Apr 20, 2024

Dampak Buruk jika Anda Terlalu Sering Melihat ke Atas

 


Untuk bahasan kali ini SettiaBlog akan tunjukkan, kalau yang SettiaBlog katakan di bahasan sebelumnya itu cerita apa adanya yang SettiaBlog lakukan, bukan sindiran atau rekayasa. Video klip di atas memperlihatkan handphone BB jadul yang SettiaBlog gunakan memutar musik dengan Spotify. Dan di sampingnya yang kecil itu Nokia E6 yang sering SettiaBlog gunakan mengetik. Perhatikan ya, di situ tertera 'documen.doc', berarti di Nokia E6 sudah ada Microsoft Office nya. Itu alasan SettiaBlog gunakan untuk mengetik. Kalau SettiaBlog gunakan Android biasanya SettiaBlog install Microsoft 365 dan SettiaBlog lengkapi dengan Launcher Microsoft sama Microsoft SwiftKey nya. Itu enak buat mengetik, cuma terkadang kalau panas Virtual Keyboard nya ndak bisa cepat. Di samping itu terkadang juga muncul iklan. Semua pasti mengalaminya, itu alasan kenapa lebih nyaman mengetik gunakan Nokia E6 dan sejenisnya. Kalau untuk komunikasi, ya tetap gunakan Android atau IOS. Di keluarga lebih banyak memilih IOS, karena alasan kenyamanan dan keamanan. Udah ya ceritanya. Ini cerita beneran yang SettiaBlog gunakan. Sebenarnya ada pertanyaan yang selama ini mengganjal SettiaBlog. Kenapa ya Nokia sekarang kalah bersaing dengan handphone lain? Kalau mbah nya aja punya kemampuan seperti yang udah SettiaBlog tunjukkan di Nokia E6 ini, cucunya sekarang harusnya udah hebat dan unggul bersaing dengan handphone - handphone sekarang. Kok jadi kayak kita ya, sering membanggakan kehebatan leluhur dan nenek moyang. Lha terus kehebatan cucunya sekarang gimana? Hei... SettiaBlog itu gimana c, bahasannya itu lho mau di arahkan ke mana? Kok ngalor - ngidul ndak jelas. Sebentar tho, sabar.... SettiaBlog tak buat background dulu.

Lagu dalam video klip di atas "Just look up" milik Joe Satriani. Ariana Grande juga punya lagu dengan judul Just look up yang mencerita kan dua orang yang saling jatuh cinta tetapi memiliki banyak rintangan. Hayoo... SettiaBlog, mau yang aneh - aneh! Ndak... ndak..., ya wes... ya wes, langsung ke bahasan aja ya. Just look up itu apa tho artinya? Boleh ndak kalau di artikan hanya melihat ke atas? Boleh.... ya? Kalimat "lihatlah ke atas, tapi jangan lupa lihat ke bawah" mungkin sudah sering Anda dengar dalam keseharian Anda. Melihat ke atas secara ndak langsung akan memotivasi Anda untuk bekerja lebih keras dalam meraih kesuksesan. Sedangkan melihat ke bawah agar Anda ndak lupa sama kondisi Abda yang dulu ketika sebelum menjadi orang sukses. Tapi dalam praktiknya, Anda justru terlalu sering melihat ke atas yang secara otomatis memberikan dampak buruk bagi kehidupan Anda. Dampak buruk seperti apa yang mungkin Anda rasakan?

⚪ Membuat Anda kurang bersyukur atas banyak hal

Terlalu sering melihat ke atas nyatanya membuat Anda merasa serba kekurangan dalam hidup. Sudah punya rumah, misalnya, mau punya apartemen, tanah, ruko, semuanya kalau bisa diborong oleh Anda. Rasa serba kekurangan inilah yang akhirnya membuat Anda kurang bersyukur dalam hidup. Padahal kalau Anda membuka mata lebar-lebar, masih banyak orang yang hidupnya jauh di bawah Anda dan mereka masih bisa bersyukur. Sesekali cobalah lihat ke bawah agar Anda sadar kalau hidup Anda bisa dikatakan beruntung.

⚪ Anda dengan mudahnya meremehkan orang lain

Nyatanya, ndak semua orang yang hidupnya di atas berkelakuan baik. Ketika Anda terjerat di lingkungan mereka, sikap dan kelakuanmu pun akan ikut berubah ke arah negatif. Anda biasanya akan dengan mudahnya meremehkan orang-orang di bawah Anda karena memang lingkungan Anda melakukan hal sama dalam kesehariannya. Terkadang, penting untuk melihat ke bawah agar Anda ndak lupa sama kondisi Anda yang dulu. Anda ndak seharusnya berlagak superior cuma karena sudah sukses. Justru harus lebih rendah hati dan menghargai orang-orang di bawah karena Anda sudah pernah berada di posisi yang sama sebelumnya.

⚪ Segala sesuatunya terlalu gampang di mata Anda

Sama seperti kebanyakan kehidupan orang kalangan atas yang serba mudah karena uang. Anda yang terlalu melihat ke atas secara ndak langsung akan mengikuti gaya hidup mereka yang memudahkan segalanya dengan uang. Ketika hidup Anda bermasalah, uanglah yang bermain. Akibat segala sesuatunya terlalu gampang di mata Anda, Anda jadi kurang menghargai kerja keras orang lain. Bahkan mengira kalau apa yang mereka capai sejauh ini ndak lepas karena pengaruh uang.

⚪ Secara ndak langsung membuat Anda lupa sama orang di sekitar

Sudah pasti karena Anda terlalu sibuk melihat kehidupan orang-orang yang ada di atas Anda. Jadi, waktu dan energi yang dimiliki habis untuk mencari tahu apa saja yang berhasil orang lain dapatkan dalam hidupnya, lalu Anda mencoba bandingkan dengan diri Anda. Padahal, titik dimana Anda berada sekarang ndak lepas dari orang-orang di sekitar Anda. Do'a dan dukungan mereka jugalah yang membuat Anda bisa seperti sekarang. Jadi, sebaiknya jangan pernah melupakan mereka yang telah berjasa untuk Anda.

⚪ Muncul keinginan untuk bersaing secara ndak sehat

Secercah harapan untuk berada di posisi yang sama seketika muncul saat Anda sering melihat kehidupan orang di atas Anda. Dan ketika Anda ingin cepat-cepat mewujudkannya, maka muncullah keinginan untuk bersaing secara ndak sehat. Anda akan melakukan segala cara untuk menjatuhkan mereka agar posisi mereka digantikan oleh Anda.  Padahal kalau dipikir-pikir, Anda pun bisa ada di posisi mereka. Ndak sekarang, tapi nanti dan tentunya melalui proses yang cukup panjang. Dengan kesabaran, ketekunan, dan kerja keras, Anda pasti bisa. 



Maafin SettiaBlog ya, SettiaBlog ngomong kayak di atas itu agar kita semua selalu rendah hati (tawaduk) dalam segala situasi. Di atas ada video klip “Photograph” milik Ed Sheeran. Liriknya c menggambarkan rasa kerinduan dan keinginan untuk menyimpan momen-momen berharga melalui fotografi. Sheeran mengungkapkan dalam lagu ini bahwa melihat foto-foto dari masa lalu membawanya kembali ke kenangan indah dan membuatnya merindukan saat-saat tersebut. Dan di bawah ini ada beberapa tip's agar mampu mempertahankan bisnis yang di jalaninya.

¤ Membaca peluang

Seorang wirausahawan terkadang harus bertindak sesuai momen yang tepat untuk dapat ‘menunggangi’ momentum. Misalnya, dalam situasi lingkungan yang kekurangan air sedangkan ia memiliki koneksi dengan distributor air. Maka akan menguntungkan untuk membuka depo air. Sebaliknya, bila air berlimpah atau banyak depo di sekitar, maka tentu saja ndak akan efektif membuka jenis usaha tersebut.

¤ Jangan terlalu fokus pada peningkatan keuntungan

Wirausahawan bukan pedagang yang melulu menghitung untung rugi dagangan. Beberapa bisnis mungkin mengharuskan wirausahawan untuk merugi dulu untuk membangun posisi. Mungkin modal besar untuk membangun usaha Anda, ndak akan kembali dalam waktu satu atau dua tahun. Tapi setelah itu, mungkin Anda akan menangguk keuntungan.

¤ Harus selalu menghadirkan ide baru

Jika Anda bukan yang pertama, jadilah yang terbaik. Namun jika Anda ndak bisa menjadi yang terbaik, jadilah berbeda dalam suatu bidang usaha. Nasihat ini perlu dipegang teguh oleh seorang wirausahawan. Jika terjun dalam bidang yang sudah banyak pemainnya, maka ndak adanya faktor pembeda atau ide baru hanya akan menjadikannya bersaing secara nekat. Ini adalah salah satu pemicu jatuhnya satu unit usaha.

¤ Menguasai usaha sendiri

Wirausahawan hendaknya menguasai bidang usaha yang ia jalankan sebab terlalu percaya pada orang lain atau menyerahkan segala keputusan kepada orang lain akan berakibat buruk pada usaha yang dikembangkan. Ndak heran, beberapa orang bahkan berani menyatakan bahwa usaha itu seperti anak di mana ia harus dirawat dan dibesarkan sendiri.
Udah ya, lupakan dan ndak usah di tanggapi serius bahasan SettiaBlog di atas.

Apr 17, 2024

Cara Kita Memandang

   


Tadi pagi SettiaBlog ambil beberapa foto dedaunan di sekitar, ya ini asal jepret terus SettiaBlog kumpulkan sekitar 32-an foto. SettiaBlog ingin main lagi dengan handphone jadul Nokia, untuk jenis Symbian Anna - Belle, Nokia memiliki editor video bawaan. SettiaBlog kasih contoh satu ya, video klip di atas itu kumpulan foto yang SettiaBlog ambil tadi pagi, SettiaBlog bikin slide terus di kasih lagu 'crazier' milik Taylor Swift. Udah jadi. Editan video - video zaman dulu kan seperti itu. Kenapa c SettiaBlog kok malah sering mengulas Nokia Symbian, sekarang kan udah zamannya Android Settia? He...he...SettiaBlog hanya pengen nunjukin pada semua, biar pada memiliki pandangan yang lebih luas. SettiaBlog udah bilang, Nokia merupakan salah satu yang mendasari perkembangan teknologi handphone sekarang ini. Lha wong para pengguna Symbian itu udah ndak asing dengan games dan aplikasi yang ada di playstore sekarang ini. SettiaBlog ndak bermaksud pamer atau mempengaruhi lho ya, maksud SettiaBlog itu agar kita semua memiliki pandangan yang lebih luas tentang perkembangan teknologi handphone. Begitu juga dengan perkembangan teknologi yang lainnya, harus di lihat dari berbagai sisi. Dunia akan terus berubah setiap hari dan ndak menunggu siapapun. Kurang tepat memandang sebuah fenomena dapat membuat kekeliruan dalam mengambil sikap. Nasehat Sayidina Ali Bin Abi Thalib.
"Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang beruntung, dan barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia adalah orang yang merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia adalah orang yang celaka."
Kok bahasan SettiaBlog jadi campur bawur gini leh...he... he.... Biarin ya, SettiaBlog lanjutkan.

Seiring bertambahnya usia, mudah sekali merasa kecewa dengan dunia ini. Dunia ini penuh dengan kekecewaan dan mimpi yang tidak tercapai, berbeda sekali dengan dongeng yang kita baca atau tonton saat masih anak-anak. Tapi bagaimana pendapat Anda jika SettiaBlog katakan bahwa setiap hari Anda bisa menjadi luar biasa, penuh inspirasi dan intrik? Bagaimana jika SettiaBlog bilang bahwa Anda ndak harus bergantung pada apa pun atau siapa pun untuk membuat hidup Anda indah, ndak perlu sesuatu seperti "pangeran menawan" atau "benda-benda ajaib". Semua itu tergantung pada cara kita memandang. 

Dan Al-Basar bukan hanya penglihatan kita, tapi juga melibatkan Baseerah: wawasan dan persepsi; memikirkan apa yang bisa dilihat mata dan mencari makna yang lebih dalam tentang hal ini. Misalnya, Allah SWT berfirman,
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah bagi orang-orang yang berakal.”  [‘Ali Imran: 190]
Dan,
"Kami akan menunjukkan kepada mereka tanda-tanda Kami di alam semesta dan di dalam diri mereka sendiri sampai jelas bagi mereka bahwa 'Al-Quran' ini adalah kebenaran." [QS Fussilat: 53]

Orang-orang yang berakal, para pencari kebenaran dari segala usia dan masa, melihat bumi dan langit melalui lensa yang berbeda karena mereka menyadari bahwa semua keindahan yang sempurna, harmonis dan teratur ini, diciptakan dengan tujuan – semua ndak diciptakan sia-sia. Orang-orang beriman memandang lingkungan mereka dengan ekspektasi, kepercayaan, ketakutan, dan cinta yang berbeda karena mereka merasakan keberadaan Pencipta mereka melalui ciptaan. Mereka menganggap langit yang bertabur bintang, senyum cerah anak-anak, perubahan musim yang teratur, dan fisiologi mereka yang sempurna dan psikologi mereka yang kompleks, yang berada di luar kendali mereka, sebagai tanda-tanda keberadaan Tuhan mereka. Bahkan berbagai peristiwa dalam hidup kita, baik yang menggembirakan maupun yang penuh tantangan, yang tidak pernah kita duga sebelumnya atau yang tidak bisa kita hindari, adalah sebuah tanda dari Allah: satu-satunya yang memiliki kekuatan sejati untuk membawa manfaat dan mencegah bahaya. Jadi bagaimana pengetahuan ini bisa mengisi hidup kita dengan sukacita yang tiada tara? Dengan menghubungkan kita dengan Allah SWT. Perenungan ini mengarah pada rasa syukur, kekaguman, cinta, dan pembalasan. Seperti yang dinyatakan Ibn Katsir dalam tafsirnya bahwa tanda-tanda ini “membuktikan tentang Kebesaran, Kemampuan, Pengetahuan, Kebijaksanaan, Kehendak dan Rahmat Sang Pencipta.”

Allah SWT telah menciptakan semua ini, setiap pertemuan dengan alam, semesta, atau dengan makhluk-Nya, dengan KeMahabenaran-Nya- Dia telah menciptakan semua ini bagi kita untuk menemukan-Nya dan mengenal-Nya. Dan begitu kita mengenal-Nya, dan mencintai-Nya, maka kita tidak akan memiliki kesedihan atau ketakutan lagi, tidak ada masalah yang dapat mengalahkan kita karena kita memiliki Tuhan yang Lebih Besar - tidak ada perbuatan baik yang akan terlihat kecil karena ini tergantung untuk “Siapa” Anda melakukannya, dan tidak ada dosa akan tampak tidak berarti karena KeMahabesaran Dzat yang tidak Anda taati.

Mengasah cara kita memandang dunia ini membawa kita ke tingkat tertinggi dan terindah dalam beribadah kepada Allah yaitu Ihsan, yang akan kita bahas lebih lanjut.

Kagum akan hal-hal di sekitar kita ndak hanya bisa kita lakukan saat melakukan perjalanan ke tempat baru atau saat menikmati keindahan alam, baik saat kita melihat lautan yang sangat indah atau pemandangan menakjubkan dari puncak gunung. Kita masih dapat menemukan keajaiban dalam kehidupan sehari-hari kita jika kita mau mencarinya. Kita ndak diciptakan hanya untuk menghabiskan sebagian besar hari kita di dalam ruangan empat sisi yang menyesakkan, baik itu kantor, dapur, atau kamar kita. Kita diciptakan untuk menjadi pengembara dan perenung, bukan hanya untuk relaksasi dan kesenangan kita sendiri, tetapi untuk menghubungkan kita lebih dalam dengan tujuan hidup kita. Dan, tentu saja, kita harus bekerja dan melayani keluarga kita, tetapi jika ada waktu untuk melakukan banyak tugas, inilah saatnya!

Beristirahatlah dari layar laptop Anda sejenak dan pandang ke luar jendela, renungkan apa yang Anda lihat di hadapan Anda dan pikirkan tentang sebuah ayat dalam Al-Qur'an yang baru-baru ini menggetarkan hati Anda atau pikirkan nama Allah yang terakhir Anda pelajari - praktekkan kontemplasi ini pada keadaan Anda saat ini juga. - untuk apa pun yang sedang Anda hadapi secara internal atau eksternal.

Saat Anda memotong sayuran, kagumi warna dan teksturnya yang cerah, renungkan manfaat yang sangat banyak dari ketetapan Allah SWT ini, dan saat Anda mengerjakan pekerjaan rumah Anda, ucapkan dan rasakan "Alhamdulillah" atas kemajuan yang Anda buat. Ucapkan "SubhanAllah" saat kagum pada pengetahuan yang menerangi hidup Anda. Baik itu hukum Fisika, Sejarah yang berulang, atau seluk-beluk kejiwaan manusia, semua yang Anda pelajari akan mengarahkan kepada Allah SWT, Pencipta dan Pengendali segalanya.

Dalam Islam, kita juga memiliki konsep yang disebut Al-Muraqabah, menjalani hidup dengan penuh kesadaran. Orang beriman tidak memiliki pandangan satu dimensi saja tentang realitas; kita melihat segala sesuatu dengan cahaya iman dan kepastian dalam Janji Allah SWT. Ketika Anda menjalani hidup dengan indra yang terbuka lebar, mencari hidayah di mana pun Anda berada, berusaha punya hubungan yang indah dengan Pencipta-Anda dan Pencipta segala sesuatu yang Anda lihat, sentuh, cicipi, dan cium, maka dengan sendirinya Anda akan menyadari Dia ada dalam segala hal yang Anda lakukan. Anda ingat bahwa Allah adalah Al-Baseer- Dia melihat segala sesuatu yang bisa kita lihat dan juga yang tidak mampu kita lihat, seperti berbaliknya hati seseorang menuju iman atau aliran darah melalui pembuluh darah dan arteri. Ketika Anda memiliki kesadaran yang tinggi tentang penglihatan Allah atas Anda, tentang pengetahuan-Nya yang lengkap tentang apapun yang Anda katakan, lakukan, niatkan, dan inginkan, maka Anda mulai menyembah-Nya dengan ihsan (sempurna).

Dan kita mengetahui dari riwayat terkenal Sahih Bukhari dan Muslim,
“Ihsan adalah menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya. Sesungguhnya Dia melihatmu meskipun kamu tidak melihat-Nya.”
Betapa melegakan mengetahui bahwa bahkan perbuatan baik sekecil apa pun yang kita lakukan tidak akan dilewatkan oleh Allah SWT. Dan betapa malunya kita mengetahui bahwa ndak ada dosa atau pelanggaran yang pernah luput dari Mata Tuhan kita. Jadi, kesadaran kita kepada Allah, Al-Baseer, didasarkan pada harapan dan ketakutan. Keseimbangan yang bermanfaat itu membawa kita kepada keridhaan dan pahala-Nya yang besar, biidznillah.

“Bersabarlah terhadap ketetapan Tuhanmu, karena sesungguhnya kamu berada di bawah pengawasan Kami.” [ QS Surah Tur: 48]

Ingatkah do'a yang Anda panjatkan kepada Allah SWT dengan begitu khusyuk di bulan Ramadhan? Anda mungkin ndak melihatnya terkabul tepat di depan mata Anda seperti yang Anda bayangkan. Anda mungkin merasa ada begitu banyak penghalang antara Anda dan apa yang diinginkan hati Anda. Tapi di sinilah kepercayaan kita pada yang gaib berperan. Kita yakin bahwa Allah SWT ndak pernah melupakan setiap do'a yang kita buat, bahkan jika itu hanya terlintas dalam pikiran kita, dan kita juga tahu bahwa Allah SWT ndak pernah membiarkan tangan yang kita angkat kepada-Nya saat berdo'a kembali dalam keadaan kosong. Ingatlah, Dia tempat Anda meminta, bebas dari kekikiran dan ketidakmampuan, Dia bebas dari tekanan atau ketidaksempurnaan. Dia tidak harus memberi apa yang kita minta kepada-Nya, tetapi Dia melakukannya karena Rahmat dan Kemurahan-Nya yang Maha Sempurna. Dia memberi kita lebih banyak dari yang kita minta.

Namun, kita perlu ingat bahwa Allah SWT mengetahui dan melihat keadaan internal dan eksternal hamba-Nya ndak seperti yang lain. Bahasa sederhananya gini,  “Kita hanya melihat pikselnya, tetapi Allah melihat gambar yang lebih besar.”
❥ Allah SWT melihat dan mengetahui lebih baik apa yang akan mendatangkan kebaikan bagi Anda dan kapan hal tersebut baik untuk diberikan kepada Anda, baik di dunia maupun di akhirat. Baik itu do'a yang terus Anda panjatkan atau amal jariyah yang Anda lakukan untuk diri sendiri, Allah SWT melihat semuanya, besar dan kecil, dan Dia akan mengabulkan untuk Anda dan membalas Anda dengan pahala besar atas semuanya.

❥ Apakah kita sedang mencari tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, dengan penuh cinta dan kerinduan, di mana pun kita berada?
❥ Apakah kita mempertimbangkan pandangan Allah SWT pada kita daripada berfokus pada pandangan orang?
❥ Apakah kita melakukan perbuatan baik sekecil apa pun dan yakin bahwa Allah SWT melihat dan memberi pahala kepada kita?
❥ Apakah kita terus berdo'a, percaya bahwa Allah SWT akan membukakan pintu bagi kita, bahkan jika kita belum bisa melihatnya?
❥ Semoga Allah SWT membimbing kita untuk benar-benar menjawab 'Ya!' untuk pertanyaan-pertanyaan ini dan memperindah hidup kita dengan terus belajar mencari-Nya, sambil tetap percaya bahwa Dia melihat kita dengan Penglihatan yang lengkap, sempurna, dan tak tertandingi.



Yang penting, ndak usah di gagas omongan SettiaBlog dan ndak usah di tiru. Merawat handphone jadul kayak gini juga ndak mudah, seru c memang. O... ya, saat mengetik tadi di temenin lagu - lagunya Iwan Fals, salah satunya "damai kami sepanjang hari". SettiaBlog juga gunakan handphone jadul juga, Blackberry seri Q, dengan aplikasi Spotify. Ini yang paling susah rawatannya, tapi suaranya sedikit nyorong, jadi enak kalau di pakai memutar lagu di kamar. Untuk backgroundnya, di buat dengan warna sedikit jadul dengan ornamen border kayak lolipop. SettiaBlog membuatnya dengan conic gradient dengan sudut 15°. Maaf in SettiaBlog ya, SettiaBlog cerita - cerita kayak gitu hanya sekedar memperluas wawasan atau bertukar cerita, siapa tahu Anda Anda juga memiliki hobi, tentu hobinya beda - beda kan ya. Yang jelas memiliki hobi yang positif baik untuk kesehatan mental.
"Life is a journey to be experienced, not a problem to be solved."
(Hidup adalah sebuah perjalanan yang bisa dijadikan pengalaman bukan sekedar masalah yang harus diselesaikan)

Apr 16, 2024

Hujan Di Ibaratkan Ilmu dan Hidayah, kita adalah Tanahnya

 


Di atas itu ada video klip "rain is pouring". Karena beberapa hari turun hujan yang cukup menyejukkan. Beberapa dari kita tentu sangat senang menikmati momen saat hujan. Aroma dan suara hujan yang menenangkan seolah membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks. Para ahli kesehatan mental dan ahli kesehatan, mengatakan bahwa suara hujan memiliki pola yang teratur dan dapat diprediksi. Hujan ibarat ilmu dan hidayah, kita adalah tanahnya.
"Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat." (HR. Bukhari)

Fungsinya Ilmu yang kita cari dan gali adalah  untuk menghidupkan hati yang mati atau untuk membasahi hati yang gersang pada diri kita. Rasulullah SAW memberikan permisalan yang mudah untuk kita pahami yaitu ilmu dan hidayah dengan air hujan, karena air hujan memiliki fungsi yang sama, yaitu membasahi dan menumbuhkan tanaman. Fungsi air hujan inipun akan bermanfaat atau tidak tergantung bagaimana tanah yang dibasahi oleh air hujan, suburkah? atau gersang? atau bahkan subur namun bibit atau biji yang ada adalah biji rerumputan yang tidak bermanfaat? Jika hujan diibaratkan dengan hidayah dan ilmu, maka kita diibaratkan dengan tanahnya. Sebagaimana Sabda Nabi Muhammad SAW:
"Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah utus kepadaku seperti seperti perumpamaan air hujan (ghaits) yang mengenai bumi. Tanah itu menerima air lalu dengannya tumbuh tanaman dan rerumputan yang banyak. Di antaranya hujan juga mengenai tanah cadas yang mampu menahan air, lalu memberikan manfaat kepada manusia dengannya. Mereka bisa minum darinya, mengambil air maupun bercocok tanam dengannya. Adakalanya hujan juga mengenai bidang tanah yang lain seperti tanah gersang. Tanah itu tak bisa menanhan air dan tidak pula tumbuh tanaman darinya. Itulah perumpamaan orang yang faqih perihal agama Allah. Ia bisa mendapatkan manfaat dari ilmu yang Allah ustus diriku dengannya. Dia memiliki ilmu dan mengajarkan ilmunya. Juga perumpamaan orang yang tidak mengangkat kepalanya (untuk ilmu), tidak menerima petunjuk Allah yang aku utus dengannya. (HR Bukhari dan Muslim)
Dari hadis ini dapat disimpulkan bahwa karakteristik manusia diibaratkan dengan sifat-sifat tanah:

Pertama, seperti tanah subur yang menerima air hujan lalu bisa tumbuh darinya tanaman dan rerumputan. Merekalah yang memiliki diri yang subur, mampu menerima ilmu dan bermanfaat bagi dirinya dan bagi sekitarnya. Seperti sahabat Abu Hurairah ra yang meriwayatkan 5.374 hadis Nabi Muhammad SAW, Abdullah bin Umar ra meriwayatkan 2.630 hadis, Anas bin Malik meriwayatkan 2.286, Abdullah bin Abbas meriwayatkan 1.660 hadits dan sahabat lainnya. Mereka mampu menghafalnya, memahami isinya, mengamalkan dan bisa mengajarkan kepada orang lain. Bahkan ilmunya sampai pada kita dengan berbagai kemudahan untuk memperolehnya. Karena sifat air mengalir, maka begitu pula dengan ilmu, akan dialirkan oleh ahli ilmu menembus zaman dan negeri. Jikalaupun air tidak langsung habis, paling tidak akan tersimpan di dalam bumi dan menjadi mata air yang jernih tersaring oleh tanah.

Kedua, tanah yang mampu menahan air. Di atas tanah tersebut memang tidak tumbuh tanaman, akan tetapi ia bisa menahan atau menampung air. Sehingga orang bisa mengambil manfaat darinya; baik untuk minum, mengairi ladang maupun untuk memberi minum ternak-ternaknya.

Ketiga, tanah gersang. Ketika air hujan mengenai tanah tersebut, tanah itu menyerapnya begitu saja. Tidak ada tanaman yang tumbuh darinya, tidak pula tersisa air di atasnya. Tidak ada pengaruh apa-apa dari air hujan, meskipun hujan telah mengguyurnya. Ini seperti perumpamaan orang yang mendengar ilmu agama, namun tidak tergerak untuk mengambil manfaat darinya. Bahkan ia berpaling darinya. Tidak ada manfaat bagi dirinya dan juga tidak bermanfaat bagi yang lainnya. Sayang seribu sayang, orang yang mendapati hujan emas di depannya, namun tidak tertarik  untuk mengambilnya.  

Bagaimana menyuburkan tanah ini (maksudnya, bagaimana memanfaatkan ilmu yang ada di dalam kita)?

Update dan upgrade  ilmu. Problem kehidupan modern semakin kompleks, membutuhkan ilmu untuk mengarahkan pada jalan yang benar. Ilmu adalah cahaya yang akan menerangi kegelapan  Jika kita duduk di majelis ilmu, ini menunjukkan bahwa kita sedang update dan upgrade ilmu untuk menghidupkan hati kita, menerangi hati, menyehatkan hati dan menyuburkan hati kita.   

Case ilmu. Membiasakan diri menuntut ilmu, maka akan mendekati pintu hidayah dan sinyal keimanan akan semakin kuat, sehingga mendorong kita untuk beramal sholeh. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW tidaklah berdo'a untuk ditambahkan dunia tetapi yang diminta adalah tambahan ilmu “Rabbi Zidni ‘Ilma”, artinya  “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku. ”

Aktivasi Ilmu. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang beraktivitas, bukan ilmu yang hanya tersimpan dan berhenti di kepala, tapi bagaimana ilmu bisa hidup dalam kehidupan diri, keluarga, dan sosial.
Apakah SettiaBlog juga selalu update dan upgrade ilmu. Ya jelaslah, walaupun SettiaBlog masih sering gunakan handphone Symbian untuk membuat bahasan, soal perkembangan ilmu dan teknologi ndak mau ketinggalan. Maaf in SettiaBlog ya, karena ada kalanya saat membuat bahasan SettiaBlog harus melepaskan diri dari belenggu Android dan IOS. Karena untuk menghasilkan ide baru, kita harus berpikir fokus (konvergen) dan berpikir kreatif (divergen).  Kayak misalnya untuk membuat background postingan ini, awalnya banyak banget ide sampai akhirnya SettiaBlog gunakan kombinasi warna menthol, canary, cyan dan java. Udah ya, kok malah ngelantur ngomong yang tidak - tidak. Semoga Allah SWT memberikan taufiq dan hidayah kepada kita semua.

        

Apr 13, 2024

Bumi Milik Allah SWT: Sebuah Peringatan Tentang Kembali Kepada Sang Pencipta

 


Pada bahasan kali ini cukup spesial karena dalam pengeditan bahasannya SettiaBlog gunakan handphone jadul Nokia E-series tepatnya Nokia E6, handphone Symbian. SettiaBlog bukan kolektor tapi masih menyimpan dan merawat beberapa handphone Nokia E-series dan masih original. Ya, ini dulu sering SettiaBlog gunakan untuk belajar membuat coding. Dan sampai sekarang terkadang masih SettiaBlog gunakan untuk mengetik. Terutama saat ide muncul di luar ruangan, SettiaBlog bisa ketikkan di sini. Kalau untuk mengetik kayak gini, enak banget, Nokia E6 ini, bentuknya kecil jadi bisa mengetik hanya dengan satu tangan, juga bisa di lakukan di mana saja. Ini juga masih cukup banyak tersimpan lagu - lagu lama, miliknya Taylor Swift ada 2 album Fearless sama Speak Now, dari tadi SettiaBlog malah mengulang - ulang lagu 'Hey Stephen' di album Fearless entah berapa kali sambil mengetik. Metallica entah ada berapa album, Nirvana, Dream Theater dan banyak lagi. Untuk dengerin lagu juga sangat myaman, ndak bikin telinga sakit lho.

SettiaBlog itu kok yang aneh - aneh aja. Ndak kok, SettiaBlog ndak nganeh - nganehi. SettiaBlog itu hanya mengatakan apa adanya, selama ini dalam membuat bahasan SettiaBlog masih di bantu oleh handphone lama karena lebih praktis untuk di bawa ke mana - mana. Begitu ide muncul langsung bisa mengetiknya, kan ide sendiri munculnya tidak mengenal tempat dan waktu. O... ya, terimakasih untuk para Symbianer yang masih sering update aplikasi handphone Symbian dan terimakasih juga pada GitHub. Tapi lupakan cerita SettiaBlog di atas. Yang jelas, Nokia memiliki peran besar dalam perkembangan teknologi handphone, makanya sampai sekarang masih banyak komunitas Symbianer yang tersebar ke penjuru dunia. Kenapa Symbian masih memiliki komunitas, karena handphone Symbian ini mengajarkan penggunanya untuk lebih kreatif.

Dan di atas itu ada video klip 'kembali untukMu' miliknya Kotak versi akustik. Banyak yang bilang setelah berpuasa satu bulan penuh kita akan kembali ke Fitrah manusia. Kembali ke Fitrah adalah kembali kepada kemurnian, kesucian kembali ke asal, visi misi lahirnya di dunia, dan tentang bekal apa setelah meninggal dunia.

Bumi yang menjadi tempat tinggal kita ini, tanah tempat kita berpijak dan langit yang menaungi langkah-langkah kita, semuanya adalah ciptaan Allah SWT. Dalam ajaran Islam, keyakinan bahwa bumi ini milik Allah SWT tertuang dalam banyak ayat Al-Qur'an. Pemahaman ini mengajarkan kita untuk merenungi hakikat kehidupan ini, bahwa kita adalah hamba yang hanya sejenak singgah di dunia ini sebelum kembali kepada Sang Pencipta. Salah satu ayat yang mencerminkan pemahaman ini terdapat dalam Surah Al-Baqarah (2:156), di mana Allah berfirman,
"Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kami kembali."
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kehidupan ini hanyalah sementara, dan setiap yang ada di dalamnya hanyalah pinjaman dari Allah SWT. Bumi, sebagai tempat di mana kita merasakan nikmat dan cobaan, merupakan ujian bagi setiap individu. Keberadaan kita di dunia ini adalah bagian dari rencana Ilahi yang begitu sempurna. Oleh karena itu, tugas kita sebagai manusia adalah menjalani hidup ini sesuai dengan ajaran-Nya, menghormati alam dan masyarakat di sekitar kita, serta bersyukur atas segala nikmat yang diberikan.

Dalam keseharian, seringkali kita terlena oleh kenikmatan duniawi dan lupa bahwa kita hanya sementara di sini. Kekayaan, kekuasaan, dan segala bentuk kesenangan dunia hanya bersifat sementara. Memahami bahwa bumi ini milik Allah SWT dapat membantu kita menjalani hidup dengan penuh kesadaran akan tanggung jawab kita sebagai khalifah di muka bumi. Pentingnya kembali kepada Allah SWT adalah sebuah realitas yang ndak terelakkan. Kehidupan di dunia ini adalah perjalanan menuju akhirat, tempat di mana setiap amal perbuatan kita akan dihisab. Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Imran (3:185),
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah diberikan pahala kepada kamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."

Mengingat kembali bahwa kita pasti akan kembali kepada Allah SWT dapat menjadi pendorong untuk selalu meningkatkan kualitas hidup kita. Menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran akan akhirat dapat membimbing kita untuk memilih tindakan yang membawa berkah dan memenuhi tugas sebagai hamba yang bertanggung jawab. Sebagai manusia, kita diberikan akal, hati nurani, dan kebebasan untuk memilih. Oleh karena itu, mari gunakan anugerah ini dengan bijak, menjalani hidup dengan penuh kesadaran akan hakikat kehidupan dan tujuan sejati kita, yaitu kembali kepada Sang Pencipta.

“Dan hanya kepada Tuhanmulah (Allah SWT) hendaknya kamu berharap”. (QS. Al Insyirah: 8)
Pernahkah kita mendengarkan ungkapan, ‘jika ndak ada dinding untuk bersandar, akan selalu ada lantai untuk bersujud’ Tentu kalimat tersebut populer menjadi meme di berbagai media sosial. Kalimat itu menjelaskan bahwa apapun masalah dan urusannya, mengadulah hanya kepada Allah lewat sujud. Kalimat itu pula mengatakan bahwa ndak ada yang abadi selain Allah. Oleh karena itu, janganlah bersandar dan berharap selain kepada Allah. Ketika kita menyandarkan dan berharap kepada orang lain, pun itu adalah sahabat terbaik kita, ada masanya kita akan dikecewakan dengan persahabatan itu karena Allah ndak mau hambaNya menaruh harapan dan bersandar selain kepadaNya. Allah sengaja membuat kita kecewa atau sakit hati ketika kita sudah terlalu jauh menyandarkan urusan hidup kita kepada sesama manusia.

Seharusnya kita menyadari bahwa segala sesuatu yang asalnya dari Allah, akan kembali kepada Allah. Keluarga, sahabat, teman, kolega, suatu saat akan kembali kepada Allah. Ketika kita terlalu bergantung, berharap, bahkan menyandarkan hidup kepada mereka, kita akan kehilangan arah dan ndak tahu apa yang harus dilakukan saat mereka berpulang atau mengecewakan kita karena sikap yang tak berkenan di hati. Pun halnya dengan masalah dan kehidupan. Keduanya adalah berasal dan milik Allah yang suatu saat akan kembali kepada Allah SWT. Maka sudah sepatutnyalah kita mengembalikan semua urusan hidup ini kepada Allah SWT.

Ndak ada yang mengalahkan kekuatan, kekuasaan, dan kekayaan Allah SWT. Allah-lah Zat yang Maha Besar. Bagi Allah SWT, semua yang terjadi di alam semesta dan dianggap sangat rumit oleh hambaNya hanyalah persoalan yang sangat sepele. Dengan segala kekuasaan, kekuatan, kebesaran, kemuliaan, dan kekayaan yang Allah SWT miliki, Dia ndak membutuhkan apapun. Sebaliknya, kitalah, hambaNya yang sangat lemah inilah yang sangat membutuhkan Allah SWT untuk hadir dalam hidup kita. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surah Al-Fathir ayat 15,
 “Hai manusia, kamulah yang membutuhkan Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.”

Menyandarkan diri dan hidup hanya kepada Allah SWT dapat membuat perasaan tenang dan aman. Mengapa? Karena kita menyandarkan semua masalah pelik kita kepada Allah SWT yang Maha Besar. Di mata Allah SWT, semua persoalan begitu sepele dan sangat mudah diselesaikan. Bagi Allah SWT, ndak ada yang melebihi kebesaran Allah SWT. Dengan selalu menghadirkan, melibatkan, dan menyandarkan, dan mengandalkan Allah SWT, seluruh masalah kita yang rumit itu akan terlihat begitu sepele. Allah SWT sendiri yang mengatakan bahwa kesulitan selalu datang bersama dengan solusinya. Allah SWT mengatakan itu sebanyak dua kali berturut-turut dalam surah Al-Insyiroh ayat 5 dan 6 sebagai bentuk penegasan bahwa hambaNya ndak boleh memusingkan persoalan yang ada karena jalan keluarnya sudah Allah SWT siapkan. Tugas kita hanyalah terus melibatkan Allah SWT dalam setiap langkah.

Berbeda halnya ketika kita mengandalkan orang lain untuk kita jadikan sandaran hidup. Mereka juga manusia seperti kita yang ndak luput dari kesalahan, kekurangan, dan masalahnya sendiri. Adakalanya masalah itu hadir bersamaan dengan masalah yang sedang merundung kita. Ndak jarang, karena letih atau bingung bagaimana menghadapi masalahnya sendiri ditambahkan harus menenangkan dan memberikan solusi untuk kita, keluarlah sikap, sifat, dan perkataan yang ndak mengenakkan di hati.

Kita tidak dilarang bertukar pikiran dengan seseorang yang kita percaya. Namun, janganlah kita meletakkan kepercayaan, keyakinan, harapan, dan sandaran itu secara berlebihan. Selain itu, jangan pula meletakkan kepercayaan pada orang yang munafik. Salah menaruh kepercayaan akan membuat kita justru jatuh dalam keterpurukan. Bukankah salah satu ciri orang yang munafik adalah ketika ia dipercaya, ia akan mengkhianatinya? Bukan hal yang mustahil, bukan, ketika kita menumpahkan isi hati kita tentang sesuatu, di lain hari ia akan mengumbar rahasia itu ke ranah publik? Semoga kita senantiasa Allah SWT jaga dari orang-orang munafik seperti itu. Carilah orang yang mengerti, memahami, dan mengamalkan ilmu agama untuk Anda jadikan teman bertukar pikiran. Orang yang amanah ini akan memberi Anda saran-saran yang bersumber dari Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dia ndak akan menjauhkan Anda dari agama. Sebaliknya, ia akan selalu mendorong Anda untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Pun ketika ia kita mintai sebuah solusi, jalan keluar yang ia berikan pun tidak akan bertentangan dengan perintah Allah SWT.

Ikhtiar bertukar pikiran dengan orang yang amanah tersebut adalah salah satu upaya kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT karena yang dikatakannya tidak bertentangan dengan Allah SWT. Bisa jadi Allah SWT menolong kita lewat solusii yang dia berikan. Sama halnya ketika kita sakit.

Apakah kita akan memasrahkan diri begitu saja kepada Allah SWT tanpa berusaha mengobatinya? Tentu tidak, bukan. Kita tetap menaruh harapan agar lekas sembuh hanya kepada Allah SWT. Namun, cara agar Allah SWT mau menyembuhkan kita adalah dengan jalan mengobati penyakit tersebut lewat obat-obatan yang diresepkan oleh seorang dokter. Bukankah Allah SWT ndak mengubah suatu kaum sebelum kaum itu kau berusaha sendiri mengubahnya? Menyandarkan diri dan berharap hanya kepada Allah SWT ndak akan membuat kita kecewa. Kuncinya adalah benar-benar memasrahkan diri kepada Allah SWT setelah kita berikhtiar semaksimal mungkin untuk berusaha membereskan masalah atau hal lainnya. Selain itu, untuk menyandarkan diri hanya kepada Allah SWT dengan penuh, kita harus mempercayai dan meyakini Allah SWT sepenuhnya. Percaya bahwa setelah ikhtiar semaksimal mungkin, maka apapun keputusan Allah SWT adalah yang terbaik untuk kita. Kita wajib meyakini bahwa Allah SWT telah memberikan yang terbaik untuk kita pun ketika ketetapan tersebut bukanlah apa yang kita inginkan. Wajib bagi kita untuk terus berbaik sangka dan menerimanya dengan lapang dada karena dengan keikhlasan, kita bisa merasa tenang, nyaman, dan aman menyerahkan diri kepada Allah SWT semata.

Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Al Mu’min ayat 60 yang artinya,
“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.

Ayat ini menegaskan bahwa tidak ada jalan lain untuk menyandarkan diri kepada Allah SWT selain berdo'a kepadaNya. Berdo'a merupakan bentuk sebuah penghambaan diri, penyerahan total, dan pengakuan tak terbantahkan dari seorang hamba tentang keagungan, keesaan, kekuatan, kekuasaan, dan kebesaran Allah SWT terhadap hidupnya. Dengan berdo'a, ia mencurahkan, mengadukan, bermanja kepada Allah SWT tentang kepelikan hidup dan keinginan hajatnya.

Sebaliknya, orang yang enggan berdo'a adalah mereka yang sombong dan ndak mempercayakan dirinya kepada Allah SWT. Ia meyakini bahwa segala sesuatu dalam hidupnya adalah karena usahanya sendiri dan ia merasa mampu mengatasi semua hal. Mereka sombong padahal satu-satunya Zat yang boleh menyombongkan diri hanyalah Allah SWT. Allah SWT memurkai mereka yang enggan berdo'a kepada Allah SWT. Sandarkanlah semua beban hidup Anda hanya kepada Allah SWT. Curahkanlah semua gundah gulana Anda hanya kepada Dia yang Maha Mengetahui segala isi hati Anda. Memintakan hanya kepada Zat yang Maha Kaya, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang. Pahamilah bahwa jarak antara musibah dengan jalan keluar hanya sedekat kening dan sajadah tempat bersujud.

Apr 5, 2024

Alasan Mengapa Lailatul Qadar Dianugerahkan kepada Umat Nabi Muhammad SAW

 


Untuk kali ini SettiaBlog memadukan warna puce, light brown, mocha, maroon, mahogany dan beberapa warna lainnya untuk bordernya. Video klip di atas ada "breathe" milik Taylor Swift. Untuk gambar background pada video, itu ada gambar bulan tertutup awan yang SettiaBlog ambil 2 hari yang lalu sekitar jam satu malam. Malam - malam ngapain SettiaBlog kok masih sempat-sempat nya ambil gambar bulan? Apa menunggu datangnya malam Lailatul Qadar? Ya iyalah, kan SettiaBlog ini umatnya nabi Muhammad SAW. Jujur ae, SettiaBlog malu ngomong kayak gini, karena kelakuan, tindakan dan kesehariannya SettiaBlog masih banyak yang jauh dari tuntunan nabi Muhammad SAW. Maaf ya. Harapan SettiaBlog ndak muluk - muluk kok, semoga Allah SWT memberikan kesadaran penuh kepada SettiaBlog. Agar bisa memasukkan jiwa Al Qur'an dalam diri SettiaBlog dan bisa menjadi pribadi yang Qur'ani. Lirik dalam "breathe" menceritakan keteguhan Taylor Swift dalam menjalani ujian hidup.

Sebagaimana diketahui Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik daripada 1.000 bulan. Al-Qur'an menjelaskannya dalam satu surah yang sering dibaca setiap bulan Ramadhan yaitu Surah Al-Qadr (kemuliaan) terdiri dari 5 ayat.
(1) Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam qadar.
(2) Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
(3) Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.
(4) Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan.
(5) Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.

Apa arti kemuliaan Lailatul Qadar ? Kenapa Allah SWT memberikan anugerah Lailatul Qadar kepada umat Nabi Muhammad SAW.

1. Karena Lailatul Qadar adalah salah satu anugerah Allah SWT untuk umat Nabi Muhammad SAW. Allah SWT memperlihatkan salah satu kebesaran-Nya agar umat Rasulullah SAW mengingat besarnya nikmat Allah SWT.

2. Karena pendeknya umur umat Nabi Muhammad SAW  yang hanya 60-70 tahun dibanding umur umat-umat terdahulu. Allah SWT memberikan kemuliaan malam tersebut untuk mengimbangi dan melampaui ibadah umat terdahulu yang umurnya panjang.

3. Beribadah di malam tersebut lebih baik daripada 1.000 bulan. Allah SWT ingin memuliakan umat Nabi Muhammad SAW dengan melipatgandakan amalan di malam Lailatul Qadar . Amal ibadah di Lailatul Qadar seperti sedekah, shalat, zakat itu lebih baik daripada 1.000 bulan. 

Beribadah di malam tersebut lebih baik dari beribadah di 83 tahun 4 bulan. Kerena itu, kejarlah malam Lailatul Qadar di 10 malam terakhir Ramadhan . Dari Ummul Mukminin 'Aaisyah radhiyallahu 'anha berkata:

كَانَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ ، وَأَحْيَا لَيْلَهُ ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ
"Adalah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila 10 malam terakhir telah masuk, beliau mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya." (HR Al-Bukhari)
Perbanyaklah berdo'a:
اللَّهُمَّ إنَّك عَفْوٌ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allahumma innaka 'afuwwun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii.
"Ya Allah, sungguh Engkau Maha pemaaf dan pemurah, dan menyukai memberikan maaf, maafkanlah aku".

Dalil-dalil atau pandangan tentang malam Lalilatul Qadar juga pernah diutarakan Imam Ghazali pada kitab I'anah Ath-Tholibin - Juz II halaman 257, yang menyimpulkan: kapan malam Lailatul Qadar tiba dapat dicocokkan dengan hari pertama berpuasa di bulan Ramadan. Berikut adalah rumusan perhitungannya:

Jika awal Ramadan dimulai hari Minggu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29;

Jika awal Ramadan jatuh pada hari Senin, maka malam tersebut jatuh pada malam ke-21;

Jika awal Ramadan bermula hari Selasa, lantas Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27;

Jika awal Ramadan hari Rabu, malam tersebut akan jatuh pada malam ke-29;

Jika awal Ramadan bertepatan hari Kamis, berarti malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25;

Jika awal Ramadan hari Jumat, berarti Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27;

Jika awal Ramadan hari Sabtu, artinya malam tersebut jatuh pada malam ke-23.

Rumusan pendapat Imam Ghazali tentang malam Lailatul Qadar tersebut juga didukung oleh Imam Abu Hasan Asy-Syadzilli (pendiri Tarekat Syadziliyah)-yang termaktub dalam kitab 'I'anah Ath-Tholibin'. Menurut Imam Abu Hasan, sejak ia remaja Lailatul Qadar tidak pernah meleset dari jadwal atau perhitungan Imam Ghazali di atas.

Dengan sederet khazanah keistimewaannya, tampaknya kapan malam Lailatul Qadar tiba, akan selalu menjadi teka-teki keimanan bagi umat Islam dalam menghidupi bulan suci Ramadan. Oleh karena itu, di samping beberapa dasar asumsi di atas, kapan tepatnya malam Lailatul Qadar tiba akan selalu dicari-cari, meski hanya Allah SWT yang lebih mengetahui kepastiannya, sebagaimana yang diungkapkan oleh beberapa hadits di bawah ini. Abu Sa'id RA pernah meriwayatkan kepada Abu Salamah RA mengenai Lailatul Qadar:
"Kami pernah beriktikaf bersama Nabi Muhammad SAW pada 10 hari yang tengah di bulan Ramadan, kemudian pada pagi hari yang kedua puluh beliau keluar dan memberi tahu kami,
'Aku telah diberi tahu tentang tanggal Lailatul Qadar, namun aku lupa, maka carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam yang gasal di akhir Ramadan."
Abu Said kemudian menambahkan,
"Aku bermimpi bahwa aku bersujud di tanah yang berair dan berlumpur. Maka siapa yang telah beriktikaf dengan Rasulullah SAW, hendaklah ia kembali beriktikaf lagi (pada sepuluh malam yang akhir dan gasal tersebut)."
Lantas Abu Sa'id RA merampungkan,
"Kami kembali beriktikaf lagi tanpa melihat segumpal awan pun di langit, tiba-tiba awan muncul dan hujan pun turun sehingga air mengalir melalui atap masjid yang ketika itu terbuat dari pelepah pohon kurma, kemudian shalat dilaksanakan. Saya melihat Rasulullah SAW bersujud di atas tanah yang berair dan berlumpur sehingga saya melihat bekas lumpur di dahi Rasulullah SAW." (Hadis Riwayat Bukhari Nomor 2.016)

Dari riwayat Abdullah bin Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda,
"Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam Ramadan yang akhir, yaitu pada sembilan malam yang pertama (malam ke 21 sampai dengan 29) atau tujuh malam yang akhir (malam ke 23 sampai dengan akhir Ramadan)." (Hadis Riwayat Bukhari Nomor 2.022)
Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW mengatakan, "Carilah Lailatul Qadr pada tanggal-tanggal ganjil dari sepuluh akhir bulan Ramadan." (Hadis Riwayat Bukhari, I, kitab Al-Tarawih, hlm. 225)
Ibnu Umar RA menyebutkan bahwa beberapa orang laki-laki diberi tahu Lailatul Qadar dalam mimpi pada tujuh terakhir (Ramadan), lalu Rasulullah SAW bersabda, "Saya melihat mimpimu sekalian bertepatan dengan malam tujuh terakhir, barangsiapa mencarinya, maka carilah ia pada malam tujuh terakhir." (Hadis Riwayat Muslim Nomor 205/1.165)

Lewat pernyataan-pernyataan di atas, banyak kaum muslimin yang meyakini kalau malam Lailatul Qadar hadir di malam-malam ganjil pada akhir Ramadan, sehingga mereka harus mencarinya-meski kepastiannya sangat tidak bisa ditentukan. Pada pangkalnya, segenap poin yang telah dipaparkan di atas, maka hal yang perlu ditekankan umat Islam saat menyambut Lailatul Qadar adalah untuk terus beribadah kepada-Nya, tanpa perlu merisaukan kapan malam penuh kemuliaan yang disebut istimewa itu sebenarnya tiba, karena sesungguhnya nikmat Allah SWT begitu besar dan tanpa batasan, sehingga satu-satunya yang perlu disiapkan adalah kesungguhan dalam diri; yakni menyiapkan wadah batiniah yang lillahita'ala.
وَمِنۡهُمۡ مَّنۡ يَّقُوۡلُ رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنۡيَا حَسَنَةً وَّفِى الۡاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَابَ النَّارِ (٢٠١) اُولٰٓٮِٕكَ لَهُمۡ نَصِيۡبٌ مِّمَّا كَسَبُوۡا ‌ؕ وَاللّٰهُ سَرِيۡعُ الۡحِسَابِ (٢٠٢)
Dan di antara mereka ada yang berdo'a, Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka. Mereka itulah yang memperoleh bagian dari apa yang telah mereka kerjakan, dan Allah Mahacepat perhitungan-Nya. (QS. Al-Baqarah Ayat 201-202)

Udah ya, ndak usah di masukkan hati omongan SettiaBlog.... Mm-mm, mm-mm-mm-mm The music starts playing like the end of a sad movie It's the kind of ending you don't really wanna see 'Cause it's tragedy and it'll only bring you down Now I don't know what to be without you around

Apr 2, 2024

Peran Hati Terhadap Religiusitas Individu Dalam Perspektif Psikologi

 


SettiaBlog udah lama ndak menyapa Selena Gomez. Selena video klip di atas ada Joglo Jawa tapi belum selesai. Masih kurang lantainya, masih dalam pengerjaan. Nanti mungkin lantai ke halaman di buat 3 tingkatan. Itu asli kok Selena, di recycle dari rumah Jolglo yang di buat orang Jawa zaman dulu, udah sesuai dengan tata cara membuat rumah Joglo. Terus di tambahin ornamen ukir Jepara pada bagian lisplang dan beberapa bagian lainnya. Untuk lagunya sendiri SettiaBlog kasih "The heart wants what it wants". Tapi benarkah, hati selalu menginginkan apa yang diinginkannya? SettiaBlog ada uraian sedikit. Nafsu, hawa nafsu, keinginan, kecenderungan, dan kemauan sekilas terdengar sama kan ya maksudnya. Tapi sebenarnya memiliki ciri-ciri dan tingkatan yang berbeda lho.

1. Nafsu

Nafsu merupakan dorongan yang ada pada setiap diri manusia dan memberi kekuatan untuk memenuhi kebutuhan hidup tertentu. Meskipun ada hubungannya dengan insting, tapi dari luarnya tidak terlihat sama karena nafsu terlihat dalam berbagai bentuk dan cara.
- Macam-macam nafsu dalam kajian psikologi:

a. Nafsu Individu: misalnya seperti nafsu makan, bermain, bertindak, merusak, berkelahi, berkuasa, dan sebagainya.

b. Nafsu sosial (kemasyarakatan): misalnya nafsu meniru, menikah, berkumpul dengan orang lain, melindungi, mempertahankan diri, mencari ilmu dan lainnya.

- Hubungan Nafsu dengan Perasaan:

Emang ada ya hubungan antara nafsu dan perasaan? Tentu ada, perasaan yang kuat dapat menimbulkan bergeraknya suatu nafsu dan sebaliknya nafsu kadang-kadang dapat menimbulkan perasaan yang hebat dan ada kalanya saat bernafsu akan sesuatu, justru kemampuan berpikir dikesampingkan sehingga kita langsung bertindak tanpa berpikir. Misal, khilaf belanja saat diskon tanpa memikirkan sebenarnya apa yang kita beli tidak bermanfaat sementara masih ada kebutuhan lainnya yang belum terpenuhi.

2. Keinginan

Nafsu yang telah memiliki arah dan tujuan tertentu disebut keinginan. Kalau dorongan sudah menuju ke arah yang nyata atau konkret maka akan terjadi dorongan keras dan terarah pada objek yang dituju. Misalnya, nafsu makan menimbulkan keinginan untuk makan sesuatu, nafsu kerja menimbulkan keinginan untuk mengerjakan sesuatu dan sebagainya.

3. Kecenderungan  (Tendency)

Keinginan yang sering muncul atau timbul disebut juga sebagai kecenderungan. Kecenderungan inilah yang menimbulkan rasa kesukaan agan dan sista terhadap sesuatu.

- Kecenderungan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan:

a. Kecenderungan vital, misalnya hobi makan, hobi ngopi atau merokok, dan sebagainya.

b. Kecenderungan perseorangan, menimbulkan sifat-sifat kikir, egois, dan tamak.

c. Kecenderungan sosial, misalnya persahabatan, persaudaraan, dan berbuat amal.

d. Kecenderungan abstrak yang positif, misalnya taat ibadah pada Tuhan, bersikap jujur, patuh, bertanggung jawab dan masih banyak lagi. Sedangkan kalau kecenderungan yang negatif, misalnya berbohong, melanggar aturan dan segalanya yang berlawanan dengan kecenderungan positif.

4. Hawa Nafsu

Hawa nafsu adalah kecenderungan atau keinginan yang sangat kuat dan mendesak, yang sedikit banyaknya mempengaruhi jiwa seseorang. Dengan adanya hawa nafsu ini seakan-akan keinginan yang lain dikesampingkan, sehingga tinggal satu keinginan saja yang berkuasa dan bergerak dalam kesadaran.

Ciri-ciri hawa nafsu ini ditandai dengan perasaan yang sangat terpengaruh dengan terus munculnya keinginan-keinginan tertentu, sehingga daya pikir justru jadi menurun. Akibat dari hawa nafsu ini hidup jasmani dan rohani seseorang dapat kacau dan terganggu. Hawa nafsu yang banyak muncul, misalnya karena birahi, taruhan, kecanduan obat terlarang, dan sebagainya.

5. Kemauan

Kemauan adalah dorongan dari dalam yang lebih tinggi tingkatannya daripada yang telah dijelaskan di atas. Untuk membedakan kemauan dari yang lainnya, perlu agan dan sista ketahui gejala-gejala kemauan tersebut. Kemauan adalah dorongan dari dalam yang sadar, berdasarkan pertimbangan berpikir dan perasaan, serta seluruh pribadi seseorang yang menimbulkan kegiatan yang terarah pada tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan hidup pribadinya. Misalnya ketika kita menginginkan suatu benda, bisa jadi kita bukan benar-benar menginginkan bendanya tapi orang yang memiliki benda tersebut (yaitu memiliki relasi/ hubungan milik atas benda itu).

Berikutnya, berdasarkan uraian tersebut, coba kita bahas gejalanya satu persatu:

a. Gejala kemauan merupakan dorongan dari dalam yang dimiliki oleh manusia, karena kemauan merupakan dorongan yang disadari dan dipertimbangkan sebelum dilakukan. Oleh karena itu, dorongan ini tidak akan menimbulkan gerak yang tidak disadari, seperti gerak insting dan refleks.

b. Gejala kemauan berhubungan erat dengan satu tujuan. Kemauan mendorong timbulnya minat/ perhatian dan mendorong gerak aktivitas ke arah tercapainya suatu tujuan.

c. Gejala kemauan sebagai pendorong timbulnya perbuatan kemauan didasarkan atas berbagai pertimbangan, baik pertimbangan akal atau pikiran yang menentukan benar atau salahnya perbuatan kemauan, maupun pertimbangan perasaan yang menentukan baik buruknya perbuatan. Maka dalam gejala kemauan terdapat kesejalanan antara dorongan kemauan - pikiran - perasaan - tujuan dan tindakan.

d. Tidak hanya terdapat pertimbangan pikiran dan perasaan saja, tetapi individu bisa memberikan pertimbangan dan pengaruh yang dapat menentukan perbuatan kemauan.

e. Gejala kemauan terkadang memiliki sifat aktif karena timbulnya dorongan tertentu sekaligus timbulnya tujuan apa yang dikehendaki dari dorongan tersebut. Tujuan adalah suatu yang dipandang berguna bagi pribadinya dan demi dorongan akan tercapainya tujuan tersebut melalui suatu kegiatan.

Dengan melihat penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa gejala kemauanlah yang paling memiliki seluk-beluk yang paling kompleks, baik dari segi ciri-ciri maupun prosesnya. Kemauan memiliki peranan yang penting dalam hidup manusia, seperti kata pepatah "Where there is will there is a way". Tapi sekuat-kuatnya usaha manusia, kita tidak bisa memastikan berhasil atau pada akhirnya. Meskipun Allah SWT yang berkehendak, tapi manusia ndak boleh diam dan diwajibkan berusaha yang didasari dengan niat yang baik.

SettiaBlog lanjut ya. Manusia merupakan mahluk jasmani dan makhluk rohani, selain itu manusia juga menjadi makhluk paling unik dan unggul diantara makhluk - makhluk lain ciptaan Allah SWT. Keunggulan tersebut terletak pada intelektual manusia diberikan tanggung jawab sebagai khalifah dimuka bumi ini. Salah satu keistimewaan lainnya yang diberikan pada manusia yaitu terletak pada hatinya, yang mana hati manusia merupakan pusat spiritual yang menjadi sumber cahaya batiniah. Dalam psikologi sufi menjelaskan bahwa hati yang dimaksud bukan dalam artian fisik melainkan dalam arti spiritual yang mana hati ini memuat kecerdasan dan kearifan yang lebih dalam. Hati merupakan tempat makrifat, dan meruapakan kecerdasan yang lebih mendalam dan lebih dasar dari kecerdasan abstrak pada otak. Robert frager dalam bukunya memahami hati manusia sebagai makhluk spiritual, yang mana hati ini tidak dapat dipisahkan dengan yang lainnya bahkan hati saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Dikatakan jika mata hati manusia terbuka, maka mereka dapat melihat sesuatu yang berada dibalik kulit luar dari sesuatu, dan ketika telinga hati mereka yang terbuka maka mereka bisa mendengar kebenaran yang tersembunyi dibalik kata-kata.

Robert Frager mengatakan bahwa hati memiliki 4 struktur yaitu dada, hati, hati lebih dalam, dan lubuk hati terdalam. Keempat struktur ini saling terhubung satu sama lain. Dada ialah lingkaran di bagian luar, hati dan hati-lebih-dalam berada pada kedua lingkaran tengah, sedangkan lubuk-hati-terdalam terletak di pusat lingkaran, dan tiap-tiap struktur tersebut memiliki cahayanya masing-masing. Pendekatan yang menggunakan hati akan melahirkan kebijakan yang sangat arif. Seseorang yang berbuat untuk sesuatu dengan mengikuti kata hati, maka ia akan mendapatkan pengetahuan yang akan mengantarkannya pada kebenaran. Apabila manusia mengenali hatinya sendiri, maka ia akan mengenali pula dirinya sendiri. Dan apabila ia telah mengenali dirinya sendiri, ia akan mengenal pula Tuhannya. Begitu juga sebaliknya jika manusia tidak dapat mengenali hatinya sendiri maka ia takkan mengenali dirinya sendiri. Dan apabila ia ndak dapat mengenali dirinya sendiri, ia takkan mengenali Tuhannya sendiri.

Hati adalah tempat bersemayamnya cinta kepada Tuhan, karena hanya hati yang mampu mengenal Tuhan sehingga ia mencintai-Nya. Seorang pecinta sejati senantiasa bersama-Nya serta mencintai-Nya di setiap waktu, melalui transformasi. Hati memiliki dua makna: Pertama, daging berbentuk pohon cemara yang terletak pada dada sebelah kiri. Di dalamnya terdapat rongga yang berisi darah hitam. Ini adalah sumber ruh. Daging ini, dalam bentuknya seperti itu, terdapat pula pada tubuh binatang dan orang-orang yang sudah mati. Dan kedua, hati yang memiliki kaitan dengan daging ini dinamakan hati yang mengenal Allah SWT. Adapun yang dimaksud hati menurut Frager disini adalah hati spiritual atau seperti yang diungkapkan Ruzbihan Baqli dalam Masyrab al-Arwah; hati yang asli adalah realitas yang diberkati suci dan halus. Realitas yang halus ini adalah tempat dimana terlihat cahaya yang ndak terlihat dan bersumber dari ketentuan ilahi. Bentuk hati bersifat jasmaniyah, namun realitas hati bersifat surgawi, ruhaniyah berkaitan dengan “dominion” (alam malaikat), bercahaya dan ilahiyah. Dalam psikolog Sufi hati memuat kecerdasan dan kearifan yang lebih dalam. Hati adalah tempat ma’rifat, dan merupakan kecerdasan yang lebih dalam dan lebih dasar dari pada kecerdasan abstrak kepada (otak).

Seorang guru sufi menuturkan, “Jika kata-kata berasal dari hati, ia akan masuk ke dalam hati, jika ia keluar dari lisan, maka ia hanya sekadar melewati pendengaran.” Hati janganlah dialah artikan sebagai emosi. Emosi, seperti amarah, rasa takut, dan keserakahan, berasal dari nafs. Ketika manusia berbicara menganai ‘hasrat hati’, mereka biasanya merujuk pada hasrat nafs. Nafs tertarik pada kenikmatan duniawi dan tidak peduli akan Tuhan; sedangkan hati tertarik kepada Tuhan dan hanya mencari kenikmatan di dalam Tuhan. Hati secara langsung beraksi atas setiap pikiran dan tindakan. Seorang sufi kerap berkata bahwa setiap tindakan yang baik memperlembut hati, dan setiap kata dan tindakan yang buruk akan memperkeras hati. Nabi Muhammad SAW. menyebutkan keutamaan hati saat berkata, “Sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia sehat, maka seluruh tubuh pun sehat, jika ia sakit, maka seluruh tubuh pun akan sakit. Itulah yang disebut hati.”

Apakah dengan memiliki hati yang baik atau sehat bisa membuat religiusitas kita menjadi lebih sejahtera dalam menjalani kehidupan ? sebelumnya ada beberapa peneliti menemukan bahwa individu yang religius memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi dan cenderung lebih bahagia. Hal tersebut dapat dijelaskan karena religiusitas mempengaruhi berbagai aspek dalam individu misalnya terhadap cara berpikir. Mereka yang religius cenderung memandang hidup dengan lebih positif. Orang yang memandang hidup secara positif tentu akan lebih dapat bersyukur dan puas, sehingga lebih berbahagia.

Ryff (1989) merumuskan konsepsi psychological well-being dari perspektif positive psychological functioning, life span development dan positive mental health. Berdasarkan teori-teori tersebut, Ryff mendefinisikan psychological well-being sebagai kombinasi dari dimensi-dimensi yang mencakup kesejahteraan yang luas, terdiri dari penilaian positif terhadap diri sendiri dan terhadap kehidupan masa lalunya (self-acceptance), suatu rasa untuk terus bertumbuh dan berkembang sebagai individu (personal growth), keyakinan bahwa hidupnya memiliki tujuan dan bermakna (purpose in life), memiliki hubungan yang berkualitas dengan orang lain (positive relations with others), memiliki kapasitas untuk mengatur hidupnya dan dunia sekitarnya dengan efektif (environmental mastery) serta memiliki otonomi (autonomy).

Hurlock (1980) menyebutkan bahwa kesejahteraan psikologis (psychological well being) atau kebahagiaan tergantung dipenuhi atau tidaknya “tiga A kebahagiaan” yaitu acceptance (penerimaan), affection (kasih sayang), dan achievement (pencapaian). Dari uraian di atas kita bisa mengetahui bahwasannya hati dan spiritualitas berkaitan dengan kesejahteraan seseorang walaupun demikian, ndak semua studi menemukan bahwa religiusitas berdampak terhadap kesejahteraan hidup manusia, misalnya individu yang mengalami suatu masalah dapat merasa dihukum oleh sosok ilahi yang dipercayainya dan akibatnya dapat menjadi marah kepada sosok Ilahi tersebut.

Religiusitas dapat didefinisikan sejauh mana seseorang percaya, memandang hal-hal yang terjadi dikehidupan sehari-hari berdasarkan sudut pandang agama dan menerapkan keyakinan agamanya pada kehidupan sehari-hari. Sedangkan psychological well-being menurut Ryff didefinisikan sebagai kombinasi dari dimensi-dimensi yang mencakup kesejahteraan yang luas, terdiri dari penilaian positif terhadap diri sendiri dan terhadap kehidupan masa lalunya (self-acceptance), suatu rasa untuk terus bertumbuh dan berkembang sebagai individu (personal growth), keyakinan bahwa hidupnya memiliki tujuan dan bermakna (purpose in life), memiliki hubungan yang berkualitas dengan orang lain (positive relations with others), memiliki kapasitas untuk mengatur hidupnya dan dunia sekitarnya dengan efektif (environmental mastery) serta memiliki otonomi (autonomy).

Seseorang dengan nilai religiusitas yang tinggi bisa mempengaruhi hidup psychological well-being individu. Karena seseorang yang menanamkan dan mengaitkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-harinya seperti taat beribadah, melakukan hal-hal positif, mengikuti kajian-kajian atau pengajian akan meningkatkan kesejahteraan psikologis dalam diri individu. Dan peran hati disini sebagai pengantar yang nantinya akan muncul kesejahteraan psikologis pada individu, karena segala sifat religiusitas seseorang akan direspon melalui perasaaan yaitu hati, dan hati lah yang menentukan apakah individu pantas mendapatkan kesejahteraan psikologis atau tidaknya dengan apa yang ia lakukan.

Karena sudah dijelaskan diatas menurut Seorang guru sufi, “Jika kata-kata berasal dari hati, ia akan masuk ke dalam hati, jika ia keluar dari lisan, maka ia hanya sekadar melewati pendengaran.” Hati janganlah dialah artikan sebagai emosi. Emosi, seperti amarah, rasa takut, dan keserakahan, berasal dari nafs. Ketika manusia berbicara menganai ‘hasrat hati’, mereka biasanya merujuk pada hasrat nafs. Nafs tertarik pada kenikmatan duniawi dan ndak peduli akan Tuhan; sedangkan hati tertarik kepada Tuhan dan hanya mencari kenikmatan di dalam Tuhan. Hati secara langsung beraksi atas setiap pikiran dan tindakan. Seorang sufi kerap berkata bahwa setiap tindakan yang baik memperlembut hati, dan setiap kata dan tindakan yang buruk akan memperkeras hati. Nabi Muhammad SAW. menyebutkan keutamaan hati saat berkata, “Sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika ia sehat, maka seluruh tubuh pun sehat, jika ia sakit, maka seluruh tubuh pun akan sakit. Itulah yang disebut hati.”
Yang jelas bahasan SettiaBlog ndak usah di masukin hati.

Apr 1, 2024

Shalat, Cara Menjadi Rendah Hati di Hadapan Allah SWT

 


SettiaBlog dari tadi coba gambar wanita dengan pipi yang nyempluk seperti pipi istri SettiaBlog, ternyata susah e... Terus SettiaBlog searching di Youtube siapa tahu ada bentuk pipi nyempluk tapi tetap belum bisa jadi gambarnya. Lha waktu lagi searching kok SettiaBlog dapatin Fatin lagi bawain lagu "ketika tangan, kaki berkata dan sebuah pengakuan". Video klip di atas itu. Mulai lah SettiaBlog mengetik bahasan ini.

Hati yang hadir dan khusyuk ketika shalat bagaikan ruh bagi badan. Tanpa kehadiran dan kekhusyukan hati maka shalat bagaikan raga tanpa nyawa.
“Seorang hamba dalam shalatnya tidak hanya muka dan badannya saja yang menghadap kiblat tetapi juga hati dan jiwanya turut hadir sepenuhnya menghadap kepada Allah SWT"
Dengan hati yang hadir maka seseorang membayangkan seolah dirinya berada langsung di hadapan Allah SWT dan Allah SWT selalu memperhatikannya. Kondisi kejiwaannya sibuk merenungkan kebesaran (ta’zhim) Allah, menghayati bacaan dan gerakan shalat (tafahhum), dan timbul rasa takut dan malu (al khauf wal raja’) akan segala kekurangan dirinya, lalu berharap akan dilimpahi rahmat dari-Nya.
“Alangkah naif shalat seorang hamba saat bibirnya mengikrarkan diri mengabdi hanya kepada Allah SWT sementara hatinya melayang-layang memikirkan selain Allah SWT, sibuk menilai shalat orang lain, merasa paling baik, riya’ dan takabbur merasa paling benar dan diterima Allah SWT”

Oleh karena itu, shalat tanpa kehadiran hati bagaikan jasmani tanpa ruh, tidak bernyawa, tanpa nilai tanpa makna. Maka Allah SWT mengingatkan dalam surat Thaha ayat ke 14
“Dirikanlah shalat untuk mengingatku”,
Orang yang hatinya lupa inilah yang disindir oleh Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya: “berapa banyak orang solat tetapi tidak ada yang didapatnya melainkan lelah dan letih”.

Orang yang lalai dalam shalat, hatinya terhijab atau terhalang dari Allah SWT, walaupun lidahnya membaca ayat dan zikir, dan anggota tubuhnya rukuk dan sujud. Karena tertutup, maka orang yang lalai ini tidak merasakan kehadiran Allah SWT dan mata batinnya jauh dari cahaya, sehingga shalat-nya menjadi mati dan tidak membekas dalam kehidupan nyata, serta tidak mampu menghindarkannya dari perbuatan keji dan munkar.
“Hati yang hadir sangat penting agar shalat menjadi hidup dan membekas untuk menjadikan pelakunya sebagai orang yang semakin dekat kepada Allah SWT, sayang kepada sesama, memiliki sifat rendah hati, menghargai perbedaan, menghormati dan memperlakukan orang lain dengan sebaiknya, dan mendidik pelakunya untuk menjauhi semua kekejian dan kemunkaran"
Dengan shalat yang khusyu’ dan hati yang hadir maka bukan hanya menjadikan kedekatan hamba pada Tuhan-Nya tetapi juga membawa pengaruh kebaikan dalam sikap dan prilaku sosial; husnuzzhan (selalu berpikir positif dan mengalirkan energi positif pada sekitarnya), kepedulian, toleran, mengajak kepada nilai-nilai kebaikan, yang manfaatnya tidak terbatas tetapi untuk seluruh alam semesta.

❢ ❢ ♍ ♉ ❢ ❢


Bahasan di atas sebenarnya untuk mengingatkan diri SettiaBlog sendiri. Mohon maaf ya!

Sebenarnya di balik ibadah shalat tersimpan rahasia besar.
“Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Kitab (Al Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut [29]: 45)

Ayat di atas begitu eksplisit menjelaskan adanya keterkaitan antara shalat dan perilaku yang ditunjukkan oleh seorang muslim. Pengaruh shalat memang tidak dapat dijadikan tolak ukur untuk menggeneralisasi dan menghukumi kepribadian semua orang. Tetapi, paling tidak dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan sikap seorang manusia dari sudut pandang karakter dan watak atau tabiat yang dibawanya. Shalat itu membersihkan jiwa, menyucikannya, mengkondisikan seorang hamba untuk munajat kepada Allah SWT di dunia dan taqarrub dengan-Nya di akhirat. Shalat sebagai salah satu bagian penting ibadah dalam Islam sebagaimana bangunan ibadah yang lain juga memiliki banyak keistimewaan. Ia tidak hanya memiliki hikmah spesifik dalam setiap gerakan dan rukunnya, namun secara umum shalat juga memiliki pengaruh drastis terhadap perkembangan kepribadian seorang muslim. Tentu saja hal itu tidak serta merta dan langsung kita dapatkan dengan instan dalam pelaksanaan shalat. Manfaatnya tanpa terasa dan secara gradual akan masuk dalam diri muslim yang taat melaksanakannya.

Shalat merupakan media komunikasi antara sang Khlalik dan seorang hamba. Media komunikasi ini sekaligus sebagai media untuk senantiasa mengungkapkan rasa syukur atas segala nikmat. Selain itu, shalat bisa menjadi media untuk mengungkapkan apapun yang dirasakan seorang hamba. Dalam psikologi dikenal istilah katarsis, secara sederhana berarti mencurahkan segala apa yang terpendam dalam diri, positif maupun negatif. Maka, shalat bisa menjadi media katarsis yang akan membuat seseorang menjadi tentram hatinya.

Shalat sebagai tiang agama, penyangga bangunan megah lagi perkasa. Ia sebagai cahaya terang keyakinan, obat pelipur ragam penyakit di dalam dada dan pengendali segala problem yang membelenggu langkah-langkah kehidupan manusia. Oleh karenanya, shalat dapat mencegah perilaku keji dan munkar, menjauhkan hawa nafsu yang condong pada kejelekan untuk mencampakkannya sejauh mungkin.

Ibadah Shalat yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam adalah bangunan megah indah yang memiliki sejuta ruang yang menampung semua inspirasi dan aspirasi serta ekspresi positif seseorang untuk berperilaku baik, karena perbuatan dan perkataan yang terkandung dalam shalat banyak mengandung hikmah, yang diantaranya menuntut kepada mushalli untuk meninggalkan perbuatan keji dan mungkar.

Sayangnya shalat sering dipandang hanya dalam bentuk formal ritual, mulai dari takbir, ruku’, sujud, dan salam. Sebuah kombinasi gerakan fisik yang terkait dengan tatanan fikih, tanpa ada kemuan yang mendalam atau keinginan untuk memahami hakikat yang terkandung di dalam simbol-simbol shalat. Berikut ini adalah nilai-nilai akhlak yang terkandung dalam proses menjalankan ibadah shalat.

Pertama, latihan kedisiplinan. Waktu pelaksanaan shalat sudah ditentukan sehingga kita tidak boleh seenaknya mengganti, memajukan ataupun mengundurkan waktu pelaksanaannya, yang akan mengakibatkan batalnya shalat kita. Hal ini melatih kita untuk berdisiplin dan sekaligus menghargai waktu. Dengan senantiasa menjaga keteraturan ibadah dengan sunguh-sungguh, manusia akan terlatih untuk berdisiplin terhadap waktu. Dari segi banyaknya aturan dalam shalat seperti syarat sahnya, tata cara pelaksanaannya maupun hal-hal yang dilarang ketika shalat, batasan-batasan ini juga melatih kedisiplinan manusia untuk taat pada peraturan, tidak “semau gue” ataupun menuruti keinginan pribadi semata.

Kedua, latihan kebersihan, sebelum shalat, seseorang disyaratkan untuk mensycikan dirinya terlebih dahulu, yaitu dengan berwudlu atau bertayammum. Hal ini mengandung pengertian bahwa shalat hanya boleh dikerjakan oleh orang yang suci dari segala bentuk najis dan kotoran sehingga kita diharapkan selalu berlaku bersih dan suci. Di sini, kebersihan yang dituntut bukanlah secara fisik semata, akan tetapi meliputi aspek non-fisik sehingga diharapkan orang yang terbiasa melakukan shalat akan bersih secara lahir maupun batin.

Ketiga, latihan konsentrasi. Shalat melibatkan aktivitas lisan, badan, dan pikiran secara bersamaan dalam rangka menghadap ilahi. Ketika lisan mengucapkan Allahu Akbar, secara serentak tangan diangkat ke atas sebagai lambang memuliakan dan membesarkan, dan bersamaan dengan itu pula di dalam pikiran diniatkan akan shalat. Pada saat itu, semua hubungan diputuskan dengan dunia luar sendiri. Semua hal dipandang tidak ada kecuali hanya dirinya dan Allah, yang sedang disembah. Pemusatan seperti ini, yang dikerjakan secara rutin sehari lima sekali, melatih kemampuan konsentrasi pada manusia. Konsentrasi, dalam bahasa Arab disebut dengan khusyu’, dituntut untuk dapat dilakukan oleh pelaku shalat. Kekhusyukan ini sering disamakan dengan proses meditasi. Meditasi yang sering dilakukan oleh manusia dipercaya dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi dan mengurangi kecemasan.

Keempat, latihan sugesti kebaikan. Bacaan-bacaan di dalam shalat adalah kata-kata baik yang banyak mengandung pujian sekaligus doa kepada Allah. Memuji Allah artinya mengakui kelemahan kita sebagai manusia, sehingga melatih kita untuk senantiasa menjadi orang yang rendah hati, dan tidak sombong. Berdoa, selain bermakna nilai kerendahan hati, sekaligus juga dapat menumbuhkan sikap optimis dalam kehidupan. Ditinjau dari teori hypnosis yang menjadi landasan dari salah satu teknik terapi kejiwaan, pengucapan kata-kata (bacaan shalat) merupakan suatu proses auto sugesti, yang membuat si pelaku selalu berusaha mewujudkan apa yang telah diucapkannya tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Kelima, latihan kebersamaan. Dalam mengerjakan shalat sangat disarankan untuk melakukannya secara berjamaah (bersama orang lain). Dari sisi pahala, berdasarkan hadits nabi SAW jauh lebih besar bila dibandingkan dengan shalat sendiri-sendiri. Dari sisi psikologis, shalat berjamaah bisa memberikan aspek terapi yang sangat hebat manfaatnya, baik bersifat preventif maupun kuratif. Dengan shalat berjamaah, seseorang dapat menghindarkan diri dari gangguan kejiwaan seperti gejala keterasingan diri. Dengan shalat berjamaah, seseorang merasa adanya kebersamaan dalam hal nasib, kedudukan, rasa derita dan senang. Tidak ada lagi perbedaan antar individu berdasarkan pangkat, kedudukan, jabatan, dan lain-lain di dalam pelaksanaan shalat berjamaah.

Dalam gerakan shalat, kita bisa menemukan isyarat dari simbol-simbol yang terkandung dalam shalat, yaitu filsafat gerak. Seorang pribadi muslim harus bergerak, harus dinamis, karena tidak selamanya hidup ini akan qiyam (berdiri diam), perlambang kejayaan (dewasa). Suatu saat kita kita harus ruku’ (umur setengah baya), kemudian bersujud (umur pun mulai uzur). Sebaliknya, ada shalat tanpa gerak, dia berdiri kemudian salam. Itulah shalat mayit. Ini seakan memberikan isyarat bahwa pribadi yang statis, tidak ada kreativitas gerak, sesungguhnya sedang berada dalam kematian.

Sesungguhnya, shalat yang kita dirikan itu pada hakikatnya merupakan samudera mutiara yang mencerdaskan ruhani. Shalat menunjukkan sikap batiniyah untuk mendapatkan kekuatan, kepercayaan diri, serta keberanian untuk tegak berdiri menapaki kehidupan dunia nyata melalui perilaku yang jelas, terarah, dan memberikan pengaruh pada lingkungan. Bagi orang yang memahami makna sholat, sesungguhnya dia akan mengejar waktu amanat tersebut, karena dengan shalat, dia mempunyai kekuatan untuk hidup melaksanakan amanat Allah SWT.

Shalat bukan hanya sekedar ritual formal, melainkan ada muatan aktual, yaitu bukti nyata yang dirasakan. Alangkah naifnya seseorang yang shalat, tetapi bibirnya penuh ucapan kebohongan. Alangkah tak berharganya makna shalat apabila tidak memberikan imbas untuk menjadi manusia yang bermanfaat dan menjauhi yang mungkar. Bila kita memberikan santunan kepada orang miskin, memperhatikan masa depan anak yatim dan derajat kaum lemah, sesungguhnya kita telah melengkapi sholat kita dari bentuk yang formal menjadi aktual, dari sikap perihatin menjadi perilaku. Inilah yang dimaksudkan dengan sholat kaffah, . Muatan moral yang dipresentasikan oleh shalat membekas di kalbu dan membentuk kecerdasan rohani yang sangat tajam yang kemudian melahirkan amal saleh, mencegah dirinya dari perbuatan keji dan mungkar.