Nov 20, 2025

Penyebab Seseorang Sulit Mengakui Kesalahannya Sendiri

 


Video klip di atas ada "hard to say I'm sorry" milik Chicago versi gitar. Untuk ilustrasinya sendiri, kebetulan ada robekan kertas sedikit kosong, terus SettiaBlog buat sketsa pakai pensil B. Habis itu SettiaBlog suruh AI yang ngasih warna, ya jadinya kayak gitulah. Enaknya bahas apa ya? O ya, sebenarnya SettiaBlog harus bener - bener minta maaf pada semua yang baca blognya Settia. SettiaBlog harus tegaskan lagi, SettiaBlog ini hanya blogger biasa, bukan orang yang pinter. Bahasan di blog SettiaBlog jangan di masukkan hati, sekedar di pakai hiburan aja. SettiaBlog ini ngomong apa adanya lho ya. SettiaBlog sediri harus mengakui kekurangan SettiaBlog sendiri. Seperti yang kita tahu  mengakui kekurangan, apalagi kesalahan mungkin bagi sebagian orang itu bagai menelan pil pahit. Berat dan terasa menyakitkan untuk dilakukan. Justru ini yang akhirnya bikin hubungan terasa berat sebelah. Salah satu pihak harus terus menjadi pribadi yang dewasa, mau mengalah, dan mengerti pasangan tanpa ada timbal balik serupa. Di bawah ini bisa dijadikan bahan introspeksi, ini lima hal yang bikin orang sulit mengakui kesalahannya sendiri. Khususnya ini untuk mengingatkan SettiaBlog.

1.Masih dikendalikan ego

Penyebab utama orang sulit mengakui kesalahannya ialah masih mengikuti egonya. Ia memandang kesalahan seperti sesuatu yang fatal, seolah mengaku kesalahan sama dengan mengaku kalah. Ia selalu ingin dipandang baik oleh orang, dihormati, dan dihargai. Padahal, terus-terusan mengikuti ego yang membengkak malah bisa merusak diri sendiri. Anda akan melakukan apa pun demi membentuk citra diri yang positif, bahkan bila itu harus mengorbankan orang lain.

2. Takut akan hukuman

Dengan kata lain, orang tersebut ndak siap menanggung konsekuensi dari perbuatannya. Ia belum cukup dewasa untuk menyadari bahwa dalam setiap tindakan harus dipertanggung jawabkan. Ketidaksiapan akan hal itu bisa menuntun pada banyak sikap kekanak-kanakan, seperti menyalahkan orang lain, atau selalu ndak berani mengakui kesalahan sendiri. Alhasil, Anda pun jadi sulit belajar dari pengalaman. Gimana mau belajar kalau mengakui kesalahan aja masih enggan?

3.Ndak siap dihakimi orang

Penghakiman adalah salah satu dinding yang membuat orang ragu-ragu dalam bersikap dan mengambil tindakan. Terlebih, bila orang tersebut belum memiliki gambar diri yang utuh. Ia akan selalu mendefinisikan diri berdasarkan pendapat dan penilaian orang. Karena itu, ia akan selalu berusaha untuk tampil sempurna tanpa celah. Ketika ketahuan melakukan kesalahan, ia akan berbelit-belit untuk menghindarinya. Tujuannya ndak lain tak bukan adalah tetap menjaga citra baiknya di depan orang. Apakah masih ada yang begini juga? Ndak ada SettiaBlog, yang baca ini pemikirannya udah pada dewasa. Kalau SettiaBlog sendiri gimana? Ya, kadang - kadang masih kayak gitu...he...he...

4.Bebal hati ndak ingin ditegur

Ada juga orang yang sebenarnya tahu itu salah, tapi masih melakukannya secara sengaja. Ketika ditegur, malah marah dan membela diri. Simply  karena ia memang ndak ingin berubah. Anda bisa menasihatinya sampai berbusa, tapi bila ia ndak punya kesadaran diri, maka ia pun akan terus melakukan perbuatan itu tanpa henti. Teguran Anda bagai angin lalu dalam telinganya. Kalau yang ini c SettiaBlog banget.

5.Menganggap kesalahan adalah kegagalan besar

Pandangan yang salah mengenai kesalahan atau kegagalan bikin orang jadi takut menghadapinya. Seperti, bila ia menganggap kesalahan bagai kegagalan besar yang ndak bisa diampuni. Alhasil, ketika ia berbuat salah, ia pun akan berusaha untuk menghindar. Padahal, ini sama sekali ndak benar. Kesalahan justru ada sebagai bahan untuk kita belajar dan memperbaiki diri lebih baik.

Udah ya, jadi malu sendiri SettiaBlog, lha masak buat bahasan kok menyindir diri sendiri. Kalau untuk backgroundnya ini SettiaBlog buat dengan conic gradient, menggabungkan warna putih, cyan, silver, pink, transparent dan SettiaBlog buat 3 lapis dengan sudut yang berbeda - beda.
Ndak ada manusia yang sempurna. Berani untuk menunjukkan dan mengakui ketidaksempurnaan diri sendiri akan membuat kita menarik di mata orang lain lho....he...he...


Video klip di atas ada cewek lagi santai memandangi aliran sungai. SettiaBlog biasanya juga gitu, kalau pas mau ngerjain aktivitas yang butuh konsentrasi tinggi, biasanya duduk di jembatan kecil di belakang dengerin gemercik air mengalir. Ya paling 15 menit udah bisa rileks. Terkadang sambil bawa pancing he...he..., kayak tadi siang malah dapet ikan keting, kalau di sini bilangnya ikan garitel. Kebetulan malemnya hujan, ikan dari Bengawan Solo banyak yang naik untuk bertelur. Setiap orang kan memiliki cara sendiri untuk membuat dirinya tenang maupun nyaman dalam menghadapi beragam masalah dalam hidupnya. Banyak orang bahkan memilih untuk pergi ke pantai ataupun wisata air terjun demi sekadar melepas penat dan dianggap bisa membuat tenang. Mendengar suara air itu bisa membuat seseorang lebih tenang dan nyaman lho. Para psikolog bahkan menggunakannya sebagai terapi agar tidur lebih nyenyak dan berkualitas.

Begitu juga cara seseorang agar berani mengakui kesalahan. SettiaBlog membuat bahasan ini sebenarnya juga untuk mengingatkan diri sendiri, menurut SettiaBlog c cara - cara di bawah ini bisa di coba :

1. Introspeksi Kesalahan Diri Sendiri

Secara umum, mengakui kesalahan adalah arti dari istilah sikap lapang dada yang hanya dapat dimulai saat seseorang sudah melakukan introspeksi atas hal yang sudah terjadi. Intropeksi ini tentu atas kesalahan yang kita berbuat dan bukannya orang lain. Berarti, sikap mengakui kesalahan diri hanya dapat terjadi saat Anda mulai mengevaluasi hal yang berhubungan dengan diri Anda sehingga ndak selalu menyalahkan orang lain. Cobalah introspeksi diri, kenapa masalah tersebut bisa terjadi, sebab kita ndak akan sadar apa kesalahan yang kita lakukan jika kita selalu meminta orang lain untuk memahami diri kita. Oleh sebab itulah, cara mengakui kesalahan dengan melakukan intropeksi dulu terhadap diri sendiri hanya bisa dilakukan saat seseorang sudah terbiasa untuk ndak menyalahkan orang lain. Memang bukan hal yang mudah, tetapi jika bisa melakukannya, maka kita sudah selangkah lebih maju. Jadi, mengatasi masalah akan menjadi lebih mudah dan orang lain juga akan lebih respect dengan kita.

2. Belajar Memahami Orang Lain

Kebiasaan selanjutnya yang membuat kita semakin berani untuk memahami pentingnya mengakui kesalahan adalah dengan belajar memahami perasaan orang lain terlebih dahulu. Namun uniknya saat belajar memahami orang lain, Anda perlu untuk belajar memposisikan diri sendiri sebagai orang tersebut. Apakah kita ingin jika diperlakukan seperti itu? Apa yang akan kita lakukan jika kita diperlakukan seperti itu? Mungkin kita akan melakukan hal yang sama seperti yang orang tersebut lakukan kepada kita, semua orang punya caranya masing-masing dalam menangani masalah, maka dari itu jangan merasa rendah jika kita mengakui kesalahan. Hal ini sesuai dengan Investor’s Business Daily yang menyatakan jika saat hendak mengakui kesalahan bersiaplah untuk menghadapi reaksi kecewa, cemas, maupun marah dari orang di sekitar Anda. Anda harus menyadari jika mereka berhak merasa demikian dengan coba memahami sudut pandangnya. Namun ndak perlu khawatir, Anda dapat menanggapi hal tersebut dengan fokus untuk mengalihkannya ke solusi yang dimiliki. Yakinkan orang lain bahwa Anda telah belajar dari kesalahan dengan menunjukkan dengan tepat bagaimana hal itu terjadi. Mengidentifikasi masalah yang terjadi karena adanya kesalahan tersebut dan kembali meningkatkan kredibilitas dengan bertanggung jawab untuk memperbaiki apa yang rusak. Sebab, terkadang kita memang merasa ingin dipahami oleh orang lain, Namun jika kita juga melakukan kesalahan, maka mulailah mengakui terlebih dahulu agar apa yang kita rasakan dan ingin kita sampaikan dapat diterima dengan baik oleh orang lain.

3. Hindari Gengsi

Ndak ada yang bagus dari gengsi, karena gengsi hanya akan memperpanjang masalah dan meregangkan hubungan kita dengan orang lain. Lebih baik mengakui kesalahan dibandingkan harus merasa gengsi dengan menyembunyikannya dan malah akan semakin menambah kekecewaan terhadap orang lain saat semua hal yang terjadi sudah sangat terlambat untuk diperbaiki. Gengsi ndak akan membawa kita kemana-mana, malah hanya akan membuat kita seolah ndak berusaha menyelesaikan masalah. Parahnya lagi jika Anda merasa rendah untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf, justru menunggu orang lain untuk melakukannya terlebih dahulu kepada kita. Bahkan, gengsi juga membuat kita menjadi ingin tampil sempurna dan merasa lebih tinggi dari orang lain. Hal ini merupakan hal yang harus dihindari sebisa mungkin karena akan membuat diri Anda menjadi semakin ndak hormat kepada orang yang kedudukannya lebih rendah. Oleh karena itu, buanglah perasaan gengsi karena kita semua manusia yang kedudukannya sama di mata Allah SWT.

4. Kurangi Ego

Salah satu contoh mengakui kekurangan diri sendiri adalah dengan mengurangi ego sebagai seorang pribadi yang berlapang dada. Ego dapat terbentuk dari perasaan yang mementingkan diri sendiri dibanding orang lain dan dapat terbentuk dari kepribadian, prinsip, jabatan, dan kemampuan yang kita miliki. Selain itu, ego yang berlebihan juga membuat kita merasa bahwa kita yang lebih benar dan membuat kita ndak mau mengakui kesalahan. Sebenarnya ego ndak selalu bersifat negatif, namun untuk mengakui kesalahan, kita harus menurunkan ego. Tujuannya tentu supaya kita dapat mengalah dan mampu bertanggung jawab. Bahkan, salah satu studi dari Psychology Today menyebutkan jika seseorang ndak mau mengakui kesalahannya berarti orang tersebut telah menghalangi dirinya sendiri untuk tumbuh sebagai pribadi yang lebih baik.

5. Jangan Menunggu

Jika kita memang ingin menjadi orang yang mau mengakui kesalahan yang kita perbuat, jangan pernah menunggu orang lain untuk meminta maaf kepada kita. Menunggu bukanlah hal yang menyenangkan untuk dilakukan, karena kita berharap kepada orang lain yang jalan pikirannya berbeda dengan kita. Sebab apa yang kita mungkin pikirkan belum tentu sama dengan orang lain. Maka dari itu ndak ada gunanya jika menunggu orang lain yang memulai untuk mengakui kesalahannya. Apalagi, kita ndak tahu apakah orang tersebut berniat untuk menyelesaikan masalah atau ndak. Maka dari itu, belajarlah untuk ndak menunggu dan mulailah mengakui kesalahan kita secara terbuka.

Kalau begitu, mari kita bertanya pada diri sendiri. Hari ini, sekarang ini, kesalahan apa lagi c yang mau kita akui? Kekurangan apa aja yang mau kita akui? Dan kelebihan orang-orang di sekitar kita mana aja yang harus kita akui di depan mereka? Saatnya jujur dan berani berubah ya. Dimulai dari hal-hal kecil terlebih dahulu. Memang, semua kebiasaan tersebut seringkali harus dilatih terlebih dahulu supaya bisa diterapkan dengan mudah saat Anda mengalami kondisi tersebut terlebih bagi seorang pemimpin.

Nov 17, 2025

Ndak Ridha dengan Takdir Allah ﷻ

 


Video klip di atas ada "save your tears", yang di cover Amber. Ya ini kayaknya dominasi di Jazz, tapi enak kok. Dan itu SettiaBlog kasih ilustrasi wanita yang tersenyum, ndak tahu itu senyum getir atau senyum bahagia. Sebagai seorang manusia, mengalami suatu ujian hidup adalah sesuatu yang normal dialami. Ndak jarang kita menginginkan sesuatu, tetapi pada akhirnya keinginan itu ndak terwujud. Ketika hal tersebut terjadi, beberapa dari kita mungkin akan bersedih hingga menangis. Kesedihan dialami ketika individu kehilangan sesuatu atau seseorang yang berharga. Selain itu, kesedihan juga dapat dirasakan ketika manusia mengalami kegagalan dalam mencapai tujuannya. Ketika mengalaminya, manusia bisa menangis dan menarik diri.

Sedih adalah emosi yang wajar bagi setiap manusia. Namun, sebagai seorang muslim, kita telah mengetahui bahwa terdapat firman Allah ﷻ yang mengatakan untuk jangan bersedih dan perlu menerima takdir yang telah ditetapkan oleh Allah ﷻ. Apakah itu artinya kita ndak boleh merasakan kesedihan? Apakah ketika kita bersedih, berarti kita ndak menerima atau ndak ridha dengan takdir Allah ﷻ?

Kesedihan dalam Islam Dalam Islam, memang terdapat beberapa Firman Allah ﷻ yang mengatakan untuk jangan bersedih. Namun, itu bukan berarti kita ndak boleh merasakan kesedihan. Faktanya, kesedihan hingga menangis adalah bagian dari hidup manusia dan datangnya dari Allah ﷻ. Sebagaimana disebutkan di dalam Al-Qur’an:
وَأَنَّهُ هُوَ أَضْحَكَ وَأَبْكَىٰ
“Dan sesungguhnya Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis” (QS. An-Najm: 43)
Selain itu, terdapat juga beberapa kisah Nabi yang menggambarkan keimanan yang kuat dalam hati mereka, namun mereka tetap merasakan kesedihan kala menghadapi takdir yang menyulitkan. Contohnya adalah kisah Nabi Muhammad (ﷺ) dan Nabi Yaqub a.s. ketika kehilangan putranya, bahkan Nabi Yaqub a.s. menangis hingga matanya menjadi putih.
وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَٰٓأَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ وَٱبْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ ٱلْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ
“Dan dia (Ya'qub) berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai duka citaku terhadap Yusuf", dan kedua matanya menjadi putih karena sedih. Dia diam menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya)” (Q.S. Yusuf: 84)

Lalu, apakah artinya Nabi Muhammad (ﷺ) dan Nabi Yaqub a.s. adalah orang yang ndak beriman dan ndak menerima takdir Allah ﷻ ketika mereka bersedih? Kisah tersebut bisa mengingatkan kita bahwa sekuat apapun iman kita, perasaan sedih adalah perasaan yang wajar untuk kita rasakan. Meskipun demikian, dalam Islam, kita memiliki batasan sejauh mana kita dapat bersedih. Kita ndak boleh sampai meratapi, mengatakan hal yang ndak diridhai Allah ﷻ, dan ndak pula menyalahkan takdirNya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis:
حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيرَةِ، عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ وُلِدَ لِيَ اللَّيْلَةَ غُلاَمٌ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيمَ ‏"‏ ‏.‏ فَذَكَرَ الْحَدِيثَ قَالَ أَنَسٌ لَقَدْ رَأَيْتُهُ يَكِيدُ بِنَفْسِهِ بَيْنَ يَدَىْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَدَمَعَتْ عَيْنَا رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ ‏"‏ تَدْمَعُ الْعَيْنُ وَيَحْزَنُ الْقَلْبُ وَلاَ نَقُولُ إِلاَّ مَا يَرْضَى رَبُّنَا إِنَّا بِكَ يَا إِبْرَاهِيمُ لَمَحْزُونُونَ ‏"‏ ‏.‏
Diriwayatkan oleh Anas bin Malik: Rasulullah (ﷺ) bersabda: Seorang anak lahir bagiku pada malam hari dan aku menamainya Ibrahim dengan namanya. Dia kemudian menceritakan sisa tradisinya. Anas berkata: Saya melihatnya di saat kematian di hadapan Rasulullah (ﷺ). Air mata mulai jatuh dari mata Rasulullah (ﷺ). Beliau bersabda: Mata menangis dan hati bersedih, namun kami hanya mengatakan apa yang diridhai Tuhan kami, dan kami bersedih karenamu, Ibrahim. (H.R. Abu Dawud) (Sunnah, n.d.a)

Kemudian, bersedih juga bukan berarti ndak ridha akan takdir Allah ﷻ. Kita bisa bersedih bersamaan dengan menerima takdirNya. Bukan berarti ketika kita berhenti bersedih, itu artinya kita baru ridha akan takdir Allah ﷻ. Begitu juga sebaliknya, bukan berarti ketika kita bersedih artinya kita ndak ridha akan takdir Allah ﷻ. Ridha sendiri adalah ketika manusia bisa menerima dan puas akan takdir Allah ﷻ. Ridha bukan berarti kita bebas dari rasa sakit. Namun, ketika kita ridha, kita ndak keberatan akan takdir yang telah ditetapkan Allah ﷻ meskipun takdir itu terasa menyakitkan atau menyulitkan untuk diri kita. Dengan hadirnya ridha dalam diri kita, kita juga ndak akan menyalahkan Allah ﷻ akan takdir yang diberikan pada diri kita. Artinya, dengan ridha, kita bisa merasakan ketenangan yang melebihi perasaan sakit yang kita alami. Tenang yang hadir karena kita percaya bahwa apa yang terjadi pasti ada kebaikan di baliknya. Percaya bahwa Allah ﷻ ndak akan memberikan sesuatu yang buruk untuk diri kita .

Ajaran Islam yang mengatakan bahwa ndak boleh sedih berlebihan dan meratapi keadaan menunjukkan pentingnya regulasi kesedihan itu sendiri. Jadi, bukan berarti kita diminta untuk mensupresi emosi dengan cara menahan, menghindari, atau membuat diri mati rasa. Akan tetapi, kita perlu meregulasi setiap emosi sedih yang ada dengan cara yang tepat. Hal ini penting karena ketika kita mensupresi emosi, justru akan menyulitkan diri kita . Kemudian, ketika kita terus berpikir akan takdir tersebut dan mempertanyakan, kita juga bisa terjebak dalam siklus ruminasi yaitu memikirkan sesuatu berulang-ulang tanpa ada penyelesaian yang adaptif. Hal ini akan membuat kita semakin sulit untuk meregulasi emosi kita. Hal ini sejalan dengan bagaimana Islam mengajarkan kita untuk menerima takdir dan ndak larut dalam kesedihan. Ditambah lagi, ketika kita ndak mampu meregulasi emosi, hal ini justru akan membuat kita dapat mengalami berbagai masalah mental, seperti depresi, borderline personality disorder (BPD), dan substance-use disorders . Ndak hanya itu, ketidakmampuan dalam meregulasi emosi juga dapat berkaitan dengan penyakit kronis dan fungsi fisik dapat menjadi lebih buruk.

Lalu, bagaimana cara meregulasi kesedihan yang kita alami? Berikut adalah beberapa cara untuk mengelola kesedihan:

Menerima Emosi dan Mengelola Pikiran

Hal pertama yang bisa dilakukan adalah dengan menerima setiap emosi yang ada. Emosi merupakan bagian dari kehidupan yang ndak dapat dihilangkan. Setiap malam, Nabi-Nabi pun suka merasakan emosi yang bergejolak, namun mereka menerima dan membawa kesedihan yang dialami kepada Allah ﷻ. Contohnya Nabi Yaqub a.s.. Ia menangis, namun di satu sisi mengadukan kesedihannya ke Allah ﷻ .
إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ .
“Sesungguhnya hanya kepada Allah ﷻ aku mengadukan penderitaan dan kesedihanku”.
(QS. Yusuf: 86)

Namun, ndak berhenti dalam penerimaan dan berlarut dalam kesedihan yang ada aja. Kita perlu mengelola emosi yang berawal dari mengelola pikiran kita. Dalam Cognitive Behavioral Therapy (CBT), masalah emosi termasuk kesedihan hadir karena pikiran yang disfungsional. Ketika kita bersedih, kita mungkin memikirkan sesuatu berdasarkan keyakinan/belief kita seperti “Aku memang tidak pernah berhasil”, “Aku tidak bisa mengubah keadaan”, “Hidupku hancur setelah aku kehilangan”, “Mengapa hal ini terjadi padaku”, dan lain sebagainya. Kita bisa memodifikasi pikiran tersebut dengan memikirkan kebenaran dan kegunaan dari pikiran tersebut. Selain itu, kita juga bisa memikirkan pikiran atau pemaknaan alternatif yang membuat kita merasa lebih baik . Ilmuwan Islam sejak zaman dahulu juga menegaskan bahwa pikiran akan mempengaruhi emosi kita. Maka dari itu, mengelola pikiran akan membantu kita meregulasi emosi. Salah satu pedoman kita untuk berpikir adalah dengan membaca Al-Qur’an. Sebagaimana Firman Allah ﷻ yang mengatakan bahwa Al-Quran hadir untuk meringankan kesulitan hidup kita..
مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لِتَشْقَىٰ
“Kami tidaklah menurunkan Al Quran ini kepadamu untuk membuatmu susah” (QS. Thaha: 2)

Memecahkan Masalah

Terkadang, kita ndak bisa sepenuhnya meredakan kesedihan ketika kita hanya menenangkan diri tanpa menyelesaikan masalah yang ada. Oleh karena itu, langkah selanjutnya yang bisa dilakukan adalah mengidentifikasi permasalahan yang membuat kita bersedih. Bagaimana cara memecahkan permasalahan tersebut?
Pertama, kita bisa mulai dengan mengenali masalah dan mengetahui bagaimana masalah tersebut memengaruhi diri kita. Selanjutnya, kita dapat memecahkan masalah dengan memikirkan beberapa potensi solusi yang ada. Terakhir, pilihlah solusi yang realistis dan dapat kita terapkan.
Selain itu, kita bisa mengingat bahwa setiap kesulitan yang sedang kita alami akan selalu ada solusi untuk mengatasinya. Lebih lanjut, sebagai seorang muslim, kita perlu meyakini bahwa Allah ﷻ ndak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Hal ini akan menguatkan kita untuk ndak mudah larut dalam kesedihan dan putus asa dalam memecahkan permasalahan yang hadir dalam hidup kita.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ
“Allah ﷻ tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya… ” Q.S Al-Baqarah: 286)

Menjadwalkan Aktivitas yang Membuat Perasaan Lebih Baik

Selanjutnya, ketika kita bersedih, terkadang kita akan menarik diri dari lingkungan. Namun, saat kita ndak mencoba melakukan sesuatu untuk membuat diri merasa lebih baik, justru hal tersebut akan membuat kita semakin kesulitan. Selain itu, ketika kita ndak melakukan sebuah aktivitas, bisa saja kita menggunakan waktu kita untuk melakukan ruminasi yang akan memperburuk perasaan kita . Maka dari itu, salah satu cara untuk meregulasi kesedihan adalah dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan. Aktivitas yang bisa dilakukan bisa berupa hal yang kita sukai seperti berolahraga dan melakukan hobi, maupun hal-hal yang membuat kita merasa memiliki kompetensi seperti bekerja dan menciptakan sebuah karya.

Mencari Support System

Terkadang ndak semua masalah dapat kita atasi sendiri. Sering kali kita ndak dapat berpikir jernih ketika emosi sedang ndak stabil. Akibatnya, kita ndak mampu mengendalikan pikiran dan meregulasi emosi dengan baik. Oleh karena itu, ndak ada salahnya kita meminta dukungan sosial dari orang lain, seperti keluarga atau teman yang dapat dipercaya. Terlebih lagi sebagai umat islam, kita juga bisa meyakini bahwa Allah ﷻ akan selalu ada dan ndak akan meninggalkan kita sendiri. Artinya, Allah ﷻ bisa menjadi support system utama dalam hidup kita.
لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ
“Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah ﷻ beserta kita” (QS. At-Taubah: 40).

Dengan ini, kita dapat mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dengan senantiasa menjalankan ibadah seperti sholat, berdoa, dan berzikir yang dapat menjadi sarana untuk mengisi kekosongan hati, menenangkan hati dan pikiran, serta memperkuat ketakwaan kepada Allah ﷻ SWT, yang pada akhirnya akan membantu kita meregulasi emosi dengan lebih baik. Selain itu, zikir dan sholat juga ditemukan sebagai cara yang efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosional dan mengurangi kecemasan .
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah ﷻ beserta orang-orang yang sabar.” (Q.S Al-Baqarah: 153).

Memaknai Kesedihan dengan Nilai Islam

Terakhir, sebagai seorang muslim, kita bisa senantiasa mengingat nilai-nilai Islam dalam diri kita. Ketika sedang bersedih, mengingat ajaran-ajaran Islam mungkin dapat membantu diri kita. Salah satu contohnya adalah dengan mengingat bahwa di setiap kesedihan, selalu ada dosa yang digugurkan oleh Allah ﷻ.
وعن أبي سعيد وأبي هريرة رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال‏:‏ ‏ "‏ما يصيب المسلم من نصب ولا وصب ولا هم ولا حزن ولا أذى ولا غم، حتى الشوكة يشاكها إلا كفر الله بها من خطاياه‏"‏ ‏(‏‏(‏متفق عليه‏)‏‏)‏ ‏.‏ '‏و‏ ‏الوصب‏ ‏':‏ المرض .‏
Diriwayatkan oleh Abu Sa’id & Abu Hurairah: Rasulullah (ﷺ) bersabda: Tidaklah seorang mukmin tertimpa ketidaknyamanan, penyakit, kecemasan, kesedihan, atau kegelisahan mental, bahkan jika tertusuk duri sekalipun, kecuali Allah akan menghapus dosa-dosanya karena kesabarannya (H.R. Bukhari & Muslim). Selain itu, kita juga dapat senantiasa berdoa kepada Allah ﷻ untuk meminta perlindungan dari segala jenis kesedihan yang kita rasakan.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
“Ya Allah ﷻ, aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kesedihan, lemah dan malas, kikir dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.”

Bersedih adalah bagian dari fitrah kita sebagai manusia. Ketika kita bersedih, bukan berarti kita ndak ridha akan takdir yang telah ditetapkan oleh Allah ﷻ. Kita bisa bersedih dan tetap menerima takdir Allah ﷻ. Hal yang ndak tepat adalah ketika kita larut dan meratapi kesedihan terlalu lama. Maka dari itu, kita perlu belajar meregulasi kesedihan yang ada dengan berbagai cara adaptif yang bisa kita lakukan.

Udah ya, maafin SettiaBlog ya. Kalau font nya ini SettiaBlog gunakan Balsamic Sans punya'e Google.


Video klip kedua ada "senyumanmu" milik Letto. Ada kalanya manusia terbangun di pagi hari dengan semangat yang menyala-nyala, penuh harapan untuk menghadapi dunia. Namun, ndak jarang pula, ia merasa beban yang ndak kasatmata menggantung di pundaknya, mendesak jiwa, membatasi napas, dan menyelubungi pandangan dengan kekhawatiran. Beban itu bernama ”STRES”.Ia bukan sekadar istilah dalam psikologi modern, melainkan fenomena universal yang telah lama menjadi bagian dari kisah manusia sejak awal keberadaannya. Stres hadir dalam beragam wajah: dari tekanan pekerjaan, konflik keluarga, hingga tantangan dalam menjaga keimanan di tengah godaan duniawi. Ia seperti gelombang pasang yang datang tiba-tiba, menggoyahkan perahu kehidupan yang kita kayuh setiap hari. Dalam hidup yang semakin kompleks ini, stres menjadi topik yang ndak terhindarkan, sebuah isu yang menyentuh hampir setiap aspek keberadaan manusia. Namun, adakah ia sekadar pengganggu? Ataukah ia memiliki makna yang lebih mendalam bagi mereka yang mau merenung?

Islam, dengan kebijaksanaan Ilahinya, memandang stres bukan sebagai musuh yang harus dihancurkan, melainkan sebagai ujian dan anugerah tersembunyi. Firman Allah ﷻ dalam Al-Qur’an menegaskan:
وَلَا نَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِينَ
" Dan sungguh akan Kami uji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 155)
Ayat ini memberi pesan mendalam bahwa stres, ketakutan, dan kekurangan adalah bagian dari skenario Ilahi. Ia hadir bukan untuk melemahkan, tetapi untuk menguatkan. Melalui ujian ini, Allah ﷻ menanamkan benih kesabaran, keyakinan, dan ketergantungan penuh kepada-Nya. Namun, dalam kenyataan sehari-hari, ndak semua orang mampu memahami atau menghadapi stres dengan bijak. Banyak yang terperosok dalam kesedihan, bahkan keputusasaan. Sebagian mencoba melarikan diri melalui hiburan sesaat, sementara yang lain terjebak dalam lingkaran kecemasan yang ndak berujung. Di sinilah pentingnya menggali kembali ajaran Islam yang sarat dengan solusi spiritual, emosional, dan praktis. Rasulullah ﷺ yang kehidupannya penuh tantangan, adalah teladan terbaik dalam menghadapi stres. Dalam banyak kesempatan, beliau mengingatkan pentingnya doa, zikir, dan tawakal. Salah satu doanya yang penuh makna adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
" Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesedihan dan kesusahan, kelemahan dan kemalasan, kekikiran dan pengecut, beban utang, dan tekanan manusia." (HR. Bukhari dan Muslim)
Doa ini adalah bukti bahwa stres adalah realitas yang diakui, bahkan oleh Rasulullah ﷺ , tetapi ia bukan sesuatu yang harus dibiarkan menguasai jiwa.

Sebaliknya, ia adalah kesempatan untuk berserah diri kepada Allah ﷻ , memperkuat hubungan dengan-Nya, dan memurnikan hati dari kecintaan dunia yang berlebihan.

Dan di bawah ini akan mencoba menyelami hakikat stres dalam bingkai ajaran Islam. Dengan pendekatan yang komprehensif dan akan mengurai penyebab stres, dampaknya, serta solusi yang ditawarkan Islam, baik dari sisi spiritual, psikologis, maupun sosial. Setiap pembahasan di dalamnya akan berusaha menghubungkan teori dengan realitas, agar menjadi relevan bagi pembaca dari berbagai latar belakang. Melalui perjalanan ini, kita akan menemukan bahwa stres bukanlah akhir dari segalanya. Sebaliknya, ia adalah pintu menuju kesadaran, pembelajaran, dan kedekatan dengan Sang Pencipta. Semoga bahasan ini menjadi peta yang menuntun kita semua pada ketenangan hati, kejernihan pikiran, dan harmoni dalam menjalani kehidupan. Mari melangkah bersama, menyelami hikmah di balik setiap ujian, dan menemukan kedamaian yang sejati dalam kasih sayang-Nya.

Stres merupakan salah satu kondisi psikologis yang ndak bisa dihindari dalam kehidupan manusia. Islam, sebagai agama yang sempurna, memberikan panduan tentang bagaimana memahami dan menangani stres dengan pendekatan spiritual, psikologis, dan sosial. Berikut uraian mendalam tentang stres dalam perspektif Islam:

Dalam Islam, stres dapat dipahami sebagai ujian atau cobaan yang Allah ﷻ berikan kepada manusia untuk menguji keimanan dan kesabaran mereka. Stres muncul ketika seseorang menghadapi tekanan atau perubahan yang signifikan dalam hidupnya, baik dalam aspek fisik, emosional, maupun spiritual. Allah ﷻ berfirman:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ
"Dan sungguh, Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 155)
Cobaan ini dapat menjadi sarana peningkatan keimanan jika disikapi dengan sabar dan tawakkal kepada Allah ﷻ.

Ciri-ciri stres dalam Islam ndak hanya mencakup gejala fisik atau psikologis, tetapi juga indikasi kelemahan spiritual:
a. Ciri Psikologis
Rasa cemas dan gelisah: Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يَغْلِبَنَّكُمُ الْفَرَحُ بِالشَّيْءِ وَلَا الْحُزْنُ عَلَى الشَّيْءِ
"Janganlah terlalu berlebihan dalam bergembira atau bersedih terhadap sesuatu." (HR. Ahmad)
b. Ciri Fisik
Tubuh menjadi lemah, mudah lelah, atau sering sakit. Dalam hadits disebutkan:
إِنَّ لِبَدَنِكَ عَلَيْكَ حَقًّا
"Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atas dirimu." (HR. Bukhari dan Muslim)
c. Ciri Spiritual
Jauh dari Allah ﷻ : Stres sering muncul ketika manusia lupa bahwa segala sesuatu berada di bawah kendali Allah ﷻ. Lalai dalam ibadah: Ibadah menjadi ndak khusyuk atau terabaikan.

Islam mengidentifikasi beberapa penyebab stres yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Allah ﷻ, diri sendiri, dan orang lain:
a. Kurangnya Keimanan
Kurangnya keyakinan bahwa Allah ﷻ memiliki rencana terbaik sering menjadi penyebab utama stres. Allah ﷻ berfirman:
وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ
ۥ ۚ "Dan barang siapa beriman kepada Allah ﷻ, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya." (QS. At-Taghabun: 11)
b. Tuntutan Duniawi yang Berlebihan
Kesibukan mengejar duniawi tanpa memperhatikan akhirat dapat menyebabkan tekanan. Rasulullah ﷺ bersabda:
مَن كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ جَعَلَ ٱللَّهُ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ
"Barang siapa menjadikan dunia sebagai tujuannya, maka Allah akan menjadikan kefakiran selalu ada di depan matanya." (HR. Tirmidzi)
c. Masalah Sosial atau Ekonomi
Kemiskinan, hutang, dan konflik keluarga sering menjadi pemicu stres. Rasulullah ﷺ mengajarkan doa untuk mengatasi hal ini: ٱللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ ٱلْهَمِّ وَٱلْحُزْنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ ٱلْعَجْزِ وَٱلْكَسَلِ
"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesedihan dan kekhawatiran, dari kelemahan dan kemalasan." (HR. Abu Dawud)

Stres yang ndak terkelola dapat berdampak pada:
* Kesehatan fisik dan mental: Rasulullah ﷺ memperingatkan pentingnya menjaga kesehatan.
* Hubungan dengan Allah ﷻ : Stres dapat menyebabkan seseorang merasa jauh dari rahmat Allah ﷻ.
* Hubungan sosial : Stres dapat memicu konflik dan merusak hubungan.

Solusi Pencegahan dan Penyelesaian Stres dalam Islam
a. Meningkatkan Keimanan dan Ketawakkalan
Meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah ketetapan Allah ﷻ. Rasulullah ﷺ bersabda:
وَاعْلَمْ أَنَّ مَا أَصَابَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُخْطِئَكَ، وَمَا أَخْطَأَكَ لَمْ يَكُنْ لِيُصِيبَكَ
"Ketahuilah, apa yang ditetapkan untukmu tidak akan meleset, dan apa yang tidak ditetapkan untukmu tidak akan menimpamu." (HR. Tirmidzi)
b. Menjaga Keseimbangan dalam Hidup
Islam menganjurkan keseimbangan antara dunia dan akhirat. Allah ﷻ berfirman:
وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡأٓخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡيَا
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia." (QS. Al-Qashash: 77)
c. Melakukan Ibadah dan Dzikir
Ibadah seperti shalat, membaca Al-Qur'an, dan dzikir dapat menenangkan hati. Allah ﷻ berfirman:
أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28)
d. Mencari Solusi dan Bantuan
* Berkonsultasi dengan ulama, keluarga, atau sahabat yang terpercaya.
* Memanfaatkan ilmu pengetahuan seperti psikologi untuk memahami stres.
* Meningkatkan taqarrub ( pendekatan) dengan Pencipta dan memohon petunjuk dan inayah-Nya agar diberi arah yang jelas dan solutif dari masalah yang dihadapi.
* Berolahraga dan melakukan rilaksasi agar otot yang tegang dan suasana hati lebih fleksibel.

Dengan memahami bahwa stres adalah bagian dari ujian hidup, seorang Muslim diajarkan untuk menyikapinya dengan sabar, tawakkal, dan usaha yang optimal. Hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah ﷻ, hati dan pikiran dapat benar-benar menemukan ketenangan.

Hidup adalah kanvas yang luas, tempat berbagai warna emosi dan pengalaman tergores oleh kuas waktu. Di antara sapuan warna yang cerah, ada pula guratan gelap yang melambangkan duka, kegelisahan, dan tekanan. Stres adalah salah satu warna itu, yang terkadang hadir bukan untuk mengotori kanvas, melainkan untuk memberi kedalaman dan makna pada lukisan kehidupan. Dalam perspektif Islam, stres bukanlah noda yang harus dihapus, melainkan bagian ndak terpisahkan dari desain Ilahi yang penuh hikmah. Seperti hujan yang jatuh di tanah gersang, stres membawa pesan tersembunyi untuk menyuburkan jiwa yang mungkin mulai lupa akan Sang Pencipta. Ia hadir mengingatkan manusia akan kelemahannya, bahwa di balik segala perencanaan dan ambisi, ada kuasa yang lebih besar yang mengatur segalanya. Di sinilah letak keindahan ajaran Islam: menjadikan stres bukan sebagai musuh yang harus dilawan, tetapi sebagai guru yang mengajarkan arti tawakal, sabar, dan ikhlas. Islam mengajarkan bahwa di balik setiap ujian, ada hikmah yang menunggu untuk ditemukan. Firman Allah ﷻ dalam Al-Qur'an menyatakan:
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا، إِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا
" Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan." (QS. Al-Insyirah: 5-6)
Ayat ini bukan sekadar janji, tetapi pengingat bahwa hidup adalah keseimbangan antara kesulitan dan kemudahan, antara tangis dan tawa, antara gelap dan terang.

Nov 13, 2025

Pahami 3 Pilar Kebahagiaan Berikut Ini

 


Video klip di atas ada "cobalah mengerti". SettiaBlog kalau gambar sketsa, ingat waktu SMP. Lha masak, menggambar kok di kasih nilai 3, perasaan waktu itu gambar sketsa SettiaBlog juga ndak jelek - jelek amat. Nah, sekarang gini aja, waktu itu kan di kasih nilai 3, sekarang SettiaBlog akan ngasih 3 pilar kebahagiaan. Mungkin sebagian dari kita ada yang merasa sangat sulit menemukan kebahagiaan. Ndak jarang pula ada yang tiap kali melihat orang bahagia seolah-olah diri sendiri jauh dari kondisi itu.

"Kadang bahagia itu adalah segala-galanya dan katanya itu bukan melulu tentang materi atau uang saja tapi tentang hal yang lain,"

"Kalau kita cari arti bahagia dalam kamus KBBI itu sebuah perasaan yang betul-betul ndak menyusahkan pada satu situasi. Artinya, pada saat itu kita ndak merasa susah. Tapi emang bisa ya hidup kita tanpa situasi dan perasaan yang menyusahkan? Kayaknya ndak mungkin kan,"

Bahwa dalam hidup itu akan selalu ada bagian yang membuat diri kita merasa susah dan sulit.
"Justru point nya bahwa kalau kita pernah ngerasain yang namanya ndak bahagia. Misalkan contoh saat Anda nginap pertama kali di hotel bintang 3 itu rasanya wah senang banget kamarnya bagus, kasurnya empuk. Naik kelas hotel bintang 4, habis itu disuruh nginap dibintang 3 udah ndak mau lagi, karena merasa kamarnya sempit dan kecil, nanti nyobain bintang 5 aduh jadi yang bintang 4 kayak ndak ada apa-apanya,"

The more we have, the more we want, jika itu bicara tentang bahagia yang sekedar materi atau situasi tertentu. Lalu apa c kebahagiaan itu? Bahwa teori bahagia terbagi menjadi 3 pilar, apa aja itu?

1. Self-Belongings

Ini adalah sebuah situasi di mana seseorang benar-benar merasa memiliki dirinya, memilki value yang membuat orang lain menghargai dia apa adanya dan sebaliknya.
“Jadi disini ndak ada lagi thu merasa ndak kaya lalu ndak bahagia, ndak cantik lalu ndak bahagia. Jadi kebahagiaannya itu atas diri dia apa adanya,"
Ini merupakan the real happiness atau kebahagiaan yang sesungguhnya.
"Kalau hidup Anda sudah merasa belonging terhadap apa yang betul-betul menjadi the value dan nilai Anda. Jadi inilah salah satu pilar kita menuju bahagia yang sesungguhnya meaning of life, hidup yang lebih bermakna, makna dalam hidup yang betul-betul membahagiakan,"

2. Yang dikejar bukan kebahagiaanya melainkan tujuan hidupnya

Ada baiknya seseorang ndak sekedar mencapai kebahagiaan aja tetapi tujuan hidup.
"Sebab tujuan hidup itu penting, kita ndak akan pernah merasa bahagia kalau kita ndak mencapai sesuatu,"
Kemungkinan seseorang jauh dari rasa bahagia sebab kurang menangkap "bigger picture" dari kebahagiaan tersebut.
"Contohnya Anda pengen gaji 3 juta, waktu itu rasanya 3 juta udah banyak banget. Terus tiba-tiba suatu ketika Anda merasa bahwa gaji 3 juta ndak cukup, naik mau gaji 7 juta, setelah gaji sesuai ternyata rasanya masih kurang juga. Jadi artinya bukan tentang value nya tapi tentang bigger picture dari value itu apa,"
"Anda pengen gaji Anda nanti akan cukup untuk Anda bikin rumah ini dan itu. Jadi ada sesuatu yang memang betul-betul ada makna dibalik uang itu,"
Setiap hal dengan tujuan yang lebih jelas itu akan membuat kita lebih terasa bermakna.
"So you have to find your perpouse atau why u stand for? Kenapa c kita ada di dunia ini, ada goals apa yang kita greet atas diri kita,"

3. Ketika bahagia berhasil masuk dalam diri dan bahagia atas siapa diri kalian

Salah satu arti kebahagiaan juga yakni di saat kita benar-benar memahami dan mencintai diri sendiri. Analisa mengatakan bahwa dengan kita bisa mencintai diri kita sendiri, tanpa ragu maupun cemas dan juga tanpa butuh validasi atau pengakuan dari orang lain.
"Jadi itu akhirnya yang membuat kita betul-betul merasa bahagia yang penuh dengan makna. So, semuanya ... finding your to happiness, only happiness bukan hanya soal bahagia tapi tentang bagaimana bahagia yang lebih bermakna,"

Udah ya, maafin SettiaBlog ya. Ndak usah di masukkan hati lho ya omongan SettiaBlog.




Untuk video klip kedua SettiaBlog kasih "ku tak bisa". Dan di bawah ini SettiaBlog akan mengingatkan kembali tentang ikigai. Hidup ndak semudah suara motivator. Kesuksesan dan kebahagiaan hanya bisa dicapai dengan usaha dan kerja keras, termasuk, mengikuti jalan atau falsafah hidup orang-orang yang telah mendahului kita. Jalan yang telah teruji membawa pengikutnya menuju kedamaian dan kepuasan batin. Di Jepang, falsafah hidup itu akrab disebut ‘Ikigai’. Kata ikigai berasal dari konsep hidup Jepang, Bila diterjemahkan secara harfiah kira-kira memiliki arti ‘alasan untuk hidup’ atau ‘alasan untuk bangun di pagi hari’. Konsep ini mencerminkan tujuan atau kebahagiaan dalam hidup seseorang yang memberi makna dan kepuasan. Konsep ini terbukti telah membawa masyarakat Jepang, yang menjadikan ikigai sebagai landasan, berhasil menjalani hidup dengan bahagia, sehat, dan berumur panjang. Menurut orang Jepang, semua manusia memiliki ikigai, seperti yang juga disebut oleh filsuf Perancis sebagai raison d'etre (alasan sebuah keberadaan). Beberapa orang mungkin telah berhasil menemukan ikigai mereka, sementara yang lainnya masih mencari, meskipun sebenarnya membawanya di dalam diri mereka. Dalam pencarian ikigai, menurut Hector dan Francesc, penulis buku Ikigai , mengungkapkan bahwa kita dapat menemukan ikigai dalam diri dengan menjaga agar pikiran tetap aktif, menemukan tujuan hidup, melakukan yang terbaik, menemukan hal-hal yang membuat kita bahagia, meditasi untuk melatih emosi lebih sehat, dan menggunakan flow. Ikigai kita berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun, satu hal yang sama adalah bahwa kita semua mencari makna. Umumnya, ada empat elemen utama yang saling terkait dan bisa kita temukan dalam diri untuk menemukan makna hidup, yaitu passion, mission, profession, dan vocation.

Passion adalah jawaban dari pertanyaan apa yang kita cintai. Ini merujuk pada hal-hal yang membuat kita merasa senang dan bersemangat saat melakukannya. Passion bisa berupa hobi, kegiatan, atau minat yang benar-benar kita nikmati. Misalnya, seorang yang sangat menyukai aktivitas melukis mungkin menemukan kepuasan dalam mencoba berbagai warna baru dan berinovasi dalam menggambar suatu bentuk. Ia merasa senang menghabiskan waktu di kanvas, dan kegiatan menggambar ini membuatnya merasa bahagia.

Mission merujuk pada peran atau kontribusi yang bisa kita berikan kepada masyarakat atau dunia. Ini berkaitan dengan kebutuhan orang lain yang bisa kita penuhi. Mission menjawab pertanyan apa yang dibutuhkan dunia. Misalnya, jika seseorang merasa bahwa menyelenggarakan kelas menggambar gratis kepada anak-anak terlantar akan memberi dampak positif, maka mengambil langkah menjadi pengajar dapat memenuhi poin mission.

Profession berarti keahlian atau pekerjaan yang bisa menjadi sumber pendapatan. Mungkin ndak semua orang punya minat pada profesi tertentu, tetapi jika memiliki kemampuan yang dihargai secara finansial, ini dapat menjadi dasar untuk membangun ikigai. Misalnya, jika seseorang memiliki keterampilan melukis yang sangat baik dan pengalaman di bidang desain, ia bisa membuka galeri atau bekerja sebagai ilustrator di sebuah perusahaan. Dari sini, ia bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Vocation mengarah pada keahlian atau bakat yang bisa dibagikan pada orang lain. Elemen ini merujuk pada hal-hal yang menjadi keahlian atau bakat alami. Sesuatu yang bisa dilakukan dengan baik dan bisa terus dikembangkan. Jika seseorang memiliki bakat dalam melukis, ini adalah vocation-nya. Keahliannya dalam merangkai warna dan bentuk dapat terus ditingkatkan, dan mungkin bisa dikembangkan lebih jauh dengan belajar di seni rupa.

Contoh kombinasi ikigai dalam kehidupan nyata adalah: Misalnya, seorang bernama Lena yang mencintai aktivitas melukis (passion), merasa bahwa anak-anak membutuhkan lebih banyak pengetahuan menggambar (mission), ia bekerja sebagai ilustrator untuk penghasilan (profession), dan memiliki bakat untuk terus dikembangkan dalam membuat bentuk dan mengkombinasikan warna dengan cantik (vocation). Jika semua elemen ini bertemu, maka melukis dan berbagi pengetahuan tentang seni rupa itu, bisa menjadi ikigai-nya, yang memberikan hidupnya tujuan dan makna yang mendalam. Hector dan Francesc dalam bukunya berjudul Ikigai menukilkan beberapa aturan ikigai yang disaring dari kebijaksanaan warga Ogimi yang mejadikan ikigai dalam laku hidup:

Terus Aktif, Jangan Pensiun

Sangat penting untuk terus melakukan hal-hal yang bernilai, membuat kemajuan, membawa keindahan atau manfaat kepada orang lain tanpa batasan umur. Kita tentu pernah melihat seorang kakek atau nenek masih terlihat sehat karena sepanjang hidup, mereka ndak pernah membiarkan tubuhnya berhenti bergerak dan berpikir meski kegiatan profesionalnya telah berakhir.

Perlahan Saja

Selalu tergesa berbanding terbalik dengan kualitas hidup. Seperti kata pepatah lama ‘Berjalanlah perlahan dan anda akan pergi jauh.’ Ketika kita mampu melakukan sesuatu hal dengan penuh perhatian dan konsistensi, hidup dan waktu akan terasa memiliki makna baru.

Jangan Penuhi Perut Anda

Prinsip soal menyantap makanan agar sehat dan panjang umur adalah ‘Yang kurang itulah yang lebih’. Alih-alih mengisi perut dengan penuh, kita sebaiknya makan sedikit kurang dari tuntutan rasa lapar. Lalu ditambah dengan asupan makanan yang kaya akan sayur dan biji-bijian. Itu akan membawa kita pada tubuh yang lebih sehat.

Kelilingi Diri Dengan Teman Baik

Teman adalah obat terbaik karena kita bisa mengobrol, berbagai cerita yang mencerahkan, mendapat nasihat, bersenang-senang, dan berbagi impian. Memiliki teman-teman yang baik akan membuat kita lebih menikmati hidup.

Terhubung dengan Alam

Alam dipercayai sebagai detoks alami untuk mengatasi beragam energi negatif. Kembali ke alam dengan melakukan aktivitas sederhana seperti berjalan kaki, menyentuh pohon, dan menatap ruang hijau, secara ndak langsung akan memberikan energi yang positif pada pikiran dan tubuh.

Hiduplah pada Saat Ini

Berhenti menyesali masa lalu dan terlalu khawatir pada masa depan. Hari ini adalah segalanya. Memanfaatkan waktu dengan baik dan penuh rasa syukur adalah sumber untuk mendapatkan ketenangan hidup.

Buettner dalam tulisan bertajuk "Rahasia Umur Panjang", menjelaskan bahwa orang Okinawa, Jepang, yang berada di usia lanjut lebih sedikit menderita serangan jantung, lebih rendah terkena kanker payudara atau pun prostat, ketimbang lansia di negara lain. Hal itu terjadi lantaran penduduk di Okinawa selalu menjalani hidup dengan landasan ikigai.

Nov 10, 2025

Menanam Pohon Iman dan Amal Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

 


Video klip di atas SettiaBlog ambil menggunakan handphone jadul, sebelum era Android. Kameranya 8 megapixel, hasilnya beresolusi 1280 x 720 (HD). Megapixel itu sebenarnya apa c? Satuan resolusi pada kamera digital yakni seberapa banyak informasi dan detail yang dapat ditangkap dimana satu megapixel terdiri dari 1 juta pixel, sehingga semakin tinggi jumlah megapixel yang dimiliki sebuah kamera maka semakin banyak jumlah informasi yang mampu direkamnya. Ya, tetapi hal itu hanya sebatas teori, faktanya masih ada beberapa faktor lain yang menentukan tinggi rendahnya kualitas gambar yang dihasilkan kamera digital yaitu chipset, sensor dan lensa. Misalnya sebuah kamera 8 megapixel dengan ukuran sensor yang lebih besar dan lensa yang bagus akan menghasilkan gambar yang lebih baik dibandingkan kamera 10 megapixel dengan sensor yang lebih kecil dan lensa ala kadarnya. Dimana hal ini terjadi pada produsen handphone saat ini yaitu menaikkan angka megapixel agar produk mereka dilirik oleh calon pembeli. Jika ada sebuah kamera handphone yang memiliki angka megapixel yang tinggi dan diimbangi oleh sensor dan lensa yang sepadan maka hasil yang didapat akan maksimal. Kalau kamera handphone dengan pixel besar, kelebihannya itu kalau di pakai zoom noisenya (bintik-bintik gelap) akan berkurang dan saat memotret malam hari atau minim cahaya. Terus videonya SettiaBlog kasih lagu "Untuk Kita Renungkan", lagunya Ebiet G. Ade. Temanya c ajakan untuk introspeksi diri dan merenungkan perbuatan manusia yang seringkali mengabaikan hubungan dengan Allah SWT dan alam.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, seorang ulama besar dan pendiri tarekat Qadiriyah, sering menggunakan perumpamaan yang mendalam dalam mengajarkan nilai-nilai spiritual dan agama. Salah satu perumpamaan yang sering ia gunakan adalah tentang "menanam pohon iman dan amal." Di bawah ada penjelasan mengenai konsep ini berdasarkan ajaran beliau:

Menanam Pohon Iman

1. Akar Iman:

o Keyakinan yang Kuat: Akar dari pohon iman adalah keyakinan yang mendalam dan kokoh kepada Allah SWT, Rasul-Nya, dan ajaran Islam. Ini meliputi rukun iman, yaitu iman kepada Allah SWT, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir yang baik maupun buruk.

o Pengetahuan dan Pemahaman: Menanam akar iman membutuhkan pengetahuan dan pemahaman tentang ajaran-ajaran Islam. Belajar dan memahami Al-Qur'an dan Sunnah adalah kunci untuk menumbuhkan akar yang kuat.

2. Batang Iman:

o Keistiqamahan: Batang pohon iman adalah keistiqamahan atau keteguhan dalam memegang keyakinan dan menjalankan ajaran agama, meskipun menghadapi berbagai cobaan dan tantangan.

o Kejujuran dan Keikhlasan: Batang ini juga mencerminkan kejujuran dan keikhlasan dalam setiap tindakan dan ibadah. Iman yang tulus ndak akan goyah oleh godaan atau kesulitan.

Menanam Pohon Amal

1. Cabang dan Dahan Amal:

o Amal Shaleh: Cabang dan dahan dari pohon amal adalah perbuatan-perbuatan baik dan ibadah yang dilakukan seorang Muslim. Ini mencakup berbagai aspek seperti shalat, zakat, puasa, haji, serta amal sosial seperti sedekah, membantu sesama, dan menjaga lingkungan.

o Konsistensi dalam Beramal: Amal yang baik harus dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Seperti dahan yang kuat, amal shaleh harus berkesinambungan dan ndak hanya dilakukan sesekali.

2. Buah Amal:

o Manfaat bagi Diri dan Orang Lain: Buah dari pohon amal adalah manfaat dan keberkahan yang dirasakan baik oleh diri sendiri maupun orang lain. Amal shaleh yang tulus akan membawa kebaikan yang meluas dan memberkahi kehidupan kita dan orang di sekitar kita.

o Pahala di Akhirat: Buah ini juga merujuk pada pahala yang akan diterima di akhirat. Setiap amal baik yang dilakukan dengan ikhlas akan diganjar oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda di akhirat kelak.

Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani menekankan pentingnya menanam pohon iman dan amal dalam kehidupan seorang Muslim. Dengan memiliki akar iman yang kuat dan batang yang kokoh, seorang Muslim dapat menumbuhkan cabang dan dahan amal shaleh yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Buah dari pohon ini adalah keberkahan dan pahala yang akan diterima di dunia dan akhirat.

Dengan demikian, kita diajak untuk selalu memperkokoh iman melalui pengetahuan dan keyakinan yang kuat, serta memperbanyak amal shaleh dengan konsistensi dan keikhlasan. Ini adalah jalan menuju kehidupan yang penuh berkah dan ridha Allah SWT. Ibnu Athaillah berkata, "Di antara ciri bahwa Allah menempatkanmu dalam suatu perkara adalah Dia melanggengkanmu di dalamnya dan kau mendapatkan hasil dituju."

Ibnu Athaillah, seorang sufi terkenal dengan karya-karyanya yang mendalam dalam "Al-Hikam," memberikan banyak petuah tentang kehidupan spiritual dan hubungan dengan Allah SWT. Pernyataan beliau, "Di antara ciri bahwa Allah menempatkanmu dalam suatu perkara adalah Dia melanggengkanmu di dalamnya dan kau mendapatkan hasil dituju," mengandung beberapa makna penting:

1. Penempatan oleh Allah SWT:

o Pengarahan Ilahi: Allah SWT menempatkan seseorang dalam suatu keadaan, tugas, atau jalan hidup tertentu. Ini bisa berupa pekerjaan, peran dalam keluarga, misi sosial, atau bentuk ibadah tertentu.

o Tanda Penempatan: Salah satu tanda bahwa Allah SWT menempatkan Anda dalam suatu perkara adalah ketika Anda merasakan kelanggengan (keberlanjutan) dalam perkara tersebut.

2. Kelanggengan dalam Perkara:

o Keberlanjutan dan Konsistensi: Jika Allah SWT menghendaki kita berada dalam suatu jalan, Dia akan memberikan kekuatan dan kemampuan untuk bertahan dan terus berkembang di jalan tersebut. Kita akan merasa mantap dan terus dapat melakukannya tanpa hambatan yang berarti.

o Stabilitas dan Ketahanan: Kelanggengan ini menunjukkan bahwa apa yang kita lakukan mendapat dukungan dan ridha dari Allah SWT, sehingga kita mampu menghadapai tantangan dan tetap teguh.

3. Mendapatkan Hasil yang Ditujukan:

o Keberhasilan dan Keberkahan: Ketika Allah SWT menempatkan kita dalam suatu perkara dan memberikan kelanggengan di dalamnya, kita juga akan melihat hasil yang diinginkan. Hasil ini bukan hanya dalam bentuk materi atau keberhasilan duniawi, tetapi juga dalam bentuk keberkahan, ketenangan batin, dan kepuasan spiritual.

o Tanda Keberhasilan: Hasil yang dituju adalah tanda bahwa kita berada di jalan yang benar, sesuai dengan kehendak Allah SWT. Ini bisa berarti pencapaian tujuan kita, manfaat yang dirasakan oleh orang lain, atau peningkatan dalam kualitas ibadah dan hubungan dengan Allah SWT.

Refleksi dan Implementasi

1. Merenungi Kehidupan dan Peran:

o Kita dianjurkan untuk merenungi peran dan tugas yang kita jalani. Jika kita merasakan kelanggengan dan mendapatkan hasil positif, itu bisa menjadi tanda bahwa Allah SWT meridhai jalan tersebut.

o Sebaliknya, jika kita merasa selalu terhambat dan ndak mendapatkan hasil yang diharapkan, mungkin perlu merenung dan memohon petunjuk Allah SWT apakah kita berada di jalan yang sesuai dengan kehendak-Nya.

2. Konsistensi dan Kesabaran:

o Dalam menjalani peran yang kita yakini ditempatkan oleh Allah SWT, penting untuk tetap konsisten dan sabar. Kelanggengan dan hasil yang dituju sering kali memerlukan waktu dan usaha yang berkelanjutan.

o Kesabaran dalam menghadapi cobaan dan ketekunan dalam menjalankan tugas adalah kunci untuk melihat tanda-tanda keberhasilan yang dituju.

3. Mengukur Hasil dengan Perspektif Akhirat:

o Hasil yang kita tuju sebaiknya diukur ndak hanya dari sudut pandang duniawi, tetapi juga dari perspektif akhirat. Keberhasilan sejati adalah yang membawa kita lebih dekat kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas iman dan ibadah kita.

o Menjaga niat ikhlas dan selalu memohon ridha Allah SWT dalam setiap langkah adalah bagian dari meraih hasil yang sesungguhnya.

Pernyataan Ibnu Athaillah ini mengajak kita untuk memahami tanda-tanda penempatan Ilahi dalam hidup kita. Dengan kelanggengan dalam suatu perkara dan mendapatkan hasil yang dituju, kita dapat merasakan bahwa kita berada di jalan yang diridhai oleh Allah SWT. Ini memerlukan kesabaran, konsistensi, dan refleksi mendalam atas peran yang kita jalani serta hasil yang kita capai, selalu dengan niat mencari ridha-Nya.

Hakikat Manusia dalam Al-Qur'an

Hasil yang dimaksud meliputi tiga hal : Pertama. Turunnya hidayah disertai kebangkitan jiwa. Kedua. Meningginya tekad yang selalu disertai pencapaian hakikat. Ketiga. sempurnanya makrifat disertai kokohnya keyakinan. Ibnu Athaillah dalam pernyataannya menekankan pentingnya hasil yang dicapai ketika Allah SWT menempatkan seseorang dalam suatu perkara. Hasil yang dimaksud meliputi tiga aspek utama:

1. Turunnya Hidayah Disertai Kebangkitan Jiwa

Turunnya Hidayah:

• Pencerahan dan Petunjuk: Hidayah adalah petunjuk atau bimbingan dari Allah SWT yang mengarahkan seseorang kepada jalan yang benar dan menjauhkan dari kesesatan. Ini adalah anugerah yang memungkinkan seseorang untuk memahami dan menjalankan ajaran agama dengan baik.

• Kesadaran Spiritual: Dengan turunnya hidayah, seseorang menjadi lebih sadar akan tujuan hidup yang sebenarnya dan lebih dekat dengan Allah SWT.

Kebangkitan Jiwa:

• Rasa Semangat dan Kesadaran: Kebangkitan jiwa berarti bangkitnya semangat dan kesadaran spiritual. Seseorang yang mendapatkan hidayah akan merasakan semangat baru dalam menjalani kehidupan, terutama dalam ibadah dan kebaikan.

• Transformasi Diri: Jiwa yang bangkit akan mengalami transformasi, menjadi lebih baik dan lebih taat kepada Allah SWT. Ini mencakup perubahan sikap, perilaku, dan tujuan hidup.

2. Meningginya Tekad yang Selalu Disertai Pencapaian Hakikat

Meningginya Tekad:

• Keteguhan dan Keberanian: Tekad yang kuat adalah dorongan yang ndak tergoyahkan untuk mencapai tujuan yang baik dan benar. Ini berarti seseorang memiliki komitmen yang tinggi untuk berusaha dalam kebaikan dan taat kepada Allah SWT.

• Keberanian dalam Kebenaran: Meningginya tekad juga berarti memiliki keberanian untuk tetap berada di jalan yang benar, meskipun menghadapi berbagai rintangan dan cobaan.

Pencapaian Hakikat:

• Pemahaman Mendalam: Pencapaian hakikat adalah mencapai pemahaman yang mendalam tentang kebenaran dan realitas spiritual. Ini adalah tingkatan di mana seseorang ndak hanya memahami hukum-hukum lahiriah, tetapi juga esensi dan tujuan dari hukum-hukum tersebut.

• Keselarasan dengan Kebenaran: Seseorang yang mencapai hakikat hidup dalam keselarasan dengan kebenaran sejati, baik dalam keyakinan maupun tindakan.

3. Sempurnanya Makrifat Disertai Kokohnya Keyakinan

Sempurnanya Makrifat:

• Pengertian dan Pengetahuan Mendalam: Makrifat adalah pengetahuan mendalam tentang Allah SWT yang diperoleh melalui pengalaman spiritual dan pencerahan batin. Ini adalah tingkatan tertinggi dalam perjalanan spiritual seorang Muslim.

• Cinta dan Kedekatan dengan Allah SWT: Sempurnanya makrifat membawa seseorang kepada cinta dan kedekatan yang lebih dalam dengan Allah SWT. Seseorang dengan makrifat yang sempurna merasakan kehadiran Allah SWT dalam setiap aspek kehidupannya.

Kokohnya Keyakinan:

• Keimanan yang Ndak Tergoyahkan: Keyakinan yang kokoh berarti memiliki iman yang kuat dan ndak tergoyahkan. Seseorang dengan keyakinan yang kokoh ndak akan mudah terpengaruh oleh godaan atau keraguan.

• Ketenangan dan Kepastian: Dengan keyakinan yang kokoh, seseorang akan merasakan ketenangan dan kepastian dalam hidupnya, karena ia yakin bahwa segala sesuatu berada dalam kuasa dan ketentuan Allah SWT.

Hasil yang dicapai ketika Allah SWT menempatkan seseorang dalam suatu perkara mencakup tiga aspek utama: turunnya hidayah disertai kebangkitan jiwa, meningginya tekad yang selalu disertai pencapaian hakikat, dan sempurnanya makrifat disertai kokohnya keyakinan. Ketiga hasil ini menunjukkan perkembangan spiritual yang mendalam, yang mencerminkan keberhasilan sejati dalam menjalani kehidupan yang diridhai oleh Allah SWT. Melalui hidayah, tekad yang kuat, dan makrifat yang sempurna, seseorang akan mencapai tingkat spiritual yang tinggi dan hidup dalam keselarasan dengan kehendak Allah SWT.

Udah ya, maafin SettiaBlog ya. O ya, backgroundnya ini SettiaBlog ambil dari warna sayur lodehnya Simbok. Sayur lodeh ta..hu.. he...he...


Video klip kedua ada "mangu". Mangu sendiri bisa di artikan termenung, terdiam, termenung karena sesuatu jika udah ndak searah akan susah untuk berjalan bersama. Begitu juga dengan ucapan dan pikiran. Ketika kita ngobrol sama orang lain, ngobrol sama orang kadang rasanya kayak lagi melangkah di atas benang halus. Kok bisa gitu c? Karena pikiran kita itu kaya rumah yang dipenuhi dengan segala macam lapisan yang ndak semuanya bisa dijelasin pake kata-kata. Kadang, kompleks pake banget, sampai-sampai sulit banget diungkapin dengan kata-kata. Akibatnya, bisa ndak sinkron antara yang kita pikirin dan yang akhirnya keluar dari mulut kita.

Jadi, pikiran manusia thu kaya kebun yang beraneka ragam, diisi dengan pikiran, perasaan, dan logika yang berlapis-lapis. Kadang-kadang, pikiran kita bisa sampe level kompleks banget, sampe-sampe susah banget dijelasin pake kata-kata. Nah, gara-gara kompleksitas ini, kita seringkali kebingungan buat ngebahas pikiran yang rumit itu. Terus, ndak cuma soal kompleksitas pikiran aja, ya. Norma-norma sosial dan aturan di masyarakat juga ikut andil dalam cara kita ngomong. Buat menghindari masalah, kita kadang merasa perlu banget buat ngomong sesuatu yang sesuai sama norma, meskipun sebenarnya ndak 100% mencerminkan pikiran beneran kita. Situasi sosial yang rumit bisa jadi pemicu utama ketidak sinkron-an ini, di mana kita ngerasa harus ngomong sesuai dengan apa yang dianggap “benar” sama masyarakat, meskipun sebenarnya itu ndak sepenuhnya sesuai sama pemikiran kita sendiri.

Beda persepsi dan interpretasi juga bisa bikin ndak nyambung antara yang kita pikirin sama yang kita ucapin. Setiap orang punya cara liat dan nge artikulasi yang beda-beda buat situasi atau info tertentu. Jadi, bisa terjadi jarak antara apa yang kita pikirkan dan apa yang kita omongin, soalnya orang lain bisa aja ngartiin kata-kata kita dengan cara yang beda. Akibatnya, kadang kita mikir udah jelas ngomong apa, tapi ternyata orang lain malah ngartiinnya dengan cara yang berlainan. Selain beda persepsi tadi, kadang kita juga bisa bingung sendiri. Misalnya, situasi di mana kita mikir udah kasih tahu dengan jelas, tapi malah muncul kebingungan dari orang lain. Terkadang, kita merasa udah ngejelasin pikiran kita dengan baik, tapi ternyata ada perbedaan cara orang lain ngertiinnya. Jadi, ndak jarang kita merasa, “Eh, kok bisa ya dia ngertiinnya gitu?” Jadi, pokoknya, beda persepsi ini bisa jadi bikin komunikasi kita jadi rumit.

Kejelasan terhadap diri sendiri juga bisa bikin ndak nyambung antara yang kita pikirin sama yang kita ucapin. Jadi begini, kadang-kadang orang bisa aja ndak paham betul atau bingung sendiri tentang apa yang mereka pikirin. Bingung atau ndak jelas tentang pemikiran sendiri bisa bikin kata-kata yang keluar dari mulut ndak bener-bener mencerminkan maksud sebenarnya. Jadi, bisa aja kita ngomong sesuatu, tapi orang lain malah nangkepnya beda dari yang kita maksudin. Gini aja deh, ketidakjelasan terhadap diri sendiri ini bisa bikin komunikasi kita jadi lebih rumit, tapi ya namanya juga manusia, kadang kita bingung sama diri kita sendiri, kan? Manusia memang kadang suka bikin diri sendiri bingung. Kadang kita ndak begitu paham atau bingung banget sama apa yang ada di pikiran kita. Kebingungan atau ketidakpastian tentang pikiran kita sendiri bisa jadi penyebab kita ngomong sesuatu yang ndak sepenuhnya sesuai sama yang kita maksud. Jadi, meskipun kita pikir udah jelas ngomong apa, tapi kadang masih aja bisa bikin orang lain mikir beda.

Pokoknya, kejelasan terhadap diri sendiri ini kayak bahan baku komunikasi kita, ya. Kalau kita udah lebih jelas tentang apa yang kita pikirkan, kemungkinan besar komunikasi kita bisa lebih lancar. Stres dan tekanan emosional juga bisa bikin ndak nyambung antara yang kita pikirin sama yang kita omongin. Gitu lho, dalam situasi yang penuh stres, kita mungkin aja kehilangan kendali atas kata-kata kita. Jadi, di kondisi kayak gini, kita jadi lebih gampang ngomong tanpa mikirin betul-betul dampaknya atau tanpa mikirin kata-katanya dengan baik. Jadinya bisa deh terjadi ketidakselarasan antara pikiran dan ucapan, di mana kata-kata yang keluar mungkin ndak sepenuhnya mencerminkan pikiran yang sebenarnya. Stress emang bisa jadi sumber ketidaknyamanan dalam komunikasi. Situasi yang penuh stres thu bisa bikin kita jadi agak kehilangan kendali, terutama dalam ngomong. Kita bisa aja lebih cenderung ngegas dan ngomong tanpa mikir panjang. Jadi, di kondisi kayak gini, bisa deh kata-kata yang keluar dari mulut kita jadi kurang pas atau malah ndak sepenuhnya mencerminkan apa yang kita pikirin.

Beda dengan saat kita lagi santai atau tenang, kan? Di situasi santai, kita biasanya lebih bisa mikirin kata-kata dengan lebih baik. Jadi, intinya, stres dan tekanan emosional ini bisa jadi penyebab ndak sinkron antara pikiran dan ucapan. Makanya, penting banget buat mengelola stres dengan baik supaya komunikasi kita tetap lancar dan ndak bermasalah. Terjadinya ketidak sinkron-an antara pikiran dan ucapan itu hal yang rumit banget dalam interaksi manusia, dan melibatkan banyak faktor. Nah, kalo kita bisa ngerti alasan di balik fenomena ini, kita jadi bisa lebih aware dan bisa berusaha buat bikin pikiran dan ucapan kita lebih konsisten. Salah satu caranya adalah dengan komunikasi yang jujur dan terbuka. Dengan begitu, kita bisa bantu mengurangi nya dan bikin pemahaman antar orang-orang di sekitar kita jadi lebih baik. Jadi, intinya, semakin kita paham dan semakin kita jujur dalam berkomunikasi, semakin kecil kemungkinan kita buat ngomong yang ndak sesuai sama yang kita pikirin.

Nov 7, 2025

Perang Batin yang Dirasakan Seorang People Pleaser

 


Bahas yang santai - santai aja ya. SettiaBlog dapat momen video cukup bagus, Anda bisa lihat video klip di atas. Itu asli video lho, bukan gambar yang di edit jadi video. Anda bisa buktikan, pada menit ke 2 ada burung yang melayang. SettiaBlog suka suasananya itu terlihat natural di sore hari yang redup. Awalnya resolusi videonya 3840×2160 piksel (4K), terus SettiaBlog resize jadi 1622 x 1080. Karena videonya ndak di komersilkan dan SettiaBlog ambil lagunya Alexandra Parot yang mengcover "dancing on my own" tanpa permisi yang punya. Tema lagunya c tentang perang batin, gejolak emosi yang khas di usia muda, di mana seseorang berjuang untuk mengatasi rasa sakit dan kesedihan sambil mencoba untuk tetap hebat dan melanjutkan hidupnya.

Biasanya orang people pleaser yang sering mengalami perang batin.
People pleaser adalah seseorang yang selalu berusaha keras menyenangkan orang lain hingga mengabaikan kebutuhan dan keinginannya sendiri.
Selama ini kita seringkali menyalahkan seorang yang membiarkan dirinya menjadi people pleaser. Segala saran dan tip's kita berikan demi membuat orang tersebut berusaha untuk mengubah sifatnya. Segala fakta juga kita beberkan kepadanya demi meyakinkan dia bahwa menjadi people pleaser  bukanlah hal yang baik. Sayangnya, kita seringkali lupa bahwa ia juga punya perasaan dan pikiran. Kita lupa bahwa dibalik senyum dan tawanya ketika mencoba membahagiakan semua orang, hatinya juga memberontak. Di bawah ini ada beberapa perang batin yang kerap dirasakan seorang people pleaser. Yuuk...., berusaha lebih memahami orang lain.

1. Tahu bahwa penilaian orang ndak penting tapi dia juga ndak mau dicap negatif

Perang batin yang pertama yang sering mengganggu si people pleaser adalah betapa dia sadar bahwa dirinya ndak membutuhkan penilaian orang lain. Bahwa sebaik apa pun dia, akan selalu ada yang ndak suka dengannya. Tapi di sisi lain, ia juga ndak ingin mendapat cap negatif. Orang seperti ini ndak ingin orang lain memandang dirinya sebagai pribadi yang sombong atau judes. Dirinya hanya berusaha menunjukkan sisi terbaik dirinya demi membuatnya lebih bahagia.

2. Ingin selalu membahagiakan semua orang meski tahu itu mustahil

Kebahagiaan adalah sesuatu yang ndak nampak dan memang ndak bisa dilihat. Tapi bukan berarti itu ndak bisa diciptakan, kan? Beberapa orang yang dicap people pleaser  hanya ingin menunjukkan bahwa ia bisa menyebarkan kebahagiaan itu di hati orang lain. Ketika dirinya berusaha membahagiakan orang lain, di situlah ia merasa ikut bahagia. Bukankah kebahagiaan orang itu berbeda-beda dan ndak selalu sama bentuknya?

3. Lebih baik mengiyakan ketimbang terlibat konflik

Hal lainnya yang sering mengganggu people pleaser adalah ketika dirinya ndak bisa menolak permintaan seseorang karena tahu jika menolak maka ia akan terlibat konflik. Ndak semua orang bisa tegas dan mau mengambil risiko untuk terlibat masalah dengan siapa pun. Beberapa orang juga lebih suka ketenangan dan memilih untuk mengiyakan aja permintaan orang lain selama masih di jalur yang benar. Lagipula, apa salahnya menolong orang yang sedang kesusahan, kan?

4. Bingung menentukan batasan diri

Perang batin berikutnya yang dirasakan people pleaser adalah ia kebingungan dalam menentukan batasan diri. Banyaknya orang yang merasa orang seperti ini mudah dimanfaatkan, akhirnya memang menyadarkannya soal kelemahannya satu ini. Namun di sisi lain, ia ndak bisa menentukan batasan sejauh mana orang-orang bisa memanfaatkannya. Meski dirinya memang senang membahagiakan orang lain, ia juga tentu ingin dibahagiakan. Dibalik segala perlakuan baik yang ia lakukan ke orang lain, pastinya people pleaser  ingin mendapat perlakuan serupa.

5. Kadang merasa bersalah dengan diri sendiri tapi gak tahu caranya berhenti

Pastinya, si people pleaser juga sudah tahu bahwa dirinya cenderung berlebihan dalam memperlakukan orang lain. Ia sering membiarkan dirinya dimanfaatkan dan ini adalah sebuah kesalahan. Akan tetapi, ia juga ndak tahu bagaimana cara berhenti melakukan itu semua. Satu-satunya hal yang ia tahu adalah berbuat baik akan mendatangkan kebaikan kepada dirinya. Lalu apakah salah jika apa yang selama ini dia lakukan hanyalah kebaikan dan harusnya itu ndak membuatnya dicap sebagai people pleaser.

Kesalahan kita adalah gampang sekali memberi label negatif kepada orang lain tanpa berusaha melihat semuanya dari sudut pandang orang tersebut. Padahal, bisa jadi apa yang ia lakukan hanyalah sesuatu yang menurutnya baik dan ndak melukai orang lain. Betul, kan?

Udah ya, sebentar SettiaBlog. Di video kamu itu kan ada seorang wanita, apakah itu asli atau editan? Ya, lihat aja itu asli atau editan! Kalau itu emang asli lalu siapa wanita yang di video itu? He....he..., di tanya kok malah cengengesan. Untuk backgroundnya di dominasi warna red velvet. Red velvet? Kayak Dorayaki aja SettiaBlog. Thu..kan SettiaBlog mengalihkan pembicaraan. Udah ya, maafin SettiaBlog lho ya.


Video klip kedua ini ada Alexandra Parot yang mengcover "all I want" milik Kodaline.

Kebanyakan orang takut akan konflik—mereka mengalaminya sebagai sesuatu yang ndak nyaman dan menegangkan, sesuatu yang perlu ditakuti. Akibatnya, kita belajar untuk menghindari, menekan, atau menarik diri dari konflik, atau bahkan bertindak seolah-olah konflik itu ndak ada. Jarang kita memilih untuk memandang keberadaan konflik sebagai sesuatu yang positif dan menganggapnya sebagai peluang bagi kita untuk maju jika kita bersedia menghadapinya dan menanganinya secara efektif. Cepat atau lambat, sebagian besar dari kita menyadari kenyataan bahwa konflik ndak dapat dihindari, baik dalam diri kita sendiri maupun dalam hubungan kita dengan orang lain–di tempat kerja, di rumah, di mana pun.

Konflik bukan hanya ndak terelakkan, tetapi juga penting untuk menanganinya secara efektif agar kita dapat memaksimalkan kemampuan kita. Konflik mendorong kita untuk menelaah masalah dengan lebih cermat dan menantang kita untuk mengembangkan respons dan solusi yang kreatif. Faktanya, konflik adalah akar dari perubahan—baik perubahan pribadi, relasional, maupun sosial. Biasanya, ketika kita berpikir tentang konflik, itu terjadi antara orang-orang—antara kita dan atasan, rekan kerja, pasangan, atau anak. Namun, lebih sering lagi, kita mengalami konflik pribadi dan batin dalam diri kita sendiri. Sederhananya, konflik batin terjadi ketika Anda bergulat dengan diri sendiri. Ini adalah kontradiksi batin yang sering terjadi setiap hari yang kita semua alami, baik disadari maupun ndak. Konflik semacam ini muncul setiap kali Anda dihadapkan pada pengambilan keputusan dan umumnya melibatkan pergulatan antara melakukan apa yang Anda pikir "seharusnya" Anda lakukan dan menjadi diri Anda yang sebenarnya. Terkadang kita menganggap konflik-konflik ini ndak penting.

Berikut contoh, seseorang setelah wawancara kerja. Ia merasa bersemangat dan bersemangat setelah bertemu dengan Presiden Direktur dan merasa ingin bekerja di perusahaan itu. Dilemanya adalah apakah akan mengirimkan ucapan terima kasih dan mengirimkannya langsung atau menunggu satu atau dua hari agar ndak terlihat "terlalu bersemangat" atau "putus asa". Setelah bimbang antara dua pilihan itu, dia menindaklanjuti respons autentiknya, yakni segera mengirimkan catatan itu dan hasilnya dia merasa lega dan tenang, karena tahu bahwa nilai-nilai dan perilakunya selaras.

Biasanya, Anda mengalami kesadaran samar bahwa ada sesuatu yang salah, perasaan ndak nyaman, stres, atau gelisah. Seringkali, Anda merasakan ketidaknyamanan ini di tubuh Anda—di perut atau dada. Masalahnya, sering kali kita ndak memperhatikan ketidaknyamanan ini dan dalam kasus lain, kita secara sadar menekannya. Seperti yang kita ketahui betul, mengabaikan, menghindari, menekan, atau menyangkal konflik batin saat terjadi ndak berarti konflik itu hilang. Faktanya, kita menggunakan banyak energi untuk menekannya—bukan untuk mengatasinya—energi yang kemudian ndak dapat digunakan secara konstruktif. Bukan hanya itu, kegagalan menghadapi konflik saat muncul dan menanganinya secara efektif berarti kita tetap terjebak dan terperosok dalam masalah—lemah—ndak ada perbaikan, perluasan, kelegaan, atau resolusi sejati.

Dan terlalu sering, kita menyelesaikan konflik batin dengan membuat keputusan untuk melakukan apa yang "seharusnya" kita lakukan, alih-alih apa yang benar-benar ingin kita lakukan. Ketika kita terus-menerus mengabaikan atau menekan nilai-nilai atau kebutuhan sejati kita dan memilih untuk membuat keputusan yang "aman" atau "benar secara politis", kita semakin terputus dari jati diri kita yang sebenarnya. Akibatnya, semakin sulit untuk mengetahui apa kebutuhan sejati kita. Jika Anda ndak melakukan apa pun setelah membaca ini, perhatikan setiap perasaan ndak nyaman atau gelisah yang samar-samar yang Anda alami hari ini dan secara sadar telusuri sumbernya. Jangan remehkan, betapapun sepele kelihatannya. Perhatikan baik-baik. Cobalah untuk fokus pada apa yang menyebabkan Anda merasa ndak nyaman. Penyebabnya bisa jadi keputusan yang selama ini Anda tunda, risiko yang Anda coba bujuk untuk ndak ambil, atau mungkin terus mengikuti situasi yang ndak lagi Anda terima. Apa pun isi konflik batin ini, akui keberadaannya. Di saat-saat inilah—yang sering terjadi—Anda memiliki kesempatan untuk memahami nilai-nilai dan kebutuhan inti Anda.

Ketika kita mampu mengumpulkan keberanian untuk mengakui dan mengalami konflik-konflik batin ini, lalu memiliki keberanian untuk bertindak selaras dengan keyakinan sejati kita, hidup kita akan semakin kaya dan memuaskan—baik di tempat kerja maupun di rumah. Wujudnya adalah rasa jernih, lega, nyaman, berkembang, vitalitas—bahkan kegembiraan.

Nov 5, 2025

Mengenal Career Path

 


Video klip di atas ada bunga Melati antidisentri (Wrightia antidysenterica) yang jenis Variegata. Itu SettiaBlog ambil menggunakan kamera handphone. Kebetulan handphone yang SettiaBlog gunakan ini banyak mendapat kritik dan cacian dari para pengamat handphone. Lha wong kameranya hanya 16 Megapixel. Toh tujuannya SettiaBlog kan hanya mengabadikan lingkungan di sekitar SettiaBlog sebagai koleksi pribadi, ya kan ndak perlu kamera dengan pixel besar. Kecuali kalau mau di cetak untuk banner lebih bagus pakai pixel besar. Yang penting cahayanya memadai detailnya juga cukup bagus kok. SettiaBlog kan pernah bilang kalau suka fotografi makro. Justru yang SettiaBlog gunakan background ini yang agak susah, karena ini fotografi mikro. Ya emang kalau kita ngerti tujuan yang di lakukan itu lebih enak, lebih bisa menikmatinya dan bisa merencanakan waktu yang tepat, soal penilaian orang lain itu urusan belakangan. Yang penting berkarya dulu....he....he... Bekerja pun juga gitu lho.

Career path adalah jalur yang membantu Anda memahami arah perkembangan karier sesuai dengan minat dan kemampuan. Dengan career path yang jelas, Anda bisa lebih mudah menentukan langkah apa yang perlu diambil untuk mencapai tujuan profesional. Tanpa perencanaan yang matang, perjalanan karier bisa terasa membingungkan dan kurang terarah. Itulah mengapa memahami dan menyusun career path sangat penting agar setiap keputusan yang Anda buat bisa membawa dampak positif untuk masa depan.

Perencanaan career path bukan hanya tentang memilih pekerjaan, lho. Lebih dari itu, ini juga tentang bagaimana Anda bisa berkembang di jalur yang dipilih. Dengan perencanaan yang matang, Anda bisa terus upgrade skill, bangun koneksi profesional, dan memperbesar peluang buat naik level dalam karier. Plus, Anda jadi lebih siap menghadapi tantangan di dunia kerja dan makin percaya diri dalam mengambil setiap keputusan penting. Nah, gimana c cara bikin career path yang sesuai dengan potensi Anda? Apa saja langkah-langkah yang perlu diperhatikan biar perjalanan karier Anda ndak sekadar jalan di tempat?

Career path adalah perjalanan karier yang membantu Anda mencapai tujuan profesional dan visi hidup yang ingin diraih. Ada yang memilih jalur linear, tetap dalam satu bidang dan terus naik level hingga menjadi ahli atau pemimpin.  Ada juga yang lebih fleksibel, mencoba berbagai peran di industri berbeda untuk mengembangkan keterampilan yang beragam. Setiap pilihan punya kelebihan masing-masing, tergantung bagaimana Anda ingin membangun masa depan karier Anda. Mungkin Anda masih bingung, harus pilih yang mana? Apakah lebih baik fokus di satu bidang dan terus berkembang di sana, atau justru mengeksplorasi berbagai peluang untuk pengalaman yang lebih luas? Ndak ada jawaban yang mutlak, karena semua kembali pada visi dan tujuan Anda. Jika ingin menjadi spesialis, jalur linear bisa membantu Anda mendalami bidang tersebut lebih dalam. Tapi kalau Anda lebih suka tantangan dan ingin cepat beradaptasi dengan perubahan, mencoba berbagai peran bisa membuka lebih banyak peluang. Hal yang paling penting, pastikan setiap langkah yang Anda ambil benar-benar mendukung perjalanan karier yang Anda impikan! 

Career path adalah jalur yang membantu Anda berkembang dalam dunia kerja dan mencapai tujuan profesional. Tapi tahukah Anda? Career path yang jelas bukan cuma bikin Anda makin termotivasi, tapi juga bisa memberikan banyak manfaat baik untuk individu maupun organisasi. Lalu apa aja c pentingnya Career path itu?

1. Menarik Talenta Terbaik

Pernah dengar kalau banyak orang mencari perusahaan yang bisa memberikan peluang berkembang? Melansir Factorial, Career path yang jelas bikin perusahaan jadi lebih menarik di mata calon karyawan, terutama mereka yang ingin membangun masa depan karier yang solid. Jadi, bukan cuma gaji yang dipertimbangkan, tapi juga bagaimana mereka bisa bertumbuh di dalamnya.

 2. Meningkatkan Loyalitas Karyawan

Siapa c yang ndak mau bertahan di tempat kerja yang kasih kesempatan berkembang? Studi menunjukkan bahwa karyawan yang bisa berpindah peran secara internal lebih mungkin bertahan lebih lama di perusahaan. Ini artinya, career path yang baik bisa mengurangi turnover dan menghemat biaya rekrutmen. Win-win solution, kan?

 3. Meningkatkan Semangat Belajar

Saat career path jelas, Anda jadi lebih semangat untuk terus belajar dan upgrade skill. Perusahaan yang mendukung perkembangan karyawan juga akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih inovatif dan penuh motivasi. Jadi, makin berkembang deh, baik secara individu maupun tim!

4. Meningkatkan Produktivitas

Pernah merasa lebih percaya diri setelah belajar sesuatu yang baru? Karyawan yang mendapat pelatihan dan kesempatan berkembang akan lebih siap menghadapi tantangan kerja, sehingga pekerjaan jadi lebih efektif dan produktif.

5. Membangun Jalur Kepemimpinan di Masa Depan

Pernah kepikiran siapa yang akan mengisi posisi kepemimpinan di masa depan? Dengan career path yang jelas, perusahaan bisa lebih mudah mengidentifikasi dan membina calon pemimpin. Ini penting banget supaya bisnis tetap stabil dan berjalan dengan baik di masa depan.

6. Meningkatkan Keberagaman dan Inklusi

Career path yang terbuka untuk semua karyawan, tanpa memandang latar belakang, bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih adil dan inklusif. Semua orang punya kesempatan yang sama untuk berkembang dan mencapai kesuksesan!

 7. Satu Tujuan dengan Perusahaan

Ketika karyawan paham bagaimana peran mereka berkontribusi pada visi besar perusahaan, mereka akan lebih semangat untuk bekerja. Hasilnya? Produktivitas karyawan meningkat dan tujuan organisasi lebih cepat tercapai!

8. Menambah Pengetahuan

Semakin berkembang karier seseorang, semakin banyak juga pengalaman dan keterampilan yang bisa dibagikan ke rekan kerja lainnya. Ini bikin tim jadi lebih solid dan inovatif dalam menghadapi tantangan di dunia kerja.

Di bawah ini ada beberapa contoh career path untuk berbagai profesi di berbagai bidang:

1. Marketing

Entry Level: Marketing Intern → Marketing Assistant


Mid Level: Marketing Executive → Digital Marketing Specialist → Social Media Manager


Senior Level: Marketing Manager → Head of Marketing → Chief Marketing Officer (CMO)



2. IT (Software Development)

Entry Level: Junior Software Developer → Software Developer


Mid Level: Senior Software Developer → Tech Lead → Software Architect


Senior Level: Engineering Manager → VP of Engineering → Chief Technology Officer (CTO)



3. IT (Cybersecurity)

Entry Level: Cybersecurity Analyst → Security Engineer


Mid Level: Security Consultant → Security Architect


Senior Level: Security Director → Chief Information Security Officer (CISO)



4. Keuangan (Accounting & Finance)

Entry Level: Junior Accountant → Staff Accountant


Mid Level: Senior Accountant → Finance Analyst → Finance Manager


Senior Level: Finance Director → Chief Financial Officer (CFO)



5. Human Resources (HR)

Entry Level: HR Intern → HR Coordinator


Mid Level: HR Generalist → HR Business Partner → HR Manager


Senior Level: HR Director → Chief Human Resources Officer (CHRO)



6. Sales

Entry Level: Sales Representative → Account Executive


Mid Level: Sales Manager → Regional Sales Manager


Senior Level: Sales Director → VP of Sales → Chief Revenue Officer (CRO)



7. Data Science

Entry Level: Data Analyst → Junior Data Scientist


Mid Level: Data Scientist → Senior Data Scientist → Machine Learning Engineer


Senior Level: Lead Data Scientist → Head of Data Science → Chief Data Officer (CDO)



8. Public Relations (PR)

Entry Level: PR Assistant → PR Executive


Mid Level: PR Specialist → PR Manager


Senior Level: PR Director → VP of Communications → Chief Communications Officer (CCO)



9. Content Creation & Copywriting

Entry Level: Content Writer → Copywriter


Mid Level: Content Strategist → Content Marketing Manager


Senior Level: Head of Content → Chief Content Officer (CCO)



10. UI/UX Design

Entry Level: UI/UX Designer → Product Designer


Mid Level: Senior UI/UX Designer → UX Researcher → Design Lead


Senior Level: Head of Design → VP of Design → Chief Design Officer (CDO)



11. Customer Service

Entry Level: Customer Support Representative → Customer Success Associate


Mid Level: Customer Experience Manager → Customer Success Manager


Senior Level: Head of Customer Success → VP of Customer Experience



12. Supply Chain & Logistics

Entry Level: Logistics Coordinator → Supply Chain Analyst


Mid Level: Supply Chain Manager → Operations Manager


Senior Level: Supply Chain Director → Chief Operations Officer (COO)



13. Healthcare (Dokter & Perawat)

Entry Level: Medical Intern → Resident Doctor


Mid Level: General Practitioner → Specialist Doctor


Senior Level: Head of Department → Hospital Director






14. Legal (Hukum)

Entry Level: Legal Assistant → Junior Lawyer


Mid Level: Corporate Lawyer → Senior Associate → Legal Counsel


Senior Level: Head of Legal → General Counsel → Chief Legal Officer (CLO)



15. Project Management

Entry Level: Project Coordinator → Junior Project Manager


Mid Level: Project Manager → Senior Project Manager


Senior Level: Program Manager → Director of Project Management → VP of Operations






16. Desain Grafis

Entry Level: Graphic Designer → Visual Designer


Mid Level: Senior Graphic Designer → Art Director


Senior Level: Creative Director → Chief Creative Officer (CCO)



17. SEO (Search Engine Optimization)

Entry Level: SEO Intern → SEO Assistant


Mid Level: SEO Specialist → SEO Manager → SEO Consultant


Senior Level: Head of SEO → Director of Search → Chief Digital Officer (CDO) Career path yang ideal bisa berbeda untuk setiap individu tergantung pada minat, keterampilan, dan peluang yang tersedia. Yang terpenting, pastikan setiap langkah yang diambil selaras dengan tujuan jangka panjang Anda!

Merencanakan career path itu seperti menyusun peta perjalanan. Tanpa arah yang jelas, Anda bisa tersesat atau malah berhenti di tengah jalan. Baik Anda masih pelajar yang baru mulai memikirkan masa depan atau seorang karyawan yang ingin naik level, career path yang terencana bisa membantu Anda mencapai tujuan dengan lebih efektif.

1. Kenali Minat dan Keterampilan

Pilih jalur karier yang sesuai dengan keahlian dan hal yang benar-benar Anda nikmati. Jika Anda pelajar, coba eksplorasi berbagai bidang, ikut program magang, atau ambil kursus tambahan. Jika Anda sudah bekerja, evaluasi apakah bidang yang Anda tekuni saat ini masih relevan dengan tujuan jangka panjang atau justru butuh perubahan arah.

2. Lakukan Riset Tentang Profesi yang Anda Minati

Jangan asal memilih jalur karier hanya karena tren atau saran orang lain. Cari tahu lebih dalam tentang bidang yang Anda minati—prospek kerja, jenjang karier, hingga kisaran gaji. Pelajari pengalaman orang-orang yang sudah sukses di bidang tersebut untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata.

3. Tetapkan Tujuan Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Career path yang baik punya target yang jelas. Tentukan apa yang ingin Anda capai dalam 1–3 tahun ke depan, misalnya menjadi spesialis di bidang tertentu atau mendapatkan sertifikasi yang diakui industri. Lalu, susun rencana jangka panjang, seperti mencapai posisi manajerial atau bahkan membangun bisnis sendiri.

4. Bangun Keterampilan dan Pengalaman

Dunia kerja selalu berkembang, jadi penting untuk terus belajar. Ikuti pelatihan, seminar, atau kursus yang bisa meningkatkan keterampilan Anda. Jika Anda masih pelajar, manfaatkan waktu untuk menambah pengalaman dengan mengikuti organisasi, proyek, atau kerja magang.

5. Cari Mentor atau Role Model

Belajar dari pengalaman orang lain bisa mempercepat perkembangan karier Anda. Temukan mentor yang bisa membimbing dan memberikan insight berharga. Bisa dari atasan, senior di tempat kerja, atau tokoh profesional yang Anda kagumi.

6. Buat Rencana yang Fleksibel

Ndak semua rencana berjalan mulus. Bisa jadi setelah beberapa tahun, Anda merasa bidang yang kamu tekuni bukan yang paling cocok. Ndak masalah untuk menyesuaikan arah, asalkan tetap selaras dengan tujuan besar yang ingin Anda capai.

Career path adalah panduan yang membantu Anda berkembang di dunia kerja. Dengan career path yang jelas, Anda bisa:


Menentukan Arah Karier – Memastikan langkah yang diambil sesuai dengan tujuan jangka panjang.


Mengembangkan Keterampilan – Membantu fokus dalam mengasah keahlian yang relevan dengan industri.


Meningkatkan Peluang Karier – Membuka kesempatan promosi, kenaikan gaji, atau bahkan beralih ke industri yang lebih cocok.


Meningkatkan Motivasi dan Kepuasan Kerja – Bekerja dengan tujuan yang jelas bisa membuat Anda lebih semangat dan termotivasi. Mempersiapkan Masa Depan – Dengan rencana yang matang, Anda bisa lebih siap menghadapi tantangan dan perubahan dalam dunia kerja.



SettiaBlog, kamu itu lagi ngomongin apa c? Ya...gitulah ...he...he ..., o...ndak jelas. Udah dulu ya, maafin SettiaBlog ya.
Sebentar SettiaBlog, yang di pojok bawah itu gambar siapa? O...itu tho, Tsunade, Hokage ke-5. Dia pernah bilang gini ke SettiaBlog.
Orang menjadi lebih kuat karena mereka memiliki hal-hal yang ndak terlupakan. Itulah yang disebut pertumbuhan.....he....he...
 


Video klip kedua ada bunga Lily Laba-laba (Hymenocallis), guratan kelopaknya yang sedikit transparent cukup indah. Itu SettiaBlog kasih lagu "rungkad". Meskipun lagi rungkad, harus tetap semangat ya! Rungkad itu bagian dari kehidupan dan kesuksesan datang dari kegigihan dan ketekunan...he...he...
Arus kehidupan senantiasa berubah, hidup ndak jauh berbeda dengan cuaca yang terkadang ndak bisa diprediksi. Kita ndak akan pernah tahu kejutan apa yang sedang menanti kita. Namun, di tengah ketidakpastian dan keraguan tersebut, alangkah baiknya apabila setiap individu menentukan purpose in life  atau tujuan hidup mereka masing-masing. Ibaratnya, purpose in life  adalah sebuah titik terang di tengah gelapnya kehidupan.

 Purpose in life biasa di definisikan  sebagai keinginan jangka panjang yang stabil dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan. Tujuan hidup digunakan sebagai arah untuk mencapai sesuatu yang bermakna secara personal dan dapat mendorong seseorang untuk terlibat secara produktif dengan dunia luar.  Purpose in life  merupakan salah satu dari tujuh karakter Growth Inventory  yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan profesional individu.

Seseorang dapat menemukan tujuan hidupnya melalui beberapa cara. Cara tersebut antara lain yaitu melalui pekerjaan atau perbuatan yang dilakukan seseorang, mendapatkan pengaruh dari alam dan budaya sekitar, dan mengubah tragedi yang dialami menjadi sebuah pencapaian.

Tujuan hidup seseorang dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu clear purpose, indecisive purpose, dan unclear purpose. Sesuai dengan namanya, clear purpose memiliki arti tujuan hidup yang jelas. Orang yang termasuk ke dalam kategori ini memiliki tujuan hidup yang jelas dan mampu memberi makna pada hidupnya. Jika seseorang memiliki tujuan hidup yang jelas, ia akan berdedikasi sepenuhnya untuk mencapai tujuan tersebut. Komitmen tersebut akan mengarahkan seseorang pada tekad yang dapat membantunya meraih kesuksesan jangka panjang.

Indecisive purpose  berarti tujuan yang ndak pasti. Seseorang yang memiliki tujuan hidup yang indecisive  cenderung masih merasa bimbang dengan tujuan dan makna hidupnya. Ia sering kali merasa ragu dalam mengambil keputusan. Namun, memiliki tujuan hidup yang indecisive  memiliki sisi positifnya tersendiri juga, lho. Hal ini karena keraguan akan mendorong seseorang untuk berpikir lebih matang lagi mengenai situasi yang sedang dihadapi atau pilihan yang harus diambil, sehingga pada saat pengambilan keputusan akhir ia akan merasa lebih yakin.

Sementara itu, unclear purpose  bermakna tujuan hidup yang ndak jelas. Seseorang yang memiliki unclear purpose  akan merasa ndak memiliki makna hidup dan cita-cita, ndak tahu harus mengarah ke mana. Ia cenderung merasa gelisah karena hanya mengikuti ke mana pun arus kehidupan membawanya berjalan. Orang yang ndak memiliki tujuan hidup juga biasanya menutup diri dari perubahan yang mungkin dapat membuatnya berkembang, sehingga kesuksesan akan terlihat sangat sulit untuk digapai.

Tujuan hidup sebaiknya merupakan sesuatu yang ndak hanya mendefinisikan diri seseorang, tetapi juga menjadi penentu untuk jenis karier atau profesi seperti apa yang ingin dijalankan. Seseorang yang sudah mempunyai tujuan hidup yang jelas dan spesifik akan lebih giat dalam berusaha mencapai tujuan tersebut. Hal ini akan memudahkannya untuk mendapatkan peningkatan dalam karier ataupun mencapai mimpi-mimpinya yang lain. Selain itu, orang yang sudah menentukan tujuan hidupnya cenderung akan merasa lebih optimis dan memiliki harapan bahwa hal-hal yang bersifat positif pasti akan terjadi pada dirinya, cepat atau lambat. Hal ini akan mendukung pencapaian kesejahteraan yang diinginkan.

Meski begitu, karier impian tidak harus sama dengan purpose in life atau tujuan hidup. Justru tujuan hidup seseorang seharusnya lebih besar dari karier yang ia miliki. Dengan begitu, tujuan tersebut akan membuka lebih banyak kemungkinan tentang bagaimana cara menjalani hidup dan bagaimana kita dapat memberikan impact  yang bermanfaat untuk lingkungan sekitar. Meskipun tidak harus sama, tetapi tujuan hiduplah yang akan memberikan semangat bagi seseorang untuk mencapai karier impiannya, ataupun menjaga fokus dan keoptimisan dalam mengejar peningkatan kariernya. Maka dari itu, bisa dikatakan bahwa karier atau profesi merupakan salah satu jalan untuk mencapai sebuah tujuan hidup. Contohnya, apabila seseorang memiliki tujuan hidup untuk memberi manfaat bagi orang lain serta membawa perubahan, ia dapat mencapainya dengan berkarier di bidang pendidikan. 

Semakin jelas tujuan hidup seseorang, maka akan semakin rendah potensinya untuk mengalami keraguan dalam indecision career making. Sebaliknya, apabila tujuan hidup seseorang masih abu-abu, maka akan semakin besar pula keraguan dan kebimbangan yang akan dialaminya dalam memilih karier. Dengan kata lain, purpose in life dapat dilihat sebagai salah satu faktor yang paling berpengaruh untuk seseorang yang ingin mencapai kesuksesan dalam dunia karier.

Menentukan tujuan hidup bukanlah sesuatu yang mudah. Hal ini memerlukan pemikiran yang panjang dan matang agar menghasilkan tujuan yang jelas dan bermakna. Lalu, bagaimanakah cara menentukan purpose in life? Berikut merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menemukan tujuan hidup Anda.

ੴ. Mengevaluasi diri sendiri

Mulailah berpikir tentang siapa diri Anda sebenarnya dan ingin menjadi orang yang seperti apakah Anda. Dengan begitu, maka Anda akan mengenali diri Anda sendiri dan dapat mengidentifikasi apa saja keinginan, harapan, mimpi, serta cita-cita Anda yang dapat mengarahkan Anda kepada tujuan hidup Anda.

ੴ. Menyortir prioritas impian dan menentukan passion

Anda mungkin memiliki lebih dari satu mimpi atau cita-cita, dan merasa bingung harus mengejar yang mana. Maka dari itu, mulailah menyortir prioritas impian Anda. Mimpi mana yang paling membangkitkan semangat dan gairah Anda? Temukan jawabannya, dan mulailah mengejarnya. Anda juga bisa membuat vision board atau dream board untuk menemukan prioritas mimpi Anda.

ੴ. Mengenali kekuatan terbesar Anda

Kenali kelebihan, kekuatan, dan potensi terbesar dalam diri Anda. Identifikasi mana kekuatan Anda yang paling selaras dengan impian Anda, lalu kembangkanlah semaksimal mungkin. Tiga hal tersebut sejatinya adalah senjata setiap orang untuk mengejar cita-cita.

ੴ. Ingat: selalu miliki back up plan!

Hidup ndak selalu berjalan sesuai dengan rencana Anda. Sekalipun Anda sudah memiliki tujuan hidup, akan selalu ada kejutan yang dapat menggoyahkan siasat Anda. Maka dari itu, jangan lupa untuk selalu membuat back up plan dari rencana-rencana Anda yang sudah ada. Hal ini agar Anda ndak putus asa apabila rencana awal Anda ndak berjalan dengan lancar.