SettiaBlog pernah di tanya murid les. "Kenapa orang yang pandai banyak yang tidak berhasil dalam hidupnya?" SettiaBlog ndak langsung menjawab. Kalau kita ambil sidikit contoh perjalanan Selena. Selena lahir dari keluarga pedagang. Saat ada peluang tampil di serial televisi anak-anak Barney & Friends, tanpa pikir panjang langsung di ambilnya. Berjalan antara tahun 2002 - 2004. Selanjutnya tahun 2007, begitu ada kesempatan untuk bermain di serial Disney "Hannah Montana" dan "Wizard of Waverly Place", juga dia ambil. Tidak hanya akting, begitu ada peluang dalam dunia tarik suara, diapun tanpa ragu mengambil kesempatan itu. Sampai seperti yang kita lihat sekarang ini. Tak cukup di situ, begitu ada peluang bisnis dalam bidang kosmetik, diapun juga ambil itu, yang akhirnya muncul "RareBeauty'. Intinya, Selena selalu berani ambil peluang. Dalam setiap langkah yang dia lalui dan kejadian-kejadian yang di alami dan dari orang-orang yang ada di sekitarnya, dari situlah Selena banyak belajar. Namun prosesnya tidak segampang yang kita bayangkan.
"Life Ain't Always Beautiful” shows us that life can be very difficult at times. However, it's important to remember that it can be wonderful, as well and you should enjoy every moment that you can.
Seperti potongan lirik lagu di atas, bahwa hidup itu tidak selalu indah. Kita akan menghadapi banyak kesulitan setiap saat. Yang perlu di ingat bahwa kita harus bisa menikmati setiap proses dan kejadian yang kita lalui.
Orang yang sukses pasti berani mengambil peluang. Mengapa? Justru kesuksesan itu diperoleh lewat kesediannya untuk mengambil peluang yang ada.
Nah, bagaimana dengan Anda? Sudah sukseskah Anda?
Jika belum, salah satu alasannya adalah sampai saat ini Anda tidak mengambil peluang yang ada. Tetapi, mengapa Anda tidak kunjung mengambil peluang? Jawabannya, karena Anda tidak berani. Anda setuju, bukan? Dan, mengapa Anda tidak berani? Karena, Anda takut risiko dan hasil yang mengecewakan. Menurut Anda, risikonya bisa bermacam-macam jika Anda mengambil peluang di depan Anda, mulai dari nyawa, rasa malu, kehilangan harga diri, rugi finansial, dan bahkan tekanan psikis.
Tetapi, sebagaimana ditegaskan di atas, justru salah satu kunci kesuksesan adalah berani mengambil peluang yang tersedia. Jadi, mau tidak mau, jika Anda ingin sukses, Anda harus berani mengambil peluang yang tersedia di depan mata Anda.
Bagaimana caranya?
Satu alasan mengapa Anda tidak perlu takut mengambil peluang. Alasan itu Anda tidak lagi takut terhadap risiko dan bayangan akan hasil yang mengecewakan.
Alasan Mengapa Anda Tidak Perlu Takut Mengabil Peluang
Alasan mengapa Anda takut menghadapi risiko ketika mengejar peluang yaitu keyakinan bahwa Anda tidak mampu menangani risiko dengan sukses. Anda tidak percaya diri dengan kemampuan Anda. Nah, di sini, perbedaan Anda dengan orang yang sukses yaitu, mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi bahwa mereka mampu menangangi risiko dengan baik. Sementara itu, sebaliknya, Anda tidak memiliki kepercayaan diri terhadap kemampuan Anda menghadapi risiko.
Jadi, kuncinya adalah kepercayaan diri Anda. Semakin tinggi kepercyaan diri Anda bahwa Anda mampu menghadapi risiko dengan sukses, maka semakin besar pula keberanian Anda untuk menghadapi risiko itu. Dan, sebaliknya, semakin rendah kepercayaan diri Anda bahwa Anda mampu menghadapi risiko, maka semakin kecil nyali Anda untuk menghadapi risiko tersebut. Tetapi, bagaimana cara menumbuhkan kepercayaan diri bahwa Anda mampu menghadapi risiko dengan sukses?
Jonathan Fields, penulis buku Uncertainty: Turning Fear and Doubt into Fuel for Brilliance menjelaskan, cara yang paling efektif untuk menumbuhkan kepercayaan diri bahwa kita mampu menghadapi risiko yaitu dengan merumuskan rencana antisipasi. Merumuskan rencana yang merupakan antisipasi terhadap kemungkinan terburuk. Mempersiapkan diri untuk kemungkinan yang tidak diharapkan. Namun demikian, terkadang, risiko adalah sesuatu yang benar-benar di luar kendali kita. Ia bisa muncul dalam bentuk lautan ketidakpastian, di mana kita tidak dapat meramalkan, memperhitungkan, dan menimbang sebuah kemungkinan dan karenanya tidak dapat merumuskan rencana untuk mengantisipasi kemungkinan itu.
Dan, karena ketidakpastian itulah, kita lebih memilih untuk mundur dan tidak mengambil peluang yang sudah terpampang nyata di depan mata. Tetapi, ada yang paradoks di sini: ketika kita memutuskan untuk mundur, urung mengambil peluang yang ada, sebenarnya kita justru sedang menjerumuskan diri kita pada sebuah risiko besar.
Kok bisa?
Bayangkan, Anda ingin membangun sebuah usaha. Namun sayangnya, pesaing dalam bidang usaha yang Anda geluti sangatlah banyak. Terlebih, mereka memiliki modal yang cukup besar. Belum lagi faktor lainnya seperti anjloknya Rupiah. Tentu, Anda melihat usaha Anda penuh dengan risiko, meskipun menawarkan peluang. Bahkan, bisa dikatakan, bidang usaha itu penuh ketidakpastian. Tetapi, Anda sangat ingin sekali membuka usaha dalam bidang itu. Nah, jika keinginan Anda itu kalah dengan rasa takut Anda menghadapi ketidakpastian yang ada, dan karenanya membuat Anda mundur, sebenarnya Anda telah merugi!
Mengapa?
Sekilas, sikap itu (menghindari peluang) membuat Anda merasa nyaman. Anda merasa nyaman karena Anda tidak perlu menghadapi risiko yang tidak pasti. Tetapi, kenyamanan itu hanyalah ilusi! Sekali lagi, hanyalah ilusi!
Ini karena, ketika Anda menghindari peluang, Anda sudah menyia-nyiakan kesempatan Anda untuk sukses, untuk menggapai apa yang Anda inginkan. Di samping itu, Anda juga tidak mengalami kemajuan. Anda hanya jalan di tempat. Nah, apakah tidak mengalami kemajuan dan tidak menggapai impian adalah hal yang menyenangkan dan memuaskan bagi Anda?
Tentu tidak, bukan?
Apa yang ada, hal itu justru membuat Anda kecewa dengan diri Anda sendiri. Yup! Anda kecewa dengan diri Anda karena Anda merasa Anda seorang yang kalah/loser yang tidak mampu menggapai apa yang Anda impikan hanya karena takut. Jadi, sebenarnya, ketika Anda menghindari peluang, Anda bukannya berada pada posisi yang nyaman. Sebaliknya, Anda berada pada posisi yang membuat Anda menyesal, kecewa, dan merasa diri sebagai seorang pengecut, yang kalah sebelum berperang.
Mungkin ini jawaban SettiaBlog : orang-orang pandai yang kurang berhasil dalam hidupnya biasanya terlalu banyak pertimbangan sehingga tidak bisa cepat mengambil peluang.
No comments:
Post a Comment