SettiaBlog mohon maaf kalau bahasan sebelumnya sedikit menggurui, itu bukan tipe SettiaBlog. Argumen itu dulu SettiaBlog dapat dari orang lain saat menghadapi masalah. Lha ya, sudah punya masalah, ingin solusi kok malah di kasih argumen yang justru membingungkan. Saat bingung dalam kebuntuan SettiaBlog pasrah total memohon petunjuk Allah SWT. Perlahan - lahan SettiaBlog belajar menerima kenyataan dan belajar ikhlas dalam menjalani kehidupan, makanya SettiaBlog jarang terlihat sedih. Ya, SettiaBlog sudah terbiasa kumpul dengan orang berbagai karakter dan kepribadian dari kecil, kalau cucu SettiaBlog bilangnya bocil, itu lho Sazia Rinjani yang dulu pernah SettiaBlog ceritakan, sekarang sudah sekolah di PAUD. Pernah dia cerita ke SettiaBlog, a... cho... teman Sazia bocil semua." Sudahlah biarkan Sazia menikmati kehidupan bersama teman - teman bocilnya. SettiaBlog lanjutkan ke bahasan. Dari masih bocil dulu, SettiaBlog sudah terbiasa melihat, mendengar dan merasakan masalah dan intrik yang di hadapi orang - orang di sekitar SettiaBlog. Salah satunya pertengkaran suami istri yang SettiaBlog pakai ilustrasi pada bahasan sebelumnya. Makanya setelah beranjak besar SettiaBlog sering mencari dan memahami apa tho hati itu, apa tho pikiran itu. Alhamdulillah perlahan - lahan Allah SWT menunjukkan apa itu hati, bagaimana melihat dengan hati, apa itu pikiran, dan keselarasan penggunaan hati dan pikiran. SettiaBlog tekankan lagi, ndak usah terlalu di anggep setiap bahasan SettiaBlog. Yang jelas SettiaBlog ingin belajar bersama untuk menghadapi masalah hidup dengan bijak, sederhana dan ceria. Dan berusaha sportifitas dalam menghadapi tantangan dan tekanan, seperti yang di tunjukkan Kamila Vaileva, Alexandra Trusova dan Anna Shcherbakova pada klip di atas. Seberat apapun tekanan yang di hadapi mereka masih bisa tetap ceria. Karena SettiaBlog seorang muslim, tentu Al Qur'an dan hadist yang jadi pegangan SettiaBlog.
Al Qur'an merupakan panduan utama yang dapat dijadikan sahabat sejati dalam mengarungi kehidupan agar sesuai dengan maksud dan tujuan Allah SWT (maqashid as-syariah). Oleh karena itu, kita harus bisa bersahabat dengan Al Qur'an karena Al Qur'an adalah mukjizat abadi (mukjizat khalidah). Keberadaannya diyakini sebagaimana kata pepatah "tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan" dan akan senantiasa relevan di setiap waktu dan zaman (shalih fi kulli zamanin wa makanin).
Untuk menjadikan Al Qur'an sebagai sahabat sejati, tentu kita harus memosisikan dan memperlakukannya seperti kita memperlakukan sahabat dalam hidup ini. Cara kita memperlakukan sahabat dalam hidup sering kali menjadikannya sebagai teman curhat, mendengar nasihatnya, mengikuti petuahnya, dan ingin selalu dekat di sisinya. Bahkan, sering kali kita tidak bisa dipisahkan dalam jarak dan waktu. Begitu pun ketika Al Qur'an sudah menjadi sahabat sejati dalam kehidupan kita. Maka, tentu kita akan membuatnya terasa istimewa dalam hidup kita.
Banyak cara untuk bisa mengistimewakan Al Qur'an agar menjadi sahabat sejati dalam hidup. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjadikan Al Qur'an sebagai sahabat sejati yang istimewa:
Pertama, melafazkannya atau membacanya. Aktivitas membaca Al Qur'an merupakan cara yang paling awal untuk bisa menjadikan Al Qur'an sebagai sahabat sejati dalam kehidupan kita. Aktivitas membaca Al Qur'an dapat dimaknai dengan melakukan rutinitas yang disusun secara sistematis dalam mengalokasikan waktu untuk bisa membaca Al Qur'an. Rasulullah SAW bersabda:
اقْرَؤوا القُرْآنَ، فإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القيامةِ شَفِيعًا لأَصْحابِهِ
"Bacalah Alquran, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat menjadi pemberi syafaat bagi orang-orang yang bersahabat dengannya."(HR Muslim)
Kedua, menghafalkannya. Kegiatan untuk bisa menghafal Al Qur'an adalah langkah kedua yang dapat menjadikan Al Qur'an sebagai sahabat sejati yang terpatri dalam hati dan tertera dalam jiwa. Sebagai sebuah kitab suci yang dijadikan pedoman hidup, ternyata Al Qur'an merupakan satu-satunya kitab suci yang mudah dihafal di antara kitab samawi lainnya.
Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS al-Qamar (54) ayat 17:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
"Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran itu?"
Ketiga, menadaburinya. Langkah ketiga untuk bisa menjadikan Al Qur'an sebagai sahabat sejati dalam kehidupan adalah dengan berusaha untuk memahami dan menadaburinya. Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitabnya Al-Itqan fi Ulum Al-Qur'an menuliskan bahwa disunnahkan membaca Al Qur'an dengan tadabur (berusaha merenungkan kandungan maknanya) dan tafahum (berusaha memahami kandungan maknanya).
Keempat, mengamalkannya. Langkah pamungkas yang harus dipastikan untuk bisa bersahabat dengan Alquran adalah berusaha untuk mengamalkan setiap ayat yang terkandung di dalamnya. Proses untuk bisa mengamalkan ini dapat dipahami dengan cara menjadikan setiap aktivitas kita sesuai dengan tuntunan Al Qur'an, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi.
Al Qur'an merupakan panduan utama yang dapat dijadikan sahabat sejati dalam mengarungi kehidupan agar sesuai dengan maksud dan tujuan Allah SWT (maqashid as-syariah). Oleh karena itu, kita harus bisa bersahabat dengan Al Qur'an karena Al Qur'an adalah mukjizat abadi (mukjizat khalidah). Keberadaannya diyakini sebagaimana kata pepatah "tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan" dan akan senantiasa relevan di setiap waktu dan zaman (shalih fi kulli zamanin wa makanin).
Untuk menjadikan Al Qur'an sebagai sahabat sejati, tentu kita harus memosisikan dan memperlakukannya seperti kita memperlakukan sahabat dalam hidup ini. Cara kita memperlakukan sahabat dalam hidup sering kali menjadikannya sebagai teman curhat, mendengar nasihatnya, mengikuti petuahnya, dan ingin selalu dekat di sisinya. Bahkan, sering kali kita tidak bisa dipisahkan dalam jarak dan waktu. Begitu pun ketika Al Qur'an sudah menjadi sahabat sejati dalam kehidupan kita. Maka, tentu kita akan membuatnya terasa istimewa dalam hidup kita.
Banyak cara untuk bisa mengistimewakan Al Qur'an agar menjadi sahabat sejati dalam hidup. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjadikan Al Qur'an sebagai sahabat sejati yang istimewa:
Pertama, melafazkannya atau membacanya. Aktivitas membaca Al Qur'an merupakan cara yang paling awal untuk bisa menjadikan Al Qur'an sebagai sahabat sejati dalam kehidupan kita. Aktivitas membaca Al Qur'an dapat dimaknai dengan melakukan rutinitas yang disusun secara sistematis dalam mengalokasikan waktu untuk bisa membaca Al Qur'an. Rasulullah SAW bersabda:
اقْرَؤوا القُرْآنَ، فإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ القيامةِ شَفِيعًا لأَصْحابِهِ
"Bacalah Alquran, sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat menjadi pemberi syafaat bagi orang-orang yang bersahabat dengannya."(HR Muslim)
Kedua, menghafalkannya. Kegiatan untuk bisa menghafal Al Qur'an adalah langkah kedua yang dapat menjadikan Al Qur'an sebagai sahabat sejati yang terpatri dalam hati dan tertera dalam jiwa. Sebagai sebuah kitab suci yang dijadikan pedoman hidup, ternyata Al Qur'an merupakan satu-satunya kitab suci yang mudah dihafal di antara kitab samawi lainnya.
Hal ini sebagaimana firman Allah dalam QS al-Qamar (54) ayat 17:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
"Dan sesungguhnya telah kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran itu?"
Ketiga, menadaburinya. Langkah ketiga untuk bisa menjadikan Al Qur'an sebagai sahabat sejati dalam kehidupan adalah dengan berusaha untuk memahami dan menadaburinya. Imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitabnya Al-Itqan fi Ulum Al-Qur'an menuliskan bahwa disunnahkan membaca Al Qur'an dengan tadabur (berusaha merenungkan kandungan maknanya) dan tafahum (berusaha memahami kandungan maknanya).
Keempat, mengamalkannya. Langkah pamungkas yang harus dipastikan untuk bisa bersahabat dengan Alquran adalah berusaha untuk mengamalkan setiap ayat yang terkandung di dalamnya. Proses untuk bisa mengamalkan ini dapat dipahami dengan cara menjadikan setiap aktivitas kita sesuai dengan tuntunan Al Qur'an, baik dalam urusan duniawi maupun ukhrawi.
Bottom Note
Pasti yang baca blognya Settia banyak yang bilang. Kalau hidup seperti itu akan ketinggalan zaman Settia dan ndak modern. Hal itu juga akan menyita waktu kerja Settia, waktu adalah uang Settia. Waa...ah... SettiaBlog ini ndak bisa di ajak berpikir maju. O.... gitu.
O, ya SettiaBlog ini kan hanya wong ndesa. Pasti pola pikirnya kuno dan ndak bisa di ajak berpikir maju. Ya wes, sekarang SettiaBlog akan buktikan. Anda pilih negara maju yang menjadi kiblat Anda, Amerika? Inggris? atau negara maju yang lain? Akan SettiaBlog jadikan pusat pengembangan agama Islam dan tentu yang menjadi pedoman Al Qur'an dan hadist.
Pasti yang baca blognya Settia banyak yang bilang. Kalau hidup seperti itu akan ketinggalan zaman Settia dan ndak modern. Hal itu juga akan menyita waktu kerja Settia, waktu adalah uang Settia. Waa...ah... SettiaBlog ini ndak bisa di ajak berpikir maju. O.... gitu.
O, ya SettiaBlog ini kan hanya wong ndesa. Pasti pola pikirnya kuno dan ndak bisa di ajak berpikir maju. Ya wes, sekarang SettiaBlog akan buktikan. Anda pilih negara maju yang menjadi kiblat Anda, Amerika? Inggris? atau negara maju yang lain? Akan SettiaBlog jadikan pusat pengembangan agama Islam dan tentu yang menjadi pedoman Al Qur'an dan hadist.
No comments:
Post a Comment