Klip di atas "fate" yang di cover Cello oleh Yoon Kyung Cho, mirip gendhuk SettiaBlog kan ya? Bawaannya Yoon Kyung Cho yang suka nangis itu lho yang sama dengan gendhuk SettiaBlog, tapi memang ada kok yang mirip dengan gendhuk SettiaBlog di dirinya, coba saja perhatikan! Udahlah! Ndak usah di tanggapi kekacauan SettiaBlog, yang jelas klip di atas ini yang menemani SettiaBlog mengetik bahasan ini, ya memang serasa di temani gendhuk SettiaBlog. Thu kan kumat lagi. Lirik dalam lagu "fate" ini memang di tujukan untuk pasangan yang sering bermasalah dalam keharmonisan rumah tangga. Memilih takdir harus berpisah di tengah jalan atau memilih takdir berjuang mempertahankan keharmonisan rumah tangga yang sudah di bina. Semua di serahkan kepada Anda. Kalau SettiaBlog c santuy.... santuy.... aja, ndak pernah ada masalah. Sombong.... SettiaBlog sombong. Sombong gimana? SettiaBlog kan belum punya istri. ... Salah satu penyebab kita sering ndak bisa santuy, ya sikap sombong itu. Memang yang pantas sombong hanya Allah SWT, manusia kan hanya makhluk lemah, apa c yang mau di sombongkan?
Sombong adalah menganggap diri sendirinya lebih unggul dan hebat dari orang lain. Orang yang punya sifat sombong sering kali merendahkan orang lain, sehingga sikapnya pun membuat orang lain tidak suka kepadanya. Sikap sombong bisa terjadi karena amalannya, ilmunya, kecantikannya, atau kekayaanya hingga membuat pengidapnya jadi merasa bangga dan memandang dirinya lebih tinggi dari yang lain. Biasanya sikap sombong ini bisa muncul entah disadari atau tidak, karena hakikat manusia memang selalu merasa melebihi dari orang lain. Padahal sikap sombong tidak diperbolehkan dalam Islam, seperti melansir dari Al-Quran surat Luqman ayat 18 yang berbunyi;
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ
"Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri."
Sudah dibuktikan bahwa kita sebagai manusia jangan bersikap sombong, karena orang lain aja gak suka lihatnya apalagi Allah SWT. Supaya kita terhindar dari rasa tinggi hati tersebut, islam mengingatkan pada lima hal ini agar kita tidak demikian.
1. Selalu ingat bahwa semua yang terjadi itu kehendak Allah SWT
Cara agar kita tidak memiliki rasa tinggi hati yaitu selalu mengingat bahwa semua yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Allah SWT. Kita sebagai makhluk hamba Allah SWT sudah seharusnya untuk selalu ingat kalau di dunia ini ada yang ngatur yakni Allah SWT. Mengingat juga manusia memiliki Tuhan yang Maha Tinggi dan Maha Besar, tidak sepatutnya kita merasa tinggi dari yang lain. Apalagi kita ini sedang diatur sama Allah SWT, jadi apapun yang terjadi adalah atas kehendakNya.
2. Selalu ingat bahwa yang kita punya itu hanya titipan
Selain mengingat bahwa semua kejadian di dunia ini atas kehendak Allah, kita harus ingat juga kalau yang kita miliki itu hanya titipan Tuhan. Semua yang kita miliki itu adalah kepunyaan Allah SWT. Misalnya, kita memiliki sesuatu dengan sepenuhnya, lalu menyombongkan hak tersebut, siap-siap aja kehilangan. Karena Tuhan-lah yang menciptakan segalanya, Allah Maha Pencipta langit dan bumi beserta isinya. Jadi, kita ndak perlu menyombongkan sesuatu ke orang lain, cukup bersikap biasa-biasa saja.
3. Khawatirlah jika amalan yang dikerjakan tidak diterima
Terjadinya sikap sombong tidak hanya dari satu hal saja, bisa dari berbagai faktor lainnya, seperti amalannya. Meskipun kita merasa rajin ibadahnya, tidak seharusnya kita untuk bersikap sombong karena merasa amalannya lebih baik. Karena sudah pasti segala sesuatu atas kehendakNya, bisa jadi amalan yang kita kerjakan sudah baik, namun belum tentu diterima oleh Allah SWT. Kita pun tidak tahu punya dosa dari mana saja, karena manusia juga tidak luput dari kesalahannya. Maka dari itu, ingat dengan amalan kita selama ini apakah diterima atau tidak. Sehingga rasa sikap sombong di dalam diri pun jadi lebih berkurang.
4. Banyak mensyukuri nikmat Allah SWT
Buka mata terhadap segala sesuatu yang kita jalani hari ini, seperti masih bisa makan yang layak, masih tidur di tempat yang nyaman, masih punya pekerjaan, dan setidaknya memiliki orang-orang yang kita kenal. Itulah sebuah rezeki yang luar biasa dari Allah SWT yang sepatutnya kita syukuri. Belajar untuk memahami segala sesuatu yang ada di sekitar kita, maka rasa syukur pun ikut terbuka lebar. Dengan banyaknya mensyukuri nikmat dari Allah SWT, kita pun jadi ndak perlu ada rasa tinggi hati.
5. Selalu merasa bahwa diri masih banyak dosa
Kurang lebih seperti di poin ketiga, manusia memang tidak luput dari kesalahan. Kita tidak tahu sudah punya berapa banyak dosa dari masa lampau hingga detik ini. Merenungkan terhadap dosa sendiri salah satu cara agar kita terhindar dari rasa jumawa. Sehingga kita pun merasa tidak layak untuk bersikap sombong seperti itu.
6. Selalu ingat bahwa dunia hanya sementara
Poin terakhir untuk bisa menghilangkan rasa sifat sombong pada diri sendiri yaitu selalu mengingat bahwa hidup di dunia ini cuma sementara. Kita mengetahui hal tersebut, bahwa setelah dunia itu masih ada kehidupan lain yaitu akhirat, tempat kehidupan makhluk hidup paling kekal dan abadi selamanya. Lihat sekarang kita yang masih hidup di dunia, yang sifatnya sementara. Sedangkan kalau kita bersikap sombong atas sesuatu, hal itu pun nilainya akan sementara juga, alias bukan milik kita. Perlu digaris bawahi, jika orang bersikap sombong atas hal apapun itu meskipun bercanda, itu sungguh tidak baik di pandangan Allah SWT, sangat merugikan bukan? Jadi, sebaiknya kita sesama manusia bersikap sewajarnya saja di depan orang-orang, dan tetaplah mengerjakan kebaikan.
Dalam buku Book of Toxic Relationship, psikolog dan penulis Tony Ibrahim menyebut ada lima ciri utama orang sombong.
Arogan
Orang yang sombong memiliki sikap arogan terhadap orang lain. Mereka merasa paling benar sendiri di antara yang lain. Bahkan, mereka sudah meremehkan usaha orang lain, sehingga mereka kurang memiliki sikap hormat. Mereka juga sering mencari kesalahan orang lain, tidak komunikatif, egois, sering menghakimi, dan merasa lebih suci dari Anda.
Bertindak seolah paling unggul
Orang yang sombong kerap bertindak seolah dirinya paling unggul dibanding yang lain. Mulai dari pencapaian, harta, prestasi, sampai kinerja. Tentunya, orang sombong ini membuat dirinya merasa lebih penting dibanding orang sekelilingnya.
Sering berkumpul dengan orang yang sederajat
Ciri-ciri orang sombong selanjutnya adalah, mereka sering berkumpul dengan orang yang sederajat dengannya. Mulai dari gelar, profesi, hingga pencapaian yang sama.
Tempramen dan keras
Serupa dengan arogan, orang sombong disebut memiliki sikap tempramen dan keras kepada orang lain. Bahkan, sikapnya ini dilakukan untuk mendapat perhatian khusus, agar orang-orang di sekelilingnya takut dan hormat padanya.
"Sikap yang dia tunjukkan ‘Saya lebih baik daripada Anda’ hanya menutupi dirinya ‘Saya lebih buruk daripada Anda’. Tentunya, dia diliputi rasa tidak aman dan memiliki ego yang sangat rapuh. "
Manipulatif dan berusaha mengontrol orang lain
Orang sombong berusaha mengontrol Anda dengan cara manipulatif. Bahkan dia akan membuat orang lain merasa bersalah, meski kesalahan awalnya milik dia sendiri. Tak hanya itu, mereka juga banyak bicara dan terkesan sok kritis. Dia banyak bicara dan sok kritis, padahal dia tidak tahu apa-apa.
Sombong adalah menganggap diri sendirinya lebih unggul dan hebat dari orang lain. Orang yang punya sifat sombong sering kali merendahkan orang lain, sehingga sikapnya pun membuat orang lain tidak suka kepadanya. Sikap sombong bisa terjadi karena amalannya, ilmunya, kecantikannya, atau kekayaanya hingga membuat pengidapnya jadi merasa bangga dan memandang dirinya lebih tinggi dari yang lain. Biasanya sikap sombong ini bisa muncul entah disadari atau tidak, karena hakikat manusia memang selalu merasa melebihi dari orang lain. Padahal sikap sombong tidak diperbolehkan dalam Islam, seperti melansir dari Al-Quran surat Luqman ayat 18 yang berbunyi;
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ
"Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri."
Sudah dibuktikan bahwa kita sebagai manusia jangan bersikap sombong, karena orang lain aja gak suka lihatnya apalagi Allah SWT. Supaya kita terhindar dari rasa tinggi hati tersebut, islam mengingatkan pada lima hal ini agar kita tidak demikian.
1. Selalu ingat bahwa semua yang terjadi itu kehendak Allah SWT
Cara agar kita tidak memiliki rasa tinggi hati yaitu selalu mengingat bahwa semua yang terjadi di dunia ini adalah atas kehendak Allah SWT. Kita sebagai makhluk hamba Allah SWT sudah seharusnya untuk selalu ingat kalau di dunia ini ada yang ngatur yakni Allah SWT. Mengingat juga manusia memiliki Tuhan yang Maha Tinggi dan Maha Besar, tidak sepatutnya kita merasa tinggi dari yang lain. Apalagi kita ini sedang diatur sama Allah SWT, jadi apapun yang terjadi adalah atas kehendakNya.
2. Selalu ingat bahwa yang kita punya itu hanya titipan
Selain mengingat bahwa semua kejadian di dunia ini atas kehendak Allah, kita harus ingat juga kalau yang kita miliki itu hanya titipan Tuhan. Semua yang kita miliki itu adalah kepunyaan Allah SWT. Misalnya, kita memiliki sesuatu dengan sepenuhnya, lalu menyombongkan hak tersebut, siap-siap aja kehilangan. Karena Tuhan-lah yang menciptakan segalanya, Allah Maha Pencipta langit dan bumi beserta isinya. Jadi, kita ndak perlu menyombongkan sesuatu ke orang lain, cukup bersikap biasa-biasa saja.
3. Khawatirlah jika amalan yang dikerjakan tidak diterima
Terjadinya sikap sombong tidak hanya dari satu hal saja, bisa dari berbagai faktor lainnya, seperti amalannya. Meskipun kita merasa rajin ibadahnya, tidak seharusnya kita untuk bersikap sombong karena merasa amalannya lebih baik. Karena sudah pasti segala sesuatu atas kehendakNya, bisa jadi amalan yang kita kerjakan sudah baik, namun belum tentu diterima oleh Allah SWT. Kita pun tidak tahu punya dosa dari mana saja, karena manusia juga tidak luput dari kesalahannya. Maka dari itu, ingat dengan amalan kita selama ini apakah diterima atau tidak. Sehingga rasa sikap sombong di dalam diri pun jadi lebih berkurang.
4. Banyak mensyukuri nikmat Allah SWT
Buka mata terhadap segala sesuatu yang kita jalani hari ini, seperti masih bisa makan yang layak, masih tidur di tempat yang nyaman, masih punya pekerjaan, dan setidaknya memiliki orang-orang yang kita kenal. Itulah sebuah rezeki yang luar biasa dari Allah SWT yang sepatutnya kita syukuri. Belajar untuk memahami segala sesuatu yang ada di sekitar kita, maka rasa syukur pun ikut terbuka lebar. Dengan banyaknya mensyukuri nikmat dari Allah SWT, kita pun jadi ndak perlu ada rasa tinggi hati.
5. Selalu merasa bahwa diri masih banyak dosa
Kurang lebih seperti di poin ketiga, manusia memang tidak luput dari kesalahan. Kita tidak tahu sudah punya berapa banyak dosa dari masa lampau hingga detik ini. Merenungkan terhadap dosa sendiri salah satu cara agar kita terhindar dari rasa jumawa. Sehingga kita pun merasa tidak layak untuk bersikap sombong seperti itu.
6. Selalu ingat bahwa dunia hanya sementara
Poin terakhir untuk bisa menghilangkan rasa sifat sombong pada diri sendiri yaitu selalu mengingat bahwa hidup di dunia ini cuma sementara. Kita mengetahui hal tersebut, bahwa setelah dunia itu masih ada kehidupan lain yaitu akhirat, tempat kehidupan makhluk hidup paling kekal dan abadi selamanya. Lihat sekarang kita yang masih hidup di dunia, yang sifatnya sementara. Sedangkan kalau kita bersikap sombong atas sesuatu, hal itu pun nilainya akan sementara juga, alias bukan milik kita. Perlu digaris bawahi, jika orang bersikap sombong atas hal apapun itu meskipun bercanda, itu sungguh tidak baik di pandangan Allah SWT, sangat merugikan bukan? Jadi, sebaiknya kita sesama manusia bersikap sewajarnya saja di depan orang-orang, dan tetaplah mengerjakan kebaikan.
Dalam buku Book of Toxic Relationship, psikolog dan penulis Tony Ibrahim menyebut ada lima ciri utama orang sombong.
Arogan
Orang yang sombong memiliki sikap arogan terhadap orang lain. Mereka merasa paling benar sendiri di antara yang lain. Bahkan, mereka sudah meremehkan usaha orang lain, sehingga mereka kurang memiliki sikap hormat. Mereka juga sering mencari kesalahan orang lain, tidak komunikatif, egois, sering menghakimi, dan merasa lebih suci dari Anda.
Bertindak seolah paling unggul
Orang yang sombong kerap bertindak seolah dirinya paling unggul dibanding yang lain. Mulai dari pencapaian, harta, prestasi, sampai kinerja. Tentunya, orang sombong ini membuat dirinya merasa lebih penting dibanding orang sekelilingnya.
Sering berkumpul dengan orang yang sederajat
Ciri-ciri orang sombong selanjutnya adalah, mereka sering berkumpul dengan orang yang sederajat dengannya. Mulai dari gelar, profesi, hingga pencapaian yang sama.
Tempramen dan keras
Serupa dengan arogan, orang sombong disebut memiliki sikap tempramen dan keras kepada orang lain. Bahkan, sikapnya ini dilakukan untuk mendapat perhatian khusus, agar orang-orang di sekelilingnya takut dan hormat padanya.
"Sikap yang dia tunjukkan ‘Saya lebih baik daripada Anda’ hanya menutupi dirinya ‘Saya lebih buruk daripada Anda’. Tentunya, dia diliputi rasa tidak aman dan memiliki ego yang sangat rapuh. "
Manipulatif dan berusaha mengontrol orang lain
Orang sombong berusaha mengontrol Anda dengan cara manipulatif. Bahkan dia akan membuat orang lain merasa bersalah, meski kesalahan awalnya milik dia sendiri. Tak hanya itu, mereka juga banyak bicara dan terkesan sok kritis. Dia banyak bicara dan sok kritis, padahal dia tidak tahu apa-apa.
Bottom Note
• Jangan pernah merasa mulia dengan cara merendahkan orang lain. Kemuliaan hanya milik mereka yang punya kerendahan hati.
• Rendah hati adalah suatu nikmat hati yang tidak bisa diperoleh oleh orang yang dengki.
• Temukan kemenangan di setiap kekalahan untuk tetap berharap dan temukan kekalahan di setiap kemenangan untuk tetap rendah hati.
• Orang pintar terlalu percaya diri. Orang cerdas memilih rendah hati.
No comments:
Post a Comment