Untuk memulai kegiatan perdagangan, seseorang tidak boleh menggunakan jalan pintas. Mereka harus membuat sedikit persiapan sebelum memulai suatu kegiatan perdagangan. Para pedagang juga harus memahami sistem perdagangan yang akan dijalankannya.
Sistem yang sering digunakan oleh orang Cina adalah perdagangan yang berorientasi pada para pelanggannya. Dengan kata lain, sistem tersebut mementingkan bertemu mukanya atau face to face antara pedagang dan pelanggan dan berkomunikasi dengan banyak orang. Orang Cina percaya bahwa pedagang harus menciptakan hubungan yang akrab dan mengizinkan para bersahabat dengan anggota masyarakat. Hubungan itu penting untuk memajukan perdagangannya. Jika tidak, pedagang akan menghadapi masalah dalam kegiatan penjualan dan pemasaran barangnya. Yang menentukan laku atau tidaknya suatu produk adalah para pelanggan. Pedagang yang bijak akan menggunakan sistem perdagangan yang dapat menarik minat para pelanggan agar terus berkunjung ke tempatnya.
Sistem yang digunakan oleh orang Cina adalah mengizinkan para pelanggannya membuat pilihan sendiri tanpa ada tekanan dari pemilik tempat. Mereka bebas bergerak, memilih, dan membuat keputusan. Pelanggan tetap diberikan kebebasan dan pelayanan yang istimewa dalam mendapatkan layanan yang ada. Sementara bagi pelanggan baru akan diiming-imingi dengan potongan harga yang menarik, bahkan mungkin juga kemudahan kredit. Pelanggan baru bukan saja dianggap penting, melainkan juga dianggap berpotensi untuk menarik lebih banyak lagi pelanggan ke tempatnya.
Sistem dagang orang Cina agak berbeda dengan sistem yang digunakan oleh Barat. Orang Cina lebih suka fokus pada satu perdagangan saja sebelum mengembangkannya pada kegiatan perdagangan lain. Dengan begitu, mereka dapat menguasai perdagangan itu dan memonopolinya sehingga sulit bagi orang lain untuk menyainginya. Sistem yang digunakan ini ternyata efektif dan bersifat praktis. Daripada mencoba berbagai jenis kegiatan perdagangan, lebih baik memberikan perhatian penuh pada kegiatan perdagangan yang utama saja. Bagi orang Cina, "biar sedikit dan lambat asal selamat" daripada menjadi "yang dikejar tidak didapat yang sudah di tangan dilepaskan".
Tidak ada salahnya melibatkan diri dalam berbagai jenis kegiatan perdagangan. Namun hendaknya, dilakukan secara sistematis. Sebuah perusahaan besar memiliki kemampuan untuk itu karena mereka mempunyai manajemen yang mantap dan teratur. Untuk menguasai perekonomian, sebuah perusahaan harus bertindak sebagai konglomerat yang terlibat dalam semua kegiatan bisnis dan perdagangan utama. Namun perlu di ingat, kebanyakan perusahaan konglomerat mempunyai sejarah perdagangan yang cukup lama dan panjang, bermula dari sebuah per-usahaan yang mengelola perdagangan secara kecil-kecilan sebelum berkembang menjadi besar.
Keberhasilan Jepang selalu dikaitkan dengan sistem perdagangan yang berbasis budaya dan tradisinya. Walaupun sebesar dan sehebat apa pun perusahaan itu, tradisi mereka tetap terpelihara. Ada banyak perusahaan raksasa Jepang yang dikenal sebagai Sogo-Shosha (perusahaan konglomerat, yang memiliki berbagai bidang bisnis), seperti Mitsubishi Shoji, Mitsui Bussan, Marubeni, Sumitomo Shoji, Nissho-lwai, Toyo-Menka, dan Kanamatsu-Ghosu yang menggunakan sistem yang agak konservatif dalam bisnis mereka. Perusahaan-perusahaan itu mempunyai sejarah bisnis yang cukup lama dan beberapa di antaranya didirikan lebih dari 100 tahun yang lalu. Setiap pekerja dianggap sebagai bagian dari perusahaan. Mereka bukan bekerja untuk perusahaan, melainkan sama - sama membangun perusahaan.
Sistem ini juga dilaksanakan oleh perusahaan-perusahaan milik orang Cina yang menganggap setiap pekerja adalah bagian dari entitas bisnis itu. Jika perusahaan untung, mereka akan turut menikmati keuntungan. Jika perusahaan mengalami kerugian, mereka harus menanggungnya bersama-sama. Untuk mengikat loyalitas pekerja, para pelaku bisnis Cina menyediakan berbagai insentif seperti bonus tahunan yang akan diberikan menjelang Tahun Baru Cina. Begitu juga dengan keperluan lain seperti kebutuhan makan dan minum, kadang-kadang disiapkan juga oleh manajemen perusahaan.
Semua pekerja akan makan bersama-sama dengan pihak manajemen sebagai satu keluarga besar. Dengan begitu, pekerja tidak merasa disisihkan. Sebaliknya, mereka mempunyai peranan yang penting untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Sistem ini sudah lama digunakan oleh orang Cina. Para pedagang Cina mementingkan nilai kemanusiaan dan persahabatan dengan para pekerja. Pekerja yang lama tidak diberhentikan, tetapi akan terus dipekerjakan untuk melatih pekerja baru. Dalam dunia perdagangan orang Cina, tidak timbul jurang pemisah antara Tauke dan pekerja selama mereka tahu tugas dan peranan yang harus dilaksanakan. Tauke tidak boleh sombong dan congkak. Dia harus berinteraksi dan mewujudkan suasana bersahabat dan saling percaya antara satu sama lain. Tanpa pekerja, pedagang tidak dapat menjalankan kegiatan dagangnya dengan lancar. Jika tidak ada orang yang berdagang, mungkin banyak orang yang tidak mempunyai pekerjaan. Begitu juga dengan pelanggan yang akan menentukan hidup atau matinya sebuah kegiatan perdagangan. Oleh karena itu, ketiga elemen itu harus membentuk satu sistem yang harmonis untuk memastikan kelanggengan sebuah kegiatan perdagangan.
No comments:
Post a Comment