Klip di atas itu "Calm down" milik Selena Gomez feat Rema. Lagunya terdengar renyah dan menenangkan, sesuai dengan konsep video klipnya. Backgroundnya lihat, mulai dari mural dinding kamar dengan gaya - gaya Picasso dan detail lainnya. Di tambah lagi adanya mobil balap klasik Porsche 356. Mm... keren...Selena, jenong...jenong... he...he..., ya memang Selena itu jidatnya jenong kok, makanya cerdas. Kalau untuk Si Rema, suaranya terdengar khas dengan logat bahasa ebonics (Inggris Afrika-Amerika) dan intonasinya di setiap baris lagu memang sangat bagus. Intonasi yang tepat dan maksimal pada setiap kata atau kalimat memang sangat penting agar pendengar atau audiens bisa menikmati, percaya dan mengikuti yang akan di sampaikan.
Anda tentu pernah mengalami, mengira bahwa Anda telah menyampaikan pesan presentasi atau pidato Anda dengan baik, tetapi respon dari audiens Anda tidak sesuai dengan pesan yang Anda sampaikan. Sebagai contoh, ketika Anda mengatakan pada audiens, “Saya merasa semangat berada disini”, akan tetapi dalam menyampaikannya nada suara Anda terdengar datar dan tidak bersemangat, maka audiens Anda tidak akan mempercayai kata-kata Anda. Mereka lebih percaya pada interpretasi dari intonasi suara Anda yang terkesan datar dan tidak bersemangat.
Intonasi suara yang Anda keluarkan dapat membuat kesuksesan atau kegagalan presentasi atau pidato Anda. Tidak peduli seberapa baik pesan presentasi atau pidato yang telah Anda siapkan, hal itu tidak menjamin bahwa pesan Anda akan didengar. Untuk memikat audiens dan mempertahankan minat mereka, maka Anda juga perlu menyampaikannya dengan baik. Saat itulah intonasi suara Anda ikut bermain. Tanpa keraguan, perannya sangat penting dalam menyampaikan pesan Anda. Intonasi suara yang Anda gunakan akan sangat berperan dalam penyampaian presentasi atau pidato Anda, karena itu akan mencerminkan kepribadian Anda, kepercayaan diri dan minat Anda terhadap subjek tersebut.
Penyampaian vokal (vocal delivery) mencakup komponen penyampaian ucapan yang berhubungan dengan suara Anda. Ini termasuk cepat atau lambat (rate), keras atau lemah (volume), tinggi atau rendah (pitch), artikulasi (articulation), pengucapan (pronunciation), dan kefasihan (fluency) dari suara Anda. Penyampaian vokal ini yang ditunjukkan dengan intonasi suara merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan saat Anda menyampaikan presentasi atau pidato. Ada dua alasan utama yang mendasarinya.
Pertama, penyampaian vokal dapat membantu Anda untuk melibatkan dan menarik perhatian audiens Anda (speaking for engagement) dengan memperhatikan variasi dalam cepat atau lambat (rate), keras atau lemah (volume), tinggi atau rendah (pitch) suara.
Kedua, penyampaian vokal membantu memastikan bahwa ide-ide Anda dikomunikasikan dengan jelas (speaking for clarity) dengan memperhatikan unsur artikulasi, pengucapatan dan kefasihan. Jadi, bagaimana mengoptimalkan intonasi suara Anda untuk menyampaikan presentasi atau pidato yang menonjol ? Untuk menjadikannya sebagai senjata yang ampuh, berikut ini ada beberapa tip's untuk mengoptimalkan intonasi suara Anda dengan kekuatan dan otoritas.
Hangatkan Suara Anda
Saat melakukan presentasi atau pidato, menampilkan diri yang terbaik sangat penting agar Anda dapat terhubung dengan audiens Anda. Itu termasuk menguasai nada suara Anda yang perlu terdengar berwibawa dan mudah didekati. “Nada suara” tersebut adalah komponen penting untuk membangun kehadiran pribadi Anda sebagai presenter. Karena itu, sebelum Anda naik ke atas panggung untuk menyampaikan presentasi atau pidato, Anda perlu melakukan pemanasan. Ada banyak cara untuk melakukannya termasuk melatih artikulasi dan pernapasan Anda. Berikut tiga latihan cepat dan sederhana yang bisa Anda coba :
• Tarik napas dalam beberapa kali.
• Tarik napas perlahan selama 4 hitungan, tahan 2 hitungan, lalu buang napas perlahan selama 4 hitungan. Lakukan minimal 6 putaran.
• Menguap beberapa kali. “Latihan” dasar ini akan melepaskan ketegangan di rahang, tenggorokan, dan pita suara Anda.
• Lakukan tongue twister. Tongue twister adalah serangkaian kata atau kalimat yang memiliki bentuk dan pengucapan yang hampir sama. Biasanya, tongue twister bisa berisi kata-kata bermakna yang berbeda, tetapi susunan hurufnya nyaris sama. Anda dapat mengatakan : “I slit a sheet. A sheet I slit. And, on that slitted sheet, I sit”. Tidak hanya akan membantu pemanasan, tetapi tongue twister juga akan mengkondisikan suara Anda untuk mengartikulasikannya dengan lebih baik.
Menghabiskan waktu 2 menit untuk latihan sederhana ini sudah cukup untuk menyiapkan Anda atau setidaknya suara Anda untuk presentasi atau pudato yang sukses.
Bicaralah Dengan Percaya Diri dan Jelas
Jika Anda ingin didengar dan dipahami, maka rasa malu perlu dihindari dalam melakukan presentasi atau pidato. Jika Anda menggunakan mikrofon, maka selalu letakkan di posisi yang memungkinkan terjadinya peningkatan volume suara. Presenter cenderung merendahkan suaranya untuk menghindari distorsi dari suara mikrofon, tetapi kesalahan umum ini memberikan dampak pada ucapan Anda yang membuat Anda terdengar ragu-ragu. Pastikan semuanya mengarah kepada upaya untuk membuat nada suara Anda yang kuat dan percaya diri. Untuk menghindari Anda terlihat tidak yakin atau gugup, maka berlatih, berlatih dan berlatihlah.
Semakin baik persiapan Anda, semakin percaya diri yang akan Anda rasakan, tampilkan, dan suarakan. Persiapan yang baik juga akan membantu menjernihkan ucapan Anda dari filler words seperti Eeee atau Ehmm. Kata-kata itu digunakan biasanya sebagai pengisi kekosongan. Biasanya presenter masih berpikir akan kata-kata apa yang berikutnya hendak mereka sampaikan, sehingga mereka mengisinya dengan Eeee atau Ehmm. Hal itu bisa sangat merusak saat Anda menyampaikan ide atau rekomendasi, karena dapat merusak keyakinan dalam suara Anda. Karena itu, persiapan yang cermat di awal adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan, sehingga Anda sudah menguasai pesan utama dari presentasi Anda di dalam benak Anda yang dapat bermanfaat untuk menghindari kekacauan kosakata yang ingin Anda sampaikan.
Variasikan Kecepatan Bicara dan Gunakan Jeda
Kontras sangat penting untuk dampak keseluruhan dari sebuah presentasi atau pidato. Tidak ada yang lebih buruk dari presenter yang menatap catatan mereka atau berbicara seperti robot. Anda perlu menghidupkan presentasi Anda agar audiens Anda mau mendengarkannya. Jika Anda hadir dengan suara yang monoton, maka Anda secara pasti akan menghilangkan minat mereka. Anda jangan berbicara terlalu cepat, karena hal itu akan membuat Anda terlihat gugup dan sulit untuk diikuti. Sebaliknya, jika Anda berbicara terlalu lambat, maka Anda akan tampak ragu-ragu dan membuat audiens bosan.
Anda perlu menemukan keseimbangan yang tepat. Cara termudah untuk melakukan ini adalah memperlakukan presentasi Anda seperti percakapan, bukan pertunjukan. Jika Anda dapat melakukan ini, maka segala sesuatunya akan berjalan dengan sendirinya tanpa Anda memikirkannya. Adakalanya Anda berbicara lebih lambat untuk memberikan penekanan pada sebuah kata atau kalimat. Di sisi lain, adakalanya Anda perlu berbicara lebih cepat untuk menunjukkan semangat dan jiwa dinamis. Ingatlah bahwa jeda bisa menjadi cara yang bagus untuk menarik perhatian kepada aspek yang penting dari presentasi atau pidato Anda. Misalnya, diam sejenak sebelum menyampaikan poin penting. Dengan cara ini, maka efek dramatik akan tercipta dan sekaligus akan membuat informasi yang disampaikan menjadi pesan yang kuat dan mudah diingat. Selain itu, jeda juga memberi audiens Anda waktu untuk merenungkan dan mencerna apa yang Anda sampaikan yang sangat penting untuk mempertahankan keterlibatan mereka.
Variasikan Tinggi atau Rendah (Pitch) dan Keras atau Lemah (Volume) Suara
Mirip seperti hal di atas, tinggi atau rendah dan keras atau lemah suara dapat memberikan kontras yang sangat penting untuk membuat audiens Anda tetap terlibat. Sangat penting bahwa bagian tertentu dari presentasi atau pidato Anda diberi penekanan khusus dengan tinggi atau rendah dan keras atau lemah suara. Hal itu akan membantu Anda meyakinkan audiens bahwa Anda peduli dan tahu tentang apa yang Anda sajikan. Dalam presentasi atau pidato, kuncinya adalah jangan berpresentasi dengan pitch yang monoton yang menggunakan nada yang sama dari awal sampai akhir. Misalnya, dalam cerita yang anda sampaikan bahwa Anda sedang prihatin, maka perlihatkan itu dengan pitch yang rendah (cenderung ngebass, berat dan dalam). Ketika Anda sedang gembira, perlihatkanlah juga dengan pitch yang tinggi (halus, indah dan manis).
Selain itu, Anda juga kadang perlu berbicara dengan volume suara yang lebih keras untuk menunjukkan sesuatu yang penting. Anda juga perlu berbicara lebih keras untuk memastikan bahwa audiens Anda bisa mendengar suara Anda. Suara yang keras juga Anda perlukan untuk menunjukkan bahwa Anda antusias dalam presentasi atau pidato Anda. Ingat bahwa antusias itu menular. Jika Anda terdengar kurang antusias dalam menyampaikan presentasi atau pidato, maka Anda tidak dapat berharap audiens Anda akan antusias untuk mendengarkan presentasi atau pidato Anda. Selain suara yang keras, Anda juga perlu memvariasikan suara Anda dengan suara yang lemah. Misalnya, ketika suasana yang lebih syahdu dibutuhkan, maka Anda perlu berbicara sedikit lebih pelan.
Anda tentu pernah mengalami, mengira bahwa Anda telah menyampaikan pesan presentasi atau pidato Anda dengan baik, tetapi respon dari audiens Anda tidak sesuai dengan pesan yang Anda sampaikan. Sebagai contoh, ketika Anda mengatakan pada audiens, “Saya merasa semangat berada disini”, akan tetapi dalam menyampaikannya nada suara Anda terdengar datar dan tidak bersemangat, maka audiens Anda tidak akan mempercayai kata-kata Anda. Mereka lebih percaya pada interpretasi dari intonasi suara Anda yang terkesan datar dan tidak bersemangat.
Intonasi suara yang Anda keluarkan dapat membuat kesuksesan atau kegagalan presentasi atau pidato Anda. Tidak peduli seberapa baik pesan presentasi atau pidato yang telah Anda siapkan, hal itu tidak menjamin bahwa pesan Anda akan didengar. Untuk memikat audiens dan mempertahankan minat mereka, maka Anda juga perlu menyampaikannya dengan baik. Saat itulah intonasi suara Anda ikut bermain. Tanpa keraguan, perannya sangat penting dalam menyampaikan pesan Anda. Intonasi suara yang Anda gunakan akan sangat berperan dalam penyampaian presentasi atau pidato Anda, karena itu akan mencerminkan kepribadian Anda, kepercayaan diri dan minat Anda terhadap subjek tersebut.
Penyampaian vokal (vocal delivery) mencakup komponen penyampaian ucapan yang berhubungan dengan suara Anda. Ini termasuk cepat atau lambat (rate), keras atau lemah (volume), tinggi atau rendah (pitch), artikulasi (articulation), pengucapan (pronunciation), dan kefasihan (fluency) dari suara Anda. Penyampaian vokal ini yang ditunjukkan dengan intonasi suara merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan saat Anda menyampaikan presentasi atau pidato. Ada dua alasan utama yang mendasarinya.
Pertama, penyampaian vokal dapat membantu Anda untuk melibatkan dan menarik perhatian audiens Anda (speaking for engagement) dengan memperhatikan variasi dalam cepat atau lambat (rate), keras atau lemah (volume), tinggi atau rendah (pitch) suara.
Kedua, penyampaian vokal membantu memastikan bahwa ide-ide Anda dikomunikasikan dengan jelas (speaking for clarity) dengan memperhatikan unsur artikulasi, pengucapatan dan kefasihan. Jadi, bagaimana mengoptimalkan intonasi suara Anda untuk menyampaikan presentasi atau pidato yang menonjol ? Untuk menjadikannya sebagai senjata yang ampuh, berikut ini ada beberapa tip's untuk mengoptimalkan intonasi suara Anda dengan kekuatan dan otoritas.
Hangatkan Suara Anda
Saat melakukan presentasi atau pidato, menampilkan diri yang terbaik sangat penting agar Anda dapat terhubung dengan audiens Anda. Itu termasuk menguasai nada suara Anda yang perlu terdengar berwibawa dan mudah didekati. “Nada suara” tersebut adalah komponen penting untuk membangun kehadiran pribadi Anda sebagai presenter. Karena itu, sebelum Anda naik ke atas panggung untuk menyampaikan presentasi atau pidato, Anda perlu melakukan pemanasan. Ada banyak cara untuk melakukannya termasuk melatih artikulasi dan pernapasan Anda. Berikut tiga latihan cepat dan sederhana yang bisa Anda coba :
• Tarik napas dalam beberapa kali.
• Tarik napas perlahan selama 4 hitungan, tahan 2 hitungan, lalu buang napas perlahan selama 4 hitungan. Lakukan minimal 6 putaran.
• Menguap beberapa kali. “Latihan” dasar ini akan melepaskan ketegangan di rahang, tenggorokan, dan pita suara Anda.
• Lakukan tongue twister. Tongue twister adalah serangkaian kata atau kalimat yang memiliki bentuk dan pengucapan yang hampir sama. Biasanya, tongue twister bisa berisi kata-kata bermakna yang berbeda, tetapi susunan hurufnya nyaris sama. Anda dapat mengatakan : “I slit a sheet. A sheet I slit. And, on that slitted sheet, I sit”. Tidak hanya akan membantu pemanasan, tetapi tongue twister juga akan mengkondisikan suara Anda untuk mengartikulasikannya dengan lebih baik.
Menghabiskan waktu 2 menit untuk latihan sederhana ini sudah cukup untuk menyiapkan Anda atau setidaknya suara Anda untuk presentasi atau pudato yang sukses.
Bicaralah Dengan Percaya Diri dan Jelas
Jika Anda ingin didengar dan dipahami, maka rasa malu perlu dihindari dalam melakukan presentasi atau pidato. Jika Anda menggunakan mikrofon, maka selalu letakkan di posisi yang memungkinkan terjadinya peningkatan volume suara. Presenter cenderung merendahkan suaranya untuk menghindari distorsi dari suara mikrofon, tetapi kesalahan umum ini memberikan dampak pada ucapan Anda yang membuat Anda terdengar ragu-ragu. Pastikan semuanya mengarah kepada upaya untuk membuat nada suara Anda yang kuat dan percaya diri. Untuk menghindari Anda terlihat tidak yakin atau gugup, maka berlatih, berlatih dan berlatihlah.
Semakin baik persiapan Anda, semakin percaya diri yang akan Anda rasakan, tampilkan, dan suarakan. Persiapan yang baik juga akan membantu menjernihkan ucapan Anda dari filler words seperti Eeee atau Ehmm. Kata-kata itu digunakan biasanya sebagai pengisi kekosongan. Biasanya presenter masih berpikir akan kata-kata apa yang berikutnya hendak mereka sampaikan, sehingga mereka mengisinya dengan Eeee atau Ehmm. Hal itu bisa sangat merusak saat Anda menyampaikan ide atau rekomendasi, karena dapat merusak keyakinan dalam suara Anda. Karena itu, persiapan yang cermat di awal adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan, sehingga Anda sudah menguasai pesan utama dari presentasi Anda di dalam benak Anda yang dapat bermanfaat untuk menghindari kekacauan kosakata yang ingin Anda sampaikan.
Variasikan Kecepatan Bicara dan Gunakan Jeda
Kontras sangat penting untuk dampak keseluruhan dari sebuah presentasi atau pidato. Tidak ada yang lebih buruk dari presenter yang menatap catatan mereka atau berbicara seperti robot. Anda perlu menghidupkan presentasi Anda agar audiens Anda mau mendengarkannya. Jika Anda hadir dengan suara yang monoton, maka Anda secara pasti akan menghilangkan minat mereka. Anda jangan berbicara terlalu cepat, karena hal itu akan membuat Anda terlihat gugup dan sulit untuk diikuti. Sebaliknya, jika Anda berbicara terlalu lambat, maka Anda akan tampak ragu-ragu dan membuat audiens bosan.
Anda perlu menemukan keseimbangan yang tepat. Cara termudah untuk melakukan ini adalah memperlakukan presentasi Anda seperti percakapan, bukan pertunjukan. Jika Anda dapat melakukan ini, maka segala sesuatunya akan berjalan dengan sendirinya tanpa Anda memikirkannya. Adakalanya Anda berbicara lebih lambat untuk memberikan penekanan pada sebuah kata atau kalimat. Di sisi lain, adakalanya Anda perlu berbicara lebih cepat untuk menunjukkan semangat dan jiwa dinamis. Ingatlah bahwa jeda bisa menjadi cara yang bagus untuk menarik perhatian kepada aspek yang penting dari presentasi atau pidato Anda. Misalnya, diam sejenak sebelum menyampaikan poin penting. Dengan cara ini, maka efek dramatik akan tercipta dan sekaligus akan membuat informasi yang disampaikan menjadi pesan yang kuat dan mudah diingat. Selain itu, jeda juga memberi audiens Anda waktu untuk merenungkan dan mencerna apa yang Anda sampaikan yang sangat penting untuk mempertahankan keterlibatan mereka.
Variasikan Tinggi atau Rendah (Pitch) dan Keras atau Lemah (Volume) Suara
Mirip seperti hal di atas, tinggi atau rendah dan keras atau lemah suara dapat memberikan kontras yang sangat penting untuk membuat audiens Anda tetap terlibat. Sangat penting bahwa bagian tertentu dari presentasi atau pidato Anda diberi penekanan khusus dengan tinggi atau rendah dan keras atau lemah suara. Hal itu akan membantu Anda meyakinkan audiens bahwa Anda peduli dan tahu tentang apa yang Anda sajikan. Dalam presentasi atau pidato, kuncinya adalah jangan berpresentasi dengan pitch yang monoton yang menggunakan nada yang sama dari awal sampai akhir. Misalnya, dalam cerita yang anda sampaikan bahwa Anda sedang prihatin, maka perlihatkan itu dengan pitch yang rendah (cenderung ngebass, berat dan dalam). Ketika Anda sedang gembira, perlihatkanlah juga dengan pitch yang tinggi (halus, indah dan manis).
Selain itu, Anda juga kadang perlu berbicara dengan volume suara yang lebih keras untuk menunjukkan sesuatu yang penting. Anda juga perlu berbicara lebih keras untuk memastikan bahwa audiens Anda bisa mendengar suara Anda. Suara yang keras juga Anda perlukan untuk menunjukkan bahwa Anda antusias dalam presentasi atau pidato Anda. Ingat bahwa antusias itu menular. Jika Anda terdengar kurang antusias dalam menyampaikan presentasi atau pidato, maka Anda tidak dapat berharap audiens Anda akan antusias untuk mendengarkan presentasi atau pidato Anda. Selain suara yang keras, Anda juga perlu memvariasikan suara Anda dengan suara yang lemah. Misalnya, ketika suasana yang lebih syahdu dibutuhkan, maka Anda perlu berbicara sedikit lebih pelan.
Bottom Note
Intonasi merupakan tinggi rendahnya suara, irama suara atau alunan nada. Ketika melakukan public speaking dihadapan komunikan pastikan nada bicara yang dipakai, merupakan nada biasa sehari-hari ketika melakukan percakapan agar komunikan merasa seperti diajak berkomunikasi dengan intens. Hati-hati jangan sampai kita berbicara dengan monoton agar komunikan tidak mudah merasa bosan.
Aspek yang kedua yaitu Volume, komunikator harus memperhatikan dimana dilakukannya public speaking. Jika dilakukan di ruang terbuka, maka komunikator harus menaikkan volume suaranya, sebaliknya apabila dilakukan di ruang tertutup maka komunikator harus bisa menyesuaikan volume suaranya, tidak terlalu keras tapi juga tidak terlalu pelan. Volume yang tinggi dapat digunakan untuk menyampaikan topik yang bersemangat. Selain itu volume rendah juga dapat digunakan untuk menarik perhatian komunikan agar lebih memperhatikan apa yang sedang komunikator sampaikan.
Speed and Pause atau kecepatan dan jeda, seorang komunikator harus memiliki kemampuan yang baik untuk mengontrol cepat lambatnya berbicara. Apabila komunikator berbicara terlalu cepat maka komunikan akan sulit untuk menerima informasi yang diberikan oleh komunikator, selain itu komunikan akan kesulitan untuk menyimpulkan makna dari informasi tersebut. Begitu pula sebaliknya apabila komunikator berbicara dengan lamban maka komunikan akan cenderung jenuh dengan topik bahasan yang disampaikan. Ketika menyampaikan informasi komunikator harus bisa mengatur nafasnya dengan teratur. Pause atau jeda ketika berbicara mempengaruhi isi pesan yang disampaikan, penempatan jeda yang tepat memberikan kesempatan kepada komunikan untuk mencerna isi dan makna dari pesan yang disampaikan oleh komunikator.
No comments:
Post a Comment