda.
Selalu katakanlah yang sebenarnya – dan kemudian larilah. (peribahasa)
Bila Anda pernah mengatakan kebenaran secara mutlak kepada setiap orang yang Anda ajak berinteraksi sepekan kemarin, maka di manakah Anda berada sekarang ini? Bisa jadi di rumah sakit? Karena tamparan atau pukulan. Mungkin juga di penjara. Karena pengaduan atas peecehan. Satu hal yang pasti: Anda tidak akan punya teman dan mungkin Anda akan berakhir sebagai pengangguran. Bayangkanlah percakapan ini:
“Hai, Muntia. Kamu kelihatan payah sekali deh. Kenapa tidak pakai BH saja untuk menopang kedua susu kamu yang melorot itu?”
“Hai, Adam. Kenapa kamu nggak mendatangi dokter ahli penyakit kulit untuk membereskan semua bintik-bintik hitam jelek di wajahmu itu? Kamu orang yang suka pakai baju awut-awutan lagi. Dan mengapa tidak kau rapikan bulu-bulu di hidungmu itu?”
“Itu mobil bagus baru yang kamu beli, Wati. Kedua anakmu yang sangat bandel itu pasti akan segera merusaknya. Sebagai orangtua, kamu memang benar-benar nggak pengalaman.”
Contoh-contoh ini adalah kebenaran. Kebohongan bisa berupa,
“Hai, Muntia, kamu tampak hebat sekali.”
“Hi, Adam, kamu memang cowok keren.”
“Kamu memang ibu yang baik, Wati”
Kapan terakhir kali Anda berbohong? Mungkin Anda tidak benar-benar berbohong, namun cuma membiarkan seseorang membuat asumsi yang salah berdasarkan apa yang Anda katakan atau tidak katakan kepada mereka, atau hanya sedikit berbohong untuk menghindari menyakiti perasaan mereka. Mungkin itu hanya sedikit kebohongan yang baik– Anda bilang bahwa Anda suka potongan rambut mereka, gaya dekorasi atau pasangan baru padahal sebenarnya tidak – atau Anda tidak ingin mereka mendengar kabar buruk dari Anda. Mungkin Anda melebih-lebihkan sedikit hal untuk menampilkan diri Anda agar tampak lebih baik demi mendapatkan suatu pinjaman atau ketika melamar kerja.
Tatkala Anda menjual mobil Anda, mungkin Anda lupa mengatakan adanya kebocoran oli yang terus terjadi pada mesinnya sewaktu Anda bilang betapa bagusnya kondisi mobil itu. Manakala Anda mengiklankan rumah Anda untuk dijual Anda tidak menyebutkan bahwa letaknya langsung berada di bawah lintasan jalur pesawat terbang. Mungkin Anda mencat warna rambut Anda agar tampak tujuh tahun lebih muda atau menyisir beberapa helai rambut yang masih tersisa untuk menutupi bagian kepala Anda yang botak, dengan pikiran bahwa Anda dapat membuat orang lain mengira bahwa Anda masih memiliki kepala yang penuh rambut bagus. Pernahkah Anda memakai sepatu hak tinggi agar supaya kedua kaki Anda tampak lebih panjang daripada keadaan sesungguhnya, bantalan bahu agar terlihat punya otoritas, kuku palsu atau makeup, atau mungkin berbohong tentang umur atau berat badan Anda? Kita terus-menerus berbohong satu sama lain. Para orangtua berbohong kepada anak-anak mereka tentang seks dan para remaja berbohong kepada orangtua mereka tentang masalah bahwa mereka sudah pernah berhubungan seks. Sebutlah itu apa saja sesuka Anda – semuanya itu adalah kebohongan.
Hanya musuh saja yang mengatakan kebenaran. Teman-teman dan para kekasih berbohong tiada habisnya.
Kita berbohong karena dua alasan – untuk mencari keuntungan atau menghindari rasa sakit. Hampir semua orang merasakan rasa bersalah, penyesalan yang dalam atau ketidaknyamanan sewaktu mereka berbohong, dan hampir semua merasakan mustahil untuk bersembunyi. Maka, selanjutnya terbukalah peluang bagi orang lain untuk mencari tahu apakah mereka diberitahu hal yang sebenarnya – atau dibohongi. Dengan sedikit latihan untuk mengenali isyarat-isyarat dari perilaku, dan mempelajari bagaimana menguraikannya.
Ilustrasi
Julia mendapat undangan untuk makan malam di rumah Tomi maka dia pun berdandan untuk memberikan kesan yang menarik. Dia pergi ke penata rambut pada hari itu agar rambutnya dicat pirang, dia ber-makeup dengan cermat, memakai pakaian seksi yang sedikit terbuka, memakai sepatu berhak tinggi, mengenakan sepasang anting yang menjuntai dan menyemprotkan parfum Prancis di belakang kedua telinganya.
Tatkala dia sampai, dia terkesan dengan cara Tomi dalam mengatur suasana untuk acara mereka malam itu. Dia membuat lampu menyala dengan temaram, menyetel musik yang lembut sebagai latar belakang dan menyalakan lilin. Sewaktu dia sedang memasuki ruang makan malam, Tomi memberinya satu buket bunga dan membimbingnya dengan lembut ke meja makan yang dihiasi nyala lilin di mana dengan perlahan-lahan dia menuangkan segelas sampanye untuknya. Sementara Julia duduk di sana terbuai dalam semua romantis itu, dia memperhatikan bahwa Tomi memakai aftershave yang disukai Julia. Semua panca inderanya – penglihatan, pendengaran, penciuman, dan peraba – bangkit dan meninggi. Mereka dengan santai berbicara sejenak tentang pekerjaan Julia dan kejadian-kejadian yang dialaminya pada hari itu. Tomi menyimak dengan penuh perhatian, tersenyum dan menatap kedua matanya dan mendorongnya untuk bicara. Julia benar-benar diliputi oleh betapa penuh perhatian dan pekanya pria ini – tidak seperti para pria lain yang pernah kencan dengannya. Dan dia pun berasumsi bahwa Tomi merasakan hal yang sama tentang dirinya.
Dalam istilah sopannya, skenario ini disebut makan malam romantis dengan nyala lilin (romantic candlelit dinner). Akan tetapi, kenyataannya adalah bahwa hal itu sama sekali adalah kebohongan yang dibuat-buat dari kedua belah pihak yang sama-sama berupaya untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Apa yang dilakukan Tomi semuanya itu adalah untuk mendapat keuntungan dari Julia. Sampanye, lampu yang temaram dan musik lembut dalam keadaan normal bukanlah bagian dari gaya hidup Tomi dan topik percakapan yang biasa dilakukannya adalah tentang olah raga. Seluruh tatanan tadi adalah muslihat yang sangat lihai. Tomi menginginkan seks. Seks yang liar dan lepas. Dia sudah cukup pengalaman untuk mengetahui bahwa bila dia memasang tatanan dengan suasana seperti yang telah dibuatnya itu, maka akan terdapat peluang yang lebih besar dari pihak Julia untuk memberikan apa yang diinginkannya.
Julia, di sisi lain, sama pembohongnya dengan Tomi. Dia telah menghiasi dirinya murni untuk merangsang bagian seksual di otak Tomi, sehingga kadar testoteronnya jadi meninggi. Dengan sengaja, dia telah menampilkan hampir semua isyarat seksual yang dimilikinya sebagai seorang wanita sehingga Tomi akan memperhatikan dirinya dengan penuh. Segala hal yang mereka katakan dan lakukan pada malam itu adalah untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Seluruh malam itu, pendeknya, berdasar pada kebohongan dan tipuan. Namun bila dibenturkan dengan kebenaran mendasar ini, secara alami keduanya akan menyangkal dengan keras.
Jenis-Jenis Kebohongan
Ada empat jenis kebohongan dasar – bohong putih, bohong demi kebaikan, bohong untuk merusak orang lain, dan tipu muslihat. Sebagaimana telah dibahas tadi, bohong putih adalah bagian dari fitrah sosial kita dan menghentikan kita dari saling menyakiti atau melukai perasaan secara emosional satu sama lain dengan kebenaran yang pahit dan menyakitkan. Bohong demi kebaikan digunakan oleh seseorang yang berniat untuk menolong orang lain. Misalnya, seorang petani yang menyembunyikan orang-orang Yahudi dari kejaran Nazi yang menanyainya apakah dia menyembunyikan orang Yahudi di rumahnya dilihat sedang bertindak heroik sewaktu dia berbohong. Petugas penyelamat yang menarik seorang anak dari sisa-sisa sebuah mobil yang terbakar dan berbohong kepada si anak bahwa ayah dan ibunya dalam keadaan baik-baik saja sedang menyelamatkan anak itu, dalam jangka pendek, dari trauma yang lebih parah. Para dokter yang bohong kepada seorang pasien di ranjang kematiannya untuk mengangkat semangat mereka atau berpura-pura menulis resep kepada para pasien, secara teknis juga sedang berbohong.
Riset memperlihatkan bahwa 30–40% pasien merasa sembuh setelah diberi placebo (vitamin biasa yang dikatakan sebagai obat).
Tipu muslihat adalah kebohongan yang berbahaya karena si pembohong bermaksud untuk merusak atau merugikan korbannya demi keuntungannya sendiri. Contohnya, Elisa, yang pernah diingatkan oleh salah seorang teman wanitanya terhadap seorang pria yang memberikan perhatian yang sangat besar kepadanya. Elisa adalah seorang janda yang secara sosial tidak terlalu sering keluar rumah. Maka, tatkala dia bertemu dengan seorang pria yang juga seorang duda di playgroup tempat putranya bersekolah yang orangnya tampak manis, peka, cerdas, lucu dan, yang terpenting, tertarik kepada dirinya, dia pun merasa sangat senang. Akan tetapi, Tika segera memutus romantika yang sedang bersemi ini. Dia memberitahu Elisa bahwa pria itu terkenal sebagai orang yang suka memanfaatkan para wanita, yang punya keahlian khusus dalam membuat wanita patah hati. Elisa, yang selalu berhati-hati terhadap para pria demi melindungi putranya bila dirinya secara emosional sampai lengket dengan seorang pacar, menghindari pria tersebut seketika itu juga.
Sebulan kemudian, secara tak sengaja dia berpapasan dengan pria itu di pusat perbelanjaan lokal – bersama Tika yang tampak bahagia sekali sedang bergandengan dengannya.
Ada dua cara utama dalam tipu muslihat – menyembunyikan dan memalsukan. Dalam menyembunyikan, si pembohong tidak benar-benar mengatakan kebohongan, dia menahan informasi. Katakanlah, misalnya, kelak Elisa kebetulan mendapat info dari wanita lain bahwa pria ini pernah, pada masa lalu, mengakali mantan pacarnya untuk menandatangani penyerahterimaan seluruh uang si wanita kepadanya dan kemudian membawa lari uang itu, lalu meninggalkan si wanita menghadapi kebangkrutan. Anda memang tak mudah menyalahkan Elisa atas tindakannya yang tidak memberitahu Tika. Lagi pula, mungkin saja Tika tidak akan percaya kepadanya. Namun bila Elisa berkeputusan untuk tidak memberitahu Tika, maka dia pun akan bersalah karena berbohong, kali ini dengan tindakan menyembunyikan informasi.
Dalam memalsukan, informasi palsu disajikan seakan-akan benar. Tika telah menyajikan informasi palsu kepada Elisa tentang watak seorang pria yang bersangkutan dalam rangka agar dapat merebutnya dari saingannya. Jenis kebohongan ini adalah perbuatan yang disengaja, bukan karena kebetulan. Sedangkan bohong untuk merusak orang lain, disebut demikian entah itu untuk membalas dendam atau untuk mencari keuntungan. Orang-orang yang profilnya tinggi seperti para aktor, orang kaya dan politisi sering menjadi target dari orang-orang yang suka berbohong untuk merusak orang lain demi mencari untung. Para wartawan yang kemudian menyerahkan cerita-cerita itu kepada tabloid-tabloid murahan dan majalah, padahal tahu bahwa hal itu tidak benar, juga menarik keuntungan yang sama besarnya sebagaimana halnya para pesaing mereka di bidang bisnis dan politik.
Bohong untuk merusak orang lain, atau menyebarkan rumor seringkali dipakai sebagai senjata dalam situasi persaingan. Para pembohong yang bertujuan merusak orang lain ini memasang rencana untuk menghancurkan karakter dan reputasi para korban mereka, biasanya dengan hasil yang luar biasa parah dan permanen.
Sebuah perusahaan, contohnya, bisa saja menyebarkan informasi palsu bahwa pesaing utamanya sedang berada dalam kesulitan keuangan. Demikian pula, bukanlah hal yang aneh bagi partai-partai politik untuk menebar rumor perilaku seksual yang tidak pantas dari lawannya.
Bayangkan saja dampak dari salah satu dari dua orang pria yang sedang berusaha merebut perhatian dari seorang wanita yang sama yang menyebarkan dusta bahwa pria lainnya terkena penyakit kelamin menular atau seorang pelaku pedofil. Bohong untuk merusak orang lain bekerja pada basis bahwa tak peduli betapapun keterlaluan atau mustahilnya kebohongan itu, bila Anda melemparkan lumpur dalam jumlah yang cukup, maka pasti ada orang yang akan terkena.
Jenis-Jenis Pembohong
Seorang “pembohong alami” adalah seseorang yang punya nurani namun punya rasa percaya diri atas kemampuan berbohong yang dimilikinya, dan sudah melakukan itu semenjak masih kanak-kanak. Seringkali mereka berbohong kepada orangtua mereka untuk menghindari hukuman keras yang akan diterimanya bila mereka mengatakan kebenaran. Banyak pembohong alami yang meningkatkan kemampuan ini pada masa dewasanya dengan menjadi pengacara, negosiator, aktor, politisi dan mata-mata.
Seorang “pembohong tidak alami” adalah seseorang yang, sewaktu masih kanak-kanak, diyakinkan oleh orangtuanya bahwa mustahil baginya untuk berbohong dan bahwa orangtuanya dan orang lain akan selalu mendeteksi kebohongannya. Orang-orang dungu yang mudah dibohongi yang sepanjang hidupnya mengatakan kepada setiap orang tentang kebenaran segala hal, dengan menekankan “Aku tak pernah berkata bohong” dan menyebabkan kemarahan dan masalah dengan setiap orang yang mereka jumpai.
Salah satu pembohong paling berbahaya yang dapat dijumpai oleh seorang wanita adalah Pembohong Romantis. Manakala seorang Pembohong Romantis sedang beroperasi, hampir semua wanita tak menyadari tentang apa yang sedang terjadi. Beberapa Pembohong Romantis mengkhususkan dalam menyembunyikan fakta bahwa mereka telah menikah sementara yang lainnya sangat ahli dalam hal berakting sebagai pengacara, dokter, dan pengusaha sukses dalam rangka mendapatkan rasa hormat dan pesona seks. Para pembohong ini hanya dibatasi oleh imajinasi mereka. Hasilnya, mereka dapat mengakibatkan kerusakan yang sangat parah, secara emosional, psikologis, dan seringkali finansial kepada para wanita yang menjadi korban mereka. Umumnya, tujuan akhir dari Pembohong Romantis adalah mengeruk uang, mendapatkan akomodasi, seks dan keuntungan-keuntungan lainnya dari seorang wanita yang tak curiga. Sebagai balasannya, dia berpura-pura menawarkan kebahagiaan dan cinta kepada si wanita.
Ruang-ruang kerja para ahli terapi dipenuhi dengan wanita-wanita kaya dan cerdas yang telah jatuh menjadi korban dari seorang Pembohong Romantis, di mana sebaliknya sebagian wanita-wanita cerdas ini telah menjadi korban berantai yang terus-menerus tertarik dengan tipe pria yang sama. Kerusakan emosional dan kurangnya rasa harga diri yang dihasilkan dari perjumpaan-perjumpaan ini biasanya jauh melebihi kehilangan harta benda dan dapat meninggalkan bekas emosional, yaitu tak pernah lagi bisa mempercayai laki-laki.
Pembohong Romantis diam-diam merasa yakin bahwa dirinya adalah seorang James Bond.
Pembohong Romantis muncul dari mana saja dan mereka menjamur di ruang-ruang chatting Internet di mana hampir semua orang berbohong dan apa saja bisa dilakukan. Banyak orang yang percaya bahwa para wanita yang diperdaya oleh seorang Pembohong Romantis pastilah terlalu cepat percaya atau bahkan goblok, namun tidaklah demikian kasusnya. Bakat utama Pembohong Romantis ini adalah kemampuannya untuk melancarkan kebohongan yang masuk akal dalam waktu yang cukup lama agar supaya korbannya menjadi tergila-gila. Si wanita menjadi terbutakan matanya atas kebohongan itu atau menyangkalnya, bahkan manakala kebohongan itu sudah jelas bagi teman-teman dan keluarganya.
Selalu ada gunanya bagi para wanita untuk membuat suatu kesepakatan dengan seorang sahabatnya bahwa, manakala salah satu dari mereka jatuh cinta dan tergila-gila dengan “si dia,” maka yang salah satunya lagi punya otoritas untuk secara diam-diam bertindak sebagai polisi dan mengecek kebangkrutan si pria. Bila pria itu melamar suatu posisi yang sangat penting di mana pun di dunia ini, maka hal ini akan menjadi standar praktis, bukankah memang semestinya demikian pula kasusnya manakala keuangan dan emosi Anda sedang terancam untuk direnggut? Para wanita yang menolak ide ini dengan ungkapan klasik “Cinta akan mengalahkan segalanya” biasanya adalah orang yang telah berulangkali ditaklukkan secara habis-habisan oleh si Pembohong Romantis.
Orang bilang bahwa mereka mencintai kebenaran namun dalam kenyataannya mereka ingin mempercayai bahwa apa yang mereka cintai adalah benar.
Bila seseorang tiba tiba menurunkan berat badannya, berhenti minum minuman keras, berhenti menggunakan narkoba atau mendapat pekerjaan agar supaya dirinya menjadi lebih memikat, Anda mungkin ingin mempertanyakan motif mereka. Bila Anda membuat sebuah ikatan dengan mereka, apakah mereka akan tetap ramping, bekerja, berhenti minum, dan bebas narkoba? Harimau jarang yang mengubah belangnya. Hubungan yang didasarkan pada kejujuran adalah satu-satunya yang akan bertahan dalam jangka panjang.
Perubahan-perubahan yang bertahan lama yang kita buat untuk diri kita sendiri adalah perubahan-perubahan yang permanen.
Bila Anda adalah manajer personalia di suatu perusahaan dan ada seseorang yang melamar untuk sebuah posisi yang sangat penting, Anda pasti ingin mengetahui sebanyak-banyaknya tentang mereka dan masa lalunya, benar? Manakala memikirkan seorang pasangan jangka panjang, maka hal yang sama hendaknya diterapkan. Sumber informasi terbaik adalah mantan pasangan orang itu. Bila Anda atau seorang teman “secara tak sengaja” dapat berpapasan dengan mereka, biasanya mereka akan dengan sangat senang hati memberikan informasi yang relevan. Sementara hal ini tampaknya seperti memata-matai bagi sebagian orang, ini adalah praktik standar bagi banyak percintaan di Jepang. Keluarga dari salah satu pihak pasangan akan menyajikan sebuah curriculum vitae putra atau putri mereka kepada keluarga calon menantunya, dan wawancara dan negosiasi terjadi bahkan sebelum kencan pertama diatur. Ini menghindari munculnya sesuatu yang tak diduga, seperti membeli kucing dalam karung, pada masa depan pasangan itu. Jawabannya di sini adalah untuk selalu mencek rekam jejak (track record) produk apa saja yang hendak Anda simpan untuk jangka lama. Janganlah menjadi korban dari salah satu hal ini: ungkapan-ungkapan klise atau hormon yang sedang bergejolak.
Siapa Yang Paling Banyak Bohong?
Hampir semua wanita secara antusias akan mengklaim bahwa, tanpa keraguan, pria jauh lebih banyak berbohong daripada wanita. Akan tetapi, studi-studi ilmiah dan eksperimen memperlihatkan bahwa pria dan wanita menceritakan kebohongan dalam jumlah yang sama. Hanya kandungan kebohongan mereka saja yang berbeda. Wanita cenderung berbohong agar supaya orang lain merasa dirinya lebih baik, sedangkan pria berbohong agar supaya dirinya sendiri tampak baik. Wanita berbohong untuk menjaga agar hubungan tetap aman. Wanita menemukan bahwa paling sulit untuk berbohong tentang perasaan mereka. Pria berbohong untuk menghindari suatu pertengkaran dan senang berbohong tentang betapa liarnya mereka dulu sewaktu masih muda.
Seorang wanita akan berbohong agar supaya orang lain merasa baik. Seorang pria berbohong untuk membuat dirinya sendiri tampak baik.
Ini perbedaan utama kebohongan pria dan wanita. Seorang wanita akan berbohong bahwa seseorang tampak hebat dalam setelan pakaian barunya, walaupun dalam pikirannya orang itu tampak seperti keranjang tomat. Dalam keadaan yang sama, seorang pria akan menjauh dari orang itu untuk menghindari berbohong dan akan berbohong hanya bila dirinya dipaksa untuk berpendapat. Dia akan berkata bahwa setelan pakaian itu “menarik” atau “cantik,” dia akan mengatakan kebohongan tidak langsung seperti “Aku bisa bilang apa?” atau “Aku tak bisa berkata-kata” atau dia sekadar bohong bahwa dia menyukainya. Dan tatkala seorang pria memang berbohong, hampir semua wanita pandai mencium gelagat itu. Seorang pria akan mengatakan kepada Anda bahwa dia adalah orang kedua yang bertanggung jawab dalam distribusi makanan bagi sebuah perusahaan internasional padahal sesungguhnya dia adalah pengantar pizza di Pizza Hut.
Pertanyaan pertama yang ditanyakan laki-laki yang membuat wanita berbohong: “Bagaimana aku tadi?”
Kebenaran akan membebaskanmu, namun pada awalnya akan membuatmu kesal.
Bentuk kebohongan yang paling umum adalah menipu diri sendiri, yang memungkinkan seseorang merokok dua bungkus sehari sambil mengklaim bahwa dirinya bukan pecandu, atau meyakinkan dirinya sendiri bahwa makanan penutup yang penuh kalori tidak akan menginterfensi diet. Bukti ini jelas – wanita berbohong sama banyaknya dengan pria, hanya saja mereka berbohong secara berbeda. Oleh karena adanya kesadaran yang sangat tinggi dari para wanita atas bahasa tubuh dan isyarat-isyarat suara, pria lebih sering ketahuan, yang membuat pria tampaknya lebih banyak berbohong. Padahal tidak. Mereka hanya lebih sering ketahuan.
Kebohongan-Kebohongan Yang Biasa Diucapkan Pria Kepada Wanita
“Aku tidak mabuk.” Ini adalah kebohongan yang mudah ditangkap, terutama sewaktu biasanya terdengar seperti, “Aku ngak mmabok. . .kh.” Tak ada alasan bagi seseorang untuk mengatakan dirinya tidak mabuk – jika dirinya memang tidak mabuk.
“Aku jelas tidak berhubungan seks dengan perempuan itu.”
Seorang pria yang berselingkuh akan berbohong tentang hal itu dengan baik melewati segala titik penalaran karena, dalam pikirannya, dia tak ada untungnya mengatakan kebenaran.
“Seks dengan mantanku sangat tidak enak.”
Seks bagi pria adalah suatu hal yang konstan dalam kehidupannya – ia selalu enak, tak peduli kapan atau di mana. Bila seorang pria berkata bahwa seks dengan mantannya sangat tidak enak, maka dia pasti sedang bohong. Manakala dia bilang bahwa seks dengan mantannya lebih enak daripada dengan Anda, dia berbohong lagi, mungkin tujuannya untuk membuat Anda marah. Seks selalu sama saja baginya – enak.
“Kami cuma teman.”
Dia berkata bahwa mereka berdua hanya teman lama dan dia sama sekali tidak tertarik pada perempuan itu. Namun dia selalu menjauhkan wanita itu dari Anda dan tidak akan membiarkan Anda bertemu dengannya. Variasi lain dari ini termasuk: dia lesbian; dia sekadar butuh seorang teman; dia hanya butuh seseorang untuk curhat; dia sedang mengalami masa yang sulit dan aku hanya ingin membantunya; dia sedang sakit dan ingin agar aku mengunjunginya; dia tidak punya perasaan terhadapku – dia cuma malu saja. Itulah sebabnya dia tidak ingin kau berada di sini sewaktu diakemari.
Mengapa Bohong Gagal
Hampir semua kebohongan dapat dideteksi karena biasanya melibatkan emosi yang bocor keluar seperti lampu merah visual dan verbal. Makin besar bohongnya dan makin banyak emosi yang terlibat, makin banyak pula isyarat yang bocor oleh si pembohong. Usaha untuk menyembunyikan kebocoran-kebocoran ini menciptakan perjuangan emosional bagi hampir semua orang. Makin dekat Anda dengan orang itu, makin berat rasanya berbohong kepada mereka karena emosi yang terlibat. Contohnya, seorang suami akan merasa sulit berbohong kepada istrinya bila dia memang sungguh-sungguh mencintainya namun tidak sulit berbohong kepada musuh bila dirinya tertangkap dalam peperangan. Di sinilah kuncinya pada orang yang sudah terbiasa berbohong – mereka tidak punya ikatan emosional kepada siapapun, maka semua kebohongan mudah dilakukan. Apakah Anda mampu melihat tanda-tanda ini atau tidak adalah perkara lain.
Mengapa Wanita Sangat Pandai Melihat Adanya Kebohongan
Hampir semua pria tahu betapa sulitnya untuk mengatakan kebohongan yang bahkan paling kecil sekalipun kepada seorang wanita, dengan cara berhadapan langsung, tanpa ketahuan. Bila seorang pria harus bohong kepada seorang wanita, dia akan melakukannya dengan lebih baik melalui telpon. Hampir semua wanita tidak begitu sulit untuk berbohong secara langsung di depan seorang pria – dan biasanya mereka selalu lolos.
Rata-rata wanita memiliki antara empat belas dan enam belas lokasi kunci di kedua belahan otaknya tatkala dia sedang berkomunikasi dengan cara berhadapan langsung. Lokasi-lokasi ini digunakan untuk menguraikan kata-kata, perubahan nada suara dan isyarat tubuh, dan secara luas memberikan jawaban atas apa yang dikenal sebagai “naluri wanita.” Seorang pria secara khas hanya memiliki empat atau tujuh lokasi ini karena otak pria telah berkembang untuk melakukan tugas-tugas ”spasial” (hal-hal yang berkaitan dengan posisi, ukuran, dan bentuk) dibandingkan tugas-tugas komunikasi.
“Kesadaran tinggi” yang dimiliki wanita ini ada maksudnya – untuk membela wilayahnya terhadap orang-orang asing dan untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya. Seorang wanita memerlukan kemampuan untuk melihat anak-anaknya dan dengan cepat membaca perbedaan antara rasa sakit, takut, lapar, luka, sedih, dan bahagia. Dia perlu memiliki kemampuan dengan cepat untuk menilai perangai dari orang-orang yang mendekati sarangnya – apakah mereka bersahabat atau agresif? Bila dia tidak memiliki keahlian bertahan hidup ini, maka akan membuat dirinya terbuka dan berada dalam bahaya. Bahkan seorang wanita dapat membaca emosi hewan-hewan untuk alasan yang sama. Dia dapat memberitahu kepada Anda bila seekor anjing merasa senang, sedih, marah, atau malu. Hampir semua pria bahkan tak dapat membayangkan bagaimana tampaknya seekor anjing yang malu. Selama ini tujuan dari pria yang sedang berburu adalah untuk mengenai sasarannya secara akurat, bukan untuk bicara dengannya, melakukan konseling atau berusaha memahaminya.
Seorang pria perlu mengenai sasarannya dengan tepat, bukannya melakukan percakapan yang dalam dan penuh makna dengannya. Sebagaimana telah SettiaBog bahas di bahasan yang lalu, otak wanita diorganisasikan untuk multijalur, memungkinkan mereka untuk mengatasi persoalan dengan sejumlah potongan informasi pada waktu yang bersamaan. Ini memberikan keuntungan tambahan kepada para wanita untuk mampu membaca isyarat-isyarat tubuh dan menyimak apa yang sedang dikatakan sambil, pada saat yang sama, berbicara. Pria, dengan otaknya yang berjalur tunggal, fokus pada satu potong informasi pada satu waktu dan konsekuensinya kehilangan banyak peluang membaca isyarat tubuh.
Mengapa Wanita Selalu Ingat
Erik Everhart, asisten profesor psikologi di Universitas East Carolina, dan teman-temannya dari State University of New York di Buffalo menemukan bahwa anak laki-laki dan anak perempuan, berumur delapan sampai sebelas tahun, menggunakan bagian-bagian yang berbeda dari otak mereka untuk mengenali wajah dan ekspresi. Anak laki-laki lebih banyak menggunakan otak kanan mereka sedangkan anak perempuan lebih banyak menggunakan otak kiri mereka. Para peneliti ini mendapati bahwa perbedaan ini membantu anak-anak perempuan mendeteksi perubahan-perubahan halus pada ekspresi wajah, membuat mereka jadi lebih baik dalam mengindera perasaan hati orang. Membaca mulut atau mata seseorang membutuhkan kemampuan melakukan diskriminasi yang halus dibandingkan menilai emosi di seluruh wajah.
Wanita sangat ahli dalam mengingat-ingat kebohongan yang pernah mereka katakan dan kepada siapa mereka mengatakannya sedangkan pria biasanya lupa pada kebohongan-kebohongan mereka sendiri.
Nasihat Kepada Pria
Jangan buang waktu Anda dengan berkata bohong kepada seorang wanita secara langsung di depannya. Itu jauh lebih sulit. Telponlah dia atau kirimi e-mail. Wanita bukan hanya memiliki kemampuan yang lebih unggul untuk menguak kebohongan, tapi mereka juga memiliki kemampuan untuk mengingat-ingatnya sebagai amunisi pada pertengkaran-pertengkaran di masa depan.
Kebohongan Dari Teman Atau Keluarga Terasa Lebih Menyakitkan
Makin intim suatu hubungan, maka makin sakit pula tipuan yang dilakukan oleh seseorang karena Anda akan merasa ingin melenyapkan orang itu dari hidup Anda. Misalnya, tipuan yang dikatakan oleh orangtua atau saudara kandung akan menimbulkan luka yang dalam karena makin dekat orang itu, maka makin besar pula kepercayaan kita kepadanya dan keterbukaan diri kita terhadapnya. Suatu kebohongan yang diucapkan oleh saudara atau anak kandung akan lebih menyakitkan daripada kebohongan yang diucapkan oleh seorang kenalan, namun cenderung dimaafkan karena orang itu akan tetap menjadi saudara atau anak kandung kita. Suatu kebohongan dari seorang teman juga menyakitkan namun kita dapat menghilangkan orang itu dari hidup kita, setidak-tidaknya untuk sementara waktu, dengan tidak mengontak mereka. Sementara, kita memperkirakan seorang sales mobil bekas akan membohongi kita, tidaklah mengejutkan bila dia memang melakukan hal itu dan kita dapat memilih untuk tidak pernah lagi berjumpa dengannya.
Tanda-Tanda Untuk Mendeteksi Kebohongan
Karena hampir semua orang merasa tidak nyaman tatkala mereka sedang berbohong, secara naluriah mereka berusaha untuk menjauhkan diri mereka dari kebohongan mereka. Di AS, FBI menguak isyarat yang berharga ini pada waktu menganalisis ucapan-ucapan para tersangka yang memberikan alibi palsu. Para pembohong akan meninggalkan referensi untuk diri mereka sendiri dari kebohongan-kebohongan mereka dan menghindari kata-kata “saya” atau “aku.” Ambil contohnya dari seseorang yang berjanji untuk bertemu dengan Anda namun dia tidak muncul. Bila mereka nanti menelpon Anda dan berkata, “Mobilnya mogok dan baterai HP-nya mati,” secara naluriah Anda pasti akan lebih curiga dibandingkan kalau dia berkata, “Mobilku mogok dan aku tak dapat menelponmu karena baterai HP-ku mati.”
Para pembohong juga akan berusaha menghindari nama orang yang sedang mereka bohongkan. Mereka lebih suka berkata, “Aku tidak punya hubungan seks dengan perempuan itu,” daripada, “Aku tidak punya hubungan seks dengan Rahmawati.”
Para Pembohong Dan Gajah
Bagaikan seekor gajah, seorang yang biasa berbohong tidak pernah lupa. Dia sudah melatih kata-kata bohongnya di dalam kepalanya berulang kali dan biasanya dapat menjalankan aksinya dengan sempurna. Coba mintalah kepada seseorang untuk menceritakan kepada Anda apa yang mereka lakukan pekan kemarin dan mungkin mereka akan mengatakan sesuatu seperti, “Ah . . . aku pergi ke tempat saudaraku setelah sarapan pagi dan kemudian . . . ah . . . nggak, aku bertemu dengannya setelah makan siang karena aku harus memperbaiki mobilku dulu . . .”
Mendeteksi Kata-Kata Bohong Dalam Kalimat Yang Diucapkan
Pernahkah Anda mengalami percakapan di mana si pembicara terdengar meyakinkan namun makin banyak dia bicara, maka Anda makin kurang yakin atas apa yang dikatakannya? Mari kita periksa sebagian dari kata-kata dan anak kalimat-anak kalimat yang paling umum digunakan yang dapat memberikan isyarat bahwa seseorang mungkin sedang berusaha menutupi kebenaran atau menyesatkan dengan upayanya meyakinkan Anda dari sebuah emosi yang sesungguhnya tidak mereka rasakan. Kata-kata “sejujurnya,” “setulusnya” dan “terus terang” menunjukkan bahwa si pembicara sedang tidak begitu berterus terang, kurang jujur atau kurang tulus daripada apa yang diklaimnya. Orang-orang yang peka dengan tanpa disadari menguraikan kata-kata ini dan merasakan “semacam insting” bahwa si pembicara sedang berusaha untuk menipu mereka. Misalnya,
“Terus terang, inilah tawaran terbaik yang dapat kuberikan kepada Anda”
diterjemahkan menjadi
“Ini bukanlah tawaran terbaik namun mungkin Anda percaya.”
“Aku mencintaimu”
lebih bisa dipercaya daripada
“Sejujurnya aku mencintaimu.”
“Tak diragukan”
memberikan alasan untuk ragu dan
“tanpa keraguan”
adalah sebuah isyarat yang pasti untuk bersikap waspada.
“Percayalah apa yang kukatakan”
seringkali berarti “Bila aku dapat membuatmu percaya, kau akan melakukan apa yang kuinginkan.”
Tingkatan di mana seseorang berkata “Percayalah padaku” berusaha untuk meyakinkan orang lain agar layak untuk ditipu lebih lanjut. Si pembicara merasa bahwa Anda tidak akan mempercayainya atau bahwa apa yang sedang dikatakannya kedengaran masuk akal, maka dia membuka kata-katanya dengan “Percayalah padaku.” “Aku tidak bercanda” dan “Masak aku bohong kepadamu?” adalah versi-versi lainnya.
Bila Anda memang bersikap jujur, terus terang, dapat dipercaya atau amanah, Anda tak perlu meyakinkan seseorang tentang apa yang sedang Anda lakukan. Apa bedanya antara berbohong kepada petugas pajak dan berbohong kepada istri Anda? Bila Anda sampai ketahuan, petugas pajak masih ingin membuat Anda merasa tidak tenang. Sebagian orang dengan entengnya mengembangkan kebiasaan untuk mengulang-ulang dalam menggunakan jenis kata-kata seperti ini. Mereka tanpa sadar menggunakannya untuk mengawali sebuah pernyataan yang jujur, membuatnya jadi terdengar tidak benar. Tanyalah teman-teman, kerabat, dan teman kerja Anda apakah mereka pernah memperhatikan salah satu dari kata-kata dalam pembicaraan Anda, dan bila ya (cenderung demikian), Anda akan mulai memahami mengapa sebagian orang tampaknya tak pernah mampu mengembangkan sebuah hubungan yang bisa saling mempercayai dengan Anda.
Ungkapan-ungkapan, “Oke” dan “Benar!” memaksa orang yang mendengarkan untuk sepakat dengan sudut pandang si pembicara. “Anda setuju dengan itu, benar?” Orang yang mendengar dipaksa untuk merespons dengan “Benar”-nya sendiri bahkan walaupun dia tidak perlu mesti sepakat dengan sudut pandang si pembicara. “Benar” juga memperlihatkan keraguan tentang kemampuan si pendengar untuk menerima dan memahami apa yang sedang dibahas.
“Hanya” dan “Cuma”
Kata-kata “hanya” dan “cuma” digunakan untuk meminimalkan makna penting dari kata-kata yang mengikutinya, untuk melegakan rasa bersalah seseorang atau untuk meletakkan kesalahan atas konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan ke tempat lain. “Saya hanya akan minta waktu Anda lima menit saja” digunakan oleh orang yang membuang-buang waktu dan orang-orang lain yang ingin menghabiskan satu jam waktu Anda, sedangkan, “Saya akan minta waktu Anda lima menit” lebih spesifik dan bisa dipercaya. Frasa “Sepuluh menit” biasanya berarti jumlah waktu yang tidak tentu antara dua puluh dan enam puluh menit. “Hanya seratus ribu rupiah” dan “cuma simpanan lima puluh ribu rupiah” digunakan untuk meyakinkan Anda bahwa harga yang disodorkan tidak begitu penting. “Aku hanya manusia biasa” adalah kata-kata yang sering dilontarkan seseorang yang tidak mau bertanggung jawab atas persoalan yang ditimbulkannya; “Aku cuma ingin bilang aku mencintaimu” dipakai untuk membungkus hasrat orang yang malu untuk berkata, “Aku cinta padamu,” dan tak ada wanita yang percaya pada seorang pria yang berkata, “Wanita itu hanya teman biasa.” Manakala Anda mendengar seseorang berkata “hanya” atau “cuma,” Anda perlu mempertimbangkan mengapa orang itu berusaha untuk meminimalisir kepentingan dari apa yang sedang dikatakannya. Itu karena mereka kurang percaya diri untuk mengatakan apa yang sesungguhnya mereka rasakan? Apakah mereka memang sengaja hendak menipu? Apakah mereka sedang berusaha menghindari tanggung jawab mereka? Lakukan pemeriksaan yang cermat atas “hanya” dan “cuma,” terkait dengan konteks kapan itu diucapkan, agar dapat mengungkap jawabannya.
Ketika Mereka Berkata, “Akan Kuusahakan”
“Usaha” kerapkali digunakan oleh orang-orang yang biasanya kurang bersungguh-sungguh dalam mencapai sesuatu dan tak mampu menyatakan di depan bahwa mereka mungkin tidak akan berhasil pada suatu tugas atau bahkan bahwa mereka memperkirakan akan gagal. Tatkala seseorang diminta untuk bersikap jujur dalam suatu hubungan, mungkin mereka berkata, “Akan kuusahakan,” atau yang semisal dengan itu, “Akan kucoba sebisanya,” kedua pernyataan ini mengisyaratkan kegagalan yang menjelang. Bila diterjemahkan, ungkapan-ungkapan ini berarti, “Aku meragukan kemampuanku dalam melakukan hal itu.” Tatkala orang itu pada akhirnya gagal, maka dia berkata, “Kan aku sudah berusaha,” menegaskan bahwa dia punya sedikit niat atau rasa percaya diri dalam kemampuannya untuk tetap benar. Manakala Anda mendengar frasa ini, mintalah kepada orang itu untuk berkomitmen pada dirinya sendiri pada sikap “akan” atau “tidak akan.” Lebih baik bahwa seseorang tidak akan melakukan apa yang Anda inginkan dibandingkan “berusaha” dan gagal. Kata “usaha” sama menyenangkan baginya dengan “kemungkinan pasti.”
“Dengan hormat” atau “dengan segala hormat” berarti si pembicara memiliki sedikit atau tidak ada rasa hormat sama sekali terhadap si pendengar dan bahkan menghinanya. “Aku menghargai komentar Anda, namun kalau saya boleh bilang, dengan hormat, saya tidak sepakat.” Inilah jalan yang berliku-liku untuk berkata, “Betapa gombalnya,” dan dimaksudkan untuk memberikan pukulan telak kepada pendengarnya, sambil memberikan landasan yang empuk untuk tempat jatuhnya.
Berikut ini adalah daftar sebagian dari ungkapan-ungkapan umum yang lebih banyak lagi yang digunakan untuk berusaha meyakinkan Anda bahwa si pembicara sedang mengatakan kebenaran manakala faktanya mungkin mereka sedang berusaha untuk memaksa Anda percaya apa yang sedang mereka katakan. Ingat, bagaimanapun juga, tiap frasa ini bukanlah jaminan dari ketidakjujuran dan hendaknya dibaca sesuai dengan konteksnya.
“Percayalah padaku”
“Tak ada alasan bagiku untuk bohong”
“Kukatakan dengan sebenar-benarnya”
“Aku mengatakan yang sebenarnya kepadamu”
“Untuk apa aku bohong?”
“Sejujur-jujurnya kepadamu”
“Apakah aku akan melakukan hal seperti itu kepadamu?”
Muslihat lain yang lazim digunakan untuk berusaha menghindar agar tidak ketahuan adalah dengan menggunakan frasa apa saja yang menempatkan si pembohong dalam kelas orang-orang yang semestinya jauh dari sasaran kemarahan karena mereka menjawab dengan merujuk ke otoritas yang lebih tinggi. Berikut ini adalah sebagian contoh:
“Jujur demi Tuhan”
“Sumpah demi kuburan ibuku”
“Tuhan yang jadi saksi”
“Sumpah demi Tuhan”
“Semoga Tuhan mencabut nyawaku”
Di sini kita tidak sedang membicarakan tentang orang-orang yang sungguh-sungguh beriman atau punya keyakinan religius. Orang-orang ini tidak merasa perlu menggunakan keyakinan atau agama mereka untuk berusaha meyakinkan Anda bahwa mereka jujur karena mereka menjalankan keyakinan mereka.
Menyimak Isyarat-Isyarat Vokal
Terdapat tiga unsur di dalam suara yang dapat memberitahu adanya kebohongan – tinggi rendahnya nada (pitch), kecepatan, dan volume. Tatkala seseorang mengalami stres, ketegangan yang berhubungan dengan itu mengakibatkan pengencangan pada pita suara yang membuat suara mereka jadi cempreng, dan bisa saja meningkatkan kecepatan dan volume mereka. Berbagai studi memperlihatkan sekitar 70% orang meningkatkan nada suara mereka sewaktu berbohong. Sebaliknya, bila si pembohong dengan hati-hati berpikir dalam menyampaikan kebohongan itu agar efektif, mungkin saja mereka akan berbicara dengan lebih lambat, menurunkan volume suara dan mengurangi kecepatan bicara mereka. Tatkala seseorang secara tak terduga ketahuan sedang membelokkan kebenaran, pembicaraan mereka cenderung dibumbui dengan eh, uh, eng, dan beberapa kali jeda karena mereka tidak punya cukup waktu untuk melatih kebohongannya. Hal ini tampak lebih jelas pada pria dibandingkan pada wanita karena pria memiliki fasilitas yang lebih sedikit di dalam otak untuk mengontrol bahasa. Seorang pria yang kata-katanya kacau balau cenderung sedang berbohong karena itu mengungkapkan adanya sejumlah isu di dalam otaknya yang sedang terjadi pada saat yang bersamaan, dan otaknya sedang berusaha untuk mengatasinya sekaligus. Tatkala seseorang menjawab pertanyaan langsung Anda dengan menceracau, maka curigailah. Perlu diingat, bahwasanya sinyal-sinyal yang sedang kita bahas di sini memperlihatkan bahwa seseorang sedang mengalami suatu stres dan bukannya jaminan bahwa mereka sedang berbohong. Ada persentase dalam sejumlah kecil orang-orang yang merasa nyaman dalam berbohong dan tidak memperlihatkan banyak isyarat yang berhubungan dengan stres dan sebagainya – seperti para fanatik suatu aliran politik dan agama – yang mana mereka benar-benar dapat mempercayai kebohongan-kebohongan mereka sendiri dan dengan demikian tidak memperlihatkan adanya tanda-tanda kebohongan apa pun. Namun hampir semua pembohong memperlihatkan banyak tanda, hampir sepanjang waktu.
Membaca Bahasa Tubuh
Baik pria dan wanita secara signifikan meningkatkan gerak-gerik tangan ke wajah tatkala mereka merasa penuh keraguan, tidak pasti, sedang membesar-besarkan atau berbohong. Gerak-gerik pria mudah dilihat karena lebih kentara daripada wanita dan pria lebih banyak menggunakannya. Ini termasuk menggaruk-garuk mata dan hidung, menarik telinga dan mengencangkan kerah bajunya dengan kuat. Bacalah Selalu Kumpulan Gerak-Gerik Jangan sekali-kali menginterpretasikan sebuah gerak-gerik tunggal yang terlepas dari gerak-gerik lainnya atau keadaan lain. Bila seseorang menggosok matanya, mungkin saja itu memang benar-benar gatal, pedih, atau lelah. Anda perlu melihat setidak-tidaknya tiga isyarat sebelum Anda dapat berasumsi ada sebuah kebohongan yang sedang dikatakan. Bila seseorang menyentuh mulut atau hidung mereka, menggosok mata, menarik telinga, menggaruk leher, meletakkan jari-jari di mulut atau menggosok-gosok hidung mereka, maka di sini tak ada jaminan bahwa mereka sedang bohong, namun hendaknya Anda tahu bahwa ada sesuatu yang terjadi di dalam otak mereka yang tidak mereka katakan kepada Anda. Itu bisa saja bukanlah suatu kebohongan namun mungkin saja mereka sedang menyembunyikan sesuatu. Bila mereka terus-menerus menyentuh wajah mereka sambil berkata, “Percayalah kepadaku, yakinlah padaku, sejujur-jujurnya, dan dengan segala hormat,” adalah masuk akal untuk berasumsi bahwa Anda sedang dibohongi.
Senyuman
Pria dan wanita tersenyum sama banyaknya ketika sedang bohong atau ketika sedang berkata benar. Akan tetapi, senyum yang sesungguhnya berlangsung cepat dan simetris – bagian kiri wajah menjadi cermin bagian kanan wajah. Senyum palsu terjadi dengan lambat dan tidak simetris. Tatkala orang sedang berusaha untuk memperlihatkan sebuah emosi yang tidak mereka rasakan, ekspresi wajah mereka tidak simetris. Dengan kata lain, tersenyum dengan terpaksa.
Memperhatikan Mata
Secara umum, mungkin Anda pernah diberitahu untuk meyakini bahwa seorang pembohong tak pernah melihat ke mata Anda. Hal ini benar bagi anak-anak yang dibesarkan di Barat dan dalam kultur Eropa yang ibu-ibu mereka berkata, “Ibu tahu kamu bohong karena kamu tidak mau melihat ke mata ibu.” Akan tetapi, di banyak negeri-negeri Asia dan Amerika Selatan, dipandang tidak sopan atau agresif untuk melakukan kontak mata yang lama sehingga aturan ini tidak berlaku. Di samping itu, para pembohong yang sudah mahir memiliki kompetensi dalam menjaga kontak mata sewaktu sedang bohong, maka kontak mata yang singkat atau tidak adanya kontak mata hanya menjadi sebuah faktor dalam menyingkap adanya kebohongan. Banyaknya kedipan mata adalah isyarat yang penting untuk diperhatikan, karena ini adalah tanda meningkatnya ketegangan dan bola mata si pembohong mengering disebabkan terlalu memaksakan kontak mata. Arah gerak mata seseorang sewaktu Anda menanyakan sebuah pertanyaan kepadanya juga dapat membantu Anda untuk menangkap adanya kebohongan, karena itu memperlihatkan bagian otak mereka yang mana yang sedang digunakan dan sebuah isyarat yang hampir mustahil untuk dipalsukan. Manakala hampir semua orang bertangan normal sedang mengingat-ingat sebuah kejadian yang sungguh-sungguh terjadi maka mereka menggunakan otak kiri mereka dan melihat ke arah kanan mereka. Manakala mereka sedang mengarang sebuah cerita mereka menggunakan otak kanan mereka dan melihat ke arah kiri mereka. Dengan istilah sederhananya, para pembohong bertangan kanan (normal) melihat ke arah kiri mereka, para pembohong bertangan kidal melihat ke arah kanan. Pengamatan dengan metode ini tidak menjamin secara pasti, namun mengirimkan sebuah isyarat yang kuat akan adanya kebohongan.
Efek Pinokio
Kamera-kamera dengan efek pencitraan khusus yang memperlihatkan aliran darah di dalam tubuh mengungkapkan bahwa tatkala seseorang sedang bohong, hidungnya tambah besar. Tekanan darah yang meninggi menggembungkan hidungnya dan menyebabkan ujung-ujung syaraf di hidung terasa gatal, menghasilkan tindakan menggaruk yang berisik pada hidung dengan jari untuk menghilangkan “rasa gatal” tadi. Fenomena yang sama terjadi tatkala seseorang sedang tidak karuan perasaannya atau marah. Para ilmuwan di Smell and Taste Treatment and Research Foundation di Chicago menemukan bahwa tatkala Anda bohong, bahan-bahan kimia yang disebut catecholamine dilepaskan, menyebabkan jaringan-jaringan halus di dalam hidung menggelembung. Anda dapat melihat penggelembungan ini dengan mata telanjang namun menarik untuk diperhatikan bahwa penis seorang pria juga membesar sewaktu dia sedang berbohong. Maka bila Anda tidak yakin apakah seorang pria sedang bohong atau tidak, tarik saja celananya ke bawah.
Berikut ini adalah daftar singkat dari pertanda lainnya yang mudah terbaca yang menunjukkan manakala seorang pria mungkin sedang membelokkan kebenaran:
1. Otot-otot wajah menegang. Otak berusaha untuk mencegah wajah untuk memperlihatkan umpan balik apa pun.
2. Tidak ada kontak mata. Kedua matanya akan memandang jauh. Bila ruangan itu ada pintunya, ke sanalah pandangannya dilepaskan.
3. Melipat kedua tangan dan/atau kaki. Ini adalah naluri bertahan.
4. Senyum tipis yang dipaksakan. Ini adalah senyum yang dilakukan baik oleh pria maupun wanita untuk berpura-pura bersikap tulus.
5. Pupil di kedua mata menyempit.
6. Bicara dengan cepat. Seorang pembohong ingin segera mengakhiri pembicaraan.
7. Kepala akan menggeleng “tidak” ketika memberikan jawaban “ya” atau sebaliknya.
8. Menyembunyikan kedua telapak tangannya. Pria merasa lebih mudah berbohong dengan kedua telapak tangan berada di dalam sakunya.
9. Bergumam atau memplesetkan kata-kata. Seorang pembohong berpikir dia tidak bohong dengan melakukan ini.
10.Berlebihan dalam sikap akrab/tertawa.
Dia ingin Anda menyukai dirinya sehingga Anda akan percaya kepadanya.
Trik Agar Tidak Mudah Dibohongi
1. Duduklah di kursi yang lebih tinggi. Ini adalah bentuk intimidasi yang halus.
2. Jangan silangkan kedua kaki Anda, bukalah kedua tangan Anda dan bersandarlah ke belakang. Buatlah diri Anda “terbuka” atas kebenaran.
3. Jangan sekali-kali beritahu kepadanya apa yang Anda KETAHUI – jangan tunjukkan bahwa Anda tahu bahwa apa yang sedang mereka katakan adalah bohong.
4. Invasilah ruang pribadi mereka. Manakala Anda mendekat, mereka akan merasa tidak nyaman.
5. Tirulah postur dan gerakan tubuh mereka. Ini membangun adanya sebuah ikatan dan mereka akan merasa lebih berat untuk berdusta kepada Anda.
6. Berbicaralah dengan gaya mereka dengan menyimak bagaimana mereka berpikir. Jika orang itu mengeluarkan kata-kata seperti “Aku MENDENGARmu!” atau “KEDENGARANnya bagus,” Anda akan tahu bahwa dia berpikir dengan cara pendengaran atau dengan telinga (auditor). Bila dia berkata, “Seharusnya aku MELIHAT waktu dia datang” atau “Aku MELIHAT apa yang kaumaksudkan,” Anda akan tahu bahwa dia berorientasi visual. Bila dia mengucapkan kata-kata seperti “Aku seperti TERKENA berton-ton batu bata” atau “Aku cuma MEMBEKU di tempatku,” Anda akan tahu bahwa dia berpikir dengan perasaan. Berbicaralah dengan cara yang sama. Sebuah tes yang bagus adalah dengan meminta seseorang untuk melafalkan alfabet. Sebagian orang akan menatap seperti sedang membaca alfabet itu di papan tulis di sekolah dasar (visual), sebagian orang akan melagukan alfabet itu (auditorial), dan sebagian orang akan mengetuk-ngetuk huruf-huruf tersebut (perasaan). Bila Anda menyesuaikan dengan metode berpikir mereka, maka Anda akan segera menjalin sebuah ikatan dengan mereka.
7. Beri mereka “jalan keluar.” Anda perlu membuat mereka merasa mudah untuk mengatakan kebenaran. Berpura-puralah Anda tidak mendengar mereka dengan tepat atau katakan bahwa Anda tidak paham apa yang mereka katakan tadi. Selalu berilah jalan keluar sehingga mereka dapat menyangkal kata-kata mereka dan mengatakan yang benar.
8. Bersikaplah yang tenang. Jangan sekali-kali memperlihatkan keterkejutan atau kekagetan. Perlakukan apa saja yang mereka katakan dengan kepentingan yang sama. Begitu Anda bereaksi negatif Anda akan kehilangan peluang apa pun untuk mendapat informasi yang benar darinya.
9. Jangan menuduh. Pertanyaan-pertanyaan agresif seperti “Mengapa kau tidak menelponku?” atau “Apakah kau menjumpai orang lain?” dapat membuat si pembohong memperkuat posisinya. Gunakan pertanyaan-pertanyaan yang lunak seperti “Kapan kemarin kaubilang akan datang lagi?” dan “Jam berapa kemarin kaubilang akan datang ke restoran?”
10.Beri mereka satu kesempatan terakhir. Abaikanlah kebohongan itu dan katakan, “Apa yang dapat kita lakukan untuk menghindari ini terjadi lagi?” Bila mereka berpikir bahwa Anda telah melepaskan mereka dari situasi yang sulit maka mereka akan cenderung bersikap lebih jujur dan sejelek-jeleknya, mereka akan menawarkan solusi mereka sendiri agar tidak menggunakan kebohongan ini lagi.
No comments:
Post a Comment